Oleh
Ni Kadek Santya Pratiwi
Yayasan Pengembang Anak Indonesia
kyoo84@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peranan orang tua dalam
pembentukan karakter anak, cara membangun karakter anak, pendekatan yang
digunakan, hambatan-hambatan dan juga upaya-upaya yang dilakukan dalam
pembentukan karakter anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keluarga adalah faktor penting dalam pendidikan
seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana, sebagian
besar anak-anak sampai usia 18 tahun menghabiskan waktunya 60-80 % bersama
keluarga. Sampai usia 18 tahun, mereka masih membutuhkan orangtua dan
kehangatan dalam keluarga. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter
dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertum-
buhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia pendidikan karakter ini sudah
harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar. Anak SD masih dalam tahap
perkembangan operasional konkret. Tahap dimana mulai berkembangnya
kecerdasan mereka untuk berpikir logis dan sistematis. Sehingga pendidikan
karakter pada anak SD menjadi kunci dalam perubahan generasi muda yang lebih
baik.
83
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
84
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
85
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
lagi yakni sebagai sarana dan takwa kepada Tuhan yang Maha
pembudayaan dan penyaluran nilai Esa berdasarkan Pancasila.
(enkulturasi dan sosialisasi). Pendidikan karakter berfungsi
Seorang anak harus mendapatkan (1) mengembangkan potensi dasar
pendidikan yang menyentuh 3 agar berhati baik, berpikiran baik,
dimensi dasar kemanusiaan: (1) dan berperilaku baik; (2)
afektif yang tercermin pada kualitas memperkuat dan membangun
keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, perilaku bangsa yang
(2) kognitif yang tercermin pada multikultur; (3) meningkatkan
daya intelektualitas untuk menggali peradaban bangsa yang kompetitif
dan mengembangkan dalam pergaulan dunia. Pendidikan
kemampuannya , dan (3) karakter dilakukan melalui berbagai
psikomotorik yang tercermin pada media yang mencakup keluarga,
kemampuan mengembangkan satuan pendidikan, masyarakat sipil,
keterampilan teknis, kecakapan masyarakat politik, pemerintah,
praktis, dan kompetensi kinestetis. dunia usaha, dan media massa.
Menurut Suyanto (2010) Atas dasar itu, pendidikan
karakter adalah cara berfikir dan karakter bukan sekedar mengajarkan
berperilaku yang menjadi ciri khas mana yang benar dan mana yang
tiap individu untuk hidup dan salah, lebih dari itu, pendidikan
bekerjasama, baik dalam lingkup karakter menanamkan kebiasaan
keluarga, masyarakat, bangsa dan (habituation) tentang hal mana yang
Negara. baik sehingga siswa menjadi paham
Pendidikan karakter dalam (kognitif) tentang mana yang benar
Puskur (2010) dan salah, mampu merasakan
adalah sebagai pendidikan nilai, (afektif) nilai yang baik dan biasa
pendidikan budi pekerti, pendidikan melakukannya (psikomotor). Dengan
moral, pendidikan watak yang kata lain, pendidikan karakter yang
bertujuan mengembangkan baik harus melibatkan bukan saja
kemampuan siswa untuk aspek “pengetahuan yang baik
memberikan keputusan baik-buruk, (moral knowing), akan tetapi juga
memelihara apa yang baik dan “merasakan dengan baik atau loving
mewujudkan kebaikan itu dalam good (moral feeling), dan perilaku
kehidupan sehari-hari dengan yang baik (moral
sepenuh hati. Demarco (tt) action). Pendidikan karakter
mengemukakan character education menekankan pada habit atau
is the deliberate effort to help people kebiasaan yang terus-menerus
understand, care about and act upon dipraktikkan dan dilakukan.
core ethical values. 3. Cara Membangun Karakter
Pendidikan karakter pada Anak
intinya bertujuan membentuk bangsa Karakter akan terbentuk
yang tangguh, kompetitif, berakhlak sebagai hasil pemahaman 3
mulia, bermoral, bertoleran, hubungan yang pasti dialami setiap
bergotong royong, berjiwa patriotik, manusia (triangle relationship), yaitu
berkembang dinamis, berorientasi hubungan dengan diri sendiri
ilmu pengetahuan dan teknologi (intrapersonal), dengan lingkungan
yang semuanya dijiwai oleh iman (hubungan sosial dan alam sekitar),
dan hubungan dengan Tuhan YME
86
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
87
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
88
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
89
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
1. Mendengarkan anak anda dengan sangat rahasia kepada anda. jika hal
baik itu terjadi, maka anda telah
Jangan mendengarkan anak memahami karakter anak dan siap
sebagai syarat saja, namun untuk mendidiknya menjadi lebih
dengarkan dengan baik, berikan baik
respon, dan pikirkan KESIMPULAN
penyelesaiannya jika anak Kunci utama keberhasilan
mempunyai masalah. Banyak orang dalam membangun karakter positif
tua yang menganggap cerita anak pada anak adalah keteladanan
mereka tidak penting dan hanya dimana orang tua harus menjadi
mendengarkan sebagai symbol atau orang yang memiliki karakter positif.
syarat saja. Sementara itu, anak Perbuatan dan amal baik ini bukan
mengetahui bahwa mereka tidak hanya menjadi contoh nyata bagi
didengarkan dan mulai menjauh dari anak tentang bagaimana karakter
orang tua. Ketika hal ini terjadi, positif terwujudkan dalam segala
maka orang tua sudah mengambil sikap, perkataan dan perbuatan kita,
langkah salah untuk memahami tetapi juga menjadi penyemangat
seorang anak. sekaligus untuk memudahkan anak
2. Berusaha memahami tipe kita dalam proses tumbuh
emosional anak kembangnya.
Misalkan, anak anda Pembentukan karakter adalah
merupakan anak yang tidak sabaran, sebuah perjalanan panjang dalam
namun sebenarnya ia bisa lebih sabar mendidik anak, hasilnya mungkin
apabila diberi pengertian dengan baru dapat kita lihat setelah proses
baik. Oleh karena itu, pahami tipe berbulan-bulan atau bahkan
emosional anak dan jangan berikan bertahun-tahun. Tidak pernah ada
amarah atau tindak kekerasan ketika satu „resep‟ mujarab yang dapat
anak telah menyentuh sisi negatif menjawab semua permasalahan
dari emosinya. Berikan ia pengertian dalam menanamkan karakter positif
atau cari cara lain agar emosi anak pada anak. Kesediaan untuk selalu
tidak bertambah buruk dari waktu ke belajar dan memperbaiki diri yang
waktu. didasari kesadaran untuk menjadi
3. Interogasi anak dengan baik teladan dan contoh yang baik bagi
Beberapa orang tua cenderung anak-anak kita adalah kunci
buru-buru dan tidak sabaran ketika keberhasilannya. Semoga kita selalu
mereka menemukan suatu diberi kesabaran dan kemudahan
kejanggalan dan ingin mendapatkan untuk terus berjuang mendidik
fakta mengenai hal tersebut dari generasi mendatang untuk menjadi
anak. jika anda melakukan interogasi manusia yang berkualitas dan
dengan konsep berkata keras, berkarakter mulia.
memaksa, dan bahkan memukul. DAFTAR PUSTAKA
Maka anak akan berbohong kepada Administrator. 2013. Pentingnya
anda, serta konsep memahami Pendidikan Karakter pada Anak
karakter anak bisa pupus. Interogasi (Online),
anak dengan lembut, buat ia (http://sdnegerimoro.blogspot.com
mengatakan hal yang sebenarnya, /2013/11/pentingnya-pendidikan-
dan ketahui bagaimana anak tersebut karakter-pada.html),
mampu menceritakan hal-hal yang
90
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
91