ANAK USIA DINI DI PAUD 02 BAGALBUI DESA TAMAN MATARU KABUPATEN ALOR
EONIKE LAUATA 102 2020 0039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAM KRISTEN INSNTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG 2022 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untukn mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU No 20, 2003). Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tagung jawab penuh dalam menjalankan amanat pendidikan. Pendidikan dapat terlaksana dengan baik jika adanya peran guru. Karena sebagai guru profesional dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam belajar mengajar. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pr ibadi manusia. Kenapa demikian, karena pendidikan adalah upaya mengembangakan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa maupun karya atau jiwa agar potensin ini menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidup (Hastina et al., 2020). Peran guru pendidikan anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting bagi anak terutama membangun karakter. Guru harus berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator. Dalam tugasnya guru akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya. Membangun karakter anak sejak dini, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karakter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, informal dan non formal. Secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung pada kehidupan sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Defenisi dari “The stamp of individually or group impressed by nature, education or habit”. Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang berbagai prilaku yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena karakter sifat alami bagi anak usia dini untuk merespons situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui pembiasaan untuk berprilaku baik, jujur, bertanggung jawab dan hormat terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikan dan diamalkan. Sedangkan menurut Suyanto, karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan karakter dan kualitas pribadi peserta didik. Oleh karena itu guru perlu dengan cermat memilih metode dan media yang tepat dalam pembelajaran. Beberapa metode pendidikan yang lazim dipraktekkan di lingkungan sekolah, antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, pemberian tugas, bercerita, demonstrasi, sosio drama, dan sebagainya. Karakter yang dapat dibentuk pada anak usia dini biasanya meliputi kesopanan, kasih sayang, bersahabat, kedisiplinan, dan kemandirian. Pada lembaga PAUD yang mendidik anak antara 0-6 tahun. Dimana masa tersebut bisa dikatakan masa emas. Masa yang menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Maka dari itu, sebaiknya orang tua dan masyarakat pada umumnya harus tahu mengenai pentingnya masa tersebut untuk anak mereka. Anak yang tidak dilatih kesopanan, anak akan tumbuh menjadi orang yang bertindak semaunya sendiri. Anak tidak mengerti tata krama terhadap orang yang lebih tua. Atau bahkan anak tersebut sering berbicara kotor. Berbeda dengan anak yang sering dilatih tentang kesopanan. Anak akan memakai sopan santun terhadap orang yang lebih tua, tidak seenaknya sendiri dalam bertindak, dan berbicara dengan kata-kata yang baik. Kasih sayang sesama anak akan tumbuh jika anak dilatih dengan berbagi. Berbagi di sini bukan berhubungan dengan uang saja. Akan tetapi berbagi juga berupa makanan, tempat duduk, alat tulis, permainan dan lain-lain. Lewat berbagi akan tumbuh jiwa kasih sayang sesama manusia pada anak. Bersahabat dapat dilakukan anak ketika nyaman mempunyai teman yang sepaham dengannya. Yang menjadi masalah adalah ketika anak berteman dengan orang yang disukainya saja dan berteman dengan membeda- bedakan teman yang lainnya. Yang seharusnya dilakukan anak yaitu bersahabat dengan tidak pernah membeda-bedakan temannya. Kedisiplinan sangat penting dilatih sejak dini, dengan sebuah pembiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan membekas dalam diri anak. Anak yang kurang disiplin waktu akan terlambat dalam setiap kegiatan. Kemandirian anak juga perlu dilatih agar anak dapat mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Jika anak tidak dilatih dan dibiasakan mandiri, anak akan bergantung dengan orang lain. Ia tidak akan belajar bagaimana cara menjadi mandiri. Dari permasalahan tersebut, pendidikan karakter sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian siswa. Pembentukan kepribadian dapat diajarkan melalui pendidikan di keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor utama pembentukan kepribadian siswa tidak lepas dari peran orang tua di rumah. Orang tua mengajarkan tentang cara sopan santun, disiplin, tanggung jawab melalui beberapa kegiatan yang dapat dilakukan anak dalam kesehariannya. Anak yang dapat berperilaku baik merupakan didikan dari orang tua yang baik pula. Akan tetapi apabila sebalikya artinya orang tua kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti, masalah yang ditemukan yaitu, peneliti mengamati guru yang sedang mengajarkan tentang pendidikan karakter anak usia dini. Pendidikan karakter yang diajarkan adalah tentang kemandirian, disiplin, kesopanan, kasih sayang dan bersahabat. Di dalam pengamatan tersebut pertama, peneliti menemukan guru Bunda Ana melakukan perannya sebagai Model. Beliau dapat mengembangkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Pada saat itu beliau memperagakan gerakan hewan dan suara hewan untuk mengenalkan jenis hewan. Yang ke dua guru Bunda Ana juga sebagai pembimbing yang baik. Ia mengajarkan anak yang belum bisa dengan amat sabar. Yang ketiga guru Bunda Irma melakukan perannya sebagai Pelatih dimana saat itu guru Bunda Irma mengajarkan cara makan sendiri dari mengantri untuk cuci tangan, mulai berdoa sebelum makan, kemudian memegang sendok dan garpu serta tidak lupa berdoa setelah makan. Yang ke empat guru Bunda Ayu menjadi motivator. Pada saat itu ada anak yang sedang rewel karena tidak mau masuk kelas. Kemudian guru bunda Ayu mendekati anak tersebut dan memberi motivasi sedikit agar anak itu mau belajar di sekolah bersama dengan teman-temannya yang lain. Dengan itu anak mau masuk ke kelas untuk belajar. Yang ke lima semua guru Bunda dapat menjadi penilai. Dimana semua guru yang memegang kelas dapat menilai perkembangan siswanya dari aspek perkembangan anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran guru sangat berpengaru pada karakter anak usia dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor masih sangat rendah. Berdasakan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Peran Guru Dalam Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor”.
1.1. Fokus Masalah
Adapun fokus masalah yang diterapkan oleh Peneliti yaitu Peran Guru Dalam Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusam masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu Pengaruh Peran Guru Dalam Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor.? a. Bagaimana Peran Guru Dalam Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor.? 1.3. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Guru Dalam Meningkatkan Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapakan menjadi kontribusi pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam Karakter Anak Usia Dini Di Paud 02 Bagalbui Desa Taman Mataru Kabupaten Alor. 1.4.2. Manfaat Praktis a) Bagi peneliti 1. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran maupun sebagai masukan bagi peneliti lain. b) Bagi Guru Bahan refrensi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. 1. Menambah pengetahuan guru tentang karakter anak usia dini 2. Informasi bagi guru agar mampu menentukan pendekatan yang cocok dalam pembelajaran. c) Bagi Siswa 1. Meningkatkan karakter anak usia dini dalam pembelajaran serta untuk memotivasi siswa 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengembangkan karakter.