PPT-ANAK TUNANETRA DAN ANAK TUNARUNGU
PPT-ANAK TUNANETRA DAN ANAK TUNARUNGU
TUNARUNGU
Oleh Kelompok 8
1. OCI NONI PETRUS MOLLA
2. EUNIKE LAUATA
3. KORNELIA DEMETO
Menurut Haenudin (2013: 53) tunarungu berasal dari kata “tuna” (kurang) dan
“rungu”(pendengaran), jadi orang tunarungu adalah orang yang tidak mampu maupun
kurang mampu dalam hal mendengar. Anak tuanrungu tidak jauh bebeda dengan anak
normal, jika dilihat dari segi fisik, tetapi jika diajak berkomunikasi baru diketahui jika mereka
mengalami ketunaanrungu.
Pe
ng
ert
ian
Tu
na
run
gu
Tuna rungu adalah suatu keadaaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat
Menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui Indera pendengarannya. Ketunarunguan seringkali
memiliki masalah Komunikasi. Ketidakmampuannya untuk berkomunikasi Berdampak luas , baik pada segi
keterampilan bahasa,Membaca, menulis, meupun penyesuaian sosial serta Prestasi akademiknya.
Menurut Mangungsong, batasan tersebut melihat Bahwa tampaknya kriteria yang ditekankan pada
medan Penglihatan (field of Vision) dan ketepatan penglihatan (visual acuity). Lebih jelasnya dapat dikaitkan
dengan Penggunaan Snellen Chart. Bila dalam Snellen Chart Menunjukkan penilaian 20/20, hal ini
menunjukkan bahwa Seseorang dapat melihat jelas simbol yang ada pada Snellen Chartpada jarak 20 kaki
demikian pula untuk ukuran mata Yang normal.
Sedangkan menurut Sutjihati dalam bukunya Psikologi Anak Luar Biasa mendefinisikan
tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (keduaduanya) tidak berfungsi sebagai
saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas.
Penyebab Tunarungu
Menurut Somad dan Hernawati (1995), penyebab ketunarunguan dapat terjadi sebelum lahir
(prental), ketika lahir (natal) dan sesudah lahir (post natal). Terdapat beberapa hal yang dianggap
sebagai penyebab ketunarunguan, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
karakteristik Tunarungu
Definisi dan kategorisasi dari ketulian tampak sebagai berikut :
Kelompok 1 : Hilangnya pendengaran yang ringan (20-30 dB).
Kelompok 2 : Hilangnya pendengaran marginal (30-40 dB).
Kelompok 3 : Hilangnya pendengaran yang Sedang (40 – 60 dB).
Kelompok 4 : Hilangnya pendengaran yang Berat (60 – 75dB).
Kelompok 5 : Hilangnya pendengaran yang Parah (>75dB).
Penangan
Tunarungu
• Orang tua harus mempunyai pemikiran terbuka pada anaknya
• Melakukan pengawasan saat ia masih kecil
• Selalu memberikan anak perhatian, bimbingan dan juga
motivasi
• Beradaptasi dengan anak
• Tingkatkanlah kedekatan emosional Anda dengan anak
penderita tuna runggu
• Mengajari anak untuk terus mengeksplor keterampilannya
• Tanamkanlah kemandirian anak sejak ia masih kecil
pengertian Tunanetra
Tunanetra mengalami hambatan penglihatan dalam memperoleh informasi.
Tunanetra merupakan salah satu tipe anak berkebutuhan khusus (ABK), yang
mengacu pada hilangnya fungsi indera visual seseorang. Untuk melakukan
kegiatan kehidupan atau berkomunaksi dengan lingkungannya mereka
menggunakan indera non-visual yang masih berfungsi, seperti indera
pendengaran, perabaan, pembau, dan perasa (pengecapan).
Banyak batasan yang dikemukakan secara berbeda untuk menjelaskan istilah buta
atau tunanetra. Cartwright dan Cartwright (dalam Mangunsong. 2009)
mengemukakan berbagai batasan mengenai tuna netra ini dari berbagai sudut
pandang.
Batasan Personal
atasan Sosiologis
Batasan Legal/ Administratif
Batasan yang digunakan untuk tujuan pendidikan Menurut Kauffman dan
Hallahan (2006).
Penyebab Tunaneta
1. Ciri fisik (perkembangan fisik): kurang melihat (kabur) untuk jarak dekat atau
jauh, tidak dapat melihat jari-jari tangannya yang berada 1 meter didepannya,
kesulitan mengambil benda kecil didekatnya, kerusakan nyata pada kedua bola
mata, sering meraba dan tersandung pada waktu berjalan, bagian bola mata yang
hitam berwarna kerul/ bersisik/ kering. Mata bergoyang terus, mengalami
peradangan hebat pada kedua bola mata, dalam menulis tidak dapat mengikuti
garis lurus, memiliki visus sentralis 6/60 atau lebih kecil dari itu, tidak dapat
membedakan cahaya. Tidak dapat menggunakan penglihatannya untuk kegiatan
pendidikan dan sosial.
Terimakasih