Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

“Asuhan Keperawatan Pada Anak Berkebutuhan Khusus”

Disusun oleh: Kelompok 2, Tingkat 3B/ Semester V

ALINDA DELA PURNAMA (MB 1016039)


DENA ARIESTA R (MB 1016043)
FITRIA NURPADILA (MB 1016049)
INTAN PUTRI S (MB 1016054)
NITA NURLIYAH (MB 1016058)
SITI VERA A (MB 1016066)
TETEP ABDUL L (MB 1016068)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MITRA KENCANA
TASIKAMALAYA
2018
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah
adalah sebagai berikut:
1. Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan
dari impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau
masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
2. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau
struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
3. Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan
dariimpairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan
peran yang normal pada individu.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
B. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara
lain:tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitanbelajar,gang
guan prilaku anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
1. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta
total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman &
Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi
penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang
digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah
penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata.
sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti
lunak JAWS.
2. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam
pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah: Gangguan pendengaran sangat ringan (27-40dB), Gangguan
pendengaran ringan(41-55dB), Gangguan pendengaran sedang (56-70dB),
Gangguan pendengaran berat (71-90dB), Gangguan pendengaran
ekstrim/tuli (di atas 91dB). Karena memiliki hambatan dalam pendengaran
individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka
biasa disebut tunawicara.
Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat,
untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk
isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah
sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan
melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu
tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang
abstrak.
3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam
adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ:
Tunagrahita ringan (IQ : 51-70)
Tunagrahita sedang (IQ : 36-51)
Tunagrahita berat (IQ : 20-35)
Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20)
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih dititik beratkan pada
kemampuan bina diri dan sosialisasi.
4. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat
bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral
palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa
adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan
aktifitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu
memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi
sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan
tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya
menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan
aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena
faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
6. Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan
bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemampuan
berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan
persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia,
dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata
atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik,
gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan
keterlambatan perkembangan konsep.
C. Anggota-Anggota Tim Terkait Dalam Layanan Pendidikan Khusus
Dalam hal layanan pendidikan khusus tidak hanya faktor kebijakan saja yang
menentukan tetapi juga tim work yang mendukung, berikut ini adalah komponen
tim work :
1. Guru pendidikan khusus adalah mereka yang memberikan pembelajaran
sehari-hari dan dukungan lain bagi siswa berkebutuhan khusus.
2. Billingual special educator adalah guru yang memiliki pengetahuan baik di
bidang dwi bahasa maupun pendidikan khusus.
3. Early childhood special educator adaah mereka yang memberikan
pelayanan pada balita, mereka dapat melakukan berkerja sama dengan guru-
guru pre sekolah dalam hal pendidikan umum.
4. speech/ language pathologist adalah mereka yang mendiagnosis anak-anak
berkebutuhan, mendesain tindakan dan layanan yang tepat serta memonitor
kemajuannya.
5. School psychologist adalah mereka yang memiliki kompetensi untuk
menentukan kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus.
6. School counselor adalah mereka yang menangani bukan saja siswa biasa
tetapi juga siswa dengan kebutuhan khusus, pada sekolah regular.
7. school social worker adalah mereka yang meng koordinasika usaha-usaha
pendidik, keluarga dan orang-orag lembaga terkait untuk memastikan bahwa
siswa dapat menerima semua pelayanan yang mereka butuhkan.
8. School Nurse adalah mereka yang bertanggung jawab dalam memeriksa
dan menjaga kesehatan siswa, serta mengatur distribusi obat-obatan yang
dibutuhkan siswa.
9. Educational interpreter adalah mereka yang membantu siswa yang
mengalami kesulitan mendengar dengan menggunakan bahasa isyarat.
10. General educational teacher adalah guru pada kelas regular yang
memiliki kemampuan untuk untuk memeberikan pelayanan bagi anak
berkebutuhan khusus.
11.Pareducator adalah para profesinal yang bekerja di bawah arahan guru
atau professional dalam memberikan pelayanan bagi siswa berkebutuhan
khusus.
12. Parents Orang tua siswa yang memberikan kontribusi terhadap sekolah
mengenai perkembangan serta kehidupn anaknya di luar sekolah.
13. Additional High Specialized Service Provider adalah mereka yang
memiliki keahlian spesifik di bidang tertentu guna menangani siswa yang
membutuhkan pelayanan khusus secara unik.
D. KONSEP GANGGUAN SISTEM
1. Autisme
Maka autisme dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak
wajar terpusat pada dirinya sendiri; kondisi seseorang yang senantiasa
berada di dalam dunianya sendiri.
Penyebabnya : herediter
Ciri-ciri autisme tidak dapat mengendalikan emosinya, sering agresif
terhadap orang lain dan diri sendiri, atau sangat pasif seolah -olah tidak
mempunyai emosi
Pemeriksaan dengan alat khusus yang disebut Magnetic Resonance
Imaging (MRI) pada otak ditemukan adanya kerusakan yang khas di dalam
otak pada daerah apa yang disebut dengan limbik sistem (pusat emosi).
2. Konsep Dasar Sindroma Hiperaktivitas
Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian
menandakan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak,
yang sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis,
kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal.
Penyebabnya : factor genetic, pembuahan ataupun racun, bahaya-bahaya
yang diakibatkan terjadinya prematuritas atau immaturitas, maupun
rudapaksa, anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.
Ciri-ciri Sindroma aktivitas yakni Kesulitan-kesulitan emosional dan
tingkah laku lazim ditemukan dan biasanya sekunder terhadap pengaruh
social yang negative dari tingkah laku mereka.
3. Konsep Dasar Down Syndrome
merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada
manusia. Diperkirakan 20 % anak dengan dilahirkan oleh ibu yang berusia
diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan cacat bawaan yang
disebabkanoleh adanya kelebihan kromosom x. Syndromini juga Trisomy
21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal. 95 % kasus
syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
Faktor-faktor yang berperan :Genetik, Radiasi, Infeksi dan Kelainan
Kehamilan, Autoimun dan Kelainan Endokrin pada Ibu, Umur Ibu diatas 35
th, Umur Ayah.
4. Konsep Dasar Retardasi Mental
Retardasi Mental menerangkan keadaan fungsi intelektual umum bertara
subnormal yang dimulai dalam masa perkembangan individu dan yang
berhubungan dengan terbatasnya kemampuan belajar maupun
penyesuaian diri proses pendewasaan individu tersebut atau kedua –
duanya (Nelson,2000).
Penyebab : factor genetic
Anak tidakmampu belajardan beradaptasi karena intelegensinya rendah,
biasanya IQ di bawah 70. Retardasi mental memiliki kriteria sebagai
berikut :
1. Fungsi intelektual umum di bawah normal (umumnya dibawah 70)
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial.
3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan, yaitu di bawah usia 18
tahun.
E. Penatalaksanaan Perawat dalam Anak Berkebutuhan Khusus
1. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak.
2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan anak yang optimal.
3. Berikan instruksiberulang dan sederhana
4. Berikan reinforcement positifatas hasil yang dicapai anak
5. Doronganak melakukan perawatan sendiri
6. Manajemen perilaku anak yang sulit
7. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
8. Ciptakan lingkungan yang aman
9. Asupan nutrisi yang harus di perhatikan untuk menunjang
pertumbuhan.
10. Kolaborasi dengan fisioteraphy
11. Kolaborasi dengan dokter spesialis tumbuh kembang

DAFTAR PUSTAKA
http://lumoslunablack.com/2014/04/perkamen-askep-anak-anak-
berkebutuhan.html
(Diakses pada hari selasa tanggal 30-10-2018 pukul 11.00 WIB)

https://www.scribd.com/document/253581460/asuhan-keperawatan-anak-
berkebutuhan-khusus
(Diakses pada hari selasa tanggal 30-10-2018 pukul 11.20 WIB)

Anda mungkin juga menyukai