Anda di halaman 1dari 10

SOP DDST

A. Definisi Denver Development Stress Test (DDST)


DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes
ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan
dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan
ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak
prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya
ternyta 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun
kemudian.
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST tidak dapat
mengidentifikasikan lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankerburg melakukan
revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahassa
ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.

B. Manfaat
Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi
dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan
dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah
metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan
adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan

C. Perkembangan Menurut DDST II


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R).
Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan
tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
1. Aspek Perkembangan yang dinilai
 Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
 Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
 Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
a. Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
c. Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2. Cara menghitung usia anak
Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai
perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test ini,
terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak,
kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut
a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test
b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak
c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka
bulan didepannya
d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari
e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2
minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara
mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut
Contoh :
Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir
Tanggal test : 1990 3 13
Tanggal lahir : 1989 1 5
Umur : 1 2 8
3. Alat yang digunakan
a. Alat peraga :
Benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi,
kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
b. Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
 3-6 bulan
 9-12 bulan
 18-24 bulan
 3 tahun
 4 tahun
 5 tahun
b. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.

5. Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
a. Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman dan
senang
b. Anak tidak sedang sakit
c. Anak tidak ngantuk, lapar,huas, sedang marah, rewel
d. Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
e. Ajak anak bermain
Penting untuk orang tua
a. Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
b. Beritahu tujuan test
c. Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat melakukan semua
tugas yang diberikan kepada anak
Penting untuk pelaksana test
a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan
mengukuti petunjuk berikut :
 Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya
sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector motorik halus-
adaptif
 Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi
kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test berikutnya
 Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar
penggunaan watu agar lebih efesien
 Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
 Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di sebelah kiri
garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur
b. Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang terpenting
pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi perkembangan anak
dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi

6. Cara pengukuran :
a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan
b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai
dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social
d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
 Abnormal
Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang
lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
 Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
 Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun

7. Cara penilaian
Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian
menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes pada
keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia, kemudian mulai
dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa
dan motorik kasar.
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal
tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas
umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak
melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing
sector, berapa yang P, F, dan D,

8. Penilaian test prilaku


Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala pada
lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test dengan prilaku
sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah prilaku
anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada orang tua
atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya saat itu,
terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani tersebut. Jika
demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif

9. Pemberian nilai untuk setiap itemnya


a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau baik atau
orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan
item tersebut (item tertanda L)
b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua /
pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item
tersebut (khusus yang bertanda L)
c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus
dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang bertanda L )

10. Penilaian Peritem


a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian
test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih
tua )
b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test
secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut
• Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah
kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia pada
dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.
• Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas untuk
item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini
dianggap normal
c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak
(daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% -
90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan
kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik
d. Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang
ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya mampu melakukan
tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang
lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang leblih muda tidak dapat dilakukan atau
ditolak, anak tentu akan mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di
sebelah kanan item dengan hasil penilaian “Terlambar”. Perlu diperhatikan bahwa
ada dua macam T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis
ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”. Kedua,
terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan
anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e. Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “Tak ada kesempatan”
diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
atau melakukan tes.

D. Petunjuk Pemakaian Test Skrining Perkembangan Dari Denver


1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau memberikan
isyarat, jangan sentuh anak
2. Anak harus melihat tangan beberapa detik
3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi diatas sikat
4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting
dibelakang
5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi yang lain
6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang harus
dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat
9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu jari, lulus
jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain ibu jari
10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus
menerus
11. Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi
(lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13. biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14. dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai satu
bagian
15. tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi
jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16. tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya
17. dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung, mata,telinga,
mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ? berbunyi
meong ? berbicara ?
19. tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan
20. lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak balok pada
kertas

E. Macam Tes Perkembangan


a. Skala Intelegensi Wechsler untuk anak usia prasekolah dan sekolah
Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun), merupakan
pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk anak-anak yang lebih
besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi diagnostik yang berguna untuk
penilaian terhadap perkembangan anak yang mengalami kesulitan belajar dan retardasi
mental.
b. Skala perkembangan menurut Gessel
Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang bertujuan untuk
menetukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan suatu sistem yang sedang
berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu perilaku motorik,
perilaku adaptif, perilaku bahasa dan perilaku sosial.
c. Tes skrining perkembangan menurut Denver
Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini
mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit) dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
yang tinggi.
Frakenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali terhadap DDST dan juga
tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST
dinamakan Denver II yang mempunyai beberapa perbaikan yaitu peningkatan 86 % pada
sektor bahasa, dua pemeriksaan untuk artikulasi bahasa, skala umur baru, kategori baru
untuk interpretasi kelainan ringan, skala penilaian tingkah laku, dan materi training yang
baru.
Denver juga mengelompokkan tugas perkembangan menjadi empat aspek, yaitu :
a. Personal Social (kepribadian atau tingkah laku sosial). Yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemauan diri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus). Yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.
c. Language (bahasa). Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d. Gross Motor (perkembangan motorik kasar). Yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/for nursing7paramedical
personnel.University of Colorado Medical Center
Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
http://shufriyahsundu1990.blogspot.com/2011/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html/8/2/1011
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/01/denver-development-screening-test-
ddst.html/8/2/2011
http://amastrezz.blogspot.com/2011/04/denver-development-screening-test-ddst.html
http://perawattegal.wordpress.com/2010/03/18/tumbuh-kembang-anak/

Anda mungkin juga menyukai