Anda di halaman 1dari 8

RESUME

PEMAHAMAN KONSEP TEORI BERKEBUTUHAN KHUSUS:


TUNANETRA TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA,
TUNALARAS, DAN KESULITAN BELAJAR.
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan konseling dan anak berkebutuhan khusus
Dosen Pengampu : Sutrianingrum, S. Psi., M.Psi., Psikolog.

Disusun oleh :
Suhesti Ningsih
1209.20.09066
Ulfa Niatul Khasanah
1209.20.09067

PROGRAM STUDI PIAUD II A


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AULIAURRASYIDDIN
TEMBILAHAN
2020/2021

1
Pemahaman konsep teori berkebutuhan khusus:
1.Tunanetra
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami
gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya
Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan masih mempunyai sisa penglihatan
(low visioan). Alat bantu untuk mobilitas tunanetra menggunakan tongkat khusus, yaitu
tongkat berwarna putih dengan garis merah horisontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi
indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang
lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak
sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik
atau ilmu pengetahuan.Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan:
 Tunanetra sebelum dan sejak lahir
 Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
 Tunenatra pada usia sekolah atau pada masa remaja
 Tunanetra pada usia dewasa
 Tunanetra dalam usia lajut.
Berdasarkan kemampuan daya penglihatan:
 Tunanetra ringan
 Tunanetra setengah berat.
 Tunanetra berat.
Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata:
 Myopia; penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina.
 Hyperopia; penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.
 Astigmatisme; penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidak
beresan pada kornea mata.
Faktor penyebab:
 Pre-natal; faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal. Sangat erat hubungannya
dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan.
 Post-natal; faktor penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal. Dapat
terjadi sejak atau setelah bayi lahir, antara lain: kerusakan pada mata atau saraf mata pada
waktu persalinan hamil, ibu menderita penyakit gonorrhoe, penyakit mata lain yang
menyebabkan ketunanetraan, seperti trachoma dan akibat kecelakaan.
Karakteristik :
 Tunanetra
1. Fisik: keadan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya.
Perbedaan nyata, diantaranya mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya.
Gejala ketunanetraan yang dapat diamati dari segi fisik antara lain: mata juling, sering
berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan
cepat, mata selalu berair, dan sebagainya.

2
2. Perilaku: beberapa gejala tingkah laku pada anak yang mengalami gangguan
penglihatan dini antara lain; berkedip lebih banyak dari biasanya, menyipitkan mata,

tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh. Adanya keluhan-keluhan antara lain:
mata gatal, panas, pusing, kabur, atau penglihatan ganda.
3. Psikis: tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada
pada batas atas sampai batas bawah. Kadang kala ada keluarga yang belum siap
menerima anggota keluarga yang mengalami tunanetra sehingga menimbulkan
ketegangangelisah di antara keluarga. Seorang tunanetra biasanya mengalami
hambatan kepribadian seperti curiga terhadap orang lain, perasaan mudah
tersinggung, dan ketergantungan yang berlebihan.
 Penurunan penglihatan (Low vision)
1.Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat.
2.Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar.
3.Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat
mencoba melihat sesuatu.
2.Tunarungu
Tunarungu adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam fungsi pendengarannya. Kondisi
ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen. Bagi Anda yang hidup bersama
penderita tunarungu, Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang
menjadi tunarungu, yaitu yang bersifat bawaan (sudah ada sejak lahir) dan yang terjadi
setelah dilahirkan.Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari
orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu
yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka
panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi.
Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu:
 Cari perhatian
Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi dengannya.
Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.
 Cari tempat yang tenang
Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang ada di
dekat Anda.
 Sejajarkan posisi wajah
Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan letak mata Anda dengan dirinya. Pastikan Anda
tidak berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua bahasa tubuh Anda.
Pastikan juga agar lokasi pembicaraan cukup terang.
 Kontak mata
Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus
Anda dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa mengganggu jalinan

3
komunikasi, seperti masker atau kacamata hitam. Tidak ada salahnya untuk menggunakan
ekspresi wajah agar dia lebih mudah memahami arah pembicaraan.
 Bicaralah dengan normal dan jelas
Hindari berbicara dengan cara berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkan
penyandang tunarungu dalam membaca gerakan bibir Anda. Sebaliknya, berbicaralah dengan
suara dan kecepatan normal. Hindari pula berbicara sambil mengunyah atau menutupi mulut
Anda.
 Nyatakan topik pembicaraan
Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah topik.
 Tanya apakah sudah mengerti
Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda katakan.
 Ulangi
Ulangi apa yang Anda sampaikan, atau tulis apa yang ingin Anda sampaikan di kertas.
3.Tunagrahita atau retardasi mental
Tunagrahita adalah sebutan bagi orang-orang dengan kemampuan intelektual dan kognitif
yang berada di bawah rata-rata dibandingkan anak pada umumnya. Kondisi ini dapat terjadi
pada bayi setelah dilahirkan, sejak bayi berada di dalam kandungan atau selama proses
persalinan.Penyandang tunagrahita dapat dikenali dari proses berpikir dan belajar yang lebih
lambat dibandingkan anak-anak sehat pada umumnya. Tidak hanya itu, mereka juga kurang
cakap dalam mempraktikkan keterampilan untuk menjalani kegiatan sehari-hari secara
normal. Para penyandang tunagrahita merupakan istilah lain dari sebutan orang yang
memiliki disabilitas intelektual.Beragam Hal yang Dapat Menjadi Penyebab Tunagrahita
Pada dasarnya, anak tunagrahita dikenali memiliki keterbatasan dalam dua hal utama,
pertama adalah keterbatasan fungsi intelektual (IQ), yaitu kemampuan untuk belajar,
membuat keputusan, menemukan alasan dan memecahkan persoalan. Kedua adalah
keterbatasan pada kemampuan beradaptasi, seperti kesulitan berkomunikasi secara efektif,
menjaga diri dan berinteraksi.Kondisi di atas umumnya dapat disebabkan oleh beberapa hal
berikut ini:
 Infeksi otak yang terjadi setelah bayi lahir.
 Bayi lahir prematur.
 Cedera pada otak karena kecelakaan atau jatuh.
 Adanya kelainan pada gen yang diturunkan dari orang tua.
 Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses persalinan.
 Ibu terkena infeksi ketika hamil.
 Ibu mengonsumsi minuman keras, obat-obatan terlarang atau obat-obatan tertentu saat
hamil.
Mengenali Tanda-tanda Tunagrahita Sejak Dini
Tanda-tanda anak tunagrahita dapat dikenali sejak dari dalam kandungan hingga saat
memasuki masa sekolah. Beberapa tanda yang paling sering muncul adalah:

4
 Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling.
 Sulit mengingat.
 Lambat menguasai kemampuan mendasar, seperti makan sendiri, berpakaian ataupun
buang air di toilet.
 Gangguan perilaku, seperti sering marah-marah tidak terkendali.
 Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan konsekuensi dari tindakan tersebut.
 Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan.

4.Tunadaksa
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Jika mereka mengalami ganguan gerekan karena kaluyuhan pada fungsi saraf otak,mereka
disebut Cerebral Palsy(CP).
Pengertian Anak tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi anatominya.
Dari segi fungsi fisik ,tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya
mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan didalam berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan program dan layanan khusus.
Pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan pada kedokteran. Daerah mana
ia mengalami kelainan.
Ciri-ciri anak tunadaksa dapat dilukiskan sebagai berikut:
a.Anggota gerak tubiuh kaku/lemah/lumpuh
b.Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali).
c.Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
9d.Terdapat cacat pada alat gerak.
e.Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.
f.Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk,dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
g.Hiperaktif/tidak dapat tenang.

5.Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan
kontrol sosial.
Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor
internal maupun faktor eksternal (pengaruh dari lingkungan sekitar)nya.
Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami
kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak yang mengalami
gangguan emosi. Sehubungan dengan itu, William M.C (1975) mengemukakan kedua
klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut:
Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
 The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan
hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan
kelompoknya. Keadaan seperti ini datang dari lingkungan yang menganut norma-norma
tersendiri, yang mana norma tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Anak menjadi selalu merasakan ada suatu masalah dengan lingkungan di luar
kelompoknya.

5
 Children arrested at a primitive level of socialization, anak pada kelompok ini dalam
perkembangan sosialnya, berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah
anak yang tidak pernah mendapat bimbingan ke arah sikap sosial yang benar dan telantar
dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan perilaku
anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja. Meskipun demikian
mereka masih dapat memberikan respon pada perlakuan yang ramah.
 Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai
kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Hal ini disebabkan oleh
pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang sehingga
anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.
Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari:
 Neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain akan
tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka
sering dan mudah dihinggapi perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif, dan
perasaan bersalah. Di samping itu, terkadang mereka melakukan tindakan lain seperti
mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorang
konselor. Keadaan neurotik ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak
atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena
kesalahan pengajaran atau juga adanya kesulitan belajar yang berat.
 Children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang
paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah
menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak
memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem
saraf sebagai akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan.

6.Kesulitan Belajar
Anak yang mengalami kesulitan belajar sering disebut dengan istilah learning problems atau
learning difficulties adalah kelompok learning disabilities (LD) atau qMasalah kesulitan
belajar dalam pendidikan kebutuhan khusus (special needs education), anak yang mempunyai
kebutuhan khusus baik yang bersifat temporer maupun permanen akan berdampak langsung
kepada proses belajar, dalam bentuk hambatan untuk melakukan kegiatan belajar (barrier to
learning and development). Misalnya, kesulitan atau gangguan belajar ABK yang disebabkan
akibat gangguan penglihatan (tunanetra), gangguan pendengaran dan bicara
(tunarungu/wicara), kelainan kecerdasan (tunagrahita giffted dan genius), gangguan anggota
gerak (tunadaksa), gangguan perilaku dan emosi (tunalaras), lamban belajar (slow learner),
autis, atau ADHD akan berdampak terhadap proses pembelajaran sesuai dengan tingkat
kesulitannya. Dalam diklat ini terfokus kepada pembahasan kesulitan belajar bagi ABK di
sekolah dasar inklusi yang mengalami gangguan belajar spesifik yaitu disleksia.
Karakteristik Siswa Mengalami Kesulitan Belajar
Secara umum menurut Torey Hayden (2000) karakteristik siswa berkebutuhan khusus yang
mengalami kesulitan belajar dapat dilihat dari hal-hal berikut.
a.Banyak murid berkebutuhan khusus mengalami masalah di ruang kelas karena:

6
 Mereka tak bisa membaca dengan baik
 Mereka tidak memahami kuliah dan diskusi
 Mereka tidak mudah mengonseptualisasi simbol, konsep, atau teori abstrak
 Mereka kesulitan mengaitkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka ketahui
 Mereka mungkin tidak cakap dalam keterampilan dasar yang diperlukan untuk
pembelajaran, misalnya mempertahankan perhatian, menafsirkan makna suatu informasi
baru, mengikuti petunjuk, dan mengelola perilaku
b.Murid berkebutuhan khusus sulit mengikuti instruksi karena:
 Mereka mungkin tak mampu memusatkan perhatian dalam waktu yang cukup lama.
 Mereka mungkin tak mampu melihat atau mendengar instruksinya.
 Mereka mungkin tak mampu memahami arti perintah itu atau tak bisa membaca dengn
baik.
 Mereka mungkin tak mampu mengenali perilaku penting saat melihat contoh.
c.Beberapa murid memiliki kesulitan untuk berusaha menyelesaikan tugas secara konsisten.
Hal ini bisa disebabkan oleh:
 Mereka bekerja terlalu lambat dan memakan banyak waktu
 Mereka tidak mampu mengantisipasi sumber-sumber dan materi-materi yang diperlukan.
 Mereka mendapatkan masalah ditengah pengerjaan tugas dan enggan untuk meminta
pertolongan. Atau, merka juga dapat kehilangan ketertarikan terhadap tugas tersebut dan
menolak untuk melanjutkan pekerjaan tugas.
d.Tugas yang rumit memunculkan masalah beberapa murid berkebutuhan khusus, karena:
 Mereka memiliki kesulitan untuk memecah perhatian pada lebih dari satu hal dalam
waktu yng bersamaan.
 Mereka lebih mudah terganggu.
 Mereka melupakan petunjuk dan kebingungan menyelesaikan tugas.
 Mereka menemukan banyak sekali detail-detail yang membingungkan mereka.
 Beberapa materi petunjuk tidak diformat secara jelas di halaman atau buku petunjuk.
e.Murid-murid berkebutuhan khusus kesulitan menyimpan materi-materi pelajaran di kelas
karena:
 Mereka kekurangan kendali internal.
 Mereka tidak mengerti apa yang diharapkan.
 Mereka tidak dapat mengingat apa yang harus dilakukan.
 Mereka tidak tahu bagaimana menyimpan materi-materi tugas agar mudah ditemukan.
f.Banyak murid berkebutuhan khusus yang tak bisa membaca sebaik teman-temannya:
 Mereka mungkin masih mempelajari keterampilan pengenalan lambang dasar dan
pengenalan kata atau strategi pemahaman, untuk membatu mereka memahami kata, frase,
dan kalimat yang dibaca.
 Ada materi tertulis yang memberikan tantangan lebih karena tidak tersusun dengan baik.
 Mereka mungkin kesulitan menentukan gagasan utama atau apa yang penting diingat
dalam informasi yang dibaca.
7
 Mereka mungkin tersesat dalam detail dan bingung dengan cara gagasan dihadirkan
dalam teks atau buku referensi.
g.Seorang murid berkebutuhan khusus mungkin memahami informasi saat ia
mendengarkannya tetapi tidak mampu membaca materi yang diperlukan untuk tugas sekolah.
h.Murid berkebutuhan khusus mungkin kesulitan mempelajari konsep dan proses matematis
karena:
 Keterampilan prosedural mereka buruk dan mereka bergantung pada strategi yang
kekanakan, misalnya menghitung dengan jari.
 Kemampuan ingatan mereka buruk, sehinga mereka kesulitan mengingat fakta mendasar.
 Banyak murid yang memiliki ketidakmampuan-matematika juga memiliki
ketidakmampuan-membaca, dan ketidakmapuan-membaca inilah yang menyulitkan
mereka memahami soal.
Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Hambatan belajar yang dialami oleh setiap anak bisa disebabkan oleh faktor internal pada diri
anak itu sendiri, faktor ekternal di luar diri anak, dan faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal
Hambatan belajar bisa terjadi akibat adanya kerusakan secara fisik pada diri anak
(impairment), misalnya kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, dan gangguan pada
pada gerak motorik, serta anak yang mengalami hambatan perkembangan intelektual.
Keadaan impairment seperti itu menimbulkan kesulitan atau ketidakmampuan tertentu
(disability), sehingga merintangi anak untuk belajar.
Faktor Eksternal
Hambatan belajar pada seorang anak bisa disebabkan oleh faktor-faktor di luar diri anak itu
sendiri. Anak mengalami kesulitan-kesulitan tertentu untuk belajar karena eksternal.
Misalnya, anak sering mendapat perlakuan kasar, sering diolok-olok, tidak pernak dihargai,
sering melihat kedua orang tuanya bertengkar dsb. Keadaan seperti ini dapat menimbulakan
kehilangan kepercayaan diri, sulit untuk memusatkan perhatian,cemas, gelisah.

Anda mungkin juga menyukai