Anda di halaman 1dari 13

TUNANETRA

(GANGGUAN
PENGLIHATAN)
Oleh :
1.Siska Andri Yani (150611100161)
2.Rosalita Yekti G (150611100163)
3.Yessy Regita A (150611100165)
4.Rifta Zahratun A (150611100166)
Definisi tunanetra

Menurut Persatuan Tunanetra Indonesia/PERTUNI


2004 mendefinisikan tunanetra adalah mereka yang
tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total)
hingga mereka yang masih memiliki sisa
penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan
penglihatannya untuk membaca tulisan biasa
berukuran 12 point dalam keadaan cahaya normal
meskipun dibantu dengan kacamata
Jenis-jenis gangguan penglihatan
Tunanetra ditinjau dari ketajaman untuk melihat bayangan
benda dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
Anak yang mengalami kelainan penglihatan yang mempunyai
kemungkinan dikoreksi dengan penyembuhan pengobatan atau
alat optik tertentu.
Anak yang mengalami kelainan penglihatan, meskipun
dengan dikoreksi pengobatan atau alat optik tertentu masih
mengalami kesulitan untuk mengikuti kelas reguler sehingga
diperlukan kompensasi pengajaran untuk mengganti
kekurangannya
Anak yang mengalami kelainan penglihatan yang tidak dapat
dikoreksi dengan pengobatan atau alat opti apapun, karena anak
tidak mampu lagi memanfaatkan indra penglihatannya
Tunanetraan berdasarkan pengaruh gradasi kelainan
penglihatan terhadap aktivitas ingatannya, dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
Anak tunanetra total bawaan atau yang diderita
sebelum usia 5 tahun
Anak tunanetra total yang diderita setelah usia 5
ahun
Anak tunanetra sebagian karena faktor bawaan
Anak tunanetra sebagian akibat sesuatu yang
didapat kemudian
Anak dapat melihat sebagian karena faktor bawaan
Anak dapat melihat sebagian akibat tertentu yang
didapat kemudian
Berdasarkan waktu terjadinya
ketunanetraan:
Tunanetra sebelum dan sejak lahir
Tunanetra setelah lahir atau pada
usia kecil
Tunanetra pada usia sekolah atau
pada masa remaja
Tunanetra pada usia dewasa
Tunanetra dalam usia lanjut
Berdasarkan kemampuan
daya penglihatan:
Tunanetra ringan (Defective
Vision/Low Vision)
Tunanetra setengah berat
(partially sighted)
Tunanetra berat (Totally
Blind)
KARAKTERISTIK ANAK YANG
MENGALAMI GANGGUAN
PENGLIHATAN
Karakteristik Karakteristik
Kognitif Akademik
Tingkat dan Ketunanetraan
keanekaragaman berpengaruh pada
pengalaman perkembangan
Kemampuan untuk ketrampilan
berpindah tempat akademis, khususnya
Interaksi dengan dalam bidang
lingkungan membaca dan menulis
Karakteristik sosial Karakteristik
dan emosional
perilaku
tunanetra
tunanetra sering
mempunyai
keterbatasan
menunjukkan
dalambelajar melalui perilaku stereotip,
pengamatan dan sehingga
menirukan sehingga menunjukkan
sering mempunyai perilaku yang tidak
kesulitan dalam semestinya
melakukan perilaku
sosial yang benar.
Penyebab gangguan penglihatan
Faktor internal Faktor eksternal
ketunanetraan Penyakit rubella dan
syphilis
yang timbul dari Glaukoma (glaucoma)
dalam individu, Retinopati diabetes
yang sering disebut (Diabetic Retinopathy)
Retinoblastoma
juga faktor
Kekurangan vitamin A
keturunan Terkena zat kimia
Kecelakaan
Faktor yang menyebabkan terjadinya
ketunanetraan antara lain :
Pre-natal Faktor Post-natal
Penyebab Penyebab
ketunanetraan pada ketunanetraan yang
masa pre-natal sangat terjadi pasa masa
erat hubungannya post-natal dapat
dengan masalah terjadi sejak bayi
keturunan dan lahir
pertumbuhan seorang
anak dalam kandungan
BENTUK LAYANAN DAN
PENDIDIKAN UNTUK ANAK
YANG MENGALAMI GANGGUAN
PENGLIHATAN

Strategi Pengajaran Tunanetra, prinsip


pengajaran dalam unanetra yaitu:
Prinsip Totalitas
Prinsip Keperagaan
Prinsip Berkeseimbangan
Prinsip Aktivitas
Prinsip Individual
Media Pembelajaran bagi Tunanetra:
Karena kondisi penglihatan mereka yang
tak berfungsi, maka media yang
digunakan untuk pengajaran anak
tunanetra ialah media yang dapat
dijangkau dengan pendengaran dan
perabaannya. Adapun media tersebut
ialah Papan baca (Kenop), Reglette dan
Stius (pena) yaitu alat tulis manual,
Mesintik Braille (Perkins Braille), Kaset.
Metode Pengajaran yang Dapat
Diikuti oleh Tunanetra:
Metode Ceramah
Metode Tanya Jawab
Metode Diskusi
Metode Sorogan
Metode Bandongan
Metode Drill

Anda mungkin juga menyukai