Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR PRAKTIK KEBIDANAN

“MODEL PRAKTIK KEBIDANAN SOSIAL MODELVS

MEDICAL MODEL”

DOSEN PENGAMPUH :

TAUFIANIE ROSSITA,.S,ST, M.KM

KELOMPOK : 1

DI SUSUN OLEH :

1. MERRI MARISA PUTRI (22270025)


2. KURNIA SOLEHA (22270039)
3. GANIS SUKNOWATI (22270027)
4. PUTRI NUR AISYAH (22270012)
5. ELVA OKTAVIA (22270033)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DEHASEN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Bismillahiramhmanirahim

Asalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“MODEL PRAKTIK KEBIDANAN SOSIAL MODEL VS MEDICAL
MODEL” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari dosen pengampuh Bunda
TAUFAINI ROSSITA.,S,ST,M.KM selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang social model vs medical model bagi para pembaca.
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh Bunda
TAUFAINI ROSSITA.,S,ST,M.KM yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Wasallammualaiku warahmatullahi wabarakatuh

Bengkulu,23 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................

Kata pengantar .........................................................................................i

Daftar isi ..................................................................................................ii

BAB I

A. Latar belakang ...............................................................................1


B. Rumusan masalah ..........................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................2
D. Manfaat .........................................................................................2

BAB II

A. Model asuhan kebidanan ...............................................................3


B. Model dalam kebidanan ................................................................4
C. Kegunaan model ............................................................................4
D. Model kebidanan ...........................................................................4
E. Komponen dan macam-macam model kebidanan ........................5
F. Beberapa model kebidanan ...........................................................5
G. Teori model kebidanan ................................................................12

BAB III

A. Kesimpulan ...................................................................................14
B. Saran ..............................................................................................14

Daftar pustaka ............................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Model asuhan kebidanan di dasarkan pada kenyataan bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita. Model
kebidanan ini dapat di jadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada pasien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam
pelaksanaan askeb. Dengan ini di harapkan profesi kebidanan dapat memberikan
pelayanan dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian
dan kejadian saksio sesaria pada persalinan.
Menejemen kebidanan adalah suatu metode/ proses berpikir kritis logis
sistematis. Oleh karena itu menejemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang
bidan dalam memberikan arah/ kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pelayanan kebidanan di Indonesia di mulai sejak 1807 pada pemerintahan
hindia-belanda ( zaman Gubernur Jendral HENDRIKWILLIAM ) dan tenanga
persalinannya adalah dukun. Seiring berjalannya waktu di buka pendidikan
kedokteran dan bidan serta kursus kebidanan sehingga pelayanan kebidanan lebih
bertambah seperti KB dan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah defenisi model asuhan kebidanan ?
2. Apa saja macam-macam model asuhan kebidanan ?
3. Apakah social model ?
4. Apakah medical model ?

1
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui model asuhan kebidanan


2. Untuk mengetahui macam-macam model asuhan kebidanan
3. Untuk mengetahui apa itu social model
4. Untuk mengetahui apa itu medical model

D. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca, layaknya penyusun makalah ini dan dapat di
gunakan sebagai refrensi untuk perbaikan makalah ini kedepannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL ASUHAN KEBIDANAN


1.1 PENGERTIAN
Konsep adalah penopang sebuah teori yang dapat diuji melalui
observasi atau penelitian.
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari berbagai disiplin ilmu
yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu sosial, ilmu prilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu menajemen untuk dapat memberikan pelayanan
kepada ibu dalam masa prokonsepsi, konsepsi, masa hamil, ibu bersalin,
post partum, bayi baru lahir. Pelayanan meliputi : pendekteksian keadaan
abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan
terhadap indivudu, keluarga, dan masyarakat.
Model kebidanan adalah suatu bentuk pendoman atau acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
1.2 KONSEPTUAL MODEL KEBIDANAN
Dalam memberikan akan suatugambaran tentang pelayanan dalam
praktek kebidanan dan memberi jawaban atas pertanyaan, apa yang
merupakan praktek kebidanan.

3
B. MODEL DALAM KEBIDANAN
Terdiri atas 4 elemen :
1. Orang ( wanita, ibu, pasangan, dan orang lain )
2. Kesehatan
3. Lingkungan
4. Kebidanan

C. KEGUNAAN MODEL
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek dengan mengartikan persamaanya
seperti stuktur, gambar, diagram, dan rumus. Model tidak seperti teori
tidak memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih
mengarah pada stuktur dan fungsi. ( menurut Wilson 1985 ) sebuah model
pada dasarnya analogy atau gambar simbolik sebuah ide.
2. ( menurut Gait dan Smith 1976 ) merupakan gagasan mental sebagai
bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial dalam
mengkonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial.
3. ( menurut Benner 1984 ) menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran
abstrak sehingga banyak di gunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai
paramenter garis besar praktek.

D. MODEL KEBIDANAN
Model kebidanan dapat digunakan untuk :
1. Menyatukan data secara lengkap
 Tindakan sebagai bantuan dalam komunikasi antara bidan dan
pemimpin
 Dalam pendidikan untuk mengorganisasi program belajar
 Untuk komunikasi bidan dan pasien

4
2. Menjelaskan siapa itu bidan, apa yang dikerjakan, keinginan dan
kebutuhan untuk
 Mengembangkan profesi
 Mendidik siswi bidan
 Komunikasi dengan pasien dan pemimpin

E. KOMPONEN DAN MACAM-MACAM MODEL KEBIDANAN


Model kebidanan di bagi menjadi 5 komponen yakni :
 Memonitor kesejatraan ibu
 Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling
 Intervensi teknologi seminimal mungkin
 Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric
 Lakukan rujukan

F. BEBERAPA MODEL KEBIDANAN


1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit penting yakni :
 Ibu dalam keluarga
 Konsep kebutuhan
 Partnership
 Faktor kedokteran dan keterbukaan
2. Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu
manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan . model
ini lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus
pada proses penyakit dan mengobati ketidak sempurnaan.

5
Yang tercangkup dalam model medical adalah :

a. Berorientasi pada penyakit


b. Menganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah
c. Manusia menguasai alam
d. Yang tidak bisa menjadi menarik
e. Informasi yang terbatas pada pasien
f. Pasien berperan pasif
g. Dokter yang menentukan
h. Tingginya teknlogi kenaikan prestise
i. Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komonitas
j. Penyakit dan kesehatan adalah berdominan pada dokter
k. Memahami manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering

Model medical ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terlalu berorientasi pada
penyakit dan tidak memberikan kesempatan pasien untuk menentukan nasibnya sendiri.
Walaupun demikian kenyataannya masih banyak yang terpengaruh pada medical model ini.

Gambaran bagaimana perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai medical model:

 Normal dalam perspentif


 Kasus tidak biasa menjadi menarik
 Dokter bertanggung jawab
 Informasi terbatas
 Outcome terbatas
 Ibu dan bayi hidup dan sehat

Medical model merupakan fondasi dari praktik kebidanan yang sudah meresap di masyarakat
yakni : proses penyakit, memberikan tindakan dan komplikasi dari penyakit / tindakan
konsekuensi.

6
3. Model sehat untuk semua ( health for all-HFA )
Model ini dicetuskan oleh (WHO dalam deklarasi Alma Atta tahun
1978) fokus pelayanan ditunjukan pada wanita, keluarga dan masyarakat
serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan Negara lain.
Tema HFA menurut ( Euis dan Simmet 1992)
 Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
 Perbaikan kesehatan melalui usaha promorif dan presentif
 Partisipasi masyarakat
 Kerja sama yang baik pemerintah dengan sector lain
 Primary healt care PHC adalah dasar pelayanan utama dari
sistem pelayanan kesehatan.

PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada praktik, ilmu pengetahuan
yang logis dan metode sosial yang tepat serta teknologi universal yang dapat di peroleh oleh
individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi dan merupakan suatu value dalam
masyarakat dan negaraegaramampu menjaga setiaplangkat perkembangan berdasarkan
kepercayaan dan ketentuannya.

Dari model HFA dan definisi PHC terdapat 5 konsep (WHO 1998) :

1. Hak penentuan kesehatan oleh cangkupan populasi


universal dengan penyedia asuhan berdasarkan
kebutuhan
2. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
dimana pelayanan memenuhi segala macam tipe
kebutuhan yang berbeda harus disediakan dalam suatu
kesatuan
3. Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma,
dapat menghasilkan dan diatur, yaitu pelayanan harus
dapat memenuhi kebutuhan yang dapat diterima oleh
masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan di atur
secara efektif

7
4. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan,
penentuan pemonitoran pelayanan, yaitu penentuan
asuhan kesehatan merupakan tanggung jawab semua
komunitas dan kesehatan di pandang sebagi faktor yang
berperan untuk pengembangan seluruh lapisan
masyarakat
5. Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri
dan pelayanan kesehatan tidak dapat bergantung pada
pelayanan kesehatan saja tetapi juga di pengaruhi oleh
beberapa faktor : perumahan, polusi, lingkungan,
persediaan makanan dan metode pubikasi

8 area untuk mencapai kesehatan bagi semua pihak melalui PHC :

 Pendidikan tentang masalah kesehatan umum


dan metode pencegahan dan pengontrolannya
 Promosi kesehatan tentang persedian
makanan dan nutrisi yang layak
 Persedian air yang sehat dan sanitasi dasar
yang adekuat
 Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga
berencana
 Imunisasi
 Pencegahan dan pengawasan penyakit
endemic
 Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan
dan penyakit umum
 Persedian obat esensial

8
4. Model asuhan home based
Merupakan unsur therapeutic yang terdiri atas sebuah kesadaran dan
menjaga hubungan yang di bangun ats dasar kepercayaan dan di bentuk
untuk memfasilitasi asuhan yang berkualitas. Tanggung jawab dan
kejujuran yang dibagun dalam hubungan antara bidan dan pasien. Proses
bersalin di rumah (home brith ) sejak lama telah menggunakan konsep
Aearly discharge sebagi bagian home based midfwifery care.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang
berpusat pada wanita. Komunitas asuhan kebidanan dapat membentuk
waktu yang efektif dalam pemantauan selama kunjungan prenatal sehingga
dapat terjalin hubungan therapeutic secara personal antara bidan dan
keluarga.
Asuhan berkelanjutan “ continuity care” dapat membuat bidan dan
keluarga belajar satu sama lain untuk menentukan rencana dan
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, pasien.
Partisipasi secara alami dalam “ home based midwifery care” dapat
memberikan kesempatan pada calon orang tua untuk mempelajari cara-
cara mengasuh bayinya. Dengan proses ini akan terbuka dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan bersama.
5. Model sistem martenitas dan komunikasi yang ideal university of southeer
queensland
 Model kurikulum konseptual partnership dalam praktek
kebidanan berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar
(menurut Guiilliland dan Pairman 1995 )
 Partnership kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan
suatu model kepudulian “ modelof care” sebagai model filosofi
prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat berbagi
pengalaman dalam proses persalinan
 Persalinan merupakan proses sangat nrmal

9
 Sebuah hubungan partnership menggambarkan dua orang yang
bekerjasama dan saling menguntungkan
 Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu
tindakan melainkan membantu wanita untuk mengambil
keputusan sendiri
 Konsep wanita dalam asuhan kebidanan meliputi mitra
perempuan, keluarga, kelompok dan budaya
 Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu
sendiri, miranya atau keluarga, budaya/ sub kultur bidan
tersebut dan wewenang profesional bidan
 Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan
membawa mereka sendiri sebagai manusia kedalam suatu
hubungan partnership yang mana akan di gunakan dalam
therapeutic. Bidan harus mempunyai “self knowing, self
nursing” merupakan jaringan pribadi dan klektif yang
mendukung
 Sebagai “ model of care the midwifery partnership” di dasarkan
pada prinsip “midwifery care” berikut : mengakui dan
mendukung adanya keterkaitan antara badan, pikiran, jiwa,
fisik, dan lingkungan kultur sosial “holism”
 Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat
di tolong tanpa adanya intervensi
 Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami
 Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah
dengan ilmu pengetahuan
 “relationship –based” dan kesinambungan dalam
“motherhood,woman centered” dan bertukar pikiran antara
wanita
 Kekuasaan wanita didasarkan tanggung jawab bersama untuk
suatu pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita mempunyai
kontrol atas keputusan terakhir mengenai keadaan diri dan bayi

10
 Di batasi oleh hukum dan ruang lingkup praktek individu
dengan persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih berkualitas. Hubungan antara bidan dan
dokter harus di dasari oleh rasa saling menghormati dan saling
percaya, bidan bleh bertanya masalah medis atau perlindungan
hukum wanita untuk alasan apapun, jika wanita tidak mampu
berbicara atas namanya sendiri.

6. Sosial model
a. Keadilan pelayanan
Adalah keadilan dalam memberi pelayanan kebidanan
merupakan aspek pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia.
Keadilan pelayanan dimulai dengan :
1. Pemenuhan kebutuhn pasien yang sesuai dengan kondisi pasien
2. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani
3. Adanya penelitian untuk mengembangkan /meningkatkan
pelayanan
4. Adanya keterjangkauan ketempat pelayanan
b. Karakteristik petugas kesehatan
Adalah pasien memerlukan pelayanan dari petugas kesehatan
(provinder) yang memiliki karakteristik berikut :
 Semangat untuk melayani
 Simpati
 Empati
 Tulus ikhlas
 Memberi kepuasan
c. Dimensi kepuasan pasien
Adalah dimensi kepuasan pasien di bedakan menjadi 2 macam :
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi bidan.

11
 Hubungan bidan dengan pasien
 Kenyamanan pelayanan
 Kebebasan melakukan pilihan
 Pengetahuan dan kompetisi
 Efektifitas pelayanan
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan kebidanan
d. Pelayanan kebidanan yang bermutu
Adalah suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila penerapan
semua persyaratan pelayanan kebidanan dapat memuaskan pasien.
Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu ialah :
 Ketersediaan pelayanan kebidanan
 Kewajaran pelayanan kebidanan
 Kesinambungan pelayanan kebidanan
 Penerimaan jasa pelayanan kebidanan
 Ketercapaian pelayanan kebidanan
 Keterjangkauan pelayanan kebidanan
 Efesiensi pelayanan kebidanan
 Mutu pelayanan kebidanan

G. TEORI MODEL KEBIDANAN


Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena yang penting dalam sebuah disiplin.
Teori –teori yang mempengaruhi model kebidanan :
1. Teori Reva Rubin
Seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan
di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah
persalinan.

12
Tahap –tahap psikososial yang di lalui calon ibu dalam mencapai
perannya:
 Anticipatory stage seorang ibu mulai melakukan latihan peran
dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain
 Honeymoon stage ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar
yang dijalaninya
 Plateu stage ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan
sebagai seorang ibu
 Disengagement merupakan tahap penyelesaiaan yang mana
latihan peran sudah berakhir
2. Teori Jeall Ball
Menurut Jeall Ball respon terhadap perubahan setelah melahirkan akan
mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan mereka akan
mendapatkan sistem keluarga dan sosial.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model kebidanan adalah suatu bentuk pendoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.

Macam-macam model kebidanan :

1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktik kebidanan


2. Model medical
3. Model sehat untuk semua
4. Model asuhan home based
5. Model sistem martenitas di komunitas yang ideal university of
southeer queensland
6. Sosial model

B. SARAN
Sebagai bidan kita harus dapat menempatkan diri kita dalam mengambil tindakan
yang sesuai dalam kebutuhan pasien. Kami harap dalam pembahasan ini, pembaca
dapat memberikan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk.2010.konsep kebidanan. Yogyakarta :Graha ilmu


Brayn R. 1995. Teori for midwifery practice edisi 1
Sueryani, Sri.2011. konsep kebidanan. Yogyakarta : Nurhamedika
Guiilliland dan Parman.1995. model kurikulum konseptual
WHO.1998. model HFA dan definisi PHC
Alma Atta. 1978. Model sehat untuk semua
Pelayanan kebidanan di Indonesia 1807

Anda mungkin juga menyukai