Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI PEPLAU

Dosen pengampu: Ns. Zaki Mubaraq, M.kep

Disusun oleh:

1. Merzaluna Arzetta N.A (A20230021)


2. Mufidah Wahyu D. (A2023022)
3. Mukhammad Aditya H. (A2023024)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDAL BATANG

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalahdengan ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang telah
membantu kami dalam meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
dalam mengerjakan makalah dengan tema kata “TEORI KEPERAWATAN”. Atas
kepeduliannya serta bimbingannya kami mengucapkan banyak kata terima kasih
kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua dalam menambah
ilmu pengetahuan. Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak
berkenan bagi pembaca dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang
setulusnya.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah Konsep Dasar Keperawatan


tentang “TEORI PEPLAU” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari anda kami tunggu
untukperbaikan makalah ini nantinya.

Kendal, 03 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI.

Kata Pengantar......................................................................2

Daftar Isi...............................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang .....................................................................4

Rumusan Masalah ................................................................4

Tujuan ..................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Siapa itu Hildegard E.Peplau..........................................5


2.2 Riwayat Hildegard E.Peplau..........................................5
2.3 Teori keperawatan menurut Hildegard E.Peplau............6
2.4 Aplikasi teori yang dikemukakan oleh E. Peplau.........10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................17

3.2 Saran ............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan yaitu suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral


dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga maupun masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencakup siklus hidup manusia.
Pelayanan Keperawatan dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan , mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama untuk
memungkinkan setiap masyarakat mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif
yang dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan.
Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang digunakan, sal
ah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori keperawatan oleh Pep
lau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yan
g menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral y
aitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit sumber kesulitan dan
proses interpersonal. Keperawatan professional didasarkan pada adanya pendekatan y
ang disebut “Proses Keperawatan” dan “Dokumentasi Keperawatan”. Sebagai pedom
an dalam setiap praktik keperawatan, diperlukan berbagai teori yang digunakan untuk
menjalankan tugas keperawatan

Pada makalah ini, akan dibahas model dan konsep teori keperawatan menurut Hildeg
ard E. Peplau.

1.2 Rumusan masalah :

1. Siapa itu Hildegard E.Peplau?


2. Bagaimana riwayat Hildegard E.Peplau?
3. Bagaumana Teori keperawatan menurut Hildegard E.Peplau?
4. Bagaimana Aplikasi teori yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui siapa itu Hildegard E.Peplau

2. Untuk mengetahui riwayat Hildegard E.Peplau

4
3. Untuk mengetahui Teori keperawatan menurut Hildegard E.Peplau

4. Untuk mengetahui aplikasi teori yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Hildgerd E.Peplau

Hildegard Elizabeth Peplau (1 September 1909 – 17 Maret 1999) adalah seorang


perawat Amerika yang merupakan satu-satunya perawat yang bertugas di American
Nurses Association (ANA) sebagai Direktur Eksekutif dan kemudian sebagai
Presiden. Dia menjadi ahli teori keperawatan pertama yang diterbitkan sejak
Florence Nightingale.

Pengalaman keperawatan Dr. Peplau adalah:


 Sebagai perawat privat dan umum dibidang keperawatan RS
 Terlibat dalam riset keperawatan
 Perawat privat di keperawatan psikiatri
 Mengajar perawatan psikiatri untuk beberapa tahun
 Ia sebagai profesor emetris dari Rutgres University

2.2 Riwayat Hildgerd E.Peplau

Hildegard Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909. Ia dibesarkan di Reading,


Pennsylvania, oleh orang tuanya keturunan Jerman, Gustav dan Otyllie Peplau. Dia
adalah putri kedua, memiliki dua saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki.
Meski buta huruf, ayahnya gigih, sedangkan ibunya perfeksionis dan suka
menindas. Dengan usianya yang masih muda, keinginan Peplau untuk berkembang
melampaui peran tradisional perempuan sangatlah besar. Dia menganggap
keperawatan adalah salah satu dari sedikit pilihan karier bagi perempuan pada
masanya. Pada tahun 1918, ia menyaksikan epidemi flu yang menghancurkan yang
sangat memengaruhi pemahamannya tentang dampak penyakit dan kematian
terhadap

5
2.3 Teori keperawatan menurut Hildegard E.Peplau ( Teori E.Peplau)

Peplau menyatakan bahwa individu yang mengalami masalah isolasi sosial


adalah individu yang tidak mampu mentransformasikan atau menyalurkan energi
kecemasan yang ditimbulkan oleh stresor-stresor dalam perkembangan dirinya
menjadi hal yang produktif.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses
interpersonal.

1. Klien

Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,


fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya danmengintegrasikan belajar pengalaman.

2. Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan


pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang
menjadi tujuan.

Peran Prawat:

1) Mitra kerja

Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai
mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.

a. Nara sumber (resources person)

6
Memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang
lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan
bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional
kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

b. Pendidik (teacher)

Merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada klien atau keluarga
terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

c. Kepemimpinan (Leadership)

Mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu


untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.

d. Pengasuh pengganti (surrogate)

Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat


mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna
untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

e. Konselor (consellor)

Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan


yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah
dilakukan.

2) Sumber Kesulitan/Masalah

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman


interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting
karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji
tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien
semakin membaik.

7
3) Hubungan Interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses


interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu
dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut
Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:

a. Manusiaatau individu

Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang


dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh
kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi
yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses
interpersonal.

b. Masyarakatatau lingkungan

Masyarakat atau lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.

c. Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses


kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif,
konstruktif dan produktif.

d. Keperawatan

Kesehatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses


interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi
perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal
merupakan hal yang penting untuk memahami klien dan mencapai resolusi
masalah.

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat

8
fase diantaranya :

1. Faseorientasi
ada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing. Pertemuan
diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, perawat dan klien
malakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses
pengumpulan data. Pada fase ini yang paling penting adalah perawat bekerja
sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam menganalisis
situasi yang kemudian bersama-sama mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah untuk ada setelah masalah diketahui, diambil keputusan
bersama untuk menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat
sebagai fasilitator dapat merujuk klien ke ahli yang lain sesuai dengan
kebutuhan
2. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien dan memberikan


asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

a. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.


b. Individu mandiri terpisah dari perwat.
c. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
d. Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien
serta melaksanakan asuhan keperawatan.

3. Fase eksplorasi

Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan profesional untuk alternatif


pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan
kebutuhan dari pasien. Pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari
lingkungan pelayanan. Pada fase ini pasien mulai menerima informasi-
informasi yang diberikan padanya tentang penyembuhannya, mungkin
berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada perawat,
mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya. Fase
resolusi

Fase ini merupakan fase dimana perawat berusaha untuk secara perlahan
kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga
kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu
9
menjalankan secara sendiri.

4. Fase Resolusi

Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Fokus


pada fase ini mengakhiri hubungan profesional pasien dan perawat dalam
fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan teraupetik meraka. Dimana pasien
berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada tim medis dan
menggunakan kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan
secara sendiri

2.4 Aplikasi teori yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau

Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang terse
dia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mende
finisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klie
n mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk me
menuhi kebutuhannnya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemas
anyang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusah
a mendorong kemandirian pasien.

Penerapan dalam keprawatan

Hildegarde peplau ahli teori keperawatan yang terkenal, mengembangkan teori in


terpersonal keperawata. Teori peplau mengatakan bahwa perawat dan klien berpartisip
asi dan berkontribusi pada hubungan dan lebih jauh lagi bahwa hubungan itu sendiri d
apat bersifat terapeutik
Perawat menggunakan hubungan perawat – klien sebagai pengalaman interpersonal k
orektif bagi kliennya.
Intervensi keperawatan sering berfokus pada masalah interpersonal “disin dan sekaran
g “ ( bertentangan dengan masalah di masa lalu atau masalah hubungan sebelumnya )
dan pemecahan masalah interpersonal
Intervensi ansietas merupakan fungsi keperawatan yang penting,. Ciri – ciri ansietas a
dalah keprihatinan, kesulitan, ketidakpastian, atau ketakutan yang terjadi akibat anca
ma yang nyata atau dirasakan ; ansietas adalah respons subjektif terhadap stres.

Contoh kasus dalam keperawatan :

Seorang ibu berumur 45 tahun dirawat di rumah sakit sejak 2 minggu lalu,didiagnosis
mengalami Ca servix stadium lanjut ( stadium 4) . Dia tidak mau makan, mengurung

10
diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dan suaminya, kadang m
arah tanpa sebab, ekspresinya terlihat sedih, kadang terlihat menangis, dan ia menolak
pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh perawat karena ia merasa umurnya tid
ak lama lagi.

Dalam kasus yang digambarkan diatas perawat perlu memahami perilaku yang di
tunjukkan oleh ibu tersebut yaitu dengan membantu mengatasi masalah dirasakan dan
menrapkan prinsip hubungan manusia pada masalah yang muncul pada ibu tesebut sel
am pengalaman tersebut. Berdasarkan data ibu itu mengalami depresi. Perawat perlu
melakukan hubungan interpersonal dengan ibu itu karena pada saat seseorang mengal
ami depresi dia membutuhkan orang lain yang dapat mendengarkan, menerima, dan m
emahami dirinya. Hubungan interpersonal antara perawat dan ibu tersebut melalui 4 t
ahap yaitu :

1. Tahap orientasi

Perawat mencoba mendekati klien dan membangun hubungan saling percaya. Per
awat memperkenalkan dirinya dan menunjukkan sikap mau membantu klien. Pad
a fase ini perawat berperan sebgai role of the stranger, dimana perawat sebagai or
ang lain bagi ibu itu maka, ia harus bebicara dengan sopan, jujur, dan menerima k
lien apa adanya

2. Tahap idetifikasi

Pada fase ini perawat menjalankan perannya sebagai peran wali ( surrogate rule ),
sikap dan tingkah laku perawat menciptakan perasaan tertentu ( felling tones ) dal
am diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya. Pera
wat maupun ibu itu merasakan adaanya keterikatan (independen), independen dan
interdependen.

3. Tahap exploitasi

Perawat berusaha menjelaskan tentang penyakitnya, memotivasi klien untuk men


gikuti pengobatan dan perawtan yang diberikan dan meningkatkan spriritual kepa
da keluarga untuk bisa menerima dan ikut mensuport klien. Pada fase ini juga per
awat menjalankan perannya sebagai narasumber, (role of resorce person) peran p
engajaran (teaching role), peran kepemimpinan dan peran konseling.

4. Tahap Resolusi

11
Pada tahap ini perawat bersama ibu itu, menyimpulkan apa yang sudah dicapai se
lama interaksi dilakukan dan bagaimana interaksi dapat dilanjutkan terhadap mas
alah lain yang mungkin terjadi pada ibu itu. Dalam fase ini peran perawat sebagai
peran kepemimpinan (leadership role)

12
BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori orang tua E.Peplau berfokus pada individu,peratat,dan proses interaktif. H


orangtua E.Peplau yang menghasilkan hubungan antara peran dan
klien.Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,dan
keperawatan adalah proses antar personal dan terapeutik keperawatan jiwa.Oleh
sebab itu peran berusaha mengembangkan hubungan antara peran dan klien
dimana peran bertugas sebagai narasumber,konselor dan wali.

B. SARAN

Diharapkan kepada semua perawat untuk dapat mengembangkan ilmunya dalam


melaksanakan asuhan keperawatan atau pengabdian masyarakat, serta dapat
mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah ada dalam melaksanakan asuhan
keperawan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://yuliananovitablog.wordpress.com/2016/11/06/makalah-teori-dan-konsep-
keperawatan-menurut-peplau/

https://www.google.com/search?
q=TUJUAN+MAKALAH+TEORI+PEPLAU&oq=TUJUAN+MAKALAH+TEORI+P
EPLAU&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyBggAEEUYOTIKCAEQIRgWGB0YHtIBCjE3MzM
3ajBqMTWoAgCwAgA&sourceid=chrome&ie=UTF-8

14

Anda mungkin juga menyukai