PEPLAU
ROSALWINA
NIM 23122317
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori Keperawatan Menurut Hildegard E.
Peplau. Dunia dan Indonesaia dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman
serta bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Teori Keperawatan Menurut Hildegard E. Peplau.. Makalah ini
mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan
makalah ini.
Padang,
November 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keperawatan sebagai bagian dari integral pelayanan kesehatan. Keperawatan juga
merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Profesi
keperawatan sangatlah kompleks, dimana untuk menjadi perawat yang professional dalam setiap
prakteknya harus didasari dengan konsep dan teori keperawatan yang telah ada. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu
keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, diharapkan kedepannya mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyrakat serta teknologi dibidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit di Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan pasien dengan menggunakan teori keperawatan. Teori adalah
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Teori keperawatan merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan untuk menjadi dasar dalam menentukan model konsep dalam
keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek.
Berikut ini kami akan membahas salah satu teori keperawatan yaitu Teori Keperawatan dari
Hildegard E. Peplau. Model teori dan konsep keperawatan yang di cetuskan ole Peplau tentang
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah ketika seorang perawat membantu klien
(pasien) dengan menggunakan metode komunikasi teurapetik dalam proses pemecahan masalah
(pemyakit) sampai klien dijinkan pulang.
Contoh kasus dalam keperawatan : seorang ibu berumur 45 tahun dirawat dirumah sakit sejak
2 minggu lalu didiagnosis mengalami cancer servix stadium lanjut (stadium 4). Ia tidak mau
makan, mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain termasuk anak dengan
suaminya. Kadang marah tapa sebab, ekspresinya terlihat sedih, kadang terlihat menangis dan ia
menolak pengobatan dan perawatan yang dierikan perawat karna ia merasa bahwa umurnya tidak
lama lagi. Dalam kasus tersebut perawat perlu memahami perilaku yang ditunjukkan oleH pasien
tersebut yaitu dengan membantu masalah yang muncul pada ibu tersebut.
Berdasarkan data, ibu itu mengalami depresi. Perawat perlu melakukan hubungna
interpersonal dengan ibu itu karena pada saat seseorang mengalami depresi ia membutuhkan
orang lain yang dapat mendengarkan, menerima dan memahami dirinya. Hubungan interpersonal
antara perawat dengan pasien melalui 4 tahap, yaitu :
a. Fase Orientasi
Pada fase ini, perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yang belum saling mengenal.
Selama fase ini, klien merupakan seseorang yang memerlukan bantuan profesional dan
perawat berperan membantu klien menganali dan memahami masalahnya serta menentukan
apa yang klien perlukan saat itu. Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dan
klien dalam member atau menerima pertolongan. Selain itu fase ini juga dipengaruhi oleh
ras, agama, budaya, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun perawat. Akhir
dari fase in adalah perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi adanya masalah serta
menumbuhkan rasa saling percaya sehingga keduanya siap untuk melangkah ke fase
berikutnya.
b. Fase Identifikasi
Di fase ini, klien memberikan respons atau mengidentifikasi persoalan yang dihadapi
bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien berbeda satu
sama lain. Di sini, perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu klien menghadapi
penyakit yang a rasakan sebagai sebuah pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya
dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien serta member kepuasan yang diperlukan.
Pada fase ini, perawat juga memberikan alternatif untuk mengatasi masalah klien.
c. Fase Eksploitasi
Pada fase ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
Selama fase ekploitasi, klien mengambil secara penuh nilai yang ditawarkan kepadanya
melalui sebuah hubungan. Prinsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali,
memahami keaadaan klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien
untuk menggali dan mengungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan
dan mempertahankan terapeutik yang mendukung. Pada fase ini, perawat juga dituntut
menguasai kemampuan berkomunikasi secara terapeutik. Dengan, demikian, dapat dikatakan
bahwa fase eksploitasi merupakan fase pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah
pemecahan masalah. Jika fase ini berhasil, fase interpersonal akan berlanjut ke fase akhir,
yaitu fase resolusi.
d. Fase Resolusi/Terminasi
Pada fase resolusi, tujuan bersama anatra perawat dan klien sudah sampai pada tahap
akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin. Fase
resolusi terkadang menjadi fase yang sulit untuk kedua belah pihak sebab di sini dapat terjadi
peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang belum terselesaikan pada
masing-masing fase. Indikator keberhasilan untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu
mandiri dan leas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi
individu yang matang dan berpengalaman. Dalam hubungan perawat-klien, ada enam peran
perawat yang harus dilaksanakan. Peran tersebut berbeda pada setiap fasenya. Keenam peran
tersebut adalah peran sebagai orang asing (role of the stranger), peran sebagai narasumber
(role of resource person), peran sebagai pengajar (teaching role), peran sebagai
kepemimpinan (leadership role), peran sebagai wali (surrogate role), dan peran sebagai
penasihat (counseling role). Role of The Stranger merupakan peran awal dalam hubungan
perawat klien. Di sini, kedua belah pihak merupakan orang asing bagi pihak lainnya.
Sebagai orang asing, perawat harus memperlakukan klien secara sopan, tidak boleh
memberi penilaian sepihak, menerima klien apa adanya, serta memperlakukan klien dengan
penuh perasaan. Dalan perannya sebagat narasumber (role of resource person), perawat
member jawaban yang spesifik dari setiap pertanyaan klien, terutama mengenai informasi
kesehatan. Selain itu, perawat juga menginterpretasikan kepada klien rencana perawatan dan
rencana medis untuk hal tersebut. Teaching role merupakan kombinasi dari seluruh peran
menggunakan informasi, Teaching role, menurut Peplau, terbagi atas dua kategori, yaitu
instruksional dan eksperimental. Penyuluhan instruksional adalah pemberian informasi
secara luas dan merupakan bentuk yang dipakai dalam literature pendidikan. Penyuluhan
eksperimental adalah penyuluhan dengan menggunakan pengalaman sebagai pijakan dalam
pengembangan pengajaran.
a. Keperawatan
Keperawatan didefinisikan ole Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat
terapeutik dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan yang
mendewasakan dan mendorong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif,
produktif, personal dan kehidupan komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab
legal di dalam pemanfaatan keperawatan secara efektif berikut segala konsekuensinya bagi
klien. Perawat merespons kebutuhan klien akan bantuan melalui proses interpersonal. Proses
interpersonal merupakan hubungan humanistic antara individu yang sakit, atau memerlukan
layanan kesehatan, dan perawat di dalam mengenali dan merespons kebutuhan klien. Konsep
utama dalam proses interpersonal in adalah perawat, klien, hubungan terapeutik, tujuan,
kebutuhan manusia, keemasan, ketegangan dan frustasi.
b. Individu
Individu menurut Peplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk berusaha
mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan. Berdasarkan penjelasan in, Peplau
mendifinisikan individu sebagai manusia adalah sebuah organisme yang hisup dalam
ekuilibrium yang tidak stabil.
c. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara tidak
langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus-
menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi
atau komunitas.
e. Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam keperawatan adalah mendorong perawat untuk memerhatikan
kebudayaan dan adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah
sakit. Menurut Peplau, lingkungan merupakan kekuatan yang berada di luar organisme dan
berada dalam konteks kultural. Peplau tidak memandang secara luas lingkungan yang
memengaruhi status kesehatan seseorang tetapi lebih berfokus pada kondisi psikologis dalam
diri orang tersebut. Teori konseptual peplau (1992) terdapat kerangka konsep kerja dimana
perawat dapat mengkaji, merencanakan, dan intervensi untuk mendapatkan outcome pasien.
Perawat adalah individu yang kompleks, dan klien juga merupakan individu yang
kompleks, dimana memiliki kepribadian yang unik dan pengetahuannya dengan kerangka
berpikirnya (Peplau,1992). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga
dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Ole sebab itu,
perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang
diembannya (narasumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah
proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawat an berpartisipasi dalam
menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari
kecenderungan manusi untuk mengembangakan hubungan interpersonal (Setiawan H,
(2016).
Menurut Peplau Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu saat klien membutuhkan
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan
masalah dan kemungkinanpenyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya
dan perawat perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan
dengan masalah kesehatannya. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.
Penerapan dalam keperawatan: Hildegard E Peplau ahli teori keperawatan yang terkenal,
mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori peplau mengatakan bahwa perawat
dan klien berpatisipasi dan berkontribusi pada hubungan da lebih jauh lagi bahwa hubungan
itu sendiri dapat bersifat terapeutik. Perawat menggunakan hubungan perawat-klien sebagai
pengalaman interpersonal korektif bagi kliennya. Intervensi keperawatan sering berfokus
pada masalah interpersonal dan pemecahan masalah interpersonal. Intervensi ansietas
merupakan fungsi penting keperawatan. Ciri-ciri ansietas adalah keprihatinan, kesulitan,
ketidakpastian, atau ketakutan yang terjadi akibat ancaman yang nyata atau dirasakan;
ansietas adalah respon subiektif terhadap setres.
Aplikasi Teory Keperawatan Hildegard E. Peplau pada klien dengan isolasi social.
Kelainan seseorang muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan
ancaman (anxiety). Diaman perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau
tidak diterima oleh orang sekitarnya. Energi yang dihasilkan dari kecemasan yang semakin
meningkat tidak ditranformasikan dengan baik sehingga menurunkan tenaga, semangat dan
kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari hari sehingga klien menjadi sakit dan
mengalami isolasi sosial.
Berdasarkan konsep model Peplau dalam proses interpersonal antara perawat dan klien
isolasi social terjadi 4 tahap mulai dari orientasi sampai resolusi. Agar berlangsungnya proses
interpersonal pada fase orientasi maka perlu adanya kesepakatan(kontrak). Kesepakatan
tersebut merupakan penerapan dari teori Henderson diaman perawat perlu menyepakati
bersama klien tentang keinginan klien untk sembuh, kekuatan dari diri klien untuk mau
bekerja sama menyelesaikan masala serta dukungan dari anggota keluarga dan pengetahuan
tentang masalah yang dihadap serta cara mengatasinya. Ini akan membantu mempermudah
perawat untuk menunjukan konsistensinya dan membuat klien lebih terfokus pada tujuan
yang akan dicapai.
Dengan demikian perawat dan klien isolasi sosial dapat membina hubungan saling
percaya shingga fase-fase selanjutnya dapat dilewati secara bertahap
a. Kelebihan
Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik. Dapat menurunkan kecemasan
klien dalam teori keperawatan. Setiap pasien yang mengalami gangguan jiwa, memiliki
tingkat kecemasan dan ketakutan yang berhubungan dengan psikologis meningkat. Dapat
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik. Seperti hubungan interpersonal dimana
seorang perawat membantu pasien dengan menggunakan metode komunikasi terapeutik
dalam proses penelesaian masalah awal yang dialami pasien sampai pasien tersebut
dinyatakan sembuh. Dapat mendorong pasien lebih mandiri
b. Kekurangan
3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antar perawat dan pasien. Berdasarkan teori in pasien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik pasien dan keluarga serta untuk
membantu pasien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. teori dan gagasan
peplau juga dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Wakhid, Abdul A. Y. (2013). Penerapan Terapi Latihan Keterampilan Sosial pada Klien
Isolasi Sosial dan Harga Diri Renda dengan Pendekatan Model Hubungan
Interpersonal Peplau di RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Keperawatan Jiwa, 34-48.
Wakhid, Abdul A. Y. (2013). Penerapan Terapi Latihan Keterampilan Sosial pada Klien
Isolasi Sosial dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau di RS DR.
Marzoeki Mahdi Bogor. Keperawatan Jiwa, 60-67.
Siokal, B., Patmawati, Sudarman. Falsafah dan Teori dalam Keperawatan. (2015). Jakarta:
CV. Trans Info Media.