Anda di halaman 1dari 19

INTERPERSONAL RELATIONS MODEL - HILDEGARD E PEPLAU

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Falsafah dan Teori Keperawatan

Dosen Pengampuh: Ns. Wiwi Susanti Piola, M.Kep

Oleh:

Nama: Maimuna Paneo

NIM: C01423066

Kelas: IC Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
yang membahas mengenai INTERPERSONAL RELATIONS MODEL HILDEGARD E
PEPLAU. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun teknik penulisannya. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik yang membangun. Khususnya dari dosen Pengampuh mata kuliah
ini guna menjadi acuan bagi saya untuk lebih baik lagi dalam menyusun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan bagi masyarakat pada
umumnya.

Gorontalo, Desember 2023


P
enulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang


merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu yang berbentuk
layanan holistik meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Perawatan ditujukan bagi individu,
keluarga, kelompokdan masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup
keseluruhan proses kehidupan(Lokakarya Perawatan Nasional dalam Asmadi, 2008).
Keperawatan sebagai ilmu harus didukung oleh teori-teori keperawatan. Teori
keperawatan memiliki peran yang sangat penting bagi pengembangan profesionalisme
keperawatan yang membedakan ilmu keperawatan dengan disiplin ilmu yang lain
(Asmadi, 2008). Salah satu contoh teori keperawatan yang sering digunakan adalah
teori Hildegard Peplau.

Hildegard Peplau mempublikasikan model keperawatan pada tahun 1952. Teori


yang dikembangkan oleh Peplau adalah keperawatan psiko dinamik khususnya model
psikoanalitik (Kusnanto, 2004). Peplau melihat keperawatan sebagai proses
interpersoal terapeutik yang sangat penting. Teori ini berfokus pada individu, perawat
dan prosesinteraktif yang menghasilkan hubungan perawat dan klien. Hubungan
interpersonal antara perawat dengan pasien bersifat hemodinamik. Terdapat 4 fase
dalam hubungan perawat-klien menurut Peplau yang saling berkaitan yaitu fase
orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi (Aini, 2018).

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan tentang model konsep dan
teori keperawatan menurut Peplau. Selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya serta
dapat mengimplementasikannya dalam lingkungannya nanti.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah teori Peplau?


2. Apa saja model teori Peplau?
3. Bagaimana implementasi teori Peplau dalam keperawatan?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori peplau?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah teori keperawatan Peplau


2. Mengetahui model teori keperawatan Peplau
3. Mengetahui implementasi teori Peplau dalam praktek keperawatan
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Peplau
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Peplau

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma


Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College
bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa
(Psychiatrict) 1947 dan Doktor Pendidikan bidang pengembangan kurikulum 1953.
DR Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit
swasta maupun pemerintah, 2tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan
praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swasta. Dia telah mengajar bidang
keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan professor emeritus dari Universitas
Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi
oleh Dr. Peplau di Belgia.

Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia
University. Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih
Institute of New York City. Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931
sebagai lulusan dariPottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia,
PA. Dia kemudian bekerja sebagai perawat staf di Pennsylvania dan New York City.
Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York University perkemahan musim
panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi perawat sekolah di
Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di bidang
psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan
di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich
Fromm, Frieda Fromm-Reichmann dan Harry Stack Sullivan. Pekerjaan seumur hidup
Peplau sebagian besar berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan
untuk digunakan dalam praktik keperawatan. Pada awal 1950-an, Peplau
mengembangkan dan mengajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan mahasiswa
keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of
Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau
menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis
keperawatan jiwa.

Dr.Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan
presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia
telah bekerja/melayani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara
asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan
masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988
(komunikasi pribadi, November4, 1987. Kontribusinya yang banyak bagi
keperawatan adalah hasil kualitas rintisannya dalam komunikasi dan persepsinya
mengenai keperawatan. Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan
interpersonal dalam keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam
majalah-majalah professional dengan topik mulai konsep interpersonal sampai issue
terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling
keperawatan” yang berasal dari hasil penelitiannya dan loka karia (pengalaman kerja).
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar- pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan”
Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar- pribadi, peran dalam
kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu
proses interpersonal. Peplau adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama
terkenal untuk presentasi, pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh
semangat menganjurkan bahwa perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka
bisa memberikan perawatan yang benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan
kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-
an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika Serikat,
terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep
interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu
diuniversitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat. Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan Pascasarjana dan penelitian di
bidang keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General,
Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi
dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai
presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-
1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjadi Professor tamu di University of
Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976.Dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya
di rumah Sherman Oaks, California.

B. Model Teori Peplau

Model teori Peplau menjelaskan makna hubungan antara perawat dengan


pasien(perawat-pasien) sebagai sebuah proses interpersonal yang terapeutik dan
penting. Tidak heran bila teorinya lebih dikenal dengan sebutan teori hubungan
interpersonal, yang sudah termuat dalam buku yang sangat terkenal, dengan judul:
Interpersonal Relations in Nursing (Alligood, 2014)

Bagan I teori Peplau: The Nurse – Patient Relationship

1. Definisi Keperawatan Menurut Peplau


Keperawatan sangat dipengaruhi situasi saat bekerja sama dengan pekerja
profesional lain dan saat ini dipengaruhi pandangan orang terhadap fungsi
perawat. Perawat selalu ada untuk pasien di rumah sakit, lebih lama
dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Dalam bukunya, Peplau (2002)
menjelaskan definisi keperawatan sebagai berikut: Keperawatan adalah proses
interpersonal yang penting, terapeutik, dan bermakna. Berfungsi secara
kooperatif dengan proses manusia lainnya yang memungkinkan kesehatan
bagi individu di masyarakat. Dalam situasi tertentu di mana tim kesehatan
profesional menawarkan layanan kesehatan, perawat berpartisipasi dalam
organisasi yang memfasilitasi kecenderungan alami yang

berkelanjutan dengan manusia. Keperawatan adalah instrumen


edukatif, kekuatan yang matang, yang bertujuan untuk
mempromosikan gerakan kepribadian yang maju ke arah
kehidupan yang kreatif, konstruktif, produktif, pribadi dan
komunitas.

2. Tahapan Hubungan Perawat-Pasien

Berikut adalah tahap hubungan perawat-pasien menurut Peplau:

a) Tahapan Orientasi

Reaksi tiap individu terhadap penyakit berbeda-beda. Banyak


pasien mengunjungi dokter pribadi mereka, kemudian dilanjutkan
dengan pengobatan di rumah sakit. Ada juga yang mencari
pertolongan perawat di komunitas. Dari gambaran kasus tersebut,
terdapat dua faktor dasar yang menonjol pada tahap ini, yakni:
(1)Ada "kebutuhan yang dirasakan"; masalah kesehatan telah muncul
dan disadari oleh individu. (2) Bantuan profesional perlu dicari.
Kedua faktor ini menunjukkan bahwa pasien memiliki membutuhkan
bantuan dalam menghadapi masalah.

b) Tahapan Identifikasi
Ketika kesan pertama sudah mulai dirasakan pasien, dan dia merasa
tahu situasi siapa yang bisa ditawarkan kepadanya, dia merespons
secara selektif kepada orang-orang yang tampaknya menawarkan
bantuan yang dia butuh kan. Fase ini dapat disebut identifikasi.
Beberapa pasien akan merasa memiliki dan merupakan bagian dari
usaha menangani masalah yang berhubungan dengan penyakit.
Mereka menunjukkan sikap ceria, optimisme, dan mampu
menyelesaikan masalah ketika mereka berhadapan dengan perawat
yang juga ceria, optimis, dan membantu dalam pemecahan masalah.
Pasien-pasien ini akan merasa lebih kuat dalam menghadapi
penyakit; sering ada perasaan bahwa "segalanya akan baik-baik
saja”.

c) Eksploitasi

Ketika kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi sepenuhnya, secara


bertahap akan dikurangi oleh pasien sendiri, dan aspirasi disesuaikan
dengan tujuan baru yang dirumuskan saat pasien mengeksplorasi dan
mengeksploitasi penggunaan layanan keperawatan. Sehubungan
dengan praktik rumah sakit menjadi jelas bahwa pasien memasuki
tahap resolusi. Ikatan dan ketergantungan lama segera dilepaskan
sepenuhnya saat pasien bersiap untuk pulang. Jika rumah, melalui
persiapan pendidikan yang memadai oleh perawat kesehatan
masyarakat dan pekerja sosial bila memungkinkan, menerima pasien
dengan cara yang bermanfaat dan memperkuat hasil terapeutik dari
pengalaman rumah sakit, kejadian penyakit segera diintegrasikan
oleh pasien. Pasien merasa segar bahwa pada masa kesusahan dan ke
tidak berdayaannya, bantuan sebenarnya datang; ini adalah ketakutan
besar banyak orang - bahwa suatu saat mereka mungkin tidak
berdaya dan yang lain tidak akan peduli.

d) Resolusi/Terminasi
Fokus dari fase ini adalah mengakhiri hubungan professional
karena tujuan bersama antara perawat dan klien sudah sampai pada
tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik. Fase
ini terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua belah pihak karena
dapat terjadi ketegangan dan peningkatan kecemasan jika ada hal
yang belum tercapai pada masing-masing fase. Indikator
keberhasilan fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan
lepas dari bantuan perawat.

3. Peran Perawat Menurut Peplau

Berikut adalah peran perawat menurut Peplau:

a) Peran sebagai orang asing

Orang asing adalah individu yang tidak dikenal orang lain. Ketika
dua orang asing bertemu, mereka tidak memiliki kesamaan yang
mereka sadari. Tidak masalah apakah orang asing itu tiba di rumah
perawat atau di rumah sakit, prinsipnya sama: rasa hormat dan minat
positif yang diberikan pada orang asing pada mulanya bersifat non-
personal dan mencakup sapa-sapa biasa yang sama yang diberikan
kepada tamu baru yang telah dibawa ke situasi apa pun. Prinsip ini
menyiratkan: (I) menerima pasien apa adanya; (2) memperlakukan
pasien sebagai orang asing yang mampu secara emosional dan
berhubungan dengannya.

b) Peran sebagai narasumber

Perawat telah berfungsi dengan baik sebagai nara sumber dalam


situasi di mana informasi kesehatan diperlukan. Dalam peran ini,
mereka memandang diri mereka sebagai sumber pasokan
pengetahuan dan prosedur teknis dan mereka telah mengajarkan
banyak hal yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan pasien
dan masyarakat. Perawat selalu menafsirkan rencana dan prosedur
perawatan untuk mengklarifikasi "perawatan definitif" yang
diberikan kepada pasien.

c) Peran sebagai guru

Peran guru dalam situasi keperawatan tampaknya merupakan


kombinasi dari semua peran yang dibahas. Pengajaran selalu bermula
dari apa yang diketahui pasien dan dikembangkan sesuai minatnya
untuk mendapatkan informasi medis tambahan. Metode pengajaran
tradisional menyiratkan perolehan pengetahuan dapat diturunkan
oleh orang lain yang mempunyai otoritas. Belajar melalui
pengalaman, yang merupakan jenis yang ingin dipromosikan oleh
perawat, membutuhkan pengembangan rencana dan situasi baru yang
dapat dibuka dan mengarah pada hasil yang terbuka (yaitu hasil yang
merupakan produk unik dalam situasi ini) yang bermanfaat bagi
perawat dan pasien. Sebuah metode yang mengembangkan kebiasaan
bergulat dengan kesulitan yang berulang sepanjang hidup,
pendekatan pemecahan masalah dalam keperawatan, membutuhkan
berbagai peran yang semuanya merupakan aspek pengajaran yang
dipahami secara luas.

d) Peran sebagai pemimpin

Upaya manusia, seperti keperawatan, harus menggambarkan


kepemimpinan yang demokratis. Fungsi kepemimpinan dituntut dari
perawat di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Di klinis,
kelompok pasien sering menggunakan perawat dalam peran sebagai
pemimpin; masing-masing pasien mengidentifikasi dengan perawat
dan mengharapkan mereka untuk menawarkan arahan selama
kesulitan saat ini.

e) Pengganti peran orang lain


Tanpa disadari, perawat sering dijadikan sebagai peran pengganti
oleh pasien. Artinya, di luar kesadarannya, pasien memandang
perawat sebagai orang lain; dia tidak melihatnya sebagai pribadi
dengan caranya sendiri. Satu perawat dapat melambangkan sosok
ibu, yang lain berarti saudara kandung, yang lain lagi mungkin
melambangkan beberapa tokoh budaya lain di luar konstelasi
keluarga – seperti seorang guru, perawat lain bertemu sebelumnya
dalam kehidupan dan sejenisnya.

f) Peran sebagai konselor

Semua fungsi konseling dalam keperawatan ditentukan oleh tujuan


dari semua hubungan perawat-pasien, yaitu, promosi pengalaman
yang mengarah ke kesehatan. Tujuan ini dicapai melalui serangkaian
tujuan yang lebih langsung. Membantu pasien menjadi sadar akan
kondisi yang diperlukan untuk kesehatan, menyediakan kondisi ini
bila memungkinkan, membantunya mengidentifikasi ancaman
terhadap kesehatan, dan menggunakan peristiwa antarpribadi yang
berkembang untuk memfasilitasi pembelajaran - semua adalah
langkah dalam pencapaian tujuan.

C. Implementasi Teori Peplau

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya


terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa,
melalui tulisannya dia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan
interpersonal dalam keperawatan. Di mana dalam memberikan asuhan keperawatan
ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik. Aplikasi yang dapat kita lihat
secara nyata, yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama. Perawat mendiskusikan
masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya.

Beberapa analisa dari jurnal yang berhubungan dengan aplikasi atau implementasi
dari teori Hildegard E Peplau, sebagai berikut:

1) Peplau’s Theory of Interpersonal Relations: Application in Emergency and


Rural Nursing

Pada jurnal ini terdapat kasus yaitu : Seorang wanita berusia 32 tahun masuk
ke ruang gawat darurat. Dia berteriak, “saya tidak bernafas!” Dia menangis,
air matanya mengalir di wajahnya. Pernafasannya 26x/menit dan saturasi O²
99%. Datanglah seorang perawat (Nurse Y) mengenalkan dirinya pada pasien.
Analisis dari jurnal ini yaitu Hubungan antara pasien dan perawat berdasarkan
teori Peplau adalah: 1). Fase orientasi, fase ini terjadi saat pasien menampilkan
perilaku pencarian kesehatan, dan perawat datang menemuinya untuk
memberikan bantuan. 2) Fase identifikasi, perawat emergency melakukan
triase pada pasien, melakukan identifikasi pasien sebagai seseorang yang
memenuhi syarat untuk dilakukan intervensi dan diberi bantuan.
Memperhatikan isyarat dan bahasa tubuh non-verbal, melengkapi tanda vital
pasien dan dia menyadari bahwa pasiennya mengalami hiperventilasi karena
kecemasan.3) Fase eksplorasi, pada saat ini perawat membutuhkan untuk
mengeksplorasi perasaan dan keyakinannya sendiri saat berhadapan dengan
pasien. 4). Fase resolusi, perawat dan pasien mendiskusikan discharge
planning, perasaan yang menyebabkan serangan panik, obat-obatan, dan
tindaklanjut janji temu. Mereka mereview tanda dan gejala yang menyebabkan
pasien harus kembali ke ruang gawat darurat.

Pada jurnal ini, penerapan teori Peplau pada pasien di ruangan emergency.
Keperawatan emergency membutuhkan keterampilan dan komunikasi yang
baik antara perawat dan pasien, untuk itu interaksi antara perawat dan pasien
dalam keadaan darurat mungkin singkat. Hal ini penting untuk perawat darurat
berkomunikasi secara proaktif dengan pasien dan keluarga mereka,
memanfaatkan empati, ketegasan, dan pendengaran aktif. Perawat emergency
bisa menggunakan komponen teori Peplau terutama saat menerapkan prinsip-
prinsip fase dalam hubungan perawat pasien.

2) The future in the past: Hildegard Peplau and interpersonal relations in nursing

Jurnal ini membahas tentang gagasan untuk mengidentifikasi dan memenuhi


kebutuhan pasien yang telah lama adanya informasi tentang disiplin. Gagasan
transformative Peplau bahwa keperawatan pada intinya sebuah proses
interpersonal, untuk mengakui gagasan ini yang telah mengubah disiplin
sebagai gagasan yang dapat membimbing kita menuju intervensi keperawatan
yang sempurna di masa depan. Intervensi perawatan ini berpusat pada pasien
dan disesuaikan secara individual yang harus lebih dari sekedar teori, dan
hubungan tidak akan bermakna tanpa adanya keterampilan pemberi asuhan
keperawatan yang membuatnya bermakna. Peplau pada dasarnya peduli
dengan apa yang dilakukan perawat-pasien mereka; dan Henderson dengan
apa yang mereka lakukan terhadap pasien mereka. Pada akhirnya, mereka
berdua adalah ilmuwan pada zaman saat ini. Gagasan mereka tentang
lingkungan praktik sangat digemari oleh perawat.

Pentingnya hubungan interpersonal terletak pada hubungan keperawatan


Peplau dengan tuntutan kewarganegaraan dan kemampuannya untuk
mensintesis, menyaring, dan akhirnya membuat konkret, perancah intervensi
yang secara unik berada dalam domain disiplin keperawatan dari literatur
tentang hubungan interpersonal. Hal ini terlihat paling jelas dalam dua bagian
hubungan interpersonal yang ditekankan pada pengembangan psiko-sosial
sebagai praktik keperawatan, bahwa di bagian ketiga mengidentifikasi diri dan
mengembangkan rasa percaya diri antara dirinya dan orang lain, menyoroti
gagasan baik dari pasien atau perawat yang selalu merespon secara selektif
terhadap pengalaman. Pada bagian keempat atau bagian terakhir Peplau, yaitu
mengembangkan keterampilan dalam partisipasi, membangun pada
kebanyakan teori yang berkembang, tahap ini menempatkan pasien sebagai
peserta aktif dalam memahami dan memecahkan masalahnya daripada
penerima nasihat dan intruksi pasif. Namun pendekatan kontemporer untuk
memaksimalkan otonomi pasien masih mendapat hambatan baik dalam bidang
kedokteran maupun keperawatan. Pastinya di sini Peplau membedakan arena
pengambilan keputusan yang berada di masing-masing wilayah profesi ini.
Misalnya, seorang dokter yang akan memutuskan bagaimana cara menangani
kaki yang patah, tapi itu adalah kolaborasi interpersonal antara pasien-perawat
yang akan mengatasi pemecah masalah yang akan timbul, karena pasien yang
berusaha untuk melanjutkan keputusan bersama keluarga dan masyarakat.
Hildegard E. Peplau tidak akan berdiri untuk penerapan prinsip-prinsip yang
tidak berperforma dalam hubungan interpersonal perawat tertanam pada
pemberian utamanya kepada tradisi pemikiran yang menjadi ciri disiplin.

D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau

1. Kelebihan Teori Peplau

a) Membantu perkembangan kepribadian ke arah kedewasaan.

b) Dapat mengeksplore perasaan dan meningkatkan kejiwaan pasien untuk


lebih baik.

c) Dapat menurunkan kecemasan klien dengan adanya hubungan


interpersonal yang baik antara perawat dan pasien.

d) Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik (mulai dari


orientasi sampai perencanaan resolusi/discharge)

e) Dapat mendorong pasien untuk lebih mandiri

2. Kekurangan Teori Peplau

a) Masih bersifat edukatif dan kurangnya penekanan pada Health promotion


dan pemeliharaan kesehatan : dinamika intra keluarga, pertimbangan ruang
individu,serta layanan sumber daya sosial komunitas / masyarakat juga
kurang diperhatikan karena berhenti hanya sampai fase resolusi.
b) Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
(psikodinamic)

c) Teori peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa
mengekspresikan kebutuhannya.

d) Meskipun pasien dapat didorong menjadi mandiri, namun hubungan


interpersonal ini hanya pada perawat dan pasien. Pada kasus emergency
tidak dapat dilakukan perawat sendiri (kolaborasi) dan pasien tidak dapat
mengambil keputusan atas tindakan apa yang diberikan kepada dirinya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Model teori Peplau menjelaskan tentang proses interpersonal terapeutik antara


perawat dengan pasien. Teori ini berfokus pada individu, perawat dan proses
interaktif yang menghasilkan hubungan perawat dan klien. Terdapat 4 fase hubungan
interpersonal antara perawat dengan pasien yaitu fase orientasi, identifikasi,
eksploitasi dan resolusi. Dalam hubungan perawat dengan pasien ada peran perawat
yang harus dilaksanakan dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori ini juga sudah
banyak di aplikasi dalam praktek keperawatan.

B. Saran

Teori ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana teori keperawatan yang
lainnya. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu teori keperawatan sebaiknya
memperhatikan kesesuaian antara teori dengan kasus yang akan diimplementasikan
agar mendapatkan hasil perawatan yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur. (2018).Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya Dalam Keperawatan.


Cetakan pertama. Malang: UMM Press.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Alligood, M. R. Nursing Theorists and Their Work (Eighth edi). Elsevier Inc.

D’Antonio, P., Beeber, L., Sills, G., & Naegle, M. (2014). The future in the past:
Hildegard Peplau and interpersonal relations in nursing. Nursing Inquiry,21(4), 311-
317.https://doi.org/10.1111/nin.12056

Kusnanto.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.Peplau,


H. E.

Interpersonal Relations in Nursing. New York: Palgrave Macmillan.Suhariyanto,


Hariyati, R. T. S., & Ungsianik, T. (2018). Improving the interpersonal competences of
head nurses through Peplau’s theoretical active learning approach. Enfermeria Clinic,28,
149 –153. https://doi.org/10.1016/S1130-8621(18)30056-1

Anda mungkin juga menyukai