Anda di halaman 1dari 26

Nama : Helda Natasya R.F.

NIM : 201914201011

Prodi : S1 Keperawatan

TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E PEPLEU

1. Sejarah Hildegard E Pepleu

Hildegard E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di


Reading, Pennsylvania. Hildegard peplau( Hilda) di lahirkan di reading
pennisylvia merupakan keluarga imigran dari jerman. Dia merupakan anak
kedua dari 6 bersaudara. Ayahnya seorang pekerja keras sedangkan ibunya
sangat perfeklsionis. Orangtuanya bernama gustav dan otilie peplau.
Meskipun dalam keluarga tidak pernah mendiskusikan tentang pendidikan
tinggi, Hilda mempunyai motivasi dan visi yang kuat untuk merubah
wanita dari berpikiran tradisional menjadi yang lebih modern. Dia
menggiginkan kehidupan yang lebih baik dan mengenalkan keperawatan
sebagai karier wanita di masa datang.
Peplau memulai karir keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan
dari sekolah perawat Pottstown, PA school. Beliau kemudian bekerja
sebagai staff nurse di Pennsylvania dan New York city.Di Bennington
college vermant ia mendapat gelar bachelor degree jurusan psikologi
interpersonal pada tahun 1943.

Peplau mendapatkan gelar master dan doctor dari universitas


kolumbia jurusan ilmu pengajaran.Dia juga mendapatkan sertifikat
psikoanalisis di wiliam Alanson white institute new York. Awal tahun
1950 mulai mengajar kelas pertamanya pada psikiatri keperawatan di
fakultas ilmu pendidikan.DR Peplau menjadi pengajar di  fakultas
keperawatan university Rutgers dari 1954 – 1974.Peplau juga bekerja
sebagai konsultan pada WHO, US air force, US general surgeon. Setelah
pensiun  dari Universitas Rutgers ia bekerja sebagai professor kunjungan
di universitas Leuven Belgium tahun 1975 dan 1976.

Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya


keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan
bukunya yang berjudul Interpersonal Relations in Nursing. Peplau
membuat model keperawatan dengan istilah keperawatan psikodinamik.
Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan kemampuan seorang
perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain,
mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan
prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level
pengalaman.

Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat,


dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres, 1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan
teori ini klien adalah proses interpersonal dan terapeutik.
2. Sumber Teori Hildegard E Peplau

Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka


konseptualnya yang pada akhirnya berkembang menjadi model
keperawatan berbasis teori. Peplau menggunakan pengetahuan yang
dikutip dari ilmu perilaku dan model psikologikal untuk mengembangkan
teori hubungan interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan
bahwa “ memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari
orientasi terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan,
serta perilaku yang dapat di keluarkan dan dimasukkan ke dalam
intervensi keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat
untuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta
bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary Stack Sullivan,
Percival Symonds, Abraham Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar
Miller adalah merupakan tokoh – tokoh sumber utama Peplau didalam
mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan beberapa konsep
terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya sendiri yakni Freud
dan Fromm (Tomey & Alligood, 1998).

3. Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau

Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan


spikodinamik (Psychodynamyc Nursing). Teori ini dipengaruhi oleh model
hubungan interpesonal yang bersifat terapeutik (significant therapeutic
interpersonal process). Hildegard E. Peplau mendefenisikan teori
keperawatan  psikodinamikanya sebagai berikut:

       “Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami


perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip
kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul
dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.”

       Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,perawat, dan


proses interaktif (Peplau, 1952) ; yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres, 1986 ; Marriner-Tomey, 1994).

     Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,


dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan wali.

     Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan


masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan
berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien
bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya
dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori
yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu
“kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif
dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan
Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru
mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini : orientasi,
identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada tahun
1952 Artikel-artikel di majalah-majalah profesional dan topik konsep-
konsep interpersonal sampai pada isu-isu keperawatan yang terbaru. Dan
selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang dikenal
dengan Psychodynamic Nursing.

     Model  konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau


menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral :

1. Pasien
2. Perawat
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit / Sumber Kesulitan
4. Proses interpersonal 

Penjabarannya sebagai berikut:

1. Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,


fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya
memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses
interpersonal.
2. Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien
mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal.

Peran Perawat:

a. Mitra kerja,. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang


dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling
percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan
klien.
b. Narasumber (resources person) memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan
selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan
bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat,
jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan
akrab.
c.  Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang
lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan , pelatihan,
dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi
masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang
demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan.
Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan
partisipasi.
e.  Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar
tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien
untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
f.  Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju
keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan
produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap
masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah
dilakukan.
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit / sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas
terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologik (sakit jiwa) dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat
ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus
mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan
bahwa kondisi klien semakin membaik.

4. Proses interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai


proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan
tujuan untuk membina suatu hubungan.

Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model


keperawatan menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep
utama yaitu:

a. Keperawatan

Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang


signifikan,bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan
merupakan instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan
mendorong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas. Profesi
keperawatan memiliki tanggung jawab legal di dalam pemanfaatan
keperawatan secara efektif berikut segala konsekuensinya bagi
klien.Perawat merespons kebutuhan klien akan bantuan melalui
proses interpersonal. Proses interpersonal merupakan hubungan
humanistic antara individu yang sakit,atau memerlukan layanan
kesehatan, dan perawat di dalam mengenali dan merespons
kebutuhan klien.Konsep utama dalam proses interpersonal ini
adalah perawat,klien,hubungan terapeutik,tujuan,kebutuhan
manusia,kecemasan,ketegangan,dan frustasi.

b. Individu

Individu  menurut Peplau adalah organism yang mempunyai


kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang
ditimbulkan oleh kebutuhan.Berdasarkan penjelasan ini,Peplau
mendefinisikan individu sebagai manusia sebab manusia adalah
sebuah organism yang hidup dalam ekuilibrum yang tidak stabil.

c. Kesehatan

Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang


menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari
kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah
pada keadaaan kreatif,konstruktif,produktif di dalam kehidupan
pribadi maupun komunitas.

d. Lingkungan

Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan


sebagai salah satu konsep utama dalam keperawatan,ia mendorong
perawat untuk memerhatikan kebudayaan dan adat istiadat klien
saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.
Menurut Peplau,lingkungan merupakan kekuatan yang berada di
luar organisme dan berada dalam konteks cultural.Peplau tidak
memandang secara luas lingkungan yang memengaruhi status
kesehatan seseorang,tetapi lebih berfokus pada kondisi psikologis
dalam diri orang tersebut.

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini


memiliki empat tahap diantaranya:
a Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien
menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap
kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien
melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data.
b Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi
perilku pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon
pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
 Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
  Individu mandiri terpisah dari perwat.
  Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat.
  Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah
melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang
memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan
asuhan keperawatan.
c. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat
merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap
situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara perlahan
kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada
tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya
agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini
dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien
melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan
menyalurkan energi kearah realisasi potensi.

Fase-fase peplau dengan fokusnya

Fase Fokus

Orientasi perawat bekerja sama dengan pasien dalam


menganalisis masalah

Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat

Penggunaan bantuan profesional untuk


pemecahan masalah
Eksploitasi

Resolusi Pemutusan hubungan profesional pasien dengan


perawat

4. Hubungan Antara Fase-Fase Peplau Dan Proses Keperawatan

Kontinum Peplau pada empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi,


dan resolusi dapat dibandingkan dengan proses keperawatan. Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas intelektual’’ yang disengaja
dimana praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.

          Ada banyak kesamaan antara proses keperawatan dan


fase interpersonal Peplau. Fase Peplau dan proses keperawatan berurutan
dan fokus pada interaksi terapeutik. Keduanya bila menemui “stress” harus
menggunakan tehnik problem solving secara kolaboratif, dengan tujuan
akhir adalah menemukan kebutuhan pasien.. Keduanya
menggunakan observasi, komunikasi, dan recording sebagai alat
dasar untuk praktek perawat.

        Ada perbedaan juga antara fase Peplau dan proses keperawatan.


Keperawatan profesional saat ini memiliki
pengertian tujuan yang lebih jelas dan memiliki area praktek yang
spesifik. Keperawatan beranjak dari peran physician’s helper ke
arah consumer advocay.

PROSES FASE-FASE PEPLAU


KEPERAWATAN

Pengkajian Orientasi

Pengumpulan data dan Perawat dan pasien sebagai


analisis orang yang asing, pertemuan
diawali oleh pasien yang
Tidak perlu selalu berarti
mengekspresikan perasaan
"kebutuhan yang
butuh, bekerja sama mengenali
dirasakan" mungkin
dan menentukan masalah
perawat dimulai.
(Catatan: pengumpulan data
Diagnosa keperawatan
kontinu.)
Ringkasan pernyataan
Pasien menjelaskan "kebutuhan
berdasarkan analisis.
yang dirasakan."

Perencanaan Identifikasi.

Saling menetapkan tujuan. Meletakkan tujuan yang sama,


pasien mempunyai perasaan
memiliki dan merespons secara
selektif untuk memenuhi
kebutuhannya.

Pelaksanaan Eksploitasi

Rencana memulai ke arah Pelayanan yang diberikan


pencapaian tujuan yang berdasarkan minat dan
saling ditetapkan.Dapat kebutuhan dari pasien. Pada fase
dicapai dengan perawatan ini pasien mulai menerima
pasien, kesehatan informasi-informasi yang
profesional, atau keluarga diberikan padanya tentang
pasien. penyembuhannya

Evaluasi Resolusi

Berdasarkan perilaku Terjadi setelah fase-fase yang


akhir yang lain sukses secara lengkap
diharapkan.Dapat kemudian dilakukan
menyebabkan penghentian pengakhiran hubungan pasien
atau inisiasi rencana baru. dengan perawat

Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi


seperti yang dibahas di atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai
"aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana praktek keperawatan
didekati secara tertib, sistematis.

Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar


pribadi Peplau itu. Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan
dan fokus pada interaksi terapeutik. Menggunakan kedua teknik
pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi pada
tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan
yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan
samar-samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai
alat dasar yang digunakan oleh perawat.

Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan.


Ketika mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau
‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun
1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih
jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat
sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses
keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar Praktik
Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari data
status kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama
dokter adalah "mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan
profesional yang dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas
mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini bertentangan dengan
pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.

a. Komunikasi Teraupetik Perawat

Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar


bersama dan pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat
memakai dirinya secara theraupetik dengan mengunakan berbagai
teknik komunikasi agar perilaku klien  berubah kearah yang positif
seoptimal mungkin. Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik
yang efektif, perawat harus mempunyai ketrampilan yang cukup dan
memahami betul tentang dirinya.

b. Analisa Diri Perawat

Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada


klien didahului dengan komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk
menjalin hubungan interpersonal parawat-klien agar proses
keperawatan dapat dilakukan dengan lancer dan efektif. Dalam
komunikasi theraupetik, hubungan yang dilakukan adalah dalam rangka
menolong atau membantu mengatasi masalah klien dan alat yang efektif
digunakan adalah diri perawat.

            Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka


sebelum melakukan komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa
diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2) Klarifikasi Nilai, (3)
Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa
Tanggung Jawab.
1. Kesadaran Diri

Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang


teraupetik.Untuk membantu mengenal sipa sebenarnya diri
seseorang pada aspek perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat
dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari
Window.

I                                                           II

Diketahui oleh diri sendiri                            Hanya diketahui oleh

            Dan orang lain                                               orang lain

III                                                                    IV

Hanya di ketahui oleh                                   Tidak diketahui oleh

Diri sendiri                                                     siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan


mempengaruhi kuadran yang lain.Kuadran yang menurut teori
tersebut antara lain :

Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung


bahkan selalu terbuka dengan orang lain.

Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka


menonjolkan dirinya sendiri.

Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak


suka menyendiri ,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi
dengan orang lain.

Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui


oleh orang lain namun dia tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara,
yaitu:

1) Mempelajari diri sendiri,

2) Belajar dari orang lain, dan

3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.

Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi  yang dibanggun


antara komunikator dengan komunikan, antara perawat dengan
klien.Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan yang
teraupetik yang saling memuaskan.

2. Klarifikasi Diri

Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut


merupakan model yang bermakna bagi perawat dalam
melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan
dengan nilai yang dimiliki ,sehingga hubungan teraupetik antara
perawat-klien tidak terganggu.

3. Eksplorasi Perasaan

Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan


mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara
teraupeutik.

Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan


dua informasih penting,yaitu bagaimana responnya pada klien dan
bagaimana penampilannya pada klien.Sehingga pada saat berbicara
dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan mengontrol
penampilannya.
4. Kemampuan Menjadi Model

Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi


keberhasilan dalam berhubungan antara klien-perawat. Perawat
tidak dapat memisahkan atau member batasan yang jelas antara
peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena
diri perawat sebagai intrumens dalam menjalankan hubungan yang
teraupetik.

Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab


perawat tehadap apa yang disampaikan kepada klien disamping
tanggung jawab profesi.

c. Komunikasi Teraupetik

Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara


perawat-klien yang bertujaun untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang
teraupetik tidak mungkin dacapai tanpa komunikasi.

 Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien


maupun perawat yang didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus
diambil antara perawat-klien, yaitu :

 Tindakan diawali perawat


 Respon reaksi dari klien
 Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan
tujuan
 Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun
untuk mencapai tujuan hubungan.

Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi


dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang
yang professional denga menggunkan pendekatan personal
berdasarkan perasaan dan emosi.Didalam komunikasi teraupetik ini
harus ada unsur kepercayaan.

 Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara


sadar dan bertujuan dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan
pasien, dan merupakan komunikasi professional yang mengarah pada
tujuan untuk penyembuhan pasien.

d. Tujuan Komunikasi Theraupetik

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan


dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang di perlukan.

e. Memngembangkan “Helping Relationship”

Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja


terjadi,namun harus dibanggun secara cermat dalam melakukan tehnik
komunikasi yang teraupetik.

Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan


penelitian tentang komunikasi teraupetik.Rogers berpendapat bahwa
komunikasi teraupetik bukan tentang apa yang dilakukan seseorang,
tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi dengan  orang
lain. Rogers mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan
hubungan yang saling membantu (Helping Relationship), yaitu : 1)
Pembantu harus benar-benar iklas dan memahami tentang dirinya, 2)
Pembantu harus menunjukan rasa empati,dan 3)Individu yang dibantu
harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesuatunya tentang
dirinya dalam menjalin hubungan.Dengan demikian ada tiga hal yang
mendasar dalam pengembangan Helping
Relationship, yaitu : Genuineness (Keiklasan), Empathy (Empati),
dan Warmth (Kehangatan).

f. Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik


Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut
bersifat teraupetik atau tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi
tersebut sesuai dengan perinsip-prinsip berikut ini :

1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami


dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling
percaya,dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh
klien .
4. Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik
maupun mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien
memiliki motifasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun
tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap
untuk mengetahui dan mengatasi perasaan
gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun frustasi.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan
sebalinya sempati yang bukan tindakan teraupetik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari
hubungan teraupetik.
10. Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan
meyakinkan orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat
perlu mempertahankan suatu keadaan sehat
fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .
g. Tehnik Komunikasi Theraupetik
Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat
menggunakan berbagai teknik komunikasi teruptik sebagai berikut :

1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam


komunikasi.Dengan mendengar perawat mengetahui perasaan
klien,memberi kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap
kritis dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu di
luruskan.Tujuan thenik ini adalah member sara aman klien dalam
mengungkapkan perasannya dan menjaga kestabilan
emosi/psokologis klien.

Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya


akan mendengarkan disini dengan baik”.

2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member


kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya sesui
kehendak klien tanpa membatasi,

Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan


kita bicarakan hari ini?.

Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya,


perawat dapat member dorongan dengan cara ,mendengar atau
mengatakan “saya mengerti apa yang saudara katakana”

3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang


diungkapkan klien.Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien
dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.

Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur


karena………”

4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak


mendengar, atau klien berhenti karena malu mengemukakan
informasi,informasih yang di peroleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah.

Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”

Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi


perawat-klien.

5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama


berlangsungnya komunikasi.

Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi


isi,bertujuan memfalidasi apa yang di dengar.Klarifikasi ide yang
di ekspresikan klien dengan pengertian perawat, dan refleksi
perasaan,yang bertujuan member respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima
perasaanya.Tehnik refleksi ini berguna untuk :

 menetahui dan menerima ide perasaan


 mengoreksi
 .memberi keterangan lebih jelas .

sedangkan kerugiannya adalah :

 mengulang terlalu sering tema yang sama


 .dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih
dan yang penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan
yaitu lebih spesifik,lebih jelas dan berfokus pada realitas

Contoh : 

klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang


perhatian pada pasien.”

Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.


7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang
perawat rasakan dan pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat
meminta umpan balikdan member informasi.

Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.

8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di


alami klien yang muncul selama percakapan.Gunanya untuk
meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah yang
penting.

Misalnya :”saya lihat dari semua keterangan yang anda


jelaskan,anda telah di sakiti.apakah ini latar belakang
masalahnya?”.

9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah


mengajukan pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan
berpikir dan memotifasi klien untuk bicara.Pada klien yang
menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima klien,

Misalnya :

klien : saya jengkel pada suami saya

Perawat :diam (member kesempatan klien)

Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang
jelas,kalau saya tanya pasti marah.

10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk


pendidikan kesaehatan bagi klien.

Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di


alami klien

Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya


sudah minum    obat,kira-kira kenapa ya suster?
Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh
meningkat dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena
ada proses infeksi,dehidrasi atau karena metabolism tubuh yang
meningkat.

11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat


dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.

Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab


batuk dan sesak napas,salah satunya karena merokok,kami
berharap anda dapat mengurangi atau berhenti merokok.

5. Penerimaan Teori oleh Komunitas Keperawatan


a. Praktek Keperawatan

Grace Sills menyatakan bahwa, Peplau memberikan perspektif baru,


arahan baru, teori – teori yang dijadikan dasar praktek keperawatan
untuk tindakan terapeutik dengan pasien. Ide Peplau menjelaskan
desain untuk praktek keperawatan jiwa dengan lengkap (Tomey &
Alligood, 1998).

b. Pendidikan Keperawatan

Buku Peplau yang berjudul “Interpersonal Relation in Nursing” ditulis


khusus untuk membantu lulusan perawat dan mahasiswa keperawatan.
Tulisan – tulisan Peplau berampak pada tokoh – tokoh keperawatan
lain yang juga menulis buku. Mereka menyatakan bahwa ide Teori
Peplau, terutama definisi terhadap keperawatan dan proses
keperawatan, pengembangan dari teori kecemasan dan pembelajaran,
serta metode psikoterapeutik, menjadi bagian dari seleksi alam dari
disiplin ilmu keperawatan (Tomey & Alligood, 1998)

c.  Penelitian Keperawatan
Statement Sills mengenai hasil kerja Peplau dipengaruhi oleh
pekerjaannya di klinik dan hasil studi, dimana hasil tersebut
digunakan dalam penlitian sebagai alat untuk meningkatkan batang
tubuh pengetahuan keperawatan. Pada penelitian – penelitian awal
mengikuti asumsi bahwa masalah pasien terjadi pada fenomena
individu dan dieksplorasi dalam hubungan perawat – pasien. Thomas,
Baker dan Estes menggunakan konsep kecemasan Peplau sebagai
suatu makna untuk memecahkan perasaan marah secara konstruktif
melalui proses pembelajaran pada hubungan perawat – pasien (Tomey
& Alligood, 1998). 

6. Relevan Teori yang Diterapkan


Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau
(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien
mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh karena itu,
perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui
peran yang diembannya (narasumber, konselor dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan
bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan
interpersonal.
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan
kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan
manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
7. Implementasi Teori Peplau

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk


keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga
sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya dia kemudian mempublikasikan
teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Di mana
dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang
bersifat terapeutik.

Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata, yaitu pada saat klien
mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan
menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien bersama- sama mendefinisikan
masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini,
klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien
dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya.

Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan


kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan”
melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan
kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang
baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan
sebagai fase- fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi,
identifikasi, penjelasan dan resolusi.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk


praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan,
empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon
verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

8. Blending Dari Hubungan Perawat Klien

Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena


merupakan seni penyembuhan, membantu individu yang sakit atau
membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat sebagai
proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih
individu dengan tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini
memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan
menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan
berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika
dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi
terhadap rangsangan tersebut.

9. Tujuan Teori Peplau

Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan


membantu pasien untuk mencapai kematangan kepribadian.

10. Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau


a Kelebihan
 Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
 Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
 Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
 Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
b Kekurangan
Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Hidayat,Alimul A.(2008).Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :


Salemba Medika.

Potter & Perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,Proses dan

praktek volume I edisi 4.Jakarta : Penerbit ECG.

Suara,Mahyar.(2010).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : CV.Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai