INDEKS TERAPI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Falsafah dan Teori Keperawatan
oleh Dosen Pembimbing Farkhanul Ulla,S.kep.,Ns.,M.M.Kes.
Disusun oleh:
2. Ayu Setnia
3. Helda Natasya
4. Ratna cindy
6. Rilo Sambudi
PRODI S1-KEPERAWATAN
2019/2020
MAKALAH
INDEKS TERAPI
Disusun oleh:
2. Ayu Setnia
3. Helda Natasya
4. Ratna cindy
6. Rilo Sambudi
PRODI S1-KEPERAWATAN
2019/2020
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................... i
Halaman Sampul Dalam..............................……........... ii
Kata Pengantar................................................................ iii
Daftar isi........................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................. 1
A. Latar Belakang.............................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................... 1
C. Tujuan............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................. 3
A. Pengertian Indeks Terapi
B. Nilai Indeks Terapi
C. Hubungan Antara Besarnya Nilai Indeks
Terapi Dengan Keamanan Obat
BAB III SIMPULAN.......................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................
iii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat
tersebut itulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indeks Terapi”
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas dalam penyusunan penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun
dari dosen, rekan mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, penulis
memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Penulis
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dosis obat yang diberikan kepada pasien untuk menghasilkan efek yang
diharapkan tergantung dari banyak faktor antara lain usia, bobot badan, jenis
kelamin, besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan keadaan dari
seorang pasie. (Ganiswarna, 1995)
Indeks terapi suatu oat adalah rasio perbandingan antara dosis yang
menimbulkan kematian pada 50% dari hewan percobaan yang digunakan
(LD50) dibagi dengan dosis yang memberikan efek yang diteliti pada 50%
dari hewan percobaan yang digunakan (ED50). Jumlah obat yang diabsorpsi
oleh tubuh dinyatakan dengan bioavaibilitas obat tergantung pada banyak
faktor yang enentukan bagaimana molekul obat melewati barier saluran
gastrointestinal dan berhasil memasuki pembuluh darah dan diangkut sampai
reseptornya.
Indeks terapi juga merupakan suatu keamanan obat karena nilai yang
besar menunjukkan bahwa terdapat suatu batas yang luas atau lebar diantara
dosis – dosis yang toksik.
.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan indeks terapi obat?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai indeks terapi obat?
3. Bagaimana hubungan antara besarnya nilai indeks terapi dengan
keamanan obat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu indeks terapi obat.
2. Mahasiswa mampu mengetahui nilai indeks terapi obat.
1
3. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara besarnya nilai indeks
terapi dengan keamanan obat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Contoh : Aspirin mempunyai efek analgetik dan antirheumatik. Indeks terapi
atau batas keamanan obat aspirin sebagai analgetik lebih besar dibandingkan
dengan indeks terapi sebagai antireumatik karena dosis terapi antireumatik
lebih besar dari dosis analgetik
Meskipun perbandingan dosis terapi dan dosis toksik sangat
bermanfaat untuk suatu obat, namun data demikian sulit diperoleh dari
penelitian klinik.( sulit mendapatkan responden yang bersedia untuk uji
klinik ). Maka dari itu selektifitas obat dinyatakan secara tidak langsung yaitu
diperhitungkan dari data : (1) pola dan insiden efek samping yang ditimbulkan
obat dalam dosis terapi, dan (2) persentase penderita yang menghentikan obat
atau menurunkan dosis obat akibat efek samping.
Harus diingat bahwa gambaran atau pernyataan bahwa obat cukup
aman untuk kebanyakan penderita, tetapi tidak menjamin keamanan untuk
setiap penderita karena selalu ada kemungkinan timbul respons yang
menyimpang. Contohnya : penisilin dapat dinyatakan aman untuk sebagian
besar penderita tetapi dapat menyebabkan kematian untuk penderita yang
alergi terhadap obat tersebut.
B. Nilai Indeks Terapi Obat
Secara klasik, dalam pengaturan indikasi klinis obat yang disetujui, TI
mengacu pada rasio dosis obat yang menyebabkan efek samping pada
insiden / tingkat keparahan yang tidak sesuai dengan indikasi yang ditargetkan
(misalnya dosis toksik dalam 50% subjek, TD 50 ) dengan dosis yang
mengarah ke efek farmakologis yang diinginkan (mis. dosis manjur pada 50%
subjek, ED 50 ). Sebaliknya, dalam pengaturan pengembangan obat, TI
dihitung berdasarkan tingkat paparan plasma. [2]
Pada awalnya, TI sering ditentukan pada hewan sebagai dosis
mematikan obat untuk 50% populasi ( LD 50 ) dibagi dengan dosis efektif
4
minimum untuk 50% populasi ( ED 50 ). Saat ini, titik akhir toksisitas yang
lebih canggih digunakan.
Therapeutic Index = LD50/ED50 dalam studi hewan, dan untuk manusia,
Therapeutic Index = TD50/ED50
Untuk banyak obat, ada toksisitas parah yang terjadi pada dosis
sublethal pada manusia, dan toksisitas ini sering membatasi dosis maksimum
suatu obat. Indeks terapeutik yang lebih tinggi lebih disukai daripada yang
lebih rendah: seorang pasien harus mengambil dosis obat yang jauh lebih
tinggi untuk mencapai ambang toksik daripada dosis yang diambil untuk
memperoleh efek terapeutik.
Umumnya, obat atau agen terapeutik lainnya dengan kisaran terapi
yang sempit (yaitu memiliki sedikit perbedaan antara dosis toksik dan
terapeutik) dapat disesuaikan dosisnya sesuai dengan pengukuran tingkat
darah aktual yang dicapai pada orang yang meminumnya. Ini dapat dicapai
melalui protokol pemantauan obat terapeutik (TDM). TDM direkomendasikan
untuk digunakan dalam pengobatan gangguan kejiwaan dengan lithium karena
kisaran terapinya yang sempit
C. Hubungan Antara Besarnya Nilai Indeks Terapi Dengan Keamanan
Obat
Kadang-kadang istilah rasio keamanan digunakan sebagai gantinya,
terutama ketika merujuk pada obat psikoaktif yang digunakan untuk tujuan
non-terapi, misalnya penggunaan rekreasi. [5] Dalam kasus tersebut, dosis
efektif adalah jumlah dan frekuensi yang menghasilkan efek yang diinginkan ,
yang dapat bervariasi, dan dapat lebih besar atau lebih kecil daripada dosis
efektif terapeutik.
5
keamanan yang lebih baik daripada LD 50 untuk bahan yang memiliki efek
yang diinginkan dan tidak diinginkan, karena faktor-faktor di ujung spektrum
di mana dosis mungkin diperlukan untuk menghasilkan respons dalam satu
orang tetapi dapat, pada saat yang sama dosis, mematikan dalam yang lain.
Hampir semua obat pada dosis yang cukup besar menimbulkan efek
toksis dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian (dosis toksis = TD
dan dosis letal = LD). Takaran pada mana obat menghasilkan efek yang
diinginkan disebut dosis terapeutik.
Untuk menilai keamanan dan efek suatu obat, dalam laboratorium
farmakologi dapat dilakukan percobaan-percobaan binatang dan yang
ditentukan adalah khususnya DE50 dan DL50 yaitu dosis yang menghasilkan
efek pada 50% dari jumlah binatang dan dosis yang mematikan 50% dari
jumlah binatang. Perbandingan antara kedua dosis ini dinamakan indeks terapi
yang merupakan suatu ukuran untuk keamanan obat; semakin besar indeks
terapi, semakin aman penggunaan obat tersebut. Akan tetapi, hendaknya
diperhatikan bahwa indeks terapi ini tidak dengan begitu saja dapat
dikorelasikan terhadap manusia, seperti halnya dengan semua hasil dari
percobaan binatang berhubung perbedaan-perbedaan metabolism.
6
BAB III
SIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA