Anda di halaman 1dari 22

 MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN “HILDEGARD.E.PEPLAU”

Disusun Oleh :Kelompok III


1. Dini Aminarti 70300119021
2.Yuni 70300119002
3.Siti Aminah 70300119008

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau” dalam tugas mata
kuliah falsafah dan ilmu keperawatan

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,namun kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon maaf
atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.

Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………i

Daftar isi………………………………………………………………….ii

BAB I Pendahuluan :

1 Latar Belakang…………………………………………………………1

2 Rumusan Masalah………………………………………………............1

3 Tujuan Penulisan………………………………………………………..1

BAB II Pembahasan :

.1 Sejarah Hildegard Peplau………………………………………………………...2

2 Konsep Utama Peplau………………………………………………………………..3

3 Model Teori Peplau……………………………………………………………………..4

4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien…………………...5

5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan…………………..6

6.Komunikasi Teraupetik Perawat…………………………………………………….7

 Analisa Diri perawat………………………………………...................8


 Komunikasi Teraupetik……………………………………………….......9
 Tujuan Komunikasi Teraupetik………………………………………...10
 Mengembangkan Helping Relationship……………………………….11
 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik……………………………….12
 Tehnik Komunikasi Teraupetik ………………………………………..13

7.Blending Dari Hubungan Perawat Klien………………………………………….14

8.Tujuan Teori Peplau………………………………………………………………15

9.Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau………………………………………...16

BAB III Penutup :

1Kesimpulan……………………………………………………………17

2 Saran…………………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang merupakan pendapat
dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya adalah Peplau.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang model
konsep dan teori keperawatan menurut peplau, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yangseharusnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.

Rumusan Masalah

asap yang dimaksud dengan teori Peplau?

b.Apa saja model teori Peplau?

c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?

d.Apa saja blending dari hubungan perawat dan klien?

e. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau

2. Mengetahui bagai manakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau

3. Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar

4. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan


BAB II

PEMBAHASAN

1.Sejarah Hildegard peplau

Peplum lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown,
Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus
MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan bidang pengembangan
kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit
swasta maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh
waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa
tahun dan professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang
pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan” 1952. Ia


juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic mulai konsep
interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi
konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja).

Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional kesehatan
jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden persatuan Perawat
Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja /melanyani sebagai konsultan
keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun
pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988
(komunikasi pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil
kualitas rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam


keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan,
dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown Rumah
Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai perawat staf di
Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York University
perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi perawat sekolah
di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di bidang psikologi

1
interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di Chestnut Lodge,
pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan
Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus pada pengembangan
teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik keperawatan.

Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field Station
Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia bertemu dan
bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.

Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti mereka
bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat melalui bagian dari
Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .

Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University. Dia juga
bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York City. Pada awal 1950-
an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan mahasiswa
keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of Nursing di Rutgers
University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau menciptakan program tingkat pascasarjana
pertama untuk persiapan spesialis klinis di keperawatan jiwa .

Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi, pidato, dan
lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat harus menjadi
lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar terapi untuk pasien
daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan
1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika Serikat, terutama
di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep interpersonal dan teknik
wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.

Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di universitas-
universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika Serikat.Seorang pengacara yang
kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang keperawatan , ia menjabat sebagai
konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health .
Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai
presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah
pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University of Leuven di Belgia dalam 1975
dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.

2
2.Konsep Utama Peplau

Menurut peplau(1952)

Keperawatan adalah suatu usaha pendewasaan yang disadari saat kepribadian berkembang melalui
proses pendidikan,terapeutik,interpersenol.(Abdul haris,2016)

Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah seorang individu
dengan kebutuhan yang dirasakan.

Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan proses
manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan
masyarakat hidup."

Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak mendorong
perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien menyesuaikan
dengan rutinitas rumah sakit.

Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau membutuhkan
pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan merespon perlu
bantuan. "

3. Model Teori Peplau

Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter dalam
mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi

Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk perawatan
klinis.

1. Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam situasi
kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan

2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan informasi.

3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis dan sintesis
dari pengalaman peserta didik.

4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup saat ini;
memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan

5..Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling ketergantungan,
dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.

6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi tujuann
pengobatan dengan cara saling memuaskan 3
7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.(potter,patricia,2011)

4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien

Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan
dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang
mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
(sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

1. Klien

Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman.
Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal

2. Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat
partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh
pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.

Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif
dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup
bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :

a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja,
Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar
kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang
akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga


merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.

e.Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien
untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi
kebutuhannya.

f. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan
yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap
masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.(patricia,2011)

3. Sumber kesulitan

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu
dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting
karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya
ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

4. Proses Interpersonal

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan
dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan
untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang
dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas
klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:

a. Fase orientasi

Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien.
Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi pengumpulan data.

b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan
yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu
kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan
kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.

2) Individu mandiri terpisah dari perawat.

3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksplorasi

Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan
seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi

Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing
pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam
lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.

Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk konsultan,
guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak didefinisikan secara
rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau, 1952).

Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan


Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas di atas. Proses
keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.

Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu. Kedua fase
Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Menggunakan kedua
teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi pada tujuan akhir. Keduanya
pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik
tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat
dasar yang digunakan oleh perawat.

Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika mempertimbangkan
perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’
diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih

jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat konsumen.
Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar
Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari data status
kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah "mengakui impor
penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam"
tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan
sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.(potter,patricia,2011)

 Komunikasi Teraupetik Perawat

Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman
perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara theraupetik dengan
mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kearah yang positif seoptimal
mungkin.

Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus mempunyai
ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.

 Analisa Diri Perawat

Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului dengan
komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal parawat-klien agar proses
keperawatan dapat dilakukan dengan lancer dan efektif. Dalam komunikasi theraupetik, hubungan
yang dilakukan adalah dalam rangka menolong atau membantu mengatasi masalah klien dan alat yang
efektif digunakan adalah diri perawat.

Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2) Klarifikasi
Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa Tanggung Jawab.

1.Kesadaran Diri

Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk membantu
mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat dari
teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window.

I II

Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh

Dan orang lain orang lain

III IV

Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh

Diri sendiri siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.Kuadran yang
menurut teori tersebut antara lain :

Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan orang lain.

Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.

Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka menyendiri ,pendiam,tidak suka
bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia tahu
banyak tentang orang lain.

Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri sendiri, 2)
Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.

Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator dengan komunikan,
antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan yang teraupetik
yang saling memuaskan.

2.Klarifikasi Diri

Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model yang
bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki ,sehingga
hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.

3.Eksplorasi Perasaan

Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara teraupeutik.

Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih penting,yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien.Sehingga pada saat
berbicara dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

4.Kemampuan Menjadi Model

Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam berhubungan
antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau member batasan yang jelas antara peran
sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena diri perawat sebagai intrumens dalam
menjalankan hubungan yang teraupetik.

Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat tehadap apa yang
disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.(mundakir,2006)
 Komunikasi Teraupetik

Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang bertujaun untuk
menyelesaikan masalah klien.

Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik tidak mungkin dacapai
tanpa komunikasi.

Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun perawat yang
didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil antara perawat-klien, yaitu :

-Tindakan diawali perawat

- Respon reaksi dari klien

- Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan

- Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan hubungan.

Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan menolong pasien
yang dilakukan oleh orang-orang yang professional denga menggunkan pendekatan personal
berdasarkan perasaan dan emosi.

Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.

Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar dan bertujuan dan
kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi professional yang
mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien.

 Tujuan Komunikasi Theraupetik

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang di
perlukan.

 Memngembangkan “Helping Relationship”

Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi,namun harus dibanggun
secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang teraupetik.

Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian tentang komunikasi
teraupetik.Rogers berpendapat bahwa komunikasi teraupetik bukan tentang apa yang dilakukan
seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi dengan orang lain. Rogers
mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan hubungan yang saling membantu (Helping
Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus benar-benar iklas dan memahami tentang dirinya, 2)
Pembantu harus menunjukan rasa empati,dan 3)Individu yang dibantu harus merasa bebas untuk
mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.Dengan demikian ada tiga
hal yang mendasar dalam pengembangan Helping
Relationship, yaitu : Genuineness (Keiklasan), Empathy (Empati), dan Warmth (Kehangatan).(abdul
haris,2016)

 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik

Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat teraupetik atau tidak,maka
dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan perinsip-prinsip berikut ini :

1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.

2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya,dan saling menghargai.

3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .

4. Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.

5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motifasi untuk mengubah
dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah-masalah yang di hadapi.

6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi
perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun frustasi.

7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.

8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya sempati yang bukan tindakan
teraupetik.

9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan teraupetik.

10. Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang
kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat
fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .(mundakir,2006)

 Tehnik Komunikasi Theraupetik

Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat menggunakan berbagai teknik
komunikasi teruptik sebagai berikut :
1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan
mendengar perawat mengetahui perasaan klien,memberi kesempatan lebih banyak pada
klien untuk bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan
korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu di luruskan.Tujuan thenik ini adalah member
sara aman klien dalam mengungkapkan perasannya dan menjaga kestabilan emosi/psokologis
klien.
Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan mendengarkan disini
dengan baik”.

2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,
Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat member dorongan
dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa yang saudara katakana”

3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.Gunanya


untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan
klien.
Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”

4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau klien
berhenti karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh tidak lengkap
atau mengemukakannya berpindah-pindah.
Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi perawat-klien.

5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya komunikasi.


Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi apa yang di
dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian perawat, dan refleksi perasaan,yang
bertujuan member respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan
menerima perasaanya.Thnik refleksi ini berguna untuk : a.menetahui dan menerima ide perasaan
b.mengoreksi

c.memberi keterangan lebih jelas .

sedangkan kerugiannya adalah : a.mengulang terlalu sering tema yang sama

b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasiI


6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih jelas dan berfokus
pada realitas
Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian pada pasien.”
Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.

7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member informasi.
Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.

8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien yang


muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi
masalah yang penting.
Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah di sakiti.apakah ini
latar belakang masalahnya?”.

9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan


pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi klien untuk
bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima klien,
Misalnya :klien : saya jengkel pada suami saya
Perawat :diam (member kesempatan klien)

Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang jelas,kalau saya
tanya pasti marah.

10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesaehatan bagi klien.
Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di alami klien
Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah minum obat,kira-kira
kenapa ya suster?

Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,dehidrasi atau karena metabolism tubuh yang
meningkat.

11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada fase
kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan sesak napas,salah
satunya karena merokok,kami berharap anda dapat mengurangi atau berhenti merokok.

 Blending Dari Hubungan Perawat Klien


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni penyembuhan,
membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat
sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan
bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi di mana
perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang
sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam
lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.(mundakir 2006)

7.Tujuan Teori Peplau

Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.(potter,patricia 2011)

Perawat berperan mendidik individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat berada dibawah tanggung


jawabnya peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada pasien sebagaimana dalam Q.S Ali
Imran ayat 148

Surat Ali 'Imran Ayat 148

‫ب الْ ُم ْح ِس ن ِ ي َن‬ ْ ِ‫س َن ث َ َو ا ب‬


‫اْل ِخ َر ة ِ ۗ َو ه‬
ُّ ‫َّللا ُ ي ُ ِح‬ َ ‫َّللا ُ ث َ َو ا‬
ْ ‫ب ال د ُّنْ ي َ ا َو ُح‬ ‫ف َ آ ت َا ه ُ م ُ ه‬

Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

8.Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau

Kelebihan:

→Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.

→Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.

→Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.


→Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

Kekurangan:

→Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

BAB III

PENUTUP

1 Kesimpulan

Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif. Hildegard E. Peplau
yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu
dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk
memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

2 Saran

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-psiko-
sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan pada
keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulla haris.2016,Era transisi keperawatan,makassar.insani nusantara indonesia

Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier

Mindakir.2006.komunikasi keperawatan aplikasi dalam pelayanan.


Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus

Anda mungkin juga menyukai