Nama Kelompok :
1. Arini Sabila
2. Diyah Ariyeni W.
3. Inne Irmawanti F.
4. Rulli Wulandari
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Perumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................6
A. Biografi...........................................................................................................................6
B. Komponen Teori Hildegard E. Peplau...........................................................................7
C. Pandangan Peplau terhadap konsep paradigma keperawatan......................................11
D. Hubungan antara Teori Peplau dan Proses Keperawatan.............................................13
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmat-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul ‘’Analisis Pandangan Filosofi
Teori Hildegard E. Peplau’’. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu keluaran hasil
diskusi dari Focus Group (FG) 4.
Selama menyelesaikan makalah ini penulis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bimbingan, arahan dan dorongan dari fasilitator akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Hanny Handayani, SKp.,M.Kes, selaku penanggung jawab mata kuliah Paradigma
Keperawatan.
2. Ns. Shanti Farida R., S.Kep., M.Kep, selaku fasilitator Kelas B pada mata kuliah
Paradigma Keperawatan yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan nasehat.
3. Kepada teman Focus Group (FG) 4, atas kerjasama, kebersamaanya, dan masukkan
selama melakukan diskusi hingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya kepada semua pihak
yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan,
karena keterbatasan dan kemampuan penulis, untuk itu saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis
berharap makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa/mahasiswi keperawatan.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang suatu pemenuhan
kebutuhan dasar manusia baik secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Pemenuhan kebutuhan dasar tersebut ditunjukkan dengan cara pemberian asuhan
keperawatan dalam praktik keperawatan profesional. Namun, dalam upaya tercapainya
keperawatan profesional diperlukan adanya pendekatan, yang disebut “Proses
Keperawatan” dan “Dokumentasi Keperawatan” sebagai data tertulis yang dapat
menjelaskan tentang suatu penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai
standart praktik, dan pelaksanaan proses keperawatan.
Dalam menjalankan tugas keperawatan, terdapat banyak teori landasan
keperawatan yang digunakan, salah satu contohnya landasan dari theorist Hildegard E.
Peplau. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dan memahami diri sendiri dan orang lain dengan cara
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu,
klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitasn) dan
proses interpersonal.
Sepanjang karirnya, Dr. Hildegard Peplau menjadi pioneer di keperawatan.
Peplau lahir pada tahun 1909 di Pennsylvania dan mengawali karirnya setelah lulus dari
Diploma Keperawatan di Pottstown, Pennsylvania tahun1931. Setelah itu, dia lulus dari
Bennington College dengan gelar BA di Psycology Interpersonal tahun 1943, dan dari
Columbia University di New York dia meraih gelar MA di Keperawatan Psyciatric tahun
1947. Selain itu, gelar EdD dia peroleh di Curriculum Development tahun 1953.
Hildegard Peplau mempublikasikan buku “Interpersonal Relations In Nursing”
pada tahun 1952. Dia juga mempublikasikan beberapa artikel di majalah professional
pada cakupan topik mulai dari konsep interpersonal hingga isu – isu terkini di
keperawatan. Pamfletnya yang berjudul “Basic principles of patient counseling” dia
dapatkan melalui penelitian & whorkshopnya.
Peplau dikenal secara nasional dan internasional sebagai seorang perawat dan
pencetus/leader di perawatan kesehatan. Dia juga berkecimpung di organisasi meliputi
WHO, the National Institute of mental Health dan Persatuan Perawat (Nurse Corps).
4
Dr.Peplau pensiun pada tahun 1974, namun dia melanjutkan menulis jurnal & buku –
buku professional.
Peplau melihat antara perawat dan pasien “berpartisipasi & berkontribusi ke
dalam hubungan, dimana hubungan itu sendiri menjadi terapeutik. Pandangan tersebut
yang dibuat formula “Psychodynamic nursing” pada tahun 1952 dan selanjutnya disebut
“a theory of interpersonal relations” pada tahun 1952.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah menganalisis Teori Hubungan
Interpersonal /Interpersonal relations Theory yang berfokus pada asumsi theorist
mengenai hubungan interpersonal yang terdiri dari empat fase, serta aplikasi pada proses
keperawatan
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan biografi theorist Hildegard E. Peplau
2. Mampu menjelasakan definisi konsep dari teori Hildegard E. Peplau
3. Mampu menjelaskan komponen teori yang terdapat di dalam teori menurut theorist
Hidelgard E. Peplau
4. Mampu menjelaskan asumsi utama teori peplau terhadap empat konsep sentral
disiplin ilmu keperawatan meliputi: keperawatan, manusia, kesehatan dan
lingkungan.
5. Mampu menjelaskan proposisi pada teori Hildegard E. Peplau
6. Mampu menjelaskas tentang 4 Fase dalam hubungan interpersonal perawat-klien
yang ada pada teori Hildegard E Peplau
7. Mampu menjelaskan kelebihan/kekuatan yang ada pada teori Hildegard E. Peplau
8. Mampu menjelaskan kekurangan/kelemahan yang ada pada teori Hildegard E.
Peplau
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Sebelum membahas teori keperawatan Hildegard E. Peplau, penting sekali untuk
membahas mengenai biografi beliau.
HIidegrad E. Peplau lahir di Rading, Pensilvania pada tanggal 1 September 1909. Peplau
merupakan anak ke dua dari 6 bersaudara dari pasangan Gustav dan Ottylie Peplau.
Kedua orang tuanya ini berasal dari Jerman dan pindah ke Amerika Serikat.
Pada tahun 1931, Peplau lulus dari Pottstown, Pennsylvania Hospital School.
Peplau menerima gelar B. A dalam psikologi dari Bennington College, Vermont pada
tahun 1943. Kemudian menerima gelar M. A dalam keperawatan psikiatri pada tahun
1947 dan Ed. D dalam keperawatan pada tahun 1953. Jenjang pendidikan Magister dan
Doctoral nya di tempuh di Teachers' College, Columbia University. Hildegard E. Peplau
juga tersertifikasi sebagai Psychoanalysis for Teachers oleh William Alanson White
Institute of New York pada tahun 1954.
Pada tahun 1931, setelah lulus dari sekolah keperawatan, Hildegard E. Peplau
bekerja sebagai private duty and general staff nurse di Pensilvania. Saat musim panas,
beliau bekerja sebagai camp nurse di Perkemahan musim panas Universitas New York.
Direktur perkemahan merekomendasikan Hildegard E. Peplau pada posisi College
Health Service Nurse di Bennington College, dan disanalah Hildegard E. Peplau
ditawarkan untuk beasiswa penuh karena kepala perguruan tinggi tempatnya bekerja
menyadari kemampuan Peplau.
Teori interpersonal Peplau dipaparkan untuk pertama kalinya ketika dia masih
menjadi mahasiswa di Bennington College, dimana dia belajar dengan Erich Fromm dan
kemudian dengan Frieda FrommReichman di sebuah studi lapangan di Chestnut Lodge,
Rockville, Maryland. Disana, dia menghadiri sebuah perkuliahan yang dibawakan oleh
Harry Stack Sullivan dan darisanalah dia memulai menterjemahkan dan memperluas
teori Sullivanian untuk digunakan dalam praktik keperawatan.
Peplau pernah juga bertugas di Korps Perawat Angkatan Darat Amerika Serikat
dari tahun 1943 sampai 1945 dan selama disana, dia banyak ditugaskan ke sekolah
neuropsikiatri militer di Inggris, dimana disana dia bertemu dengan psikiater top dunia.
6
Setelah meraih gelar Master dari Teachers ‘College, dia mengajar di Teachers
‘College dari tahun 1948 sampai 1953 sebagai instruktur dan Pemimpin Program
Lanjutan Perawatan Psikiatri. Selama masa-masa inilah, Peplau banyak merumuskan
teorinya. Bukunya yang berjudul Hubungan Interpersonal sebenarnya selesai pada tahun
1948, baru empat tahun kemudian diterbitkan. Hal ini dikarenakan, pada zaman itu
dianggap sesuatu hal yang sangat revolusioner bagi perawat untuk menerbitkan sebuah
buku tanpa dokter sebagai rekan penulisnya. Pada awal-awal tahun 1948, Peplau
memulai untuk mencatat dan mempelajari tema dan pola interaksi berulang dengan
pasien. Dari catatan-catanan ini dan dari pengalaman klinisnya, dia merumuskan definisi
operasional konsep mengenai kecamasan, belajar, konflik dan rasa frustasi.
Peplau pernah juga bekerja sebagai private duty Nurse di New York pada tahun
1953 sampai 1955, dan dari pengalaman disana Peplau mendapatkan data untuk
karyanya tentang kesepian. Pada tahun 1955 Peplau bekerja di College of Nursing,
Rutgers University. Disana dia menjabat sebagai Ketua Departemen Keperawatan
Psikiatri dan Kepala Program Pascasarjana Keperawatan Psikiatri. Pada tahun 1960
Peplau di promosikan menjadi Profesor dan pension sebagai Profesor Emerita pada tahun
1974.
Peplau juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif American Nurses
Assosiation dari tahun 1969 sampai 1970. Beliau juga menjabat sebagai President of
American Nurses Assosiation pada tahun 1970 sampai 1972 dan menjabat sebagai
second vice-president of American Nurses Assosiation pada tahun 1972-1974. Peplau
juga pernah menjabat sebagai third vice-president and board member International
Council of Nurses pada tahun 1973-1981. Kemudian pada tahun 1974, dia juga menjabat
sebagai World Health Organization consultant and visiting professor di Universutas
Leuven di Belgia selama dua periode.
7
interpersonal terapeutik yang sangat penting. Teori ini berfokus pada individu,
perawat dan proses interaktif. Hasilnya adalah hubungan perawat dan klien. Klien
sebagai individu dengan kebutuhannya, sedangkan perawat sebagai interpersonal
dengan proses terapis. Tujuan dari keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarganya serta membantu klien mencapai kematangan perkembangan
personal, pengembangan kepribadian kea rah pribadi dan kehidupan sosial yang
kreatif, konstruktif dan produktif.
2. Asumsi-asumsi
Peplau menyebutkan dua asumsi, yaitu :
a. Asusmsi Eksplisit
Peplau menyebutkan dua asumsi eksplisit;
1) Sifat yang dibawa perawat akan membuat perbedaaan yang
substansial dimana pasien akan belajar ketika pasien menerima
penanganan perawatan
2) Fungsi keperawatan dan pendidikan keperawatan: membantu
perkembangan kepribadian kearah kedewasaan
b. Asumsi Implisit
1) Fungsi kepribadian : untuk bertumbuh & berkembang.
Keperawatan memfasilitasi individu menggunakan
kekuatan/pengalaman pendorong yg menjamin produktifitas
maksimum.
2) Karena sakit adalah suatu kejadian yang disertai perasaan-
perasaan di masa lalu berkaitan dengan hubungan perawat-pasien.
Dimana hubungan perawat-pasien merupakan sebuah kesempatan
bagi perawat untuk membantu melengkapi tingkat perkembangan
psikologis dimasa kanak-kanak yg belum selesai.
3) Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legal dalam
pemberian askep yg efektif dan konsekuensinya terhadap pasien.
3. Proposisi
Gabungan beberapa proposisi dalam teori psikologi seperti Sullivan, Freud,
Maslow, Sydmonds, Miller, Fromm-Reichman, Pavlov dan Selye. Penekanan
proposisi utama Peplau dalam model proses interpersonal adalah Hubungan
8
perawat-pasien dengan 4 fase yang tumpang tindih dan pengalaman belajar yg
terjadi pada perawat-pasien sepanjang interaksi.
9
Hubungan interpersonal dengan pasien bersifat psikodinamik dalam hal karakter
dan dapat mengharuskan perawat melakukan berbagai peran yang berbeda.
Dalam teori Peplau, terdapat 6 peran perawat, yaitu:
a. Orang asing (Stranger)
Di awal, selama fase orientasi, pasien dan perawat adalah orang yang
asing satu sama lain. Kesopanan sederhana dan dukungan emosional dapat
membantu perkembangan hubungan ini
b. Ahli dengan akses ke berbagai sumber (Resource Person)
Perawat adalah orang yang dapat memberikan solusi terhadap masalah
tertentu dan yang dapat memberikan layanan atau bertindak sebagai
mediator. Dalam hal ini ia memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah dan menyelesaikannya dengan
cara yang terapeutik
c. Guru (Teacher)
Pada saat perawat melakukan tugas-tugasnya, terkadang ia perlu
melakukan peran seorang guru. Menurut Peplau, penyuluhan adalah salah
satu aspek keperawatan yang paling penting. Melalui penyuluhan, pasien
dibimbing kea rah pertumbuhan dan perkembangan. Peran penyuluhan
selalu dimulai dengan pasien dan dari apa yang ia ketahui dan tidak
ketahui. Perawat mencoba mengembangkan minat pasien pada apa yang
harus ia ketahui dan bagaimana menghadapi informasi ini.
d. Pemimpin (Leader)
Pasien memainkan peranan aktif dalam proses asuhan interpersonal.
Menurut Peplau, perawat harus melatih kepemimpinannya dengan cara
yang demokratik, memberi informasi dan mendorong kerja sama dalam
rangka memastikan keterlibatan aktif pasien.
e. Pengganti atau wali (Surrogate)
Perawat memainkan peran seseorang yang berhubungan dengan pasien.
Dengan car aini pasien dan perawat bersama-sama menentukan tingkat
ketergantungan antara pasien dan kerabat, dan akhirnya tingkat
pencapaian kembali kemandirian pasien.
Sebagai contoh, perawata memainkan peran ibu dan atau suami pasien,
perawat dan pasien dapat berkerja sama dalam hubungan ini da
10
menganalisis kaitannya dengan diri dan penyakitnya. Hal ini terutama
berkaitan dengan model keperawatan psikiatrik.
f. Konselor (Counselor)
Dalam perannya sebagai konselor, perawat dapat menerapkan berbagai
Teknik interpersonal untuk membantu pasien menghadapi situasi yang ada
dan menerimanya. Dengan kata lain, penting bagi pasien untuk
mengintegrasikan penyakitnya ke dalam kehidupannya bukan menyangkal
keberadaannya. Tujuan dari peran konseling terutama adalah untuk
membantu pasien menerima kebutuhannya untuk mengatasi masalah-
masalahnya.
2. Lingkungan
Menurut Peplau, faktor lingkungan primer terdiri dari hubungan interpersonal
dengan orang yang dekat dengan pasien.
11
Kekuatan diluar organisme dan dalam konteks budaya dimana adat istiadat,
kebiasaan dan keyakinan dibutuhkan dalam perkembangan kepribadian.
Pada perkembangan manusia dibutuhkan keberadaan orang dewasa, status
ekonomi keluarga yg baik dan lingkungan prenatal yg sehat.
Lingkungan interpersonal, seperti interaksi antara klien-keluarga; anak - ortu;
pasien-perawat, mempengaruhi tingkat kesehatan.
Situasi pengobatan sebagai lingkungan fisik dan sosial yang meningkatkan pola
interaksi sehat pada klien. Perawat adalah investigator dan fasilitator lingkungan
yang mendorong pola kesadaran dan perubahan pasien.
3. Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai gerak progresif individu dan proses
makhluk lain secara terus menerus dalam kelangsungan kreativitas, produktivitas
dan sikap individual dari kehidupan masyarakat.
Kesehatan diartikan sebagai pergerakan ke depan faktor kepribadian &
keberlangsungan proses kehidupan manusia lainnya ke arah kehidupan yang
kreatif, konstruktif, produktif, secara individu dan bermasyarakat. Sehingga
secara alamiah manusia seharusnya berada pada kondisi yang semakin hari
semakin baik.
Derajat kesehatan manusia berhubungan dengan derajat kecemasan yg dialaminya
dan kemampuan merubah kecemasan ini menjadi perilaku asimptomatik
produktif. Sehingga Sehat bisa diartikan pada terjadinya penurunan kecemasan.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan yang kekuatannya bertujuan untuk
mendukung kekuatan seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat.
Proses interpersonal terapeutik yang signifikan, berfungsi bersama dengan proses
kehidupan lainnya sehingga membuat kesehatan mungkin dimiliki oleh individu
dalam komunitas.
Instrument pendidikan dan kekuatan pendewasaan diharapkan dapat
menyebabkan peningkatan perkembangan kepribadian kearah kehidupan yg
kreatif, konstruktif, produktif, secara individu dan bermasyarakat.
12
Perawat membantu pasien mencapai kompetensi intelektual dan interpersonal
melebihi saat sakit.
Kekuatan pengaturan diri, sosial dan ilmiah dalam menggali dan
mengorganisasikan faktor-faktor yang relevan dalam mempertahankan kesehatan.
13
Gambar 2-1 Fase interaksi
hubungan perawat-klien menurut
Interpersonal relationship
Peplau mengidentifikasi
kebutuhan, frustasi, konflik, dan
kecemasan sebagai konsep utama pada situasi keperawatan. Tahap orientasi Peplau yang
sejajar dengan awal fase pengkajian bahwa baik perawat dan pasien datang bersama-sama
sebagai orang asing. Pertemuan ini diprakarsai oleh pasien yang menyatakan kebutuhan,
meskipun kebutuhan tidak selalu bisa dipahami. Secara bersama, perawat dan pasien mulai
bekerja melalui mengenali, memperjelas dan mendefinisikan fakta terkait kebutuhan ini.
Langkah ini disebut sebagai pengumpulan data dalam tahap penilaian dari proses
keperawatan.
Pada proses keperawatan, diagnosa keperawatan mengatasi satu masalah atau defisit
kesehatan yang teridentifikasi. Diagnosis keperawatan adalah ringkasan pernyataan dari data
yang dikumpulkan. Peplau menyatakan bahwa "selama periode orientasi pasien menjelaskan
kesan keseluruhan masalahnya", sedangkan dalam
proses keperawatan, perawat menyimpulkan Fase
Orientasi
14
perawat. Dalam kedua fase (implementasi dan eksploitasi), rencana individual telah
terbentuk, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, dalam kedua
tahap rencana yang diprakarsai menuju penyelesaian tujuan yang diinginkan. Ada
perbedaan implementasi dan eksploitasi. Pada fase eksploitasi, pasien adalah orang yang aktif
mencari berbagai jenis layanan untuk memperoleh manfaat maksimal yang tersedia,
sedangkan implementasi dintentukan oleh rencana atau pelaksanaan prosedur. Eksploitasi
berorientasi pada pasien, sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan baik oleh pasien dan
keluarga, maupun oleh tenaga kesehatan lain.
Pada fase resolusi Peplau, pemberhentian adalah hasil akhir. Dalam proses keperawatan,
evaluasi merupakan langkah yang terpisah dan perubahan perilaku digunakan sebagai tolak
ukur evaluasi. Apabila tujuan tidak tercapai, maka harus dilakukan pengkajian ulang
mengenai faktor-faktor yang membuat tujuan dari implementasi tidak tercapai sehingga akan
dibuat Langkah-langkah implementasi selanjutnya.
15
BAB III
KESIMPULAN
Teori Peplau membahas tentang pentingnya interaksi antar perawat dan pasien.
Hubungan interpersonal antar perawat dengan pasien bersifat psikodinamik, dan untuk
mewujudkan hubungan ini maka perwat dapat melakukan beberapa peran yang berbeda.
Peplau menyatakan bahwa keperawatan merupakan proses terapeutik dalam
menolong individu yang ada dalam keadaan sakit dan membutuhkan pelayanan
kesehatan. Keperawatan sebagai suatu proses interpersonal melibatkan dua orang tau
lebih untuk mencapai tujuan yang sama. proses interpersobnal menjadi dasar atas
hubungan partisipasi anatar perawat dan klien yang mempunyai tujuan untuk mengatasi
masalah melalui proses pengenalan diri, pertumbuhan dan perkembangan terapeutik
klien.
Hubungan Interpersonal Peplau menyatakan bahwa keperawatan merupakan
sebuah hubungan terapeutik yang dipandang sebagai proses interpersonal yang
melibatkan interaksi antara klien dan pearwat yang memiliki tujuan bersama-sama
mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang muncul.
Adapun empat konsep mayor dari teori Peplau yaitu manusia, lingkungan, keperawatan,
Kesehatan. Serta 4 fase dalam hubungan interpersonal perawat-klien yang meliputi fase
orientasi, fase identifikasi, fase eksploitasi, dan fase resolusi. Hubungan partisipasi anatar
perawat dan klien yang mempunyai tujuan untuk mengatasi masalah melalui proses
pengenalan diri, pertumbuhan dan perkembangan terapeutik klien.
Adapun kelebihan atau kekuatan dari teori Interpesonal Peplau ini adalah
sebagai berikut:
1. Fokus utama teori (hubungan interpersonal perawat-klien) mudah dipahami dan bisa
diaplikasikan.
2. Dengan kreatif Peplau menggambarkan empat fase proses interpersonal yang
sederhana, logis, sistematik dan mudah digunakan dalam menghadapi situasi
keperawatan, serta berkesinambungan dengan enam peran perawat dan empat
pengalaman psikobiologis klien
3. Peplau menjadi change agent, merubah fokus intervensi keperawatan yang
sebelumnya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan fisik dan sulit dibedakan dengan
orientasi pelayanan kedokteran.
16
4. Model proses interpesonal memberikan perubahan berarti dalam budaya kerja perawat
sehingga harus memperhatikan hubungan interpersonal terapeutik dengan klien.
5. Model ini bisa digunakan dalam berbagai tatanan pelayanan keperawatan yang
melibatkan individu-individu dengan masalah psikologis.
6. Peplau memberikan kontribusi nyata terhadap komunitas keperawatan melalui
penelitian-penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi, mengevaluasi, menganalisa
Teori Hubungan Interpersonal
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari Teori Peplau adalah sebagai berikut:
1. Cakupan model proses keperawatan masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan
psikologis klien yaitu hubungan interpersonal & penurunan kecemasan.
2. Sehat hanya dipandang dari sudut kepribadian klien, dan konsep holistic dan integral
belum menjadi fokus perhatian Peplau.
3. Kurang mempertimbangkan hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan dan
masyarakat, sehingga kurang memberikan perhatian pada pengembangan sistem
sosial klien yang dapat perluas dasar pengetahuan perawat dalam memahami masalah
klien.
4. Teori ini hanya dapat digunakan pada situasi dimana komunikasi verbal perawat klien
dapat dilakukan. Pada kondisi pasien koma, kemunduran mental, menarik diri atau
baru lahir, teori ini tdk berfungsi.
5. Sedikit perhatian pada individu sehat; Sedikit penekanan tentang pengaruh pasien
terhadap factor fisik dan sosial di lingkungan.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Theorist and Their Work. 3rd ed. Missouri: Mosby-Year Book Inc.
2. Orem, DE, Taylor, SG, Renpenning KM.(2001). Nursing Concepts of Practice. 6th
ed. St.Louis : Mosby, Inc.
3. Seller, SC. (1991) Health education, Educational theory, Nursing, Philosophy.
Disertation, Iowa State University. Diambil pada tanggal 10 September 2006 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?
index=1&sid=14&srchmode=1&vinst=PROD&fmt=2&startpagPotter Perry. Dasar-
dasar Keperawatan Edisi 9, oleh Enie Novietasari, Kusman Ibrahim, Deswani dan Sri
Ramdaniati, 2020. Elsevier
4. Flizpatrick, J.J. & Whall, AL. (1989). Conceptual models of nursing, analysis and
application. 2nd ed. California: Appleton & Lange.
5. George, J.B. (1989). Nursing Theories The Base for Professional Nursing Practice,
Third Edition, New Jersey
6. Jacobs, M.K: & Chinn, P.L.(1983). Theory and Nursing A Systematic Approach,
Mosby Company St Louis Toronto, London
7. Kuhn, T.S.(1970). The structure of scientific revolutions. Chicago: Univ. of Chicago
Press. Dalam Marriner-Tomey A.(1994). Nursing Theorist and Their Work. 3rd ed.
Missouri: Mosby-Year Book Inc.
8. Kozier, B. (1986). Concepts and Issues In Nursing Practice, Menlo Park California :
Addison Wesley Publishing Company
9. Marriner-Tomey,A.(1994).Nursing
e=1&vname=PQD&did=746927261&scaling=FULL&pmid=
%24pmid&vtype=PQD&rqt=309&TS=1157958775&clientId=45625
18