Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PARADIGMA DAN TEORI KEPERAWATAN

COMFORT THEORY OF KATHARINE KOLCABA

Disusun Oleh :
DESI WIDARIANI (2006539430)
I GUSTU AYU WIWIN KD (2006539544)
NADIA SABARETA (2006539696)
RISAK TIIMRON ISWARA (2006539815)
SELVIN PAMALLA MANGIWA (2006539866)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
GASAL 2020/2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................................i


Kata Pengantar .........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2
1. Tujuan Umum.........................................................................................................2
2. Tujuan Khusus........................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka..........................................................................................................3
A. Abstrack.....................................................................................................................3
B. Biografi .....................................................................................................................3
1. Pendidikan Katharine Kolcaba..............................................................................3
2. Hasil Karya Yang Dihasilkan oleh Katharine Kolcaba.........................................3
3. Kredensial dan Latar Belakang Teori Katharine Kolcaba.....................................4
C. Sumber Teori dari Theory of Comfort Katharine Kolcaba........................................6
D. Konsep Utama dan Definisi Theory of Comfort........................................................9
E. Penggunaan Bukti Empiris dari Theory of Comfort Katharine Kolcaba...................11
F. Asumsi Utama............................................................................................................12
G. Pernyataan Teoritis Theory of Comfort.....................................................................14
H. Bentuk Logis Theory of Comfort...............................................................................15
I. Persetujuan Theory of Comfort Oleh Komunitas Keperawatan.................................17
J. Pengembangan Lebih Lanjut Theory of Comfort.......................................................18
K. Krititk Theory of Comfort..........................................................................................20
BAB III. Penutup......................................................................................................................23
A. Kesimpulan ...............................................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................................23
Daftar Pustaka ..........................................................................................................................24

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ dari Theory of Comfort Katharine
Kolcaba” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dengan tujuan menyelesaikan tugas pada
program mata kuliah Paradigma Keperawatan S1 Ekstensi Keperawatan tahun ajaran 2020/2021.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ns. Shanti Farida Rachmi, S.Kep. selaku dosen Mata Kuliah Paradigma dan Teori
Keperawatan Ekstensi Kelas B yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas S1 Ektensi Keperawatan Universitas
Indonesia.  

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan
ilmu, materi dan referesnsi serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh kerena itu, segala kritik
dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap,
semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan. Amin              
                                                                 

                                                                                    Depok, 29 November 2020

Penulis

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori membantu pengetahuan untuk memperbaiki praktik dengan cara menggambarkan,
menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena. Teori keperawatan merupakan
produk kreatif dari para perawat yang mencari dengan penuh pertimbangan untuk
menggambarkan banyak aspek dari keperawatan dalam cara yang bisa dipelajari, dievaluasi
dan digunakan oleh perawat-perawat lainnya. Teori akan memberikan struktur dan paduan
dalam meningkatkan praktik profesional keperawatan, aktifitas pendidikan dan pengajaran
serta riset keperawatan yang menuntun kearah perkembangan ilmu keperawatan itu sendiri
(Keamey-Nunnery, 2008).
Para ahli telah mengembangkan teori dari tingkat phylosophical theory, grand theory,
middle range theory dan practice theory. Setiap teori ini menjelaskan suatu fenomena mulai
dari bersifat abstrak sampai kongkrit. Pemahaman perawat tentang teori keperawatan
menjadi pedoman dalam pemberian pelayanan yang profesional dan terarah.
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori
kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam perspektif
pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan (relief),
(ease), and (transcendence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang
meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup Middle range theory yang memiliki
kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup
dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset
dan praktik, cukup umum pada campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang
sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari
pada grand theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka kelompok tertarik untuk membahas teori
kenyaman dari Katharine Kolcaba yang dianalisa berdasarkan lingkup teori, konteks teori
dan konten teori.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Biografi dan Latar Belakang dari Theory of Comfort Kolcaba?
2. Apa Konsep Utama dan Definisi dari Theory of Comfort Kolcaba?
3. Bagaimana Analisa terhadap teori dan Ruang Lingkup Theory of Comfort Kolcaba?
4. Bagaimana Asumsi teori Theory of Comfort Kolcaba?
5. Bagaimana Metaparadigma di pandang oleh Theory of Comfort Kolcaba?
6. Penerimaan perawat terhadap Theory of Comfort Kolcaba?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep teori kenyamanan oleh Katharine Kolcaba dengan
menganalisa secara sistematis meliputi lingkup teori, konteks teori dan konten teori.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui biografi dari Katharine Kolcaba
b. Mampu menjelaskan Latar Belakang dari teori Katharine Kolcaba
c. Mampu menjelaskan komponen teori dan definisi konsep teori Katharine Kolcaba
d. Mampu menjelaskan Analisa terhadap teori dan Ruang Lingkup teori Katharine
Kolcaba
e. Mampu memaparkan asumsi utama teori Katharine Kolcaba
f. Mampu menjelaskan Penerimaan perawat Pada Katharine Kolcaba

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama (BAB 1) berisi
pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan, bagian kedua (BAB
2) berisi tinjauan teori dan literatur meliputi konsep teori kenyamatn dari Katharina Kolcaba
yag terdiri dari lingkup, konteks dan konten teori, dan bagaian ketiga (BAB 3) berisi
kesimpulan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Abstrack
“Dalam dunia teknologi saat ini, misi bersejarah keperawatan dalam memberikan
kenyamanan kepada pasien dan anggota keluarga bahkan lebih penting. Kenyamanan
adalah penangkal stres yang melekat dalam kesehatan situasi perawatan saat ini, dan
ketika kenyamanan ditingkatkan, pasien dan keluarga diperkuat untuk tugas ke depan.
Selain itu, perawat merasa lebih puas dengan perawatan yang mereka berikan " K.
Kolcaba (komunikasi pribadi, 7 Maret 2012).
B. Biografi
Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di Cleveland,
Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai anggota Asosiasi
Perawat Amerika. Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of
Nursing..

Sebagai kepala unit demensia, berdasar pengalaman beliau melakukan pengembangan teori
keperawatan untuk mengembangkan teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi untuk
perawatan dan riset kesehatan holistik.

1. Pendidikan Katharine Kolcaba


a. Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965
b. lulus M.S.N dari R.N di the Frances PayneBolton School of Nursing, Case Western
Reserve University pada tahun 1987
c. meraih gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai authority clinicalnursing
specialist pada tahun 1997, Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif
dan Intervensi Jangka Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori
Keperawatan, Penelitian Keperawatan.
2. Hasil Karya Yang Dihasilkan Katharine Kolcaba
1) 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western
Reserve University Internal Grant

3
2) 1997 : Honour a Researcher Award
3) 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
4) Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari Case
Western Reserve University
5) 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursing
by Kolcaba and Wilson
6) Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research
Society, End of Life and Palliative Care Nursing
7) Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari
Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
8) 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma
Theta Tau, delta Omega Chapter

3. Kredensial dan Latar Belakang Teori Katharine Kolcaba


Comfort theory merupakan teori yang pertama kali dikembangkan tahun 1990
oleh Katharine Kolcaba. Theory of Comfort by Kolcaba merupakan salah satu Middle
Range Theory keperawatan. Teori ini lebih sempit daripada grand theory dan
mengandung sejumlah konsep yang berhubungan dengan aspek bebas dari dunia nyata
serta proposisi terukur secara empiris. Teori ini menekankan kesempurnaan praktik
keperawatan melalui kenyamanan hidup. Katharine Kolcaba lahir dan dididik di
Cleveland, Ohio (Alligood, 2014). Pada tahun 1965, ia menerima diploma di bidang
keperawatan dan praktek paruh waktu selama bertahun-tahun dalam keperawatan
medikal bedah, perawatan jangka panjang, dan homecare sebelum kembali melanjutkan
pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas MSN di Case Western Reserve
University (CWRU) Frances Payne Bolton School of nursing , dengan spesialisasi di
gerontologi. Sementara sekolah Kolcaba bekerja juga sebagai Kepala ruangan di Unit
Dimensia. Dalam konteks praktek inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan
pasien.
Kolcaba bergabung dengan University of akron College of Nursing setelah lulus
dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan
gerontologinya di American Nurses Association (ANA) Certification (Alligood, 2014).
Dia kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doktor di bidang keperawatan secara paruh
waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahun ke depan, dia menggunakan program kerja

4
dalam program doktor untuk mengembangkan dan mengutarakan teorinya. Kolcaba
mempublikasikan konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli filsafat
(Kolcaba, 1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek pada kenyamanan,
kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan (Kolcaba, 1992 dalam
Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan dipublikasikan dalam Middle-range
Theory oleh Kolcaba pada tahun1994, dan menguji teori dalam studi intervensi bersama
Fox pada tahun 1999.
Saat ini, Dr kolcaba adalah profesor emeritus asosiasi keperawatan di University
of Akron College of Nursing, dimana dia mengajar teori ke Siswa MSN. Dia juga
mengajarkan teori kepada siswa DNP di PerguruanTinggi di Ursuline di ketinggian
Mayfield, Ohio. Fokus studi Kolcaba mencakup intervensi dan dokumentasi terkait
kenyamanan berdasarkan praktik berbasis bukti. Kolcaba memulai diagram teoritis
praktik keperawatannya di awal studi doktoral.
Kolcaba memulai diagram teoritis praktik keperawatannya di awal studi doktoral.
Ketika Kolcaba menyajikan kerangkanya untuk perawataan demensia muncul
pertanyaan, apakah sebelumnya Kolcaba telah melakukan analisis konsep kenyamanan.
Kolcaba menjawab bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan menjadi langkah
berikutnya. Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke dalam konsep
kenyamanan.
Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan, dimulai dengan tinjauan ekstensif dari
literatur tentang kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan, kedokteran, psikologi,
psikiatri, ergonomi, dan Inggris (khusus penggunaan shakespeare tentang kenyamanan
dan kamus Oxford English [OED]). Dari OED, Kolcaba belajar bahwa definisi asli dari
kenyamanan adalah "untuk mempererat." Definisi ini memberikan alasan yang bagus
bagi perawat untuk memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih
baik dan perawat akan merasa lebih puas.
Berbagai studi mengenai kenyamanan dalam keperawatan sangatlah banyak.
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan diinspirasi dari pernyataan Nightingale yang
menyatakan “Kenyamanan seharusya tidak boleh lepas dari observasi atau tujuan utama.
Hal ini bukan menjadi suatu hal yang tidak berguna, melainkan untuk menyelamatkan
kehidupan dan untuk meningkatkan status kesehatan dan kenyamanan (Alligood, 2014).

5
Dari tahun 1900-1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan medis
karena melalui kenyamanan, pemulihan dapat dicapai (Mcllveen & Morse, 1995 dalam
Alligood 2014). Perawat memiliki peranan untuk mengidentifikasi faktor yang
memengaruhi kenyamanan pasien. Aikens (1908) mengusulkan bahwa kenyamanan
pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat. Seorang perawat yang baik
memiliki tujuan untuk mencapai kenyamanan pasien, dan pandangan atas pencapaian
kenyamanan adalah fakor penting yang dimiliki oleh perawat(Aiken, 1908). Harmer
(1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan memberikan suasana kenyamanan dan
perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan, kenyamanan, dan kemudahan, fisik dan
mental, disamping istirahat dan tidur, gizi, kebersihan, dan eliminasi. Goodnow (1935)
mengabadikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan, Kolcaba memulai
diagram teoritis praktik keperawatannya di awal studi doktoral. Ketika Kolcaba
menyajikan kerangkanya untuk perawataan
C. Sumber Teori
Kolcaba memulai pekerjaan teoritisnya dengan membuat diagram praktik
keperawatannya di awal studi doktoralnya. Ketika Kolcaba mempresentasikan kerangka
kerjanya untuk perawatan demensia (Kolcaba, 1992b), salah satu penonton bertanya,
"Sudahkah Anda melakukan analisis konsep kenyamanan?" Kolcaba menjawab bahwa
dia tidak melakukannya tetapi akan menjadi langkah berikutnya. Pertanyaan ini memulai
penyelidikan panjangnya terhadap konsep kenyamanan.
Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan dimulai dengan tinjauan
ekstensif literatur tentang kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan, kedokteran,
psikologi, psikiatri, ergonomi, dan bahasa Inggris (khususnya penggunaan kenyamanan
Shakespeare dan Oxford English Dictionary (OED). Dari OED, Kolcaba mempelajari
bahwa definisi original kenyamanan adalah "untuk menguatkan secara signifikan".
Definisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk menghibur pasien karena
pasien akan menjadi lebih baik dan perawat akan merasa lebih puas.
Catatan sejarah kenyamanan dalam keperawatan banyak sekali. Nightingale
(1859) mengatakan, “Jangan pernah melupakan tujuan observasi. Observasi dilakukan
bukan untuk menumpuk informasi yang bermacam-macam atau fakta-fakta yang

6
membuat penasaran, tapi untuk menyelamatkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan
kenyamanan” (hlm. 70).
Dari tahun 1900 hingga 1929, kenyamanan adalah tujuan utama dari perawatan
dan pengobatan, karena, melalui kenyamanan, pemulihan tercapai (McIlveen & Morse,
1995). Perawat berkewajiban untuk memperhatikan detail yang mempengaruhi
kenyamanan pasien. Aikens (1908) mengemukakan bahwa tidak ada hal yang
berhubungan dengan kenyamanan pasien, yang cukup kecil untuk diabaikan.
Kenyamanan pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat. Perawat yang
baik membuat pasien nyaman, dan penyediaan kenyamanan adalah faktor penentu utama
dari kemampuan dan karakter perawat (Aikens, 1908).
Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan berkaitan dengan
penyediaan “suasana kenyamanan umum,” dan bahwa perawatan pribadi pasien
mencakup perhatian pada “kebahagiaan, kenyamanan, kemudahan, fisik, dan mental,” di
samping “ istirahat dan tidur, nutrisi, kebersihan, dan eliminasi ”(hlm. 26). Goodnow
(1935) mengabdikan satu bab dalam bukunya, The Technique of Nursing, untuk
kenyamanan pasien. Dia menulis, “Seorang perawat selalu dinilai dari kemampuannya
untuk membuat pasiennya nyaman. Kenyamanan adalah fisik dan mental, dan tanggung
jawab perawat tidak diakhiri dengan hanya perawatan fisik ”(hlm. 95). Dalam buku teks
bertanggal 1904, 1914, dan 1919, kenyamanan emosional disebut kenyamanan mental
dan sebagian besar dicapai dengan memberikan kenyamanan fisik dan memodifikasi
lingkungan untuk pasien (McIlveen & Morse, 1995).
Dalam contoh ini, kenyamanan adalah hal positif dan dicapai dengan bantuan
perawat, dan dalam beberapa kasus menunjukkan peningkatan dari keadaan atau kondisi
sebelumnya. Secara intuitif, kenyamanan dikaitkan dengan aktivitas perawatan. Dari asal
katanya, Kolcaba menjelaskan fitur-fitur penguatannya, dan dari ergonomi, kaitan
langsungnya dengan kinerja pekerjaan. Namun, seringkali maknanya tersirat,
tersembunyi dalam konteks, dan ambigu. Konsepnya bervariasi secara semantik sebagai
kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses, dan hasil.
Kolcaba menggunakan ide-ide dari tiga ahli teori keperawatan awal untuk
mensintesis atau memperoleh jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba &
Kolcaba, 1991).

7
1. Relief (Relief) disintesis dari karya Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa
perawat meringankan kebutuhan yang dikeluhkan oleh pasien.
2. Kemudahan (ease) disintesis dari karya Henderson (1966), yang menjelaskan 13
fungsi dasar manusia makhluk yang harus dipelihara selama masa perawatan.
3. Transendensi (Transcendence) diturunkan dari Paterson dan Zderad (1975), yang
mengusulkan agar pasien mengatasi kesulitan mereka dengan bantuan perawat.

Empat konteks kenyamanan yang dialami oleh mereka yang menerima perawatan,
berasal dari review literatur keperawatan (Kolcaba, 2003). Konteksnya adalah fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Keempat konteks tersebut disandingkan
dengan tiga jenis kenyamanan, menciptakan struktur taksonomi (matriks) yang dapat
digunakan untuk mempertimbangkan kompleksitas kenyamanan sebagai hasil.
Struktur taksonomi menyediakan peta domain kenyamanan konten dengan
estimasi peneliti akan merancang instrumen di masa depan seperti kuesioner yang
dikembangkan dari taksonomi untuk instrumen akhir kehidupan(Kolcaba, Dowd, Steiner,
& Mitzel, 2004).

8
D. Konsep Utama dan Definisi Theory of Comfort Katharine Kolcaba
Berdasarkan teori Kolcaba konsep utama dari Theory of Comfort Katharine Kolcaba :
1. Kebutuhan perawatan kesehatan
Kebutuhan perawatan kesehatan adalah kebutuhan kenyamanan yang berkembang
dari situasi stres dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai dengan sistem
dukungan penerima secara umum (tradisional). Kebutuhan manusia dapat berupa
kebutuhan fisiologis, psikospiritual, sosiokultural, atau lingkungan. Hal ini dapat
diidentifikasi melalui melkukan observasi, laporan verbal atau non verbal, dan
konsultasi keuangan dan intervensi (Kolcaba, 2003).
2. Intervensi untuk rasa nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakkan keperawatan dan ditujukan untuk
mencapai kebutuhan kenyamanan penerima asuhan, mencakup fisiologis, sosia,
budaya, ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik (Kolcaba,
2001).
3. Variabel yang mengintervensi
Variabel yang mengintervensi adalah interaksi yang mempengaruhi persepsi
penerima mengenai kenyamanan sepenuhnya. Hal ini mencakup pengalaman
sebelumnya, usia, sikap, status emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung
prognosis, ekonomi, edukasi, dan keseluruhan elemen lainnya dari pengalaman
penerima (Kolcaba, 1994). Variabel intervensi akan memberikan pengaruh kepada
perencanaan dan pencapaian intervensi asuhan keperawatan untuk pasien.
4. Rasa nyaman
Rasa nyaman adalah status yang diungkapkan atau dirasakan penerima terhadap
intervensi kenyamanan yang didapatkan. Hal ini merupakan pengalaman yang
holistik dan memberikan kekuatan ketika seseorang membutuhkannya yang terdiri
dari 3 bentuk kenyamanan (Relief, Ease, Tanscendence) dalam empat konteks (fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan) (Kolcaba, 1994).

9
5. Perilaku mencari bantuan
Perilaku mencari bantuan menjabarkan tujuan hasil yang ingin dicapai tentang makna
sehat, yakni penerima berkonsultasi menegnai kesehatannya dengan perawat.
Kategori tersebut dijabarkan oleh Schlotfeldt (1975) dan dijelaskan menjadi internal,
eksternal, atau kematian dengan damai (peaceful death).
6. Integritas Institusional
Perusahaan, komunitas, sekolah, rumah sakit, regional, negara bagian, dan negara
yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, berkembang, etik, dan tulus akan
memiliki integritas kelembagaan. Ketika institusi tersebut menunjukkan hal ini akan
menciptakan dasar praktik dan kebijakkan yang tepat (Kolcaba, 2001).
7. Praktik terbaik
Praktik terbaik diartikan sebagai intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai
dasar keilmuan dan praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk pasien dan
keluarga (institusi)
8. Kebijakan terbaik
Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional dimulai dari adanya protokol
prosedur dan medis yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan diberikan. Hal ini yang
disebut sebagai kebijakan yang baik.

10
E. Penggunaan Bukti Empiris
Benih dari penyelidikan modern tentang hasil dari kenyamanan yang disemai
pada akhir 1980-an, menandai periode kesadaran kolektif, tetapi terpisah, tentang konsep
kenyamanan holistik. Hamilton (1989) membuat lompatan dengan mengeksplorasi arti
kenyamanan dari sudut pandang pasien. Dia menggunakan wawancara untuk memastikan
bagaimana setiap pasien di fasilitas perawatan jangka panjang mendefinisikan
kenyamanan. Tema yang paling sering muncul adalah menghilangkan rasa sakit, tetapi
pasien juga mengidentifikasi perasaan mandiri,didukung, berharga, dan berguna.
Hamilton menyimpulkan, "Pesan yang jelas adalah kenyamanan itu multi-dimensi,
artinya berbeda bagi setiap orang yang berbeda" (hal. 32).

Setelah Kolcaba mengembangkan teorinya, dia menunjukkan bahwa perubahan


kenyamanan dapat diukur dengan menggunakan desain eksperimental dalam disertasinya
(Kolcaba & Fox, 1999). Dalam penelitian ini, kebutuhan perawatan kesehatan adalah
kebutuhan kenyamanan terkait dengan diagnosis kanker payudara dini. Intervensi holistik
adalah pencitraan terpandu, yang dirancang khusus untuk populasi pasien untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan mereka, dan hasil yang diinginkan adalah
kenyamanan mereka. Penemuan ini mengungkapkan perbedaan yang signifikan dalam
kenyamanan dari waktu ke waktu antara wanita yang menerima citra terpandu dan
kelompok perawatan biasa (Kolcaba & Fox, 1999). Kolcaba dan asosiasi terkait
melakukan pengujian empiris tambahan dari Theory of Comfort, yang dirinci dalam
bukunya (Kolcaba, 2003, hlm. 113–124) dan dikutip di situs webnya. Studi kenyamanan
ini menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan pembanding pada
kenyamanan dari waktu ke waktu.

Contoh intervensi yang sudah diujikan antara lain sebagai berikut:

1. Citra terpandu untuk pasien psikiatri (Apóstolo & Kolcaba, 2009)


2. Sentuhan penyembuhan dan pembinaan untuk mengurangi stres pada mahasiswa
(Dowd, Kolcaba, Steiner, & Fashinpaur, 2007)

11
3. Pijat tangan untuk pasien rumah sakit dan penghuni perawatan jangka panjang
(Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004; Kolcaba, Schirm, & Steiner, 2006)
4. Gaun hangat yang dikontrol pasien untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan pada pasien pra operasi (Wagner, Byrne, & Kolcaba, 2006)
Dalam setiap studi, intervensi ditargetkan ke semua atribut kenyamanan yang
relevan dengan pengaturan penelitian, dan instrumen kenyamanan diadaptasi dari General
Comfort Questionnaire (Kolcaba, 1997, 2003) yang menggunakan struktur taksonomi
(TS) kenyamanan sebagai panduan, dan ada setidaknya dua (biasanya tiga) titik
pengukuran yang digunakan untuk menangkap perubahan kenyamanan dari waktu ke
waktu. Bukti kemanjuran pijat tangan sebagai intervensi untuk meningkatkan
kenyamanan diterbitkan dalam Pedoman Perawatan Berbasis Bukti: Intervensi Medis-
Bedah (Kolcaba & Mitzel, 2008).
Dukungan lebih lanjut untuk Theory of Comfort ditemukan dalam studi empat
proposisi teoritis tentang sifat kenyamanan holistik (Kolcaba & Steiner, 2000):
1. Kenyamanan umumnya adalah keadaan yang bersifat spesifik.
2. Hasil dari kenyamanan peka terhadap perubahan waktu.
3. Setiap intervensi keperawatan holistik yang diterapkan secara konsisten dengan
efektivitas yang baik meningkatkan kenyamanan dari waktu ke waktu.
4. Kenyamanan total lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya .
Pengujian pada kumpulan data dari studi Kolcaba dan Fox (1999) sebelumnya
tentang wanita dengan kanker payudara mendukung setiap proposisi. Bidang studi lain
yang termasuk dalam situs web Kolcaba adalah unit luka bakar, persalinan, fertilitas,
panti jompo, home care, nyeri kronis, pediatrik, onkologi, kebersihan gigi, transportasi,
penjara, pasien tuli, dan mereka dengan gangguan mental serta cacat tubuh.

F. Asumsi Utama
Asumsi utama dari Theory of Comfort dari Katharine Kolcaba adalah :
1. Keperawatan
Keperawatan adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyamanan yang intensif,
intervensi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, dan evaluasi tingkat
kenyamanan setelah implementasi diberikan kemudian dibandingkan dengan tujun hasil

12
yang diinginkan. Pengkajian dan evaluasi dapat berupa intuisi atau subjektif atau
keduanya seperti ketika perawat menanyakan apakah pasien merasa nyaman atau secara
objektif, seperti obervasi penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau
perubahan sikap/perilaku. Pengkajian diperolah melalui skala tingkatan verbal (klinis)
atau kuesioner mengenai tingkat kenyamanan (penilitian) yang menggunakan instrument
dari studi Kolcaba (2003).
2. Pasien
Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, isntitusi atau komunitas
yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan sebagai penerima
intervensi terkait kenyamanan di lingkungan tempat bekerja ketika adanya inisiatif
untuk meningkatkan kondisi kerja dibawah tekanan, seperti untuk meningkatkan magnat
status (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006).
3. Lingkungan
Lingkungan adalah segala aspek pasien, keluarga atau institusi yang dapat dimanipulasi
oleh perawat, orang yang dicintai, atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Kesehatan
Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi asuhan
kesehatan, atau komunitas dalam konteks individua tau kelompok.

Adapun asumsi-asumsi lain yang dikemukaan oleh Katharine Kolcaba, yaitu:


1. Setiap individu menunjukkan respons holistik terhadap stimulasi kompleks yang
diterima (Kolcaba, 1994).
2. Kenyamanan adalah hasil holistik yang ingin dicapai oleh setiap individu dan erat
kaitannya dengan disiplin keperawatan (Kolcaba, 1994).
3. Kenyamaman adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus dipenuhi
oleh setiap individu dimana hal ini merupakan usaha aktif (Kolcaba, 1994).
4. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi pasien dalam
membentuk sikap kesadaran terkait kesehatan dirinya (Kolcaba & Kolcaba 1991;
Kolcaba, 1994)
5. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya yang tinggi cenderung
memiliki kepuasan tersendiri dengan asuhan yang diperoleh (Kolcaba, 1997, 2001).

13
6. Integritas institusi didasarkan oleh orientasi system nilai penerima asuhan dimana akan
sama pentingnya pada orientasi terhadap promosi kesehatan, asuhan holistik dalam
konteks keluarga dan pemberi asuhan (Kolcaba, 1997,2001).

G. Penyataan Teoritis dari Theory of Comfort


Teori kenyamanan terdiri dari 3 bagian pernyataan proporsi yang telah diuji secara
terpisah atau bersamaan, yaitu:
1. Bagian pertama menyatakan intervensi kenyamanan ketika efektif akan menghasilkan
peningkatan kenyamanan bagi penerima (pasien dan keluarga), dibandingkan dengan
dasar pre intervensi. Pemberi asuhan dapat menjadi penerima jika menyatakan komitmen
untuk kenyamanan lingkungan kerja mereka. Intervensi kenyamanan ditujukan sebagai
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, seperti istirahat, homeostatis, komunikasi
terapeutik, dan pengobatan holistic. Intervensi kenyamanan biasanya non teknologi dan
teringrasi dalam pemberian asuhan.
2. Bagian kedua menyatakan bahwa peningkatan kenyamanan penerima asuhan dihasilkan
dari adanya perilaku kesadaran diri tentang kesehatannya.
3. Bagian ketiga menyatakan bahwa adanya peningkatan kesadaran diri penerima tentang
kesehatannya yang meningkat akibat kemajuan dalam kualitas perawatan, kebijakan
institusi dan asuhan keperawatan berdasarkan bukti praktik klinis dan kebijakan dari
institusi.
Kolcaba meyakini bahwa perawat dapat melaksanakan asuhan yang bersifat memberikan
kenyamanan bagi pasien. Kolcaba meyakini bahwa tindakan ini akan meningkatkan peran
perawat untuk lebih kreatif dalam pemberian asuhan keperawatan dan kepuasan diri, seperti
pencapaian kepuasan yang diperoleh pasien kelolannya. Oleh karena itu, perawat harus
memberikan intervensi yang tepat dan mendokumentasikan hasilnya dalam catatan
terintegrasi pasien. Meskipun, setiap intervensi yang diberikan belum tentu dapat
meningkatkan kenyamanan bagi pasien. Ketika kenyamanan tidak dicapai secara utuh,
perawat perlu mengkaji variable yang berhubungan dengan kenyamanan seperti:
1. Variabel ada atau tidaknya permasalahan di rumah
2. Status ekonomi yang rendah
3. Diagnosis yang berat

14
4. Keterbatasan kognitif yang membutuhkan inervensi lebih lanjut
5. Penyebab lain sebagai evaluasi terkait tidak efektifnya intervensi yang diberikan.

Manajemen kenyamanan atau perawatan seputar kenyamanan dapat mencakup berupa:


1. Intervensi
2. Aksi pemberian kenyamanan
3. Hasil tujuan yang diperoleh
4. Pemilihan penerima asuhan untuk menentukan asuhan yang ingin diperoleh, baik
individu, keluarga, dan perawat.

Untuk meningkatkan peran perawat dalam memberikan kenyamanan bagi pasien, perawat
harus mendokumentasikan perubahan tingkat kenyamanan sebelum dan sesudah intervensi
diberikan. Dalam konteks klinis, Kolcaba menyarankan untuk bertanya kepada pasien
mengenai rentang nilai kenyamanan pasien dari 0-10, dengan 10 menunjukkan kenyamanan
tertinggi. Dokumentasi dapat menjadi data dasar elektronik di setiap institusi (Kolcaba,
Tilton,& Drouin, 2006).

H. Bentuk Logis Theory of Comfort


Asuhan keperawatan berfokus untuk memberikan “lingkungan yang nyaman,” dan
asuhan keperawatan individu pasien mencakup “kebahagiaan, kenyamanan, dan
meringankan, fisik dan mental, selain itu istirahat dan tidur, nutrisi, kebersihandan eliminasi
(Alligood, 2014).
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis yaitu:
1. Induksi
Induksi terjadi setelah terjadi proses generalisasi dari pengamatan terhadap objek yang
spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Ketika perawat mendalami tentang praktek
keperawatan dan keperawatan sebagai disiplin, perawat menjadi familiar dengan konsep
implisit atau eksplisit, term, proposisi,dan asumsi yang mendukung praktik keperawatan.
Pada akhir 1980, Kolcaba menjabat sebagai kepala unit Alzheimer. Pada saat itu beliau
menemukan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan praktek pada perawatan

15
demensia seperti: lingkungan yang mendukung, ketidakmampuan yang berlebih (excess
disability), dan fungsi optimal. Ketika beliau mencoba menggambarkan hubungan antara
ketiga istilah tersebut, beliau menyadari bahwa ketiganya tidak dapat menggambarkan
praktik secara menyeluruh. Menurut beliau, ada bagian yang kurang lengkap dalam
keperawatan, yaitu bagaimana perawat mencegah disabilitas dan penilaian apakah
intervensi yang diberikan berhasil. Fungsi optimal diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan aktivitas, misalnya menata meja, menyiapkan makanan dan lain-lain. Akan
tetapi, istilah ketidakmampuan berlebih tidak mampu mendefinisikan clarity secara
menyeluruh. Oleh karena itu, Kolcaba (1) menggolongkan excess disability menjadi
disabilitas fisik dan mental, (2) mengenalkan konsep comfort (3) menjelaskan
hubungan non-recursive antara comfort dan fungsi optimal. Proses ini menandai langkah
awal dari teori comfort Kolcaba dan pemikiran tentang kompleksitas terhadap teori
tersebut (Kolcaba, 1992).
2. Deduksi
Deduksi merupakan proses penyimpulan prinsip atau premis yang bersifat general
menjadi kesimpulan yang lebih spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Tahapan deduktif dari
perkembangan teori menghasilkan hubungan comfort dengan konsep lain untuk
menghasilkan sebuah teori. Pendapat dari ketiga theorist disertakan dalam teori comfort,
oleh karena itu Kolcaba mencari bentuk dasar yang dibutuhkan untuk menyatukan ketiga
konsep dasar: relief, ease, dan transcendence. Sesuatu hal yang diinginkan adalah suatu
kerangka konsep general yang mampu menjelaskan comfort menjadi istilah yang lebih
mudah dipahami dan mengurangi tingkat abstraksinya (Tomey & Alligood, 2010).
Teori dari seorang psikolog bernama Henry Murray, dianggap sesuai untuk
mendukung teori comfort Kolcaba. Teori Murray menjelaskan tentang human needs,
yang diaplikasikan pada pasien yang mendapatkan banyak stimulus dalam kondisi
pemberian pelayanan kesehatan yang penuh dengan stressor. Teori Murray menginspirasi
pendapat Kolcaba bahwa meskipun comfort diaplikasikan secara spesifik, akan tetapi
ketika comfort diberikan kepada pasien secara terus-menerus maka kenyamanan pasien
secara keseluruhan dapat ditingkatkan (Tomey & Alligood, 2010).

16
Dalam tahap deduktif ini, Kolcaba memulai dengan abstrak, teori konstruksi umum,
dan proses sosiologis dari pengurangan untuk mengurangi keabstrakan dari
teori comfort dalam praktek keperawatan.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Kolcaba
menambahkan konsep integritas institusional dalm middle range theory. Kolcaba
menambahkan line empat dalam teori Murray, antara lain kekuatan penghambat
membutuhkan perawatan kesehatan, kukatan fasilitas adalah intervensi keperawatan,
kekuatan interaksi merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi intervensi
keperawatan. Hasil yang diharapkan dari pemberian intervensi keperawatan adalah
diperolehnya kenyamanan pasien yang dapat dilihat dari persepsi yang dikemukakan oleh
pasien.
I. Persetujuan Theory of Comfort Oleh Komunitas Perawat (Dunia)
1. Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari, yang memilih teori ini
untuk kerangka, seperti di dalam keperawatan kebidanan, katheterisasi jantung,
perawatan kritis, pekerja rumah sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi,
keperawatan bedah tulang, keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi
saluran kemih. Area studi yang tak diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui
website nya, meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis,
terapi pijatan, pediatrik, oncology, dan perioperative. Untuk praktek klinik Kolcaba
menanyakan skala kenyamanan pada pasien dengan skor 0 – 10 yang mana 10 adalah
nilai tertinggi dari kenyamanan. Skala kenyamanan ini bisa diterapkan untuk pengkajian
nyeri atau untuk tujuan pendokumentasian, harus diterapkan dan komunikatif.
Comfort theory telah dimasukkan oleh perawat anestesi kedalam praktek klinik
mereka untuk pedoman manajemen kenyamanan pasien. Spesifik manajemen:
a. Pengkajian kebutuhan kenyamanan pasien selama pembedahan, nyeri akut, kesakitan
b. Menciptakan kenyamanan dengan meminta persetujuan pasien sebelum dilakukan
pembedahan, intervensi yang spesifik

17
c. Memfasilitasi yang nyaman, temperature tubuh dan factor-factor yang dihubungkan
dengan kenyamanan selama pembedahan.
d. Melanjutkan dengan manajemen kenyamanan dan pengukuran periode setelah operasi.
2. Pendidikan
Teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien yang
mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori ini sangat
mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa perawat yang menyajikan suatu
metode efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik pada orang tua yang
membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada gerontologikal atau
pendidikan praktik lanjutan. Teori ini cocok digunakan mahasiswa yang praktek klinik
dan aplikasikanya dapat di Fasilitasi dengan menggunakan web colcaba  tentang care
plan kenyamanan. Teori ini juga memberikan jalan untuk mahasiswa dalam memperoleh
kemudahan mereka (by Knowing) dan untuk memelihara ease dengan kurikulum mereka
(melalui kepercayaan anggota fakultas mereka), dan untuk mencapai trancendentce dari
stressor mereka dengan menggunakan teknik self comforting.
3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk
mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya
sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas keperawatan yang
holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah sakit besar dan
perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literatur untuk tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan sebagai panduan yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum
untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan partisipan
komunitas.  Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan negatif harus dikembangkan
secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal positif dan 24 hal
negatif sudah lengkap dengan suatu format skala Likert yang berkisar dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi menandakan tingginya kenyamanan. Pada
studi akhir instrumentasi dengan 206 orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis
unit di dua rumah sakit dan 50 orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner

18
kenyamanan umum menunjukkan  hasil suatu Cronbach alfa 0,88. Pendekatan kualitatif
digunakan untuk desain penelitian dengan mendiskripsikan kenyamanan dari strategi
hasil  perspektif   holistic diruang emergensi, orthopedic, area post operasi, port partum,
perawatan kritis dan invertilitas.

J. Pengembangan lebih lanjut dari Theory of Comfort dari Theory Katharine Kolcaba
Setelah mempublikasikan konsep teori kenyamanan, Kolcaba secara terus-menerus
mengembangkan teorinya, mempraktekkan dengan teori kenyamanan sebagai dasarnya
dengan tujuan untuk analisis konsep yang memberikan struktur taksonomi dari kenyamanan,
mengembangkan cara-cara untuk mengukur konsep tersebut. Saat ini teori kenyamanan
digunakan dalam praktik keperawatan, pendidikan dan penelitian. Kolcaba menggunakan
banyak pendekatan untuk membangun teorinya. Dengan menggunakan pengembangan yang
metodis pada teorinya sehingga menghasilkan konsep yang kuat, terorganisir dengan jelas
dan logis, teori kenyamanan ini mudah diterapkan diberbagai dalam banyak latar belakang
seperti untuk pendidikan, praktik dan penelitian. Kolcaba mengembangkan template untuk
pengukuran yang bertujuan memfasilitasi penerapan teori kenyamanan dalam pengaturan
tambahan. Template manajemen kenyamanan yang disediakan digunakan dalam pengaturan
praktik dapat membantu siswa dan anggota fakultas. Hasil penelitian telah menunjukkan
kesesuaian teorinya untuk mengukur perubahan yang terjadi pada seseorang seutuhnya yang
sebelumnya kurang efektif diukur dengan instrument lain, seperti yang dicatat dalam studi
tentang incontinensia urine (Dowd, Kolcaba & Steiner, 2000)
Theory of Comfort telah bertahan dalam pengujian empiris bagian pertama. Ketika
intervensi kenyamanan ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan holistik pasien
dalam kondisi kesehatan yang spesifik, kenyamanan ditingkatkan melebihi nilai minimal
pengukuran. Lebih dari itu peningkatan kenyamanan telah dihubungkan dengan keterlibatan
dalam perilaku mencari bantuan (Schlotfeldt, 1975). Uji empiris dari pernyataan teoretis
untuk bagian kedua dan ketiga dari teori harus dilakukan. Hasil untuk perilaku mencari
bantuan yang diinginkan dapat mencakup peningkatan status fungsional, kemajuan lebih
cepat selama rehabilitasi, penyembuhan lebih cepat, atau kematian damai bila perlu.
Perilaku mencari bantuan dinegosiasikan diantara pasien, anggota keluarga, dan pemberi
asuhan. Hasil institusional akan mencakup penurunan masa rawat pasien (length of stay),

19
angka kunjungan kembali (readmission) yang lebih kecil, penurunan biaya, dan pencapaian
penghargaan nasional seperti Beacon Award. Kolcaba berdiskusi dengan administrator
rumah sakit yang menginginkannya meningkatkan kualitas perawatan. Dia memandang
kualitas perawatan sebagai suatu tindakan yang memberikan kenyamanan yang
dilaksanakan secara sadar agar tercipta lingkungan yang mengarah keketerlibatan dalam
perilaku mencari bantuan. Kolcaba berasumsi penekanan yang disengaja itu dan dukungan
untuk manajemen kenyamanan oleh sebuah institusi atau komunitas dapat meningkatkan
kepuasan pasien / keluarga, karena individu disembuhkan, diperkuat, dan dimotivasi untuk
menjadi lebih sehat. Perhatian saat ini di fokuskan pada memperluas teori pada aplikasinya
di komunitas. Sebagaimana banyak diketahui beberapa komunitas lebih nyaman untuk
dihuni, untuk menghabiskan masa tua dibandingkan yang lain.
Area perhatian untuk pengembangan lebih lanjut adalah sifat universal dari kenyamanan.
The Theory of Comfort telah dimasukkan dalam sistem klasifikasi keperawatan elektronik
seperti NANDA (2011), NIC (2008), dan NOC (2008). Kolcaba banyak berdiskusi dengan
rumah sakit untuk memasukkan manajemen kenyamanan dalam sistem dokumentasi
mereka. Penggunaan teori memiliki kontribusi yang signifikan untuk praktik dan disiplin
ilmu keperawatan. Kolcaba terus mendedikasikan waktu dan energi mengembangkan dan
menyebarkan teori melalui presentasi, publikasi, dan diskusi sejak pensiun dari mengajar
waktu penuh
The Theory of Comfort banyak digunakan sebagai kerangka kerja pengorganisasian.
Perawat sering memilih kerangka ini sendiri karena menjelaskan apa yang ingin mereka
lakukan untuk pasien dan keluarga, dan apa yang pasien inginkan dari perawat selama rawat
inap mereka. Serangkaian kemungkinan penggunaan komponen kerangka kerja tersebut
ditawarkan ke rumah sakit, seperti Comfort Rounds, review kriteria kinerja, metode
dokumentasi, kriteria jenjang klinis, dan sebagainya. Manfaat "nilai tambah" bila perawat
didukung dalam memberikan intervensi kenyamanan dapat ditunjukkan melalui empiris
pengukuran hasil kelembagaan seperti kepuasan pasien, sebutan "Rumah Sakit Terbaik",dan
penghematan biaya.

K. Kritik Theory of Comfort dari Theory Katharine Kolcaba


a. Kejelasan (Clarity)

20
Beberapa artikel awal seperti analisis konsep (Kolcaba & Kolcaba, 1991) mungkin
kurang jelas tetapi sebenarnya teori ini selalu konsisten dalam hal definisi, derivasi,
asumsi, dan proposisi. Kejelasan yang lebih baik melalui artikel yang menjelaskan teori
dan artikel selanjutnya. Kolcaba menerapkan teori itu pada praktik tertentu menggunakan
bahasa akademis, tetapi dapat dimengerti. Semua konsep penelitian didefinisikan secara
teoritis dan operasional

b. Kesederhanaan (Simplicity)
The Theory of Comfort sederhana karena itu dasar asuhan keperawatan dan misi
tradisional keperawatan. Bahasa dan aplikasinya memiliki teknologi rendah, tetapi ini
tidak menghalangi penggunaannya dalam penerapan pengaturan teknologi tinggi. Ada
beberapa variabel dalam teori, dan variabel yang dipilih dapat digunakan untuk penelitian
atau proyek pendidikan. Dorongan utama dari teori ini adalah bagi perawat untuk
kembali ke praktik yang berfokus pada kebutuhan holistik pasien di dalam atau di luar
batas institusi. Kesederhanaanlah yang memungkinkan siswa dan perawat untuk belajar
dan mempraktikkan teori dengan mudah (Kolcaba, 2003).
c. Keumuman (Generality)
Teori Kolcaba telah diterapkan dalam banyak hal pengaturan penelitian, budaya, dan
kelompok umur. Satu-satunya Faktor pembatas penerapannya adalah seberapa baik
perawat dan para administrator menghargainya untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan
pasien. Jika perawat, institusi, dan komunitas berkomitmen untuk jenis asuhan
keperawatan ini, Teori Kenyamanan memungkinkan praktek yang efisiensi, individual
dan holistic. Struktur taksonomi memfasilitasi kenyamanan pengembangan instrumen
kenyamanan peneliti untuk pengaturan baru
d. Aksesibilitas (Accessibility)
Bagian pertama dari teori, yang menyatakan Intervensi keperawatan efektif yang
ditawarkan seiring waktu akan menunjukkan peningkatan kenyamanan, telah diuji dan
didukung dengan berbagai penelitian. Selanjutnya di studi oleh Dowd, Kolcaba, &
Steiner (2000), peningkatan kenyamanan adalah prediktor kuat dari peningkatan perilaku
pencarian kesehatan, yang berarti ketika pasien merasa lebih nyaman, mereka lebih baik

21
dalam rehabilitasi atau pemulihan. Hubungan ini mendukung bagian kedua dan ketiga
dari teori kenyamanan. Instrumen kenyamanan telah menunjukkan sifat psikometri yang
kuat, mendukung validitas kuesioner sebagai ukuran kenyamanan yang mengungkapkan
perubahan kenyamanan dari waktu ke waktu dan dukungan struktur taksonomi.
e. Kepentingan (Importance)
The Theory of Comfort menggambarkan praktek yang berpusat pada pasien dan
menjelaskan bagaimana mengukur kenyamanan itu penting pada pasien, kesehatan
mereka, dan kelangsungan institusi. Teori memprediksi manfaat dari efektif tindakan
kenyamanan (intervensi) untuk meningkatkan kenyamanan dan keterlibatan dalam
perilaku pencarian kesehatan. The Theory of Comfort didedikasikan untuk
mempertahankan merawat dengan membawa disiplin kembali ke akarnya. Strategi
dokumentasi kenyamanan dan efeknya secara empiris mendemonstrasikan seni
keperawatan. Kenyamanan dapat menciptakan kenangan pasien berinteraksi dengan
perawat yang mampu melampaui daftar periksa atau perintah dokter. Ini mencakup seni
dan ilmu keperawatan. Membuat sistem data elektronik memasukkan hasil yang memiliki
nilai tambah seperti kenyamanan sangatlah penting. Kolaborasi dan keterbukaan Situs
web Kolcaba memfasilitasi penyebaran teori untuk aplikasi Orientasi pada kenyamanan
pasien dan keluarga mungkin telah hadir pertama kali dalam keperawatan, tetapi telah
menjadi tidak terlihat dan mungkin kurang dihargai oleh sistem perawatan kesehatan
yang mempromosikan penggunaan obat-obatan dan teknologi. Memfokuskan kembali
pada kenyamanan pasien dan keluarga mewakili kembali ke akar keperawatan dan juga
kebutuhan akan bukti empiris. Kami dapat menunjukkan melalui penelitian bahwa
kenyamanan adalah dasar untuk pemulihan pasien, perilaku pencarian kesehatan lainnya,
dan kelembagaan kelangsungan hidup. Fokusnya berlaku untuk perawatan kesehatan
lainnya profesi dan pekerja tambahan. Penggunaan kerangka kerja kenyamanan yang
diterapkan di seluruh rumah sakit memfasilitasi semua orang untuk “di halaman yang
sama.”

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhantentang
kenyamanan dan peningkatan dari kondisi penuh tekanan dalamsituasi perawat kesehatan.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, social dan kebutuhan lingkungan
yang memfasilitasinya.Kolcaba mengemukakan teori of comfort dengan membagi 3 tipe
comfort yaitu, reliefe, ease, dan transcendence.2.
2. Komponen-komponen yang berhubungan dalam konsep teori comfort inidiantaranya
Health care needs, comfort measure, intervening variable, HSBs(perilaku mencari
kesehatan)

B. Saran

Teori of comfort dari Katherine Kolcaba ini tidak bisa digunakan dalam semua area
keperawatan, maka sebelum diterapkan sebaiknya harus ditelaah kembali dan disesuaikan
dengan kondisi keperawatan yang ada. Contohnya dalam kondisi khusus seperti bayi,
demensia, penurunan kesadaran, gangguan mental,gangguan panca indera, dan dalam kondisi
kegawatdaruratan

23
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha Raile, (2014). Nursing Theorist and Their Works. 8th Ed. St.Louis, Missouri:
Mosby Elsevier, Inc.
Carol Taylor, Carol Lillis. (1997). Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing
care. Vol I 3ed , Philadelphia, Lippincott.
Chinn & Jacobs. (1983). Theory and Nursing a systematic approach. St. Louis : Mosby
Company.
Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in
Canada. 1st Canadian Ed. Prentice Hall Health, Toronto.
Leahy, Julia M & Kizilay, Patricia E. (1998). Foundations of Nursing Practice : A Nursing
Process Approach. 1st Ed, WB Saunders Company, Philadelphia
Leninger, M. diambil pada 10 Oktober 2006 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine
Leininger.
Robinson & Kish. (2001). Edvance Practice Nursing. St. Louis : Mosby Inc.

24

Anda mungkin juga menyukai