Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN
KATHARINE KOLCABA

OLEH :

Nadriyah Kalaha
NIM : C01423088

Dosen Pengampu Mata Kuliah Falsafah Keperawatan :


Ns. Haslinda Damansyah, S.Kep., M.Kep.

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat dan Karunia-Nya
saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang ” Teori Keperawatan Katharine Kolcaba ”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman yang telah memberi dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan mahasiswa. Saya
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu saya
mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan
makalah saya di kemudian hari dengan lebih baik lagi.

Saya berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ” Teori Keperawatan
Katharine Kolcaba”

Atas perhatian dan kerja sama teman-teman beserta para pembimbing kami ucapkan terima kasih.

Gorontalo, November 2023

Penyusun

Nadriyah Kalaha
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................................................6
1.3. Tujuan..............................................................................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN................................................................................................................................................................. 7
2.1. Biografi Katharine Kolcaba...................................................................................................................................7
2.2. Konsep Utama Teori.............................................................................................................................................8
2.3. Type of Comfort...................................................................................................................................................9
2.4. Konsep Teori “ Kenyamanan” Kolcaba...............................................................................................................10
2.5. Asumsi Utama dalam Paradigma Perawatan......................................................................................................12
2.6. Asumsi-asumsi....................................................................................................................................................12
2.7. Penegasan Teori.................................................................................................................................................13
2.8. Bentuk Logis Teori Kenyamanan.........................................................................................................................14
2.9. Aplikasi Teori Kolcaba.........................................................................................................................................15
2.10. Kelebihan dan Kekurangan Teori “ Kenyamanan “ Kolcaba..............................................................................18
2.11. Penerimaan Oleh Keperawatan........................................................................................................................19
2.12. Contoh Kasus....................................................................................................................................................20
2.13. Pembahasan Kasus...........................................................................................................................................21
BAB III............................................................................................................................................................................ 22
PENUTUP....................................................................................................................................................................... 22
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................................................22
3.2. Saran..............................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang substansi
dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan, paradigma keperawatan,
model konseptual serta teori-teori keperawatan. Falasafah keperawatan memberikan keyakinan,
pemikiran, atau landasan mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena
keperawatan yang terjadi dan paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian suatu fenomena
keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan.
Dalam hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah, paradigm dengan
model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood,2010).

Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range teori
adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan.Kolcaba menganggap penerapan teori kenyamanan
bersifat universal da bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis,
psikologis, social, spiritual).Berdasarkan ini perawat perlu memahami hubungan antara falsafah,
paradigma dengan theory keperawatan yang dikembangkan oleh Kolcaba dengan tujuan mampu
menerapkan teori tersebut di lingkup praktik dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup klien
berdasarkan salah satu kebutuhan dasarnya, yaitu kenyamanan.

Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan serta model konsep teori
keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan. Model konseptual
merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi perawat. Ada empat
konsep yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam mengembangkan model
konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Pada
penerapannya, penekanan dari setiap model keperawatan sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan
setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun setiap teori yang dikembangkan akan selalu
menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral tersebut.
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori kenyamanan
(Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam perspektif pandangan Kolcaba
ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang dapat
terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan (Ruddy, 2007).
Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup Middle range theory yang memiliki kriteria,
lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan
abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum
pada campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, middle grand theory dapat
diuji dalam pemikiran empiris.
Perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu
keperawatan serta model konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian asuhan
keperawatan. Model konseptual merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori dan nilai
moral bagi perawat. Model konseptual ini juga biasa disebut dengan paradigma keperawatan. Ada empat
konsep yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam mengembangkan model
konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Pada
penerapannya, penekanan dari setiap model keperawatan sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan
setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun setiap teori yang dikembangkan akan selalu
menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral tersebut.

Middle range theory merupakan tingkatan teori yang memiliki kriteria, lingkup, tingkat
abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range
theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada campuran
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran
empiris.

Salah satu contoh Middle Range Theory yang akan dibahas disini yaitu model teori kenyamanan
(Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam perspektif pandangan Kolcaba
ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang dapat
terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan (Ruddy, 2007).
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kerangka skematik dan konsep teoritis yang dikembangkan oleh Katherine
Kolcaba?
2. Apa makna teori yang mendasari komponen yang dicetuskan oleh Katherine Kolcaba?
3. Bagaimana hubungan teori Comfort oleh Katherine Kolcaba dengan Paradigma Keperawatan?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk kerangka skematik dan konsep teoritis yang dikembangkan oleh
Katherine Kolcaba.
2. Untuk mengetahui makna teori yang mendasari komponen yang dicetuskan oleh Katherine
Kolcaba.
3. Untuk mengetahui hubungan teori Comfort oleh Katherine Kolcaba dengan Paradigma
Keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Biografi Katharine Kolcaba


Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di Cleveland, Ohio.
Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai anggota Asosiasi Perawat Amerika. Saat
ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing.

Dengan riwayat pendidikan keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965,ia
menerima diploma di bidang keperawatan dalam praktik paruh waktu selama bertahun – tahun dalam
keperawatan medical bedah, perawatan jangka panjang, dan home care sebelum kembali melanjutakn
pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas MSN di Case Western Reserrve Univerrsity
(CWRU) Frances Payne Bolton Schoolof nursingI, dengan spesialisasi di gerontology. Sementara sekolah
Kolcaba bekerja juga sebagai kepal ruangan di Unit Demensia.
Sebagai kepala unit demensia, berdasar pengalaman beliau melakukan pengembangan teori keperawatan
untuk mengembangkan teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi untuk perawatan dan riset kesehatan
holistik.

Riwayat Penghargaan dan Pengakuan


- 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western Reserve University Internal
Grant
- 1997 : Honour a Researcher Award
- 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
- Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari Case Western Reserve
University
- 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of Perianesthesia Nurses, artikel
yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursing by Kolcaba and Wilson
- Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research Society, End of Life and
Palliative Care Nursing
- Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari Sigma Theta Tau, delta
Omega Chapter
- 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma Theta Tau, delta Omega
Chapter
2.2. Konsep Utama Teori
Dari tahun 1990 – 1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatn dan medis karena melalui
kenyaman, pemulihan dapat tercapai (Mcllvee & Morse, 1995 dalam Alligood 2014). Perawat berkewajiban
untuk mempengaruhi kenyamanan pasien. AIkens (1908) mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak ada
untuk mengabaikan tentang kenyamanan pasien. Kenyaman pasien adalah timbangan pertaman dan terakhir
perawat. Seorang perawat yang bagus dapat membuat pasien nyaman, dan menyediakan kenyamanan adalah
factor utama kemampuan dan karakter perawat (Aiken,1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan
keperawatan memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan,
kenyamana n dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi,kebersihan dan eliminasi.
Goodnow (1935) mengabadaikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan, kenyamanan pasien.
Goodnov menulis, “ Seorang perawat adalah seorang hakim yang selalu dengan kempuannya dapat
membuat pasiennya merasa nyaman.

Kenyamaman itu baik fisik dan mental dan tanggung jawab seorang perawaat tidakklah berakhir pada
perawatan fisik”. DAlam buku teks tahun 1904, 1914 dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga
kenyamanan mental dan kebanyakan dicapai dengan menyediakan kenyaman fisik dan modifikasi
lingkungan passion (Mcllveen dan Morse, 1995). Dalam contoh ini, kenyamannan adalah positif dan dicapai
dengan bantuan daari perawat dan dalam beberapa kasus menunjukan peningkatan keadaan atau kondisi
sebelumnya. Intuisi kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.

Kolcaba (1991) menggunakan ide dari 3 teori awal keperawatan untuk dapat mendefinisikan tipe-tipe
kenyamanan dalam suatu konsep analisis:

1. Relief (kelegaan)

Fase relief dalam teori Kolcaba disintesa dari teori Orlando (1961) dimana pada fase ini perawat dapat
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh seorang pasien kepada dirinya. Perawat meringankan kebutuhan
yang diperlukan oleh pasien.

2. Ease (ketentraman)

Fase ease disintesa dari teori Henderson (1966) yang mendeskripsikan 13 fungsi dasar manusia yang harus
diseimbangkan dalam masa perawatan.

3. Transcendence

Fase Transcendence disintesa dari Paterson dan Zderad (1975) yang menyediakan pemahaman bahwa pasien
mampu mengatasi kesulitan mereka dengan bantuan dari perawat.
Struktur taksonomi juga dibuat oleh Kolcaba dalam menggambarkan pengalaman pasien dalam
mencapai kenyamanan dengan bantuan empat konteks dalam kenyamanan yang didapat oleh Kolcaba
melalui studi literatur keperawatan. Konteks yang mendukung kenyamanan tersebut antara
lain: physical, psychospiritual, sociocultural, dan environmental. Keempat konteks tersebut kemudian
digabungkan dengan tiga tipe kenyamanan menjadi suatu struktur taksonomi yang akan menggambarkan
upaya pencapaian kenyamanan (Comfort) yang akan dilakukan oleh perawat kepada pasien. Tujuan dari
taksonomi ini adalah untuk menjadi kerangka acuan dalam menyediakan konten kenyamanan pada seorang
pasien oleh seorang perawat. Taksonomi ini juga dapat digunakan untuk membuat desain instrumen lainnya
di masa yang akan datang seperti pengembangan quisioner untuk end-of-life(Kolcaba, Steiner, & Mitzel,
2004).

2.3. Type of Comfort

1) Tipe kenyamanan(Aligood, 2017):

a) Kelegaan/Relief
Suatu pernyataan pasien yang menyatakan memiliki suatu kebutuhan yang spesifik telah terpenuhi
b) Kententraman/Ease
Suatu pernyataan pasien tentang ketenangan dan kepuasan
c) Transendensi/Transcendence
Suatu pernyataan terhadap satu kondisi pasien diatas satu masalah / nyeri.Sebuah pernyataan dari pasien
telah melampaui kesakitan/permasalahannya.
2) Konteks dimana kenyamanan muncul(Aligood, 2017):
a) Physical /Fisik
Berhubungan dengan sensasi dalam tubuh.Apa yang dirasakan secara fisik atau jasmaniah
b) Psychospiritual
Berhubungan dengan psikologi pasien atau kesadaran diri sendiri, seperti rasa percaya diri, harga
diri, konsep diri, seksualitas, dan arti dari suatu kehidupan
c) Environtmental
Berhubungan dengan sumber daya eksternal, suatu kondisi, dan suatu pengaruh lingkungan yang
menyebabkan perubahan kenyamanan
d) Social
Berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial.

Pada tabel diatas menjelaskan tentang struktur taksonomi dari teori kenyamanan Kolcaba, yang terdiri
dari tiga tipe kenyamanan, yaitu relief, ease, dan transcendence; dan meliputi empat konteks kenyamanan,
antara lain fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Adapun cara menggunakan tabel ini adalah(Aligood,
2017):
1. Pada kolom relief dituliskan pernyataan tentang kondisi pasien yang membutuhkan tindakan perawatan
spesifik dan segera terkait dengan kenyamanan pasien, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial).
2. Pada kolom ease dituliskan pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi ketentraman dan
kepuasan hati pasien yang berkaitan dengan kenyamanan, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial).
3. Pada kolom transcendence dituliskan pernyataan tentang bagaimana kondisi pasien dalam mengatasi
masalah yang terkait dengan kenyamanan, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial).

2.4. Konsep Teori “ Kenyamanan” Kolcaba


Dalam teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima, pasien, siswa,
tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas dan institusi:

1) Kebutuhan Perawatan Kesehatan


Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh kenyamanan dan
dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat dicapai melalui sistem dukungan yang bersifat umum atau
tradisional. Kebutuhan disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan yang diperoleh
melalui monitoring, laporan verbal, laporan non verbal, kebutuhan yang berhubungan dengan parameter
patofisiologi, kebutuhan pendidikan dan dukungan, serta kebutuhan konseling dan intervensi
finansial (Kolcaba, 2003).
2) Intervensi Rasa Nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan untuk mencapai
kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait dengan fisiologis, sosial, budaya, ekonomi,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan juga intervensi fisik(Kolcaba, 2001).
3) Varibel yang mengintervensi
Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi resipien tentang
kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas pengalaman masa lalu, umur, afektif, status
emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman
resipien secara keseluruhan (Kolcaba, 1994). Variabel-variabel intervensi ini akan memberikan dampak
terhadap pencapaian target dalam melaksanakan intervensi perawatan pada pasien.
4) Kenyamanan
Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan, atau
sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap intervensi kenyamanan yang diperoleh dari tenaga medis.
Menurut Kolcaba (1994). Ada tiga tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman dan transcendence) serta empat
konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan).
Berdasarkan hasil studi , bahwa kenyamanan holistic secara natural yaitu(Kolcaba & Steiner, 2000):
a. Kenyamanan adalah kondisi spesifik.
b. Kenyaman adalah suatu hal yang sensitive berubah dari waktu kewaktu.
c. Intervensi keperawatan secara holistic yang diaplikasikan secara konsisten mampu efektif untuk
meningkatkan kenyamanan dari waktu kewaktu.
d. Kenyamanan sepenuhnya adalah hal yang lebih besar dari bagian-bagianya.
5) Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs)
Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas menjabarkan tujuan hasil yang ingin dicapai dari
sebuah kondisi sehat.Dihubungkan dengan pencari kesehatan serta ditetapkan oleh resipien pada saat
konsultasi dengan perawat. Perilaku pencari kesehatan dapat dikategorikan secara internal, eksternal, atau
meninggal dengan penuh kedamaian (Aligood, 2017).
6) Institusi yang Terintegrasi
Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi adalah sebuah institusi yang
memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok, komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, panti
asuhan, yang memiliki kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih, tulus, dan sungguh-
sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka akan dapat menciptakan dasar praktik dan
kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2001).
7) Praktik Keperawatan Terbaik
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang terukur secara empiris
untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan keluarga pasien dalam kualitas pelayanan
keperawatan untuk pasien dan keluarga(Aligood, 2017).
8) Kebijakan Terbaik
Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah prosedur/protokol pelaksanaan pelayanan
keperawatan dan kondisi medis untuk dengan mudah mengakses dan mendeterminasi bahwa pelayanan
kesehatan diketahui sebagai suatu kebijakan yang terbaik(Aligood, 2017).
Kerangka Konsep Kerja Teori Kenyaman Kolcaba

Dari kerangka kerja konsep teori kenyamanan di atas dapat dipahami bahwasanya kebutuhan terhadap
pelayanan kesehatan dipadu dengan intervensi keperawatan dan variabel-variabel intervensi (pengalaman
sebelumnya, sikap, usia, status emosi, sosiokultural, prognosis penyakit dll) akan menyebabkan peningkatan
respon kenyamanan yang dirasakan oleh klien. Namun tidak hanya itu, namun respon kenyamanan juga
mengalami sebuah hubungan timbal balik dengan variabel lain misalnya perilaku mencari kesehatan
(internal, eksternal, kedamaian akhir hayat) dan integritas institusi (praktik dan kebijakan terbaik) yang
nantinya akan menentukan banyak sekali komponen di dalamnya dalam peningkatan respon nyaman pada
pasien.
2.5. Asumsi Utama dalam Paradigma Perawatan
1) Asumsi Utama

Berikut adalah asumsi utama yang digunakan dalam memandang paradigma keperawatan, antara lain:

a. Keperawatan
Keperawatan adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyaman yang intensif, intervensi yang diberikan
untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, dan evaluasi tingkat kenyamana setelah implemnetasi diberikan
kemudian dibandingkan dengan tujuan hasil yang diinginkan.Pengkajian dan evaluasi dapat berupa intuisi
atau subjektif atau keduanya. Pengkajian diperoleh melalui skala tingkatan verbal (klinis) atau kuesioner
mengenai tingkat kenyamanan yang menggunakan instrumen dari studi Kolcaba(Kolcaba, 2003).

b. Pasien
Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau komunitas yangmembutuhkan
asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan sebagai penerima intervensi terkiat kenyamanan di lingkungan
tempat bekerja ketika adanya inisiatif untuk meningkatkan kondisi kerja dibawah tekanan, seperti untuk
meningkatkan magnet status(Kolcaba, 2006).

c. Lingkungan
Lingkungan adalah segala aspek pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat, orang
dicintai atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan(Aligood, 2017).

d. Kesehatan
Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi asuhan kesehatan, atau komunitas
dalam konteks individu atau kelompok(Aligood, 2017).

2.6. Asumsi-asumsi

a. Setiap individu menunjukkan respon holistik terhadap stimulus kompleks yang diterima(Kolcaba, 1994).

b. Kenyamanan adalah hasil holisitk yang ingin dicapai oleh setiap individu dan erat kaitannya dengan disiplin
keperawatan(Kolcaba, 1994).
c. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh setiap individu.
Hal ini merupakan usaha aktif(Kolcaba, 1994).
d. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi pasien dalam membentuk sikap
kesadaran terkiat kesehatan dirinya(Kolcaba, 1994).
e. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya tinggi cendrung memiliki kepuasaan
tersedniri dengan asuhan yang dipeoleh(Kolcaba, 2001).
f. Integritas institusi didasarkan oleh orientasi sistem nilai penerima asuhan. Sama pentingnya orientasi
terhadap promosi kesehatan (Kolcaba, 2001).

2.7. Penegasan Teori


Teori kenyamanan terdiri dari tiga bagian pernyataan proposisi yang telah diuji secara terpisah atau
bersamaan.

1. Bagian 1 menyatakan intervensi kenyamanan, ketika efektif akan menghasilkan peningkatan kenyamanan
bagi penerima (pasien dan keluarga), dibandingkan dengan dasar pre intervensi. Pemberi asuhan dapat
menjadi penerima jika menyatakan komitmen untuk kenyamanan lingkungan kerja mereka. Intervensi
kenyamanan ditujukan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia, seperti istirahat, homeostatis,
komunikasi terapeutik dan pengobatan yang holistik. Intervensi kenyamanan biasanya non-teknologi dan
terintegrasi dalam pemberian asuhan(Aligood, 2017).
2. Bagian 2 menyatakan bahwa peningkatan kenyamanan penerima asuhan dihasilkan dari adanya perilaku
kesadaran diri tentang kesehatannya (Aligood, 2017).
3. Bagian 3 menyatakan bahwa adanya peningkatan kesadaran diri penerima tentang kesehatannya menignkat
akibat kemajuan dalam kualitas perawatan, kebijakan institusi dan asuhan berdasar bukti praktik klinis dan
kebijakan (Aligood, 2017).
Kolcaba menyakini bahwa perawat dapat melaksanakan asuhan yang bersifat memberikan kenyamana
bagi pasien. Kolcaba meyakini bahwa tindakan ini akan meningkatkan peran perawat untuk lebih kreatif
dalam pemberian asuhan keperawatannya dan kepuasan diri, seperti pencapaian kepuasan yang diperoleh
pasien kelolaannya. Oleh karena itu, perawat harus memberikan intervensi yang tepat dan
mendokumentasikan hasinya dalam catatan terintegrasi pasien. Meskipun, setiap intervensi yang diberikan
belum tentu dapat meningkatkan kenyamanan bagi pasien(Aligood, 2017).
Ketika kenyamanan tidak dicapai secara utuh, perawat perlu mengkaji variabel yang berhubungan dengan
kenyamanan, seperti variabel ada atau tidak permasalahan di rumah, status ekonomi yang rendah, diagnosis
yang berat, atau adanya keterbatasan kognitif yang membutuhkan intervensi lebih lanjut dan penyebab lain
sebagai evaluasi terkait tidak efektifnya intervensi yang diberikan(Aligood, 2017).
Manajemen kenyamanan atau perawatan seputar kenyamanan mencakup intervensi, aksi pemberian
kenyamanan, hasil tujuan yang ingin diperoleh, dan pemilihan penerima asuhan untuk menentukan asuhan
yang ingin diperoleh, baik individu, keluarga, dan perawat.Oleh karena itu, manajemen kenyamanan adalah
bersifat proaktif, dinamis/berenergi, intensif, dan jangka panjang dalam konteks pemberian asuhan kepada
penerima.Untuk meningkatkan peranan perawat dalam memberikan kenyamanan pasien. Perawat harus
mendokumentasikan perbahan tingkat kenyamanan sebelum dan sesudah ontervsni diberikan(Aligood,
2017). Dalam konteks klinis, kolcaba menyarankan untuk bertanya pada pasien mengenai rentang nilai
kenyamanan pasien dari 0 hingga 10 dengan 10 munujukkan kenyamanan tertinggi. Dokumntasi dapat
menjadi data dasar elektronik disetiap institusi (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006).
2.8. Bentuk Logis Teori Kenyamanan
Kolcaba (2003) menggunakan tiga bentuk logika pemikiran dalam pengembangan Teori
Kenyamanan: (1) induksi, (2) deduksi dan (3) retoduksi (Hardin & Bishop, 2010):

1. Induksi
Induksi terjadi ketika generalisasi dibangun pada beberapa momen spesifik pada objek yang
diobesrvasi. Ketika perawat melakukan praktik keperawatan dan praktik keperawatan tersebut diakui
sebagai sebuah disiplin ilmu, maka perawat perlu familiar dengan konsep-konsep, istilah-istilah, dalil-dalil,
dan asumsi-asumsi implisit dan eksplisit yang menjadi dasar praktik mereka.Kolcaba merupakan kepala
perawat pada unit alzeimer dan mengenal beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan praktik
keperawatan demensia pada masa tersebut, seperti lingkungan yang memfasilitasi, banyak disabilitas, dan
fungsi optimal. Namun demikian, ketika ia menarik garis hubungan di antara ketiga hal tersebut, ia
mengakui bahwa tiga hal tersebut, ia mengakui bahwa tiga hal tersebut tidak menjelaskan praktik yang
dilakukan secara menyeluruh. Satu bagian penting dari keperawatan hilang, dan ia memikirkan apa yang
dilakukan perawat untuk mencegah bertambahnya disabilitas (selanjutnya disebut sebagai intervensi) dan
bagaimana menilai apakah intervensi tersebu efektif. Fungsi optimal telah dikonsepkan sebagai kemampuan
untuk melakukan aktivias khusus dalam unit tersebut.Aktivitas tersebut membuat peserta merasa positif
terhadap diri mereka sendiri, seakan aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang tepat dilakukan pada waktu
yang tepat.
Poin penting induksi pada pemikiran Kolcaba adalah (Kolcaba, 1992):
a) Membagi bertambahnya disabilitas menjadi disabilitas fisik dan mental.
b) Memasukkan konsep kenyamanan dalam diagram asli, karena kata tersebut dapat menyampaikan keadaan
yang diharapkan dari pasien ketika mereka tidak terlibat dalam aktivitas-aktivitas khusus.
c) Perlu dicatat hubungan non rekursif antara kenyamanan dan berfungsi secara optimal. Pemikiran tersebut
menandai langkah pertama menuju sebuah teori kenyamanan dan memikirkan kompleksitas konsep tersebut
2. Deduksi
Deduksi terjadi ketika suatu kondisi spesifik didapakan dari prinsip atau dasar umum. Tahapan
deduksi dari pengembangan teori menghubungkan kenyamanan dengan konsep lain untuk menghasilkan
teori. Karena karya dari 3 pencetus teori keperawatan terdapat dalam definisi kenyamanan, Kolcaba mencari
teori lain yang menjadi dasar yang diutuhkan untuk menyatukan kelegaan atau keluasan (relief),
ketentraman (ease), dan transendensi (tiga konsep besar). Apa yang dibutuhkan adalah kerangka konsep
yang lebih abstrak dan umum sesuai dengan teori kenyamanan dan mengandung sejumlah kontruksi yang
sangat abstrak. Tahap deduktif dari pengembangan teori, Kolcaba memulai dari kontruksi teoritis yang
abstrak dan umum dan menggunkaan proses sosiologis untuk subtruksi untuk mengidentifikasi konsep yang
lebih spesifik untuk digunakan dalam praktik keperawatan.
3. Retroduksi
Retroduksi berguna untuk memilih fenomena yang dapat dikembangkan lebih jauh dan diuji. Jenis
pemikiran ini diterapkan pada bidang yang hanya memiliki beberapa teori. Dengan menggunakan retroduksi,
Kolcaba menambahkan konsep ntegritas institusional ke dalam teori kenyamananpada level middle
range.Penambahan istilah tersebut memperluas teori yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan hubungan
antara perilaku mencari bantuan dan integritas institusional.

2.9. Aplikasi Teori Kolcaba


Pada dasarnya aplikasi konsep kenyamanan sudah ada sejak tahun 1980 an, hal ini ditandai dengan
adanya konsep kenyamanan secara holistik (Aligood, 2017). Menurut Hamilton (1989)bahwa kenyamanan
dapat dilihat dari perspektif pasien itu sendiri, dalam hal ini Hamilton mewawancarai pasien dengan
perawatan lama dan memfasilitasi makna kenyamanan, makna tersebut lebih banyak diartikan terkait
perasaan terbebas dari rasa sakit, tetapi pasien juga mengidentifikasi posisi yang tepat dan perasaan mandiri,
dibutuhkan, didukung dan berguna. Hamilton menyimpulkan kenyamanan merupakan multidimensi,
memiliki arti yang berbeda menurut setiap individu.

Teori kenyamanan memandang bahwa pengkajian keperawatan adalah pengkajian yang intens tentang
kebutuhan kenyamanan, perawat harus merancang dalam mengatasi kebutuhan tersebut kemudian
mengevaluasi hasil sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan membandingkan hasilnya (Sitzment
&Eichelberger, 2011). Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau komunitas
yang membutuhkan asuhan keperawatan.Semua aspek tersebut dapat dimanipulasi oleh perawat, orang
terdekat atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan.Konsep teori kenyamanan adalah kebutuhan
kenyamanan, intervensi kenyamanan, peningkatan kenyamanan dan integritas instutisional.Seluruh konsep
tersebut terkait dengan pasien dan keluarga. Kolcaba mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis
konsepnya yaitu: Relief (kelegaan) merupakan keadaan seorang pasien yang kebutuhan spesifiknya
terpenuhi, Ease (ketenteraman) merupakan keadaan tenang atau puas dan Trancendence (transendensial)
dimana seseorang berhasil melampaui masalah atau kesakitannya(Kolcaba, 2003).
Selain tiga kebutuhan rasa nyaman (comfort) tersebut, Kolcaba juga menjelaskan bahwa teori ini
memiliki konteks nyaman, seperti yang telah dijelaskan dalam struktur toksonomi kenyamanan yaitu; fisik,
lingkungan, sosial dan psikospritual.Konteks fisik berkenaan dengan sensasi tubuh dan homeostasis.Konteks
lingkungan berkaitan dengan latar belakang eksternal individu.Konteks sosial berkaitan dengan hubungan
interpersonal, sosial, tradisi keluarga dan ritual. Konteks psikospritual berkenaan dengan kesadaran internal
akan diri, harga diri, seksualiti dan makna hidup (Aligood, 2017).
Teori kenyamanan terdiri dari tiga bagian pernyataan proposisi yang telah diuji secara terpisah atau
bersamaan. Pertama, ketika intervensi dilakukan secara efektif maka akan menghasilkan kenyamanan pada
pasien dan keluarga. Kedua, kesadaran individu tentang kesehatan sangat mempengaruhi dalam peningkatan
kenyamanan. Ketiga, kualitas perawatan, kebijakan institusi dan asuhan berdasarkan bukti praktik klinis
akan meningkatkan kualitas kenyamanan pasien (Aligood, 2017).
Didalam studinya, Kolcaba mendemonstrasikan bahwa perubahan pada kenyamanan dapat diukur dengan
menggunakan eksperimental. Penelitiannya menyebutkan, konsep kesehatan membutuhkan kenyamanan, hal
ini dikaitkan dengan diagnosis awal kanker payudara. Intervensi holistiknya yaitu Guide imagery yang
ditujukan khusus untuk populasi tersebut dalam mencapai kebutuhan rasa nyamannya dan diharap
memberikan kenyamanan mereka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
mengenai makna kenyamanan antara perempuan yang mendapatkan guided imagenery dengan kelompok
yang mendapatkan perawatan biasa (Kolcaba dan Fox, 1999).
Selain Guide imagery ada beberapa intervensi yang telah diuji oleh Kolcaba diantaranya: Healing
touch yaitu sentuhan yang menyembuhkan dan dukungangan untuk mengurangi stres pada
mahasiswa (Downd, Kolcaba, Steiner & Fashnifour, 2007).Hand massage atau pijat dengan tangan untuk
pasien dengan perawatan lama (Kolcaba, Downd, Steiner dan Mitzel, 2004; Kolcaba & Steiner,
2006). Patien- controlled heated gown atau pakaian hangat yang dapat dikendalikan pasien untuk
mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan pada pasien praoperatif (Wagner, Byrne & Kolcaba,
2006).
Teori Kolcaba termasuk ke dalam middle range theori karena memiliki tingkat abstraksi yang rendah dan
mudah untuk diaplikasikan karena bersifat membumi. Penerapan dapat dilakukan di dalam praktik,
pendidikan maupun di dalam penelitian(Sitzment &Eichelberger, 2011). Didalam praktiknya, teori Kolcaba
banyak dipilih sebagai kerangka kerja untuk mengarahkan studi dibidang keperawatan komunitas,
perawatan hospice, perioperatif, pasien dimensia dan perawatan paliatif(Aligood, 2017). Didalam panduan
praktik klinik manajemen kenyamanan klien, perawat perawat anestesi telah mengitegrasikan teori
kenyamanan yang meliputi; 1) mengkaji kebutuhan kenyamanan pasien sehubungan dengan pembedahan
yang dilakukan, masalah nyeri kronis dan komorbiditas. 2) membuat kontrak kenyamanan dengan pasien
sebelum pembedahan yang menyebutkan intervensi kenyamanan yang dapat di pahami dan efisien serta
jenis analgesik pasca operasi yang diinginkan. 3) memfasilitasi posisi, membuat suhu tubuh yang nyaman,
serta faktor faktor lain yang berhubungan dengan kenyamanan selama prosedur pembedahan. 4)
melanjutkan manajemen dan pengukuran kenyamanan dalam periode pasca operasi (Aligood, 2017).
Penerapan teori Kolcaba di praktik klinis telah banyak dilakukan secara empiris seperti guide imagery,
healing touch, hand massage dan patient controlled heated gowns(Aligood, 2017). Di dalam jurnal The
application of Comfort Kolcaba Theory in order to Overcome the ChildrenLaparotomy post-surgery Pain
in BCH Ward RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo (2015) dapat dilihat penerapan teori Kolcaba di praktik
klinis. Pada penelitian ini melihat pendekatan comfort dengan kenyamanan anak pasca operasi laparatomi,
pengkajian dilakukan berdasarkan toksonomi comfort untuk memudahkan dalam melakukan intervensi.
Diagnosa yang muncul yaitu berhubungan dengan masalah kenyamanan fisik pasien seperti nyeri akut,
resiko infeksi, kecemasan dan resiko jatuh.Intervensi yang dilakukan perawat pada nyeri akut yaitu dengan
terapi non farmakologi dan pendekatan dengan keluarga.
Dalam hal ini keluarga sangat penting untuk melakukan tindakan distraksi seperti dengan sentuhan
(healing touch), ciuman, memijit anak (hand massage), menggendong, mendengarkan musik, membacakan
buku cerita dan membuat lingkungan yang nyaman (patient controlled heated gowns). Lingkungan yang
tidak nyaman merupakan salah satu penyebab anak menjadi stres karena hospitalisasi, oleh sebab itu
perawat dan keluarga harus menciptakan lingkungan yang nyaman. Hasil penelitian ini memperlihatkan
dengan penerapan comfort secara fisik, lingkungan dan sosial dapat menurunkan rasa nyeri pada anak, skala
nyeri menurun menjadi 0-1 setelah dilakukan intervensi keperawatan, sementara kecemasan anak yang
mempengaruhi nyeri dapat diatasi dengan dukungan orang tua (Ilmiasih, et al., 2015). Penelitian ini juga
sejalan dengan yang dilakukan oleh (Kakkunen et al (2009)yang menyatakan bahwa, dukungan keluarga
sangat efektif untuk menurukan rasa nyeri dan kecemasan pada anak pasca operasi, disamping pemberian
analgesik.
Selain di ruang lingkup pelayanan, teori comfort juga bisa di terapkan di lingkup pendidikan. Di
dalam Aligood (2017)telah dijelaskan bahwa penerapan teori kenyamanan dalam memberikan keteladanan
yang suportif pada mahasiswa keperawatan dalam proses pembelajaran telah terbukti mudah dipahami oleh
dosen serta merupakan metode yang sangat efektif untuk diterapkan. Teori kenyamanan ini dimasukkan ke
dalam core concepts in advanced praktice nursing.Teori ini dapat di terapkan dalam kondisi klinis
apapun (Godwin, Sener & Steiner, 2007). Perkembangan dalam penerapan teori kenyamanan di pendidikan
terus dilakukan dalam upaya percepatan pendidikan keperawatan untuk mahasiswa tingkat sarjana dari
disiiplin ilmu lain. Godwin, Sener & Steiner (2007)menjadikan teori kenyamanan sebagai filosofi
pembelajaran, struktur taksonomik kenyamanan dan kerangka membimbing didisain untuk memberikan
kenyamanan pada mahasiswa. Teori ini mengidentifikasi jenis kenyamanan mahasiswa dengan cara
memfasilitasi pertanyaan untuk menyelesaikan masalah mereka, seperti cara melegakan diri dari tugas
kuliah yang berat (relief), mempertahankan ketenteraman (ease) dengan mempercayai dosen-dosen mereka
dan mencapai transendensi dari stresor dengan menggunakan tekhnik-tekhnik kenyamanan untuk diri
sendiri (Aligood, 2017).
Dibidang penelitian, perawat dapat memperlihatkan efektifitas perawatan dengan memberikan rasa
nyaman (Aligood, 2017). The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan.Perawat dapat memberikan bukti untuk mempengaruhi keputusan
institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan
efektivitas keperawatan yang holistik atau menyeluruh.Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah
sakit besar dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literature untuk tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan sebagai panduan yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam
sampel rumah sakit dan partisipan komunitas.Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan negatif harus
dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal positif dan 24 hal negatif
sudah lengkap dengan suatu format skala Likert yang berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak
setuju.Skor yang tinggi menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi dengan 206
orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit dan 50 orang dari masyarakat,
dengan menggunakan kuesioner kenyamanan umum menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88 (Aligood,
2017).
2.10. Kelebihan dan Kekurangan Teori “ Kenyamanan “ Kolcaba

1. Kelebihan Teori “Kenyamanan” Kolcaba

Teori comfort banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya pada nurse midwifery yang
menggunakan teori Kolcaba sebagai kerangka acuan dalam melakukan studi (Schuiling, Sampselle, &
Kolcaba, 2011), hospice care (Kolcaba, Dowd, Steiner, et al, 2004), keperawatan perioperative (Wilson &
Kolcaba, 2004), Perawatan Long- Term (Kolcaba, Schrim, & Steiner, 2006), Tingkat stress mahasiswa
(Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007), pasien dimensia (Hodgson & Andersen, 2008), dan perawatan
Paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard Morin, 2011). Penggunaan verbal rating scale sebagai suatu instrumen
pengukuran level nyeri pasien akan memberi kemudahan bagi perawat dalam melakukan dokumentasi
terhadap level kenyamanan pasien (Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007).Dalam bidang pendidikan, teori
Kolcaba dapat diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan tinggi keperawatan. Teori Kolcaba memberi
kemudahan bagi educator dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa keperawatan dan
melaksanakan metode efektif dalam pembelajaran tentang level kenyamanan pada seorang pasien (Goodwin,
Sener, & Steiner, 2007). Robinson & Kish (2001)dalam Aligood (2017).juga mengatakan bahwa dengan
teori Kolcaba, maka mahasiswa di berbagai setting klinis dapat mengaplikasikan intervensi nyeri yang
dibuat dalam Comfort Care Plan yang dibuat oleh Kolcaba.
Dalam bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu instrumen penelitian dalam melakukan
pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien dan menyatakan pentingnya pengukuran level
kenyamanan pada seorang pasien sebagai suatu tolak ukur capaian seorang perawat (Kolcaba,
2006). Kolcaba (2001)menggunakan skala pengukuran level kenyamanan pada rumah sakit besar dan
lingkup home care untuk mengembangkan teori dan literatur dari kenyamanan.

2. Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba


Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah beberapa artikel awal Kolcaba seperti
konsep analisis mungkin sedikit tidak jelas (clarity) tetapi masih tetap konsisten terhadap definisi, asumsi,
dan proposisi (Kolcaba & Kolcaba, 1991). Teori Kolcaba juga dinilai sederhana karena teori comfort masih
rendah dalam pemanfaatan teknologi akan tetapi masih memiliki peluang untuk dapat digunakan pada
teknologi canggih.Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan
(pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
2.11. Penerimaan Oleh Keperawatan
2.11.1. Praktek

Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa yang memilih teori ini
untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan
kritis, pekerja rumah sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang,
keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih. Area studi yang tak
diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya, meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan,
perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan, pediatrik, oncology, dan perioperative.

Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan sekurangnya tiga tipe
intervensi comfort yaitu :
a. Teknis pengukuran kenyamanan,merupakan intervensi yangdibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada, seperti memantau tanda-tanda vital, hasil
kimia darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu
mempertahankan atau mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan kecemasan, memberikan
informasi, harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan pemulihan (recovery) dan integrasi secara
realistis atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan budayanya. Agar Coaching ini
efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal yang tidak
dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang
meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini
perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan
jiwa/psikologis), akan tetapi tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi
terhadap perawatan kenyamanan.
2.11.2. Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana keperawatan, teori
kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien yang mendapatkan terapi radiasi yang
dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada
mahasiswa perawat yang menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik
pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada gerontologikal atau
pendidikan praktik lanjutan.

2.11.3. Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur kenyamanan sebagai
tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat,
dan tingkatan legislatif yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas
keperawatan yang holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah sakit besar dan
perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literatur untuk tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan (gambar) sebagai panduan yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum untuk mengukur kenyamanan
secara holistic dalam sampel rumah sakit dan partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item
positif dan negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal
positif dan 24 hal negatif sudah lengkap dengan suatu format skala Likert yang berkisar dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir
instrumentasi dengan 206 orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit dan 50
orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner kenyamanan umum menunjukkan hasil suatu
Cronbach alfa 0,88.

2.12. Contoh Kasus


“Tn.K datang ke IGD dengan nyeri dada menjalar tembus punggung (Vital sign: TD: ND: RR: SB:).
Setelah itu dilakukan triage secara cepat. Tn.K diberikan oksigen dengan menggunakan masker sebanyak 3-
4 liter untuk membantu pernapasan yang cepat dan dangkal. Dari gambaran hasil EKG di temukan Acute
Coronary Syndrome. Tn. K ditempatkan terpisah dengan ruangan UGD yang didalamnya hanya terdapat 6
tempat tidur dan ruangan tertutup rapat (Tn.K mengatakan membutuhkan ketenangan lingkungan dan untuk
berkomunikasi dengan keluarga).Tn. K terlihat gelisah dan cemas serta istrinya yang tidak bisa menemani
dia sewaktu di UGD (Tn.K berkata, “ruangan di IGD gaduh, membuat dada semakin nyeri, klien juga
mengatakan ingin bertemu istrinya agar lebih tenang).Perawat memberikan edukasi dan penjelasan untuk
menurunkan kecemasanannya dan nyeri dadanya, dengan respon cepat diberikan infus pump. Kenyamanan
diukur dari hubungan antara gejala nyeri dada, napas dangkal dan cepat, atau kecemasan yang diatasi
dengan treatmen farmakologi dan secara holistik.Setelah nyeri dan gelisah Tn.K menurun perawat
menghubungi istri Tn. K dan memberitahu tentang keadaan Tn.K. Perawat memanggil istri Tn.K
sesampainya di RS, kemudian perawat menjelaskan kondisi Tn.K kemudian istri duduk disebelah Tn.K,
Setelah itu Tn.Kmengatakan tidak lagi nyeri dada. Dia bisa menutup mata dan tertidur.Dasar dari intervensi
berdasarkan teori kenyamanan yaitu waktu yang cepat dalam penanganan pasien dengan dengan caridact
chest pain atau lainnya (Krinsky, 2014).

2.13. Pembahasan Kasus


Pada kasus di atas Tn. K yang didiagnosa terkena Acute Coronary Syndrom (ACS) diletakkan
di ruangan yang terpisah dengan ruangan utama UGD yang pada umumnya kondiisinya sangat ramai.
Ruangan tersebut tertutup rapat sehingga suara dari dluar tidak dapat masuk, didalam ruangan juga hanya
terdapat 6 tempat tidur, sehingga pasien dapat dengan nyaman berisitirahat dan staf tenaga kesehatan bisa
dengan bebas memperhatikan kondisi tiap pasien.

Pada teori comfort teradapat 3 bentuk kenyamanan yaitu relief, ease, dan transcendence.
Dimana relief tentang kondisi pasien yang membutuhkan tindakan perawatan spesifik dan segera terkait
dengan kenyamanan pasien.Dalam kasus diatas adalah Tn. K mengeluhkan nyeri dada dan sesak nafas,
seingga perawat langsung memberikan masker 02 dan memindahkan James ke ruangan khusus yang terpisah
dengan ruangan utama IGD, segera melakukan tindakan sesuai dengan protokol pasien dengan ACS.
Ease adalah pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi ketentraman dan kepuasan hati
pasien, disini Tn. K terlihat gelisah dan cemas serta istrinya yang tidak bisa menemani dia sewaktu di UGD,
sehingga perawat menjelaskan kepada Tn. K tentang tujuan dan proses pemasangan alat seperti ECG, IV
Pump secara singkat dan jelas.
Transcendence adalah pernyataan pasien tentang bagaimana kondisi pasien dalam mengatasi
masalah. Dengan keluan nyeri dada dan sesak nafas Tn. K sangat membutuhkan lingkungan yang tenang
untuk istirahat dan membutuhkan dukungan keluarga atau orang dekat agar dia tenang, tetapi istri Tn. K
tidak bisa menemani Tn. K. Setelah nyeri dan gelisah Tn. K menurun perawat menghubungi istri Tn. K dan
memberitahu tentang keadaan Tn. K.
Intervensi “quiet time” memiliki potensi yang siginfikan tidak hanya mengurangi stimulasi yang
berbahaya tetapi juga menciptakan kesempatan kebutuhan privasi dan interaksi pendukung. Hasil penelitian
Gardner et al (2009) mengatakan bahwa quite time meningkatkan outcome pasien dan kepuasan pasien
dengan pelayanan perawatan akut, keduanya mampu meningkatkan lingkungan komtemporer perawatan
kesehatan yang penting. Quiet time merupakan intervensi yang berkembang dalam praktek keperawatan,
tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kegunaannya pada pasien yang lebih
spesifik.(Krinsky, 2014).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle
range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan. Kolcaba menganggap
penerapan teori kenyamanan bersifat universal dan bisa diaplikasikan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara holistik (biologis, psikologis, social, spiritual).

Kolcaba menggunakan tiga teori keperawatan untuk mensintesis atau mendapatkan


jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014).

Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis, yaitu
induksi, deduksi dan retroduksi. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah
kebutuhan tentang kenyamanan dan peningkatandari kondisi penuh tekanan dalam situasi
perawatan kesehatan.

Teori kenyamanan Kolcaba memudahkan perawat untuk mengidentifikasi semua


kebutuhan kenyamanan baik yang dikeluhkan klien maupun yang perawat analisa. Teori
kenyamanan Kolcaba membagi tipe kenyaman menjadi tiga, yaitu relief, ease,
dan transcendence.

Teori kenyamanan Kolcaba mempunyai tujuan akhir untuk mengantarkan klien


menuju kenyamanan yang utuh dan menyeluruh. Kenyamanan ututh yang dimaksud adalah
tercapainya tingkat kenyamanan tertinggi yaitu transcendence di keempat area yaitu fisik,
psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural.
3.2. Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkmbangan zaman, pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Dimana
pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan yang berdasarkan teori-teori
keperawatan tertentu.

Berdasarkan hal itu, penting bagi perawat untuk memahami berbagai teori keperawatan
termasuk teori kenyamanan yang dikemukakan oleh Katherine Kolcaba. Melalui teori ini,
perawat dapat memiliki pengetahuan mengenai pentingnya penerapan proses keperawatan
yang disertai dengan pemberian kenyamanan
DAFTAR PUSTAKA

Kolbaca, Katharine. (2003). Comfort theory and practice: a vision for holistic helath care
and research. New York : Springer Publishing Company.

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv. Trans info media

Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby Elsevier.

Kolcaba, K. (2005 ). Comfort theory and Its Application to Pediatric Nursing http://ejournal
ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah%20UPN/bw-vol23-no4-jun2012/191-197.pdf

Kolcaba, K. (2010). Comfort Theory and Practice. New York, NY: Springer Publishers.
http://thecomfortline.com/files/pdf/2014.

https://refianavia.blogspot.com/2018/09/makalah-katherine-kolcaba.html

https://sherinamelyani.blogspot.com/2018/12/makalah-teori-keperawatan-menurut.html

https://galih-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-katharine-kolcaba.html

https://id.scribd.com/document/542806438/Makalah-Katharine-Kolcaba-Kel-10

https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/fakultas-ilmu-keperawatan/
konsep-falsafah-keperawatan-kolcaba/36424361

https://www.studocu.com/id/document/universitas-hasanuddin/teori-kolcaba/pdf-makalah-
katharine-kolcaba-compress/67724163

https://id.scribd.com/document/557653421/MAKALAH-TEORI-KATHARINE-KOLCABA

https://id.scribd.com/doc/145057126/Teori-Model-Katherine-Kalcaba

https://www.academia.edu/10346012/Theory_of_Comfort

https://id.scribd.com/document/557653421/MAKALAH-TEORI-KATHARINE-KOLCABA

https://refianavia.blogspot.com/2018/09/makalah-katherine-kolcaba.html

https://sherinamelyani.blogspot.com/2018/12/makalah-teori-keperawatan-menurut.html

Anda mungkin juga menyukai