Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

"Makalah Konsep Metaparadigma Keperawatan dalam Praktek Keperawatan"

Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan

Oleh:

DYAH CATUR PITALOKA (11)

P17211204111

Dosen Pembimbing:

Kissa Bahari, S.Kep, Ns. M.Kep, PhD NS

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

& PROFESI NERS

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Metaparadigma

Keperawatan dalam Praktek Keperawatan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak

Kissa Bahari, S.Kep, Ns. M.Kep, PhD NS pada mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang konsep

metaparadigma keperawatan bagi para pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Kissa Bahari, S.Kep, Ns. M.Kep,

PhD NS selaku dosen kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya

tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,

makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 16 Februari 2021


DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................5
2.1 Konsep Metaparadigma Keperawatan...................................................................................6
2.2 Unsur-Unsur Metaradigma Keperawatan...............................................................................7
BAB III................................................................................................................................................11
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................11
3.1 Kasus...................................................................................................................................11
3.2 Penerapan Metaparadigma dalam Menyelesaikan Kasus.....................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
PEMBAHASAN.................................................................................................................................13
4.1 Penerapan komponen konsep utama dalam metaparadigma keperawatan............................13
4.2 Bagaimana Perbedaan pandangan metaparadigma menurut par ahli teori...........................16
BAB V.................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................18
5.2 Saran....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan

ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah

mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di

Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara aradigmnal sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta

teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelayanan keperawatan

merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif

meliputi biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan

pendekatan proses keperawatan.

Keperawatan meyakini manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral

setiap upaya pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari keyakinan tersebut,

keperawatan memandang empat konsep dasar yang dikenal sebagai metaparadigma

keperawatan yaitu manusia,lingkungan, sehat dan keperawatan (Kozier, 2010).

Metaparadigma menggambarkan pandangan suatu disiplin, merupakan

pandangan secara global yang memasukkan pandangan dan pendekatan yang lebih

spesifik ke konsep sentral yang terkait dengan disiplin

Pada Akhir abad ke-20, banyak hasil karya teoritis dalam keperawatan

berfokus dalam menyampaikan hubungan antara empat konsep utama, yakni manusia,

lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Karena empat konsep ini dapat tumpang
tindih di hampir setiap bidang dalam keperawatan, kadang beberapa konsep ini secara

kolektif disebut sebagai METAPARADIGMA pada keperawatan. Istilah ini berasal

dari dua kata Yunani, yakni meta yang berarti “dengan” dan paradigm, yang berarti

“pola”. Banyak pihak yang mempertimbangkan empat konsep berikut sebagai inti dari

keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Jelaskan apa saja penerapan komponen konsep utama dalam metaparadigma

keperawatan

2) Bagaimana Perbedaan pandangan metaparadigma menurut par ahli teori

1.3 Tujuan

Agar Mahasiswa/I Memahami tentang konsep metaparadigma dalam

keperawatan serta mampu memhami Hakekat metaparadigma keperawatan,

Pengertian metaparadigma, Perbedaan pandangan metaparadigma.

1.4 Manfaat

Diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan keperawatan secara

klinis, dengan mengadopsi pendekatan dari teori keperawatan yang ada dan memiliki

dasar Evidence Based Praktis (EBP), sehingga setiap tindakan keperawatan yang

dilakukan perawat memiliki dasar yang jelas, dan akan semakin mempercepat

kesembuhan pasien juga dilindungi oleh hukum.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Metaparadigma Keperawatan

A. Pengertian Metaparadigma Keperawatan

Metaparadigma menggambarkan pandangan suatu disiplin, merupakan

pandangan secara global yang  memasukkan pandangan dan pendekatan yang lebih

spesifik ke konsep sentral yang terkait dengan disiplin.

Metaparadigma keperawatan merupakan tingkat pengetahuan keperawatan

yang paling abstrak yang  mencerminkan fokus disiplin keperawatan.  

• Metaparadigma memberikan konsep untuk digunakan mengembangkan model dan

konsep teori (Smith &  Parker, 2015).  

• Metaparadigma keperawatan menggambarkan konsep ORANG, LINGKUNGAN,

KESEHATAN, DAN  KEPERAWATAN (Fawcett, 1984).

Metaparadigma merupakan sebuah pandangan yang umum dari suatu disiplin

ilmu yang dijadikan sebagai pedoman untuk mengidentifikasi fenomena dengan cara

yang unik (McEwen & Wills, 2011). Dalam (Masters, 2014) disebutkan bahwa

metaparadigma dalam keperawatan terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan

keperawatan yang kemudian menjadi acuan dalam perumusan suatu model

konseptual.

Konseptual model merupakan kerangka kerja yang menjadi panduan untuk

menggambarkan suatu fenomena dan realita dalam disiplin ilmu keperawatan.

Konseptual model terdiri dari kerangka yang berbeda yang dibuat oleh berbagai

pengikut pelopor dalam keperawatan untuk mengamati dan menafsirkan suatu


fenomena. (Alligood, 2014). Berbeda dengan konseptual model yang masih bersifat

abstrak, teori keperawatan lebih bersifat konkrit dengan menggunakan konsep untuk

menjelaskan suatu realita atau fenomena.

B. Fungsi :

 Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi

profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan

kperawatan, praktik dan organisasi profesi.

 Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia

keperawatan kita dan membantu kita untuk memahami setiap

fenomena yang terjadi disekitar kita.

 Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar

dari teori – teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat

komponen tersebut meliputi : manusia, keperawatan, lingkungan, dan

kesehatan.

2.2 Unsur-Unsur Metaradigma Keperawatan

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini

paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya

 Manusia:

Manusia adalah makhluk yang terdiri dari biologis, fisik, intelektual, dan psikososial,

merupakan makhluk holistik, keseluruhan yang terintegrasi, merupakan sistem

terbuka, sistem adaptif. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan

untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and

Davidhizar, 1995)
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan

lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan

internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000). Manusia memiliki akal fikiran, perasaan,

kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang

saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai

sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat

dikatakan holistik atau utuh.

 Keperawatan

Keperawatan adalah ilmu, seni, dan disiplin praktik yang melibatkan CARING.

Bertujuan merawat orang sehat, orang sakit, membantu perawatan diri, membantu

individu mencapai potensinya, dan menemukan dan menggunakan hukum alam

kesehatan.

Konsep keperawatan dikembangkan dari metaparadigma keperwatan yang

disepakati sebagai bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari

pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk

perawatan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat serta mencakup

seluruh kehidupan manusia. Keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena

adanya kelemahan fisik dan atau mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangya

kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Bantuan juga

ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan utaa dalam upaya mengadakan

perbaikan system pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang

mencapai hidup sehat dan produktif.


 Kesehatan

Kesehatan adalah kemampuan untuk berfungsi secara mandiri; sukses beradaptasi

terhadap stresor; pencapaian potensi kehidupan secara penuh; dan kesatuan tubuh,

pikiran, dan jiwa.

Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan

keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle,

1995).Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan

adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang

berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada

skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor – faktor yang

mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara

konstan, dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan

kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam

area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat

maka kita berada dalam area sehat (wellness area).

 Lingkungan.

Lingkungan adalah kondisi internal dan eksternal yang memengaruhi organisme;

merupakan sistem terbuka yang memungkinkan pertukaran materi, energi, dan

informasi antara manusia.

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan

menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan.

Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.

Lingkungan dibagi 2 yaitu :


a. Lingkungan dalam terdiri dari:

- Lingkungan fisik (physical enviroment)

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.

Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu

akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari

debu, asap, bau-bauan.

-Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa

kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh

buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga

rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan

aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam

mempertahankan emosinya.

-.Lingkungan actor (social environment)

Observasi dari lingkungan actor terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan

data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk

pencegahan penyakit.

b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status actor, udara, suara,

pendidikan, pekerjaan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita kanker kolon terminal dengan metastase

yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi dibawa ke IGD karena jatuh dari

kamar mandi dan menyebabkan robekan di kepala.   Kondisi klien semakin melemah dan

mengalami sesak yang tersengal-sengal sehingga mutlak membutuhkan bantuan oksigen dan

berdasar diagnosa dokter, klien maksimal hanya dapat bertahan beberapa hari saja.

Melihat penderitaan pasien yang terlihat kesakitan dan mendengar informasi dari

dokter, keluarga memutuskan untuk mempercepat proses kematian pasien melalui euthanasia

pasif dengan pelepasan alat-alat kedokteran yaitu oksigen dan obat obatan lain dan dengan

keinginan agar dosis analgesik ditambah. Dr spesilalist onkologi yang ditelp pada saat itu

memberikan advist dosis morfin yang rendah dan tidak bersedia menaikan dosis yang

ada karena sudah maksimal dan dapat bertentangan dengan UU yang ada. Apa yang

seharusnya dilakukan oleh anda selaku perawat yang berdinas di IGD saat itu menghadapi

desakan keluarga yang terus dilakukan?.

3.2 Penerapan Metaparadigma dalam Menyelesaikan Kasus

Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi

masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan

yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain

perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian,

atau meditasi) beserta perbaikan terhadap sistem berduka keluarga dan kemudian dievaluasi

efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak
efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/

keluarganya akan dilaksanakan.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penerapan komponen konsep utama dalam metaparadigma keperawatan

a) Manusia

Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan

keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara

terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi,

kondisi, dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya.

Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan

bukan obyek. 

Konsep manusia menurut metaparadigma keperawatan adalah manusia

sebagai system terbuka, system adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum

dapat dikatakan holistic atau utuh. Tugas perawat adalah melakukan asuhan

keperawatan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik diartikan

sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien yang berupa

aman, nyaman, tenang.

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan

dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi, dan spiritual karena adanya

kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju

kemandirian pasien.

Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebaga pendeteksi adanya masalah

kesehatan, member asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, coordinator


pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam

masalah-masalah kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga,

perawat perlu memperhatikan sifat-sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi

dan cara unik dalam menghadapi masalahnya. Pelayanan kesehatan pada masyarakat

ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok-kelompok

masyarakat tertentu.

b) Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri

dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk

memepertahankan keadaan kesehatannya.

Keyakinan keperawatan akan definisi sehat dan kesehatan yang tidak terbatas

pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen metaparadigma tentang sehat &

kesehatan dapat berkembang menjadi suatu pemahaman tentang “terciptanya suatu

kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat

terjadinya masalah kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan

kinerja aktif, dinamis, dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri.

terhadap setiap tantangan dan ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri

maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk mempertahankan tingkat

kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spritualnya secara seimbang melalui upaya

aktualisasi diri yang positif”

c) Lingkungan

Metaparadigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang

bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi


kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan

meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan

keperawatan dapat tercapai.

 Keperawatan berperan aktif dalam memfasilitasi interaksi antara individu dan

lingkungannya melalui upaya menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar

kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi

klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer,

helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan

kemampuan proses adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui

kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal,

dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem perilaku yang positif rnelalui

peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi subsistem yang terdapat

dalam setiap individu.

d) Keperawatan

Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai

suatu keluaran kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan.

Sebagai proses serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan,

mengatur, mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk  klien

didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi

kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial

klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menekankan pada pengadaan

fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.

Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir

pencapaian tujuan dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada

keadaan awal sebelum sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan

fisik, psikologis dan sosial. Keperawatan sering diartikan pula sebagai serangkaian

kegiatan atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi,

banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan tujuan

keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis

penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang

atau lingkungan atau interaksi antara orang dan lingkungan?. Untuk menjawab hal –

hal ini telah banyak diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan

keperawatan terkait dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi,

merancang pola kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka

pulihnya situasi sehat dan kesehatan. Konseptualisasi keperawatan yang

memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan antar manusia telah

mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada

hubungan saling menolong antar manusia.

4.2 Bagaimana Perbedaan pandangan metaparadigma menurut par ahli teori

Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, jika dicermati maka terdapat

beberapa perbedaan mendasar pandangan ahli dalam menyikapi paradigma keperawatan yang

terdiri dari 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, sehat sakit dan keperawatan itu sendiri.

 Menurut Martha Elizabeth Rogers

Manusia sebagai satu kesatuan dan lingkungan sebagai bidang energi yang menyatu

dengan proses kehidupan

 Menurut Dorothea Orem

Befokus pada kemampuan seseorang dalam memenuhi perawatan untuk dirinya

sendiri yang terdiri dari kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas dan istirahat, privasi dan interaksi social, bebas ancaman, dan

mengembangkan diri)

 Menurut Betty Neuman

The Neuman Health Care System Aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada

penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel

atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas

 Menurut Dorothy E. Johnson

Stabilitas dan keseimbangan dalam sistem perilaku dapat mempengaruhi kesehatan

seseorang (Alligood, 2014).

 Menurut Calista Roy

Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

-Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus menerus

berinteraksi dengan lingkungan

-Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan

biopsikososial

-Setiap orang mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi.

-Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda

-Sehat dan sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan

manusia.

 Menurut Imogene King

Pencapaian Tujuan yang berfokus pada sistem interpersonal. Manusia sebagai suatu

system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda,

energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya

meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system

personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan berkembangnya ilmu keperawatan dengan cukup pesat sehingga melahirkan

beberapa metaparadigma yang bertujuan untuk menjawab dan mengatasi Fenomena

keperawatan yang merupakan obyek layanan keperawatan yang didasari komponen

keperawatan manusia, kesehatan, lingkungan .

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor

yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan

berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama

dengan klien, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang metaparadigma

keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata

pada klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,

psiko, sosial, spiritual dan cultural.

5.2 Saran

Diharapkan perawat dalam memberikan pelayanan dapat menggunakan pendekatan

teori yang sesuai dengan masalah yang muncul serta bersifat komprehensif meliputi

biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Sumijatun, (2010).  Konsep Dasar menuju Keperawatan Profesional.Trans Info Media.

Jakarta.

Hidayat (2004) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,  Salemba Medika, Jakarta

Christina L. Sieloff.

Antok.(2011).ParadigmaKeperawatan. Ilmu Keperawatan, mari lebih mengerti.

(http://rumahperawat.blogspot.com/2016/12/paradigma-keperawatan.html)

Antok.(2011).ParadigmaKeperawatan. Ilmu Keperawatan, mari lebih mengerti.

(http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/contoh-kasus-pemecahan-masalah-

dilema.html)

Yenni.Kristiwati (2020).Makalah Konsep Paradigma dan Metaparadigma Dalam

Keperawatan. STIKes Santa Elisabeth.Medan

Anda mungkin juga menyukai