Hildegars E Peplau
1. Arif Wibowo
2. Erni
3. Euis Herlina
4. Fika Febriana S
5. Rizki Rachmawati R
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
metode konsep hildegars E peplau.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah metode konsep hildegars E peplau dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Keperawatan
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian
bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam
keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November
4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam
komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
1. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Teori adalah sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta tetapi kurang
bukti secara langsung. Pengantar Konsep dan Teori Keperawatan
2. Konsep keperawatan adalah ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Lanjutan…………….
3. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya
umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktik
keperawatan.Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan
sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktik keperawatan. Karakteristik
Teori
4. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefenisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep keperawatan. Teori keperawat harus bersifat ilmiah Teori
keperawatan bersifat sederhana dan umum. Teori keperawatan berperan dalam
memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktik keperawatan. Karakteristik Dasar Teori Keperawatan
5. NILAI Perawatan mempunyai faktor yang unik Perawatan pelayanan yang
diberikan secara langsung terhadap orang sakit atau sehat, kelompok, keluarga dan
masyarakat. Perawatan menggunakan proses untuk melakukan rencana perawatan.
Perawatan meliputi hubungan interpersonal yang berkelanjutan, hubungan
perawat dan klien merupakan hubungan yang sangat penting. Nilai – Keyakinan
Teori Keperawatan
6. KEYAKINAN Persyaratan dasar pikiran anggapan terhadap konsep mengenai
keperawatan. Setiap keyakinan model keperawatan merupakan inti dari
keperawatan. Keyakinan ditransfer dari teori scientik atau praktek dan salah satu
hasil dari penelitian. Keyakinan sebagian besar adalah satu model dengan model
yang lainnya.
C. Konsep Model Teori Hildegars E Peplau
Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter
dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1. Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam
situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
4. Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan.
7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1.Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh
adanya proses interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
A. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
B. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional
kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
C. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan.
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian
yang positif dan kepribadian pasien.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi
yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha
mendorong kemandirian pasien. Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak
peran lainnya, termasuk konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat,
dan peneliti. Ini tidak didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan
imajinasi pembaca." (Peplau, 1952)
Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas
di atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual
dimana praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antarpribadi Peplau itu.
Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-
samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi
observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan
perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan
diagnosis.
Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah "mengakui
impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan" yang hasil untuk
dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini bertentangan
dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.
A. KESIMPULAN
Teori Hildegard E Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif (1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan pasien (Torres, 1986).
Berdasrkan teori ini pasien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan perawat adalah
proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik pasien dan
keluarga, dan untuk membantu pasien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian
(Chinn dan Jacobs, 1995) teori dan gagasan Peplau di kembangkan untuk memberikan bentuk
keperawatan jiwa. Oleh sebeb itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara
perawat dan psien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor dan wali.
B. SARAN
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta: EGC. Hlm130,137
R. Siti Maryam. Santu Setiawati, Mia Fatma Ekasari, 2008. Berpikir Kritis dalam Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7
Lampiran
Jawab: Asumsi eksplit yaitu memberikan pandangan bahwa perawat akan membuat pasien
belajar ketika ia akan menerima penanganan perawat
Jawab: Tindakan yaitu mendidik klien dan keluarga, unruk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian, narasumber, konselor dan wali.
Jawab: Ansietas adalah masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit atau sumber kesulitan.
Jawab: Untuk kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antara manusia yang mencakup 4 komponen sentral, yaitu : klien,
perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit ( sumber kesulitan ) dan
proses interpersonal.
Jawab:
3. sebagai pendidik
4. sebagai kepemimpinan
6. sebagai konselor
Jawab: Fase orientasi adalah lebih berfokus untuk membantu pasien menyadari ketersediaan
bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan secara efektif
dalam pemberian askep pada klien.