Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT,yang mana atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah dan karunia-Nya,sehingga penyusunan makalah yang berjudul
Makalah Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pangan , Gizi Dan Kesehatan dapat
terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Makalah ini disusun sesuai dengan tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah
“Keperawatan Komunitas III” penulis berharap makalah ini dapat diterima oleh dosen
dan teman-teman mahasiswa lainnya.
Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada
Dosen yang bersangkutan yang telah memberikan arahan sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan.penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis butuhkan demi penyempurnaan makalah yang selanjutnya.Lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Ketahanan Pangan .............................................................................................4
2.2 Tata Niaga Beras : Dampaknya Pada Petani......................................................6
2.3 Kebijakan Pangan...............................................................................................8
2.4 Kebijakan Dibidang Gizi..................................................................................11
2.5 Gerakan Pembangunan Perwawasan Kesehatan..............................................20
2.6 Perubahan Paradigma Sehat.............................................................................26
BAB III PENUTUP.......................................................................................................29
3.1 Kesimpulan......................................................................................................29
3.2 Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
Dari tabel tampak perusahaan yang dijadikan klien dari Bulog adalah perusahaan
yang dekat dengan kekuasaan. Oleh karena itu, berbagai kebijakan yang
berkaitan dengan pangan di Indonesia kiranya tidak bisa dianalisis hanya dengan
menggunakan anaalisis ekonomi murni melainkan sudah merupakan analisis
ekonomi politik sesuai dengan konstelasi politik yang ada pada masanya.
Dalam tata niaga beras yang dikuasai oleh Bulog dan melibatkan para kroni
kekuasaan mengakibatkan petani berada pada situasi yang sulit, yaitu sekadar
sebagai penyangga bagi berlangsungnya pencarian rente. Pada level atas,
pemerintah yang diwakili oleh Bulog cenderung identik dengan perusahaan-
perusahaan kroni yang memproduksi sarana produksi pertanian(pupuk, bibit)
serta yang memonopoli impor beras merupakan pihak yang mendapatkan rente
paling besar. Hal ini karena mereka mempunyai otoritas dalam produksi dan
penentuan harga, baik dari dan ke petani.
Keuntungan hasil rente juga akan dinikmati oleh perantara seperti KUD,
pengecer, dan grosir yang menikmati captive market. Pada akhirnya, petani
merupakan pihak yang sekedar menyangga para pencari rente: petani harus
memproduksi beras, tidak boleh bangkrut tetapi tidak perlu menikmati perolehan
yang tinggi.
Dalam produksi dan tata niaga perberasan semacam itu, secara struktural
petani berada pada posisi yang lemah. Selain berhadapan dengan para tengkulak,
juga dengan lembaga Bulog beserta para kroninya. Rendahnya posisi tawar
petani juga muncul ketika dalam praktiknya petani mengalami pemaksaan dari
dua sisi (double squeezing). Di satu sisi, pembelian dari petani yang lebih rendah
dari harga dasar, dan disisi lain petani membayar beras untuk konsumsi harian
yang lebih tinggi. Petani sering dipermainkan oleh tengkulak yang membeli
gabaah dengan harga lebih rendah. Berdasarkan Inpres No. 8/2000 harga dasar
gabah kering giling (GKG) berkadar air 14% dan kotoral/hampa maksimum 3%
oleh Bulog sebesar Rp 1.519,00 dan beras sebesar Rp 2.470,00/Kg. Tetapi petani
umumnya menjual dalam bentuk Gabah Kering Panen (GKP) dengan kadar air
maksimum 26% dan hampa maksimum 20%. Atau dengan kata lain, GKP
sebenarnya setara dengan 71% GKG . harga GKP seharusnya Rp 1.065,00/Kg
tetapi umumnya dihargai Rp 1.000,00/Kg atau ada Squeezing (pemaksaan) pada
petani sebesar Rp 65,00. Disisi lain, squeezing terjadi karena petani harus
membeli beras dari Bulog lebih mahal Rp 400,00/ Kg-nya dibanding harga yang
seharusnya terjadi.
Pria:
≥ 65 tahun 600
Wanita:
≥ 65 tahun 500
Hamil : + 300
Menyusui:
Disebutkan pula pada pasal (2) bahwa tujuan umum Gerakan Nasional
Dari Peraturan Presiden (Perpres) No.42 tahun 2013 tersebut sudah banyak
program-program yang dicanangkan untuk mencapai tujuan MDGs di Indonesia.
Namun, program-program tersebut tidak akan terlaksana dengan baik apabila
tidak adanya dukungan atau reaksi positif dari seluruh komponen masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar seluruh komponen masyarakat
Indonesia ikut berpartisispasi aktif dalam proses pencapaian tujuan MDGs untuk
mewujudkan perbaikan gizi di Indonesia yang semakin baik. Dengan begitu
kesejahteraan di Indonesia akan semakin meningkat.Kebijakan Pemerintah
Dalam Bidang Kesehatan I. DasarHukum Menimbang:
1. Promotif
a. Meningkatkan pengetahuan
b. Menjaga stamina tubuh
c. Menu seimbang
d. Preventif
e. Imunisasi
f. Hygiene
g. Lingkungan
h. Amdal
i. Taat lalu lintas
j. Keselamatan kerja
2. Kuratif
a. Pengobatan
b. Rehabilitasi
STRATEGI
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 –
2014, yaitu:
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan
lintas program serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di
daerah. “Kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya saya ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat
dalam mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan
intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama
lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai
target MDGs.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat
mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas
dan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada
gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
JAMKESMAS
1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
3.1 Kesimpulan
ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari: tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah
maupun mutunya; (2) aman; (3) merata; (4) terjangkau. Di Indonesia, kebutuhan
akan pangan terutama terpusat pada kebutuhan akan beras sehingga kebijakan
pangan di Indonesia sering identik dengan kebijakan perberasan. konsekuensi
dari kebijakan politik perberasan adalah bahwa pengadaan distribusi beras
cenderung diambil alih oleh pemerintah. Adapun kebijakan pangan meliputi
Kebijakan Harga, Kebijakan persediaan, Kebijakan Distribusi.
Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah
menjalankan misi dan visi di bidang kesehatan dan merubah paradigm kesehatan
dari kuratif dan rehabilitative bergeser menjadi preventif dan edukatif dan
paradigm kesehatan juga diubah dari sentralisasi menjadi disentralisasi, sehingga
tidak terpusat oleh pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada masing-masing
daerah karena tiap-tiap daerah mempunyai problem masing-masing.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta
menurunkan angka kematian ibu dan anak yang biasanya terjadi ketika ibu
melahirkan, oleh karena itu pemerintah meluncurkan program jampersal dan
jamkesmas yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Banyak sekali upaya dalam meningkatkan gizi yang baik terhadap anak
apalagi anak – anak yang mengalami gizi buruk salah satunya adalah Dalam
memerangi permasalahan tersebut, misalnya saja masyarakat Indonesia
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk mengurangi masalah
GAKY di Indonesia. Menurut Dr. Hj. Sri Adiningsih dalam bukunya yang
berjudul “Waspadai Gizi Balita Anda” mengatakan bahwa Yodium adalah zat
gizi mikro yang fungsi utamanya untuk pembentukan hormon tiroid dan hormon
tersebut sangat berperan penting dalam pengaturan tingkat metabolisme basal
hingga 50 persen. Kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan timbulnya penyakit gondok, kretin (kerdil) dan dapat menurunkan
tingkat kecerdasan anak.
3.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan adalah sebaiknya pemerintah lebih
memperhatikan masalah ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Karena masih
banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana cara dan strategi yang
baik guna menjaga ketahanan pangan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Beddu, Amang. 1995. Kebijakan Pangan Nasional. Jakarta: Dharma Karsa Utama
Hudiyanto. 2005. Ekonomi Politik. Jakarta: Bumi Aksara
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Adiningsih, Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Gramedia. Jakarta
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.
Kosuke Kawai, Donna Spiegelman, Anuraj H Shankar &Wafaie W Fawzi. Maternal
Multiple Pregnancy outcomes In Developing Countries: Meta-Analysis
And Meta-Regression, Bulettin of the World Health Organization
2011;89:402-411B. Doi: 10.2471/BLT.10.083758
Peraturan Presiden No.42 Tahun 2013 Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2008
Sitepoe, Mangku. 2008. Corat-coret Anak Desa Berprofesi Ganda