Anda di halaman 1dari 18

FILOSOFI, MODEL KONSEPTUAL DAN TEORI

KEPERAWATAN HILDEGARD E PEPLAU

Disusun oleh:

1. NYANA

2. RIKA SANTI LA SAHIRUN

3. WILI YANDRI ELAKEMAINA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA


AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan tentang “ filosofi, model
konseptual dan teori keperawatan Hildegard E Peplau” sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh
pembelajaran di semester ini.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan


para pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………...ii
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………......................1
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………………1
BAB II Pembahasan :
2.1Sejarah HildegardPeplau……………………………………………………...2
2.2Konsep UtamaPeplau…………………………………………………………8
2.3Model TeoriPeplau……………………………………………………………8
2.4Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien……….………...9
2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan………...……..12
2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat…………………………...………………
132.5.2 Analisa Diri
perawat……………………………………….........................13
2.5.3 Komunikasi Teraupetik…………………………………………………….15
2.5.4 Tujuan Komunikasi Teraupetik…………………………………………….16
2.5.5 Mengembangkan Helping Relationship…………………………………....16
2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik…………………………………....16
2.5.7 Tehnik Komunikasi Teraupetik …………………………………………....17
2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien……………………………………..20
2.7 Tujuan Teori Peplau……………………………………………………….…20
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau……………………………………20
           

BAB III Penutup :


3.1 Kesimpulan……………………………………………........
……………………21
3.2 Saran…………………………………………………………...……………..21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang
merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan,
tokoh tersebut salah satunya adalah Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa  tentang
model konsep dan teori keperawatan menurut peplau,  selain itu dengan adanya
makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap
perawat yangseharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan
kerja nanti.

1.2  RUMUSAN MASALAH
a.Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?
b.Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?
d.Apa saja blending dari hubungan perawat dan klien?
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

1.2.3 TUJUAN PENULISAN


          Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau
2.      Mengetahui bagai manakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau
3.      Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar
4.      Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PEPLAU
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma
Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington
College bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang
Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan bidang
pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang
keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di
Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan
jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun
dan professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang
keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam


keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah
professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam
bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling keperawatan”
yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga
nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur
eksekutif dan presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi
keperawatan amerika. Dia telah bekerja /melanyani sebagai konsultan
keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah umum
angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan.
Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4,
1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas
rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal)
dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek
keperawatan” Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-
pribadi, peran dalam kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari
keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari
Pottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian
bekerja sebagai perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim
panas sebagai perawat untuk New York University perkemahan musim panas
menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi perawat sekolah di
Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di bidang
psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman
lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis
dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan Harry Stack
Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus pada
pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke
Field Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry
terletak. Di sini ia bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam
psikiatri Inggris dan Amerika.

Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama
seperti mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di
Amerika Serikat melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional
1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia
University. Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih
Institute of New York City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan
diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan mahasiswa keperawatan di
Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of Nursing di
Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau menciptakan
program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di
keperawatan jiwa . 
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk
presentasi, pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat
menganjurkan bahwa perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa
memberikan perawatan yang benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan
kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan
1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh
Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia
mengajar konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi
kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan
penelitian di bidang keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US
Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health .
Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah. Dia
menjabat sebagai presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil
presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai
profesor tamu di University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia
meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.
2.2 KONSEP UTAMA PEPLAU
Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha
dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh
kebutuhan." Klien adalah seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju
kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif,
konstruktif, produktif, personal, dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia
tidak mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat
pasien ketika pasien menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk
mengenali dan merespon perlu bantuan. "

2.3 MODEL TEORI PEPLAU


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan
dokter dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan
terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas
untuk perawatan klinis.
            1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang
asing dalam situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa
membangun kepercayaan.

            2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis,


memberikan informasi.

            3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan;


melibatkan analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.

            4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan


makna keadaan hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk
melakukan perubahan
.
            5.Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari
ketergantungan, saling ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama
klien sebagai advokat.

           
            6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab
maksimal untuk memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

            7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan


keterampilan klinis; Mengoperasikan peralatan.
           
 2.4 TAHAP PERKEMBANGAN PEPLAU DARI HUBUNGAN PERAWAT-
KLIEN
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber
kesulitan), dan proses interpersonal.
1.  Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal

2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang
menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat
berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti,
pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan
yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.

Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap


pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis


sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi aktif klien.

e.Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan


tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat
atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.

f.  Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan


sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.

3.  Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi
dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam
model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin
membaik.
4.  Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara
perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas
klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a.  Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan
kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b.  Fase identifikasi                                  
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan
asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan
pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1)  Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2)  Individu mandiri terpisah dari perawat.
3)  Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c.   Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d.  Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana
perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi
interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang
perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya,
termasuk konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan
peneliti. Ini tidak didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan
dan imajinasi pembaca." (Peplau, 1952).

2.5 HUBUNGAN ANTARA TAHAPAN PEPLAU DAN PROSES


KEPERAWATAN
Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang
dibahas di atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang
disengaja intelektual dimana praktek keperawatan didekati secara tertib,
sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau
itu. Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi
terapeutik. Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan
pasien untuk berkolaborasi pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke
khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik
tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan
rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal
dalam Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan
profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat
sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari
ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam
Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari
data status kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama
dokter adalah "mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan
profesional yang dibutuhkan" yang hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi
dan mendiagnosa masalah muncul". Ini bertentangan dengan pengakuan sekarang
dari fungsi keperawatan mandiri.

2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat


Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara
theraupetik dengan mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku
klien  berubah kearah yang positif seoptimal mungkin.
            Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat
harus mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.
2.5.2 Analisa Diri Perawat
Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului
dengan komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan
interpersonal parawat-klien agar proses keperawatan dapat dilakukan dengan
lancer dan efektif. Dalam komunikasi theraupetik, hubungan yang dilakukan
adalah dalam rangka menolong atau membantu mengatasi masalah klien dan alat
yang efektif digunakan adalah diri perawat.
            Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum
melakukan komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi :
(1) Kesadaran Diri, (2) Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan
menjadi model, dan (5) Rasa Tanggung Jawab.

1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang
teraupetik.Untuk membantu mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek
perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat dari teori “Self Disclosure” yang di
gambarakan oleh Johari Window.

                        I                                                                       II
Diketahui oleh diri sendiri                            Hanya diketahui oleh
            Dan orang lain                                               orang lain

                        III                                                                    IV
            Hanya di ketahui oleh                                   Tidak diketahui oleh 
            Diri sendiri                                                     siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang


lain.Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu
terbuka dengan orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya
sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka
menyendiri ,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang
lain namun dia tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1)
Mempelajari diri sendiri, 2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap
informasi atau perubahan yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi  yang dibanggun antara komunikator
dengan komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat
menciptakan hubungan yang teraupetik yang saling memuaskan.
           

2.Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan
model yang bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi
teraupetik.Perawat akan lebih siap dan mantap dalam mengidentifikasikan situasi
yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki ,sehingga hubungan teraupetik
antara perawat-klien tidak terganggu.

            3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih
penting,yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya
pada klien.Sehingga pada saat berbicara dengan klien,perawat harus menyadari
responnya dan mengontrol penampilannya.

            4.Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan
dalam berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau
member batasan yang jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan
pribadinya karena diri perawat sebagai intrumens dalam menjalankan hubungan
yang teraupetik.
            Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab
perawat tehadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab
profesi.

2.5.3 Komunikasi Teraupetik


Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien
yang bertujaun untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik tidak
mungkin dacapai tanpa komunikasi.
            Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun
perawat yang didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil antara
perawat-klien, yaitu :
            -Tindakan diawali perawat
            - Respon reaksi dari klien
            - Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan
- Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk
mencapai tujuan hubungan.
Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional denga
menggunkan pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.
Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.
            Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar
dan bertujuan dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien, dan
merupakan komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk
penyembuhan pasien.

            2.5.4 Tujuan Komunikasi Theraupetik


Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal-hal yang di perlukan.

            2.5.5 Memngembangkan “Helping Relationship”


Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi,namun
harus dibanggun secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang
teraupetik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian
tentang komunikasi teraupetik.Rogers berpendapat bahwa komunikasi teraupetik
bukan tentang apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu
melakukan komunikasi dengan  orang lain. Rogers mengidentifikasi tiga factor
dasar dalam mengembangkan hubungan yang saling membantu (Helping
Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus benar-benar iklas dan memahami tentang
dirinya, 2) Pembantu harus menunjukan rasa empati,dan 3)Individu yang dibantu
harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam
menjalin hubungan.Dengan demikian ada tiga hal yang mendasar dalam
pengembangan Helping
Relationship, yaitu : Genuineness (Keiklasan), Empathy (Empati),
dan Warmth (Kehangatan).

2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik


Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat teraupetik
atau tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan perinsip-
prinsip berikut ini :
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya
sendiri serta nilai yang dianut.
2.      Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya,dan
saling menghargai.
3.      Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .
4.      Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun
mental.
5.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motifasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga
tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun
frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8.      Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya
sempati yang bukan tindakan teraupetik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan teraupetik.
10.  Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu
keadaan sehat fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .

2.5.7 Tehnik Komunikasi Theraupetik


Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat menggunakan
berbagai teknik komunikasi teruptik sebagai berikut :
Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan
mendengar perawat mengetahui perasaan klien,memberi kesempatan lebih banyak
pada klien untuk bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap
kritis dan korektif bila apa yang di sampaikan klien perlu di luruskan.Tujuan
thenik ini adalah member sara aman klien dalam mengungkapkan perasannya dan
menjaga kestabilan emosi/psokologis klien.
Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan
mendengarkan disini dengan baik”.

Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,
Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan
hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat
member dorongan dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa
yang saudara katakana”
Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan
klien.Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat
mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”
Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau klien
berhenti karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh tidak
lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah.
Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi perawat-klien.
Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi
apa yang di dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian
perawat, dan refleksi perasaan,yang bertujuan member respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.Thnik
refleksi ini berguna untuk : a.menetahui dan menerima ide perasaan
             b.mengoreksi
             c.memberi keterangan lebih jelas .
sedangkan kerugiannya adalah : a.mengulang terlalu sering tema yang sama
                                                      b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih
jelas dan berfokus pada realitas
Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang
perhatian pada pasien.”
            Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.
Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member
informasi.
Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.
Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien
yang muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah di
sakiti.apakah ini latar belakang masalahnya?”.
Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan
pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi klien
untuk bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima
klien,
Misalnya :klien : saya jengkel pada suami saya
                Perawat :diam (member kesempatan klien)
               Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang
jelas,kalau                       saya tanya pasti marah.
Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesaehatan bagi klien.
Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di alami klien
Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah
minum    obat,kira-kira kenapa ya suster?
Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,dehidrasi
atau karena metabolism tubuh yang meningkat.
Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada fase
kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan
sesak napas,salah satunya karena merokok,kami berharap anda dapat
mengurangi atau berhenti merokok.

2.6 BLENDING DARI HUBUNGAN PERAWAT KLIEN


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni
penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan
kesehatan. Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan
interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama. Dalam
keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi di mana
perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar
dan berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia
atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap
rangsangan tersebut.

2.7 TUJUAN TEORI PEPLAU


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu
pasien untuk mencapai kematangan kepribadian.

   2.8 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI PEPLAU


     
    Kelebihan:                                                   
→Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
→Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
→Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
→Dapat medorong pasien   untuk lebih mandiri.

    Kekurangan:
→Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses
interaktif. Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan
untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat
bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

           
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang
terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan
yaitu lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada
gagasan Peplau yang di kembangkan pada pemantapan perkembangan
kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/
http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier
http://nursekartikaps.blogspot.co.id/2011/12/makalah-teori-peplau.html
Dari buku :www.grahailmu.com Komunikasi Kpeperawatan Aplikasi dalam
pelayanan,Mundaki

Anda mungkin juga menyukai