Anda di halaman 1dari 30

NURSING TEORIS IDA JEAN ORLANDO

Filsafat Dan Sains


Keperawatan

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada


Mata Ajar Filsafat Dan Sains Keperawatan

Disusun Oleh :
Fitri Handayani (NIM 23090400041)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
sertakarunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penyusunan yang berjudul
“Konsep Model Keperawatan Ida Jean Orlando”dengan baik.
Maksud pelaksanaan penyusunan makalah ini, bukan lain adalah untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dengan segala sesuatunya kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu, Dr. Irna Nursanti, SKp., MKep., Sp.Mat., selaku dosen pengampu mata kuliah
Filsafat dan Saint Keperawatan
2. Orang tua, Suami dan Anak-anak yang telah memberi doa dan dukungan.
3. Teman-teman Magister Keperawatan yang telah membantu lancarnya penyusunan
makalah.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami selaku penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan


makalah ini. Namun penulis sadar, tidak ada satu makalah pun yang sempurna. Sehingga
saran dan kritik akan sangat bermanfaat untuk hasil yang lebih baik.

Jakarta, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1


A. Latar Belakangan ............................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 7
D. Manfaat.............................................................................................................. 7

BAB II KONSEP TEORI ................................................................................................ 8


A. Konsep Utama Ida Jean Orlando ....................................................................... 8
B. Penggunaan Data Teori Ida Jean Orlando ........................................................... 9
C. Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan ....................... 10
D. Penerapan dalam Dunia Keperawatan .............................................................. 13

BAB III HUBUNGAN KONSEP TEORI IDA JEAN ORLANDO DENGAN


PARADIGMA KEPERAWATAN..........................................................................14

A. Konsep Meta Paradigma Keperawatan................................................................14


B. Paradigma Keperawatan Menurut Proses Teori Ida Jean Orlando......................14
C. Perbandingan Proses Orlando Dengan Proses Keperawatan .............................. 15
D. Kekurangan dan kelebihan Proses Teori Ida Jean Orlando ................................ 16

BAB IV PENERAPAN KONSEP TEORI MODEL DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT .............................................................. 17

BAB V PENUTUP............................................................................................................. 26
A. Kesimpulan......................................................................................................... 26
B. Saran................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada perkembangannya, ilmu perawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu
lain,mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu mengikuti
perubahan zaman. Pelaksanaan perawatan yang baik, perlu diterapkan pendekatan
ilmiah melalui proses perawatan. Dimana standar praktik tersebut mengacu pada
tahapan dalam proses kematian yang terdiri dari 5 standar: pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut
merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang
di adopsi, digabung, dikembangkan serta dilaksanakan.
Salah satu teori dan model tersebut adalah teori dari Ida Jean Orlando yang
dikenal dengan teori proses perawatan atau disiplin proses abservasi. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai teori dari Ida Jdan Orlando, maka diperlukan
pembahasan yang lebih mendalam.
1. Biografi Ida Jean Orlando
Ida Jean Orlando-Pelletier (12 Agustus 1926 – 28 November 2007) adalah
seorang perawat kesehatan psikiatri, ahli teori, dan peneliti yang dikenal secara
internasional yang mengembangkan “Teori Proses Keperawatan
Deliberatif.” Teorinya memungkinkan perawat untuk membuat rencana asuhan
keperawatan yang efektif yang juga dapat dengan mudah disesuaikan kapan dan
jika ada komplikasi yang timbul pada pasien.
2. Masa muda
Ida Jean Orlando adalah generasi pertama Irlandia-Amerika yang lahir
pada 12 Agustus 1926. Ia mengabdikan hidupnya untuk belajar keperawatan dan
lulus pada tahun 1947 dan menerima gelar Bachelor of Science di bidang
keperawatan kesehatan masyarakat pada tahun 1951. Pada tahun 1954, ia
menyelesaikan gelar Master of Seni dalam konsultasi Kesehatan Mental . Semasa
kuliah, ia juga bekerja sesekali dan terkadang merangkap sebagai staf perawat di
OB, MS, ER, sebagai supervisor rumah sakit umum, dan sebagai asisten direktur
dan pengajar beberapa mata kuliah. Dan pada tahun 1961, dia menikah dengan
Robert Pelletier dan tinggal di kawasan Boston.

1
3. Pendidikan

Ida Jean Orlando Menjadi panutan yang terhormat dan kredibel, Orlando
berpendidikan tinggi dengan banyak gelar keperawatan tingkat lanjut. Pada tahun
1947, ia menerima diploma keperawatan dari Sekolah Keperawatan Rumah Sakit
Flower Fifth Avenue di New York. Pada tahun 1951, ia menerima gelar Bachelor
of Science di bidang keperawatan kesehatan masyarakat dari Universitas St. John
di Brooklyn, New York. Dan pada tahun 1954, Orlando menerima gelar Master of
Arts di bidang konsultasi kesehatan mental dari Teachers College, Columbia
University.

4. Karir dan Janji


Ida Jean Orlando memiliki karir yang beragam, bekerja sebagai praktisi,
konsultan, peneliti, dan pendidik keperawatan. Orlando mengabdikan hidupnya
untuk kesehatan mental dan keperawatan psikiatris, bekerja sebagai perawat klinis
dan peneliti.

Orlando dulunya bekerja di rumah sakit khusus untuk melahirkan dalam


kurun waktu singkat.Setelah menerima gelar masternya pada tahun 1954, Orlando

2
melanjutkan ke Yale University School of Nursing di New Haven, Connecticut
sebagai profesor kesehatan mental dan keperawatan psikiatri selama delapan
tahun. Dia dianugerahi hibah federal dan menjadi rekan peneliti dan peneliti
proyek utama dari hibah Institut Kesehatan Mental Nasional dari Layanan
Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat yang berjudul “Integrasi Konsep
Kesehatan Mental dalam Kurikulum Dasar.” Proyek ini berusaha untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan untuk mengintegrasikan prinsip-
prinsip kesehatan psikiatris-mental ke dalam kurikulum keperawatan.

Orlando (kiri) sudah bekerja sebagai perawat sebelum melanjutkan ke


Universitas St. John di Brooklyn, New York, untuk meraih gelar Bachelor of
Science di bidang keperawatan kesehatan masyarakat.Selama tahun 1958-1961,
Orlando, sebagai profesor dan direktur program pascasarjana kesehatan mental
dan keperawatan psikiatri di Universitas Yale, menggunakan model keperawatan
konseptual yang diusulkannya sebagai landasan kurikulum program. Dari tahun
1962-1972, Orlando menjabat sebagai konsultan perawat klinis di Rumah Sakit
Mclean di Belmont, Massachusetts. Dalam posisi ini, ia mempelajari interaksi
perawat dengan klien, perawat lain, dan anggota staf lainnya dan bagaimana
interaksi tersebut mempengaruhi bantuan perawat kepada klien. Orlando
meyakinkan pihak administrasi bahwa program pendidikan untuk perawat
diperlukan, kemudian Rumah Sakit Mclean memulai program pendidikan
berdasarkan model keperawatannya.

3
Gelar Bachelor of Science dalam bidang keperawatan kesehatan
masyarakat dari St. John's University di Brooklyn, New York Dari tahun 1972
hingga 1984, dia juga bertugas di dewan Harvard Community Health Plan di
Boston, Massachusetts. Pada tahun 1981, Orlando menjadi pendidik di Boston
University School of Nursing dan memegang posisi administratif dari tahun 1984
hingga 1987 di Metropolitan State Hospital di Waltham, Massachusetts. Pada
bulan September 1987 menjadi Asisten Direktur Keperawatan Bidang Pendidikan
dan Penelitian pada lembaga tersebut. Dia juga merupakan konsultan proyek
untuk Proyek Kesehatan Mental untuk Fakultas Gelar Associate yang dibentuk
oleh Dewan Pendidikan Tinggi New England. Akhirnya, pada tahun 1992,
Orlando pension dan menerima penghargaan Nursing Living Legend dari
Massachusetts Registered Nurse Association.

5. Teori Proses Keperawatan Deliberatif


Ida Jean Orlando mengembangkan teorinya dari penelitian yang dilakukan
di Yale University School of Nursing, dengan mengintegrasikan konsep
kesehatan mental ke dalam kurikulum dasar keperawatan. Dia mengusulkan
bahwa “pasien memiliki makna dan interpretasi mereka sendiri terhadap situasi
dan oleh karena itu perawat harus memvalidasi kesimpulan dan analisis mereka
dengan pasien sebelum mengambil kesimpulan.”

4
Foto kelas saat wisuda di Universitas St. John di Brooklyn, New York
Teori ini diterbitkan dalam The Dynamic Nurse-Patient Relationship : Function,
Process, and Principles (NLN Classics in Nursing Theory) pada tahun 1961.
Bukunya memberikan kontribusi terhadap kepedulian terhadap hubungan
perawat-pasien, peran dan identitas profesional perawat, dan pengembangan
pengetahuan yang berbeda dengan keperawatan. Teori keperawatan Orlando
menekankan hubungan timbal balik antara pasien dan perawat. Apa yang
dikatakan dan dilakukan perawat dan pasien mempengaruhi keduanya. Dia
memandang fungsi profesional keperawatan adalah mencari tahu dan memenuhi
kebutuhan mendesak pasien akan bantuan.

Gelar Master of Arts dalam konsultasi kesehatan mental dari Teachers


College, Columbia University Dia juga menggambarkan modelnya berputar di
sekitar lima konsep utama yang saling terkait berikut ini: fungsi keperawatan
profesional, perilaku penyajian, reaksi langsung, disiplin proses keperawatan , dan
perbaikan. Fungsi keperawatan profesional adalah prinsip
pengorganisasian. Perilaku yang muncul adalah situasi bermasalah pasien. Reaksi
langsung adalah respons internal. Disiplin proses keperawatan adalah

5
penyelidikan terhadap kebutuhan pasien. Dan yang terakhir, perbaikan adalah
penyelesaian situasi pasien.
Proses Keperawatan Deliberatif memiliki lima tahap : pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perawat menggunakan
proses keperawatan standar dalam Teori Disiplin Proses Keperawatan Orlando
untuk menghasilkan hasil positif atau perbaikan pasien. Fokus utama Orlando
adalah definisi fungsi keperawatan. Model tersebut memberikan kerangka kerja
untuk keperawatan namun teorinya tidak mengecualikan perawat dari
menggunakan teori keperawatan lain saat merawat pasien. Teori keperawatan Ida
Jean Orlando dibahas lebih lanjut di bawah ini.

Buku kedua Orlando, “Disiplin dan Pengajaran Proses Keperawatan,”


diterbitkan pada tahun 1972.

6. Bekerja
Setelah bekerja sebagai peneliti, ia menulis buku tentang temuannya dari
Yale yang berjudul “Hubungan Perawat-Pasien Dinamis : Fungsi, Proses, dan
Prinsip”. Bukunya diterbitkan pada tahun 1961.Setahun kemudian, ia
melanjutkan penelitiannya dan menerbitkan buku keduanya, “Disiplin dan
Pengajaran Proses Keperawatan,” pada tahun 1972.
7. Penghargaan dan kehormatan
Ida Jean Orlando pensiun dari keperawatan pada tahun 1992. Setelah
memperoleh pendidikan tinggi, meneliti lebih dari 2.000 interaksi perawat-pasien,

6
dan menghasilkan teori yang mengubah keperawatan, dia diakui sebagai
“Legenda Hidup Keperawatan” oleh Asosiasi Perawat Terdaftar Massachusetts.
8. Kematian
Ida Jean Orlando meninggal pada 28 November 2007 pada usia 81 tahun.

B. Perumusan Masalah
Perumusan dalam makalah ini adalah menganalisis teori Proses Keperawatan
Orlando yang berfokus pada asumsi Theorist terhadap konsep-konsep sentral disiplin
ilmu keperawatan.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Ida Jean Orlando dalam
manajemen asuhan keperawatan.

2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi perbedaan proses keperawatan dengan disiplin proses
keperawatan Orlando.
b. Menjelaskan asumsi utama Nursing process theory of Orlando terhadap empat
konsep sentral disiplin ilmu keperawatan meliputi, keperwatan, manusia,
kesehatan, dan lingkungan.
c. Mampu menerapkan konsep keperawatan Ida Jean Orlando pada asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.
d. Manfaat Sebagai panduan bagi perawat dalam manajemen asuhan
keperawatan yang berdasarkan model keperawatan Ida Jean Orlando,
sehingga mudah dalam mengaplikasikannya.
e. Menjelaskan tentang disiplin proses keperawatan Orlando.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat meningkatakn kemampuan dan pemahaman perawat
tentang nursing theory of Orlando sehingga dapat diterapkan pada asuahan
keperawatan.

7
BAB II
TIJAUAN TEORI

A. Konsep Utama Teori Ida Jean Orlando


Teori keperawatan Orlando di tekanan pada hubungan timbal balik antara
pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling
mempengaruhi.
Dan peran perawat sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dari
tekanan elemen-elemen pada proses perawatan dan hal-hal kritis penting dari
partisipasi pasien dalam proses pengobatan. Proses interaksi aktual perawat-pasien
sama demikian pula dengan interaksi antara dua orang. Ketika perawat
menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam perawatan
pasien,Orlando katakanlah sebagai disiplin proses keperawatan. Hal ini merupakan
alat yang dapat digunakan perawat untuk menjalankan fungsinya dalam perawat
pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu
fungsi profesional atau tanggung jawab, mengenal perilaku pasien, respon internal
atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan kesehatan pasien:
1. Tanggung jawab perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien perlukan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa
aman ketika dalam medapatkan pengobatan atau dalam pemantauan ).Perawat
harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya.
Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat
professional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan
bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada
beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat
yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat
lebih fokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi kewenangannya.
2. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengamati apa yang dikatakan
pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.

8
3. Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.
Reaksi segera adalah merespons segera atau merespons internal dari perawat
dan persepsi individu pasien, berpikir dan merasakan.
4. Disiplin proses perawatan
Mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total(benar-
benar interaktif). yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara
perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien,reaksi perawat
terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang
tepat (George: 1995).
5. Kemajuan / peningkatan kesehatan pasien
Peningkatan berarti tumbuh lebih baik, pasien menjadi lebih berguna dan
produktif.

B. Penggunaan Data Teori Ida Jean Orlando


Orlando merupakan perawat pertama yang mengembangkan
teorinya berdasarkan keadaan nyata dari hubungan antara perawat dan pasien.
Orlando mencatat bahwa lebih dari 2000 kontak antara perawat dan pasien dalam
mengembangkan teorinya yang didasarkan atas data dari hubungan
tersebut.Orlando menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis data yang
perolehannya atau metodologi penelitian lapangan dalam pengumpulan
data penelitiannya.

C. Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan


Disiplin proses keperawatan dalam teori proses keperawatan dikenal
dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses perawatan
meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, bertanya
untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 200 6 halaman 434). Disiplin proses
keperawatan didasarkan pada proses bagaimana seseorang bertindak. Tujuan dari
proses disiplin ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah untuk membantu
memenuhi kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari
menyediakan kebutuhan sebagai hasilyang diharapkan.

9
Proses tindakan dalam berfungsi kontak orang - ke - orang secara rahasia.
Persepsi , pikiran, dan perasaan masing-masing individu tidak langsung ada
persepsi individu lain melalui tindakan yang dapat diamati .

Proses tindakan dalam kontak orang-ke-orang yang berfungsi secara rahasia.


Persepsi, pikiran, dan perasaan masing-masing individu tidak secara langsung tersedia
untuk persepsi individu lain melalui tindakan yang dapat diamati.

1. Perilaku Pasien

Didsiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan prilaku pasien.


Seluruh prilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap
sebagai ekspresi yang membutuhkan pertolongan ,ini sangat berarti pada
pasien tertentu pada kondisi gawat harus dipahami
Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya dengan diketahuinya
perilaku pasien, atau tidak diketahuinya yang seharusnya adalah hal tersebut
10
menunjukkan pasien membutuhkan suatu batuan.
Prilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua prilaku
ini dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Perilaku verbal yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti
keluhan,permintaan, pertanyaan,kebutuhan dan lain sebagainya.
Sedangkan perilaku nonverbal misalnya detak jantung, edema, aktivitas
motoric : senyum, berjalan, menghindari kontak mata dan lain sebagainya.
Walau seluruh prilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi
jika hal ini tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi
perawat dan pasien.
2. Reaksi Perawat

Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat, reaksi ini terdiri dari
3 bagian yaitu pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu
perawat berfikir secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai

suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat


berpikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian.
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan
perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien,yaitu :
A. Perawat harus menemui pasien dan konsisten terhadap apa yang
dikatakannya dan mengatakan perilaku nonverbalnya kepada pasien.
B. Perawat harus dapat mengkomunikasikan informasi dengan jelas terhadap
apa yang akan mengungkapkannya.
C. Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien secara langsung untuk
perbaikan atau klarifikasi.

3. Tindakan Perawat

Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat
dengan atau untuk kebaikan pasien adalah suatu hal tidak memerlukan
perawatan profesional. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk
membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk
tindakan menurut Orlando perawat yaitu harus mengawali dengan
mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui
tindakan atau kata- katanya. Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu :

11
tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang
memenuhi fungsi professional perawat.Sedangkan tindakan otomatis dilakukan
bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat pada
sebagai instruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan perawatan
yang direncanakan:
A. Tindakan merupakan hasil dari identifikasi kebutuhan pasien dengan
memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
B. Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
C. Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelahnya dilakukan
secara lengkap.
D. Perawat membolehkan stimulasi yang tidak berhubungan dengan
kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa
contoh tindakan otomatis yaitu tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi
dokter, tindakan perlindungan kesehatan secara umum.Semua itu tidak
memerlukan validasi reaksi perawat.

4. Fungsi professional

Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam


menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak
efektifnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivitas
termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai
tujuan memenuhi kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu
prilaku pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi
terhadap prilaku pasien dan mempersepsikan , berfikir dan merasakan.
Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien, meyakinkan bahwa
tindakan verbal, dan non verbalnya adalah konsisten dengan reaksinya, dan
mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, membagi reaksi oleh
perawat membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih
efektif perlu komunikasi , selanjutnya tindakan sesuai untuk menyelesaikan
kebutuhan adalah saling menguntungkan antara pasien dan perawat. Setelah
perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya
berhasil. Secara keseluruhan interaksi perawat meyakinkan bahwa perawat
12
bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan reaksinya
terhadap pasien.

D. Penerapan di Dunia Keperawatanan


Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah
sakit umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang digambarkan di
Pusat Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik diRumah Sakit umum di
beberapa negara.
Teori Orlando juga diterapkan pada praktik pemeriksaan milik pribadi
dunia pendidikan,teori proses Orlando merupakan kerangka konteks yang
dapat dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung.
Pelatihan dari teori penerapan Orlando sangat berguna bagi perawat
untuk mengendalikan proses perawatanya dan meningkatkan perkembangan
dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori Orlando secara terus menerus
menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidan dan diterapkan pada
beberapa pengaturan proses penelitian.
Beberapa peneliti yang mengembangkan teori Orlando diantaranya :
Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977),
Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi
penelitilain.

13
BAB III
HUBUNGAN KONSEP TEORI MODEL IDA JEAN ORLANDO DENGAN
PARADIGMA KEPERAWATAN

A. Konsep Meta Paradigma Keperawatan

Menurut Sinthania, (2018) Paradigma keperawatan merupakan cara


pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau
menghubungkan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur
hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori
teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Paradigma keperawatan
terdiri dari empat unsur yaitu keperawatan, manusia, sehat, sakit, dan lingkungan.
Dan keempat unsur inilah yang membedakan paradigma keperawatan dengan teori
lain. Menurut Aini, (2018) Fungsi dari paradigma yaitu memberi arah dalam
pengembangan keperawatan sebagai suatu profesi dan memberi arah kepada
perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi
profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
kehidupan profesi.

B. Paradigama Keperawatan Menurut Teori Proses Keperawatan Orlando


Asumsi Orlando terhadap meta Paradigma mengancam hampir seluruhnya
terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan pendahulunya
asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding (1993) medapatkan dari
tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuni Orlando :
1. Perawat
Perawat adalah profesi yang jelas yang dimana profesi yang mempunyai
fungsi otonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional perawatan,yaitu
membantu mengenali dan menemukan

kebutuhan pasien yang bersifat segera, itu pun merupakan tanggung jawab
perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya.
Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar,
itu prilaku pasien, reaksi perawat, dan tindakan perawatan yang dirancang
untuk kebaikan pasien.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-
kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya

14
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami kesusahan jika mereka tidak
dapat melakukannya.hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat
profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong
dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas
dari ketidak nyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memnuhi
kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi perawatan yang
terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan,
berpikir, merasakan dan bertindak dalam situasi yang segera terjadi. Pasien
dapat mengalami distres terhadapat lingkungan terupetik dalam mencapai
tujuannya, perawat perlu mengobservasi prilaku pasien untuk mengetahui
tanda-tanda distres.

C. Perbandingan Proses Orlando dengan Proses Keperawatan

Proses keperawatan professional diawali dengan pengkajian, diagnose,


intervensi, implementasi , dan evaluasi, setelah dilakukan 5 tahapan proses
keperawatan kemudian dilakukan pengkajian ulang terhadap pasien.
Sedangkan proses teori Orlando dimana perawat langsung ber reaksi
terhadap keluhan pasien, kemudian persepsi perawat melakukan kebutuhan
bantu kepada pasien, dan dilanjutkan dengan tindakan perawat pada pasien.

Perngkajia Reaksi Perawat

Diagnosa
Kebutuhan Untuk bantu

Pengkajian
Intervensi
Ulang
Tindakan perawat

Implementasi

Evaluasi

15
D. Kekurangan dan Kelebihan Teori Ida Jean Orlando
Kekuatan teori Orlando ini adalah :
a. Bersifat Profesional.
b. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
c. Adanya pengakuan otonomi dan integritas pasien dalam memenuhi
kebutuhan.
d. Memandang individu secara holistik.

Sedangkan beberapa kelemahan dari teori ini adalah:


1. Tidak terdapat tujuan jangka panjang.
2. Tidak dapat mengevaluasi tindakan jangka panjang
3. Akuntabilitas dalam tim kabur
4. Perawat yang tidak trampil berlindung pada perawat lain yang trampil

16
BAB IV
PENERAPAN KONSEP TEORI MODEL DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

A. Penerapan Konsep Teori Model Dalam Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit


Dibawah ini merupkan gambaran aplikasi disiplin proses keperawatan
Orlando pada TB Paru.
1. Gambaran Kasus
An.Y, Wanita ber usia 16 tahun , dengan TB Paru mengaku mengalami mual
–muntah , An. Y, lebih banyak diam , hanya berkata jika diajak bicara dan tetap
berada ditempat tidur. An. Y mengatakan bahwa ia sudah mutah,kepala terasa
pusing tetapi perawat tidak melihatnya, dalam catatan pasien perawat
berspekulasi bahawa perawat tidak berfikir pasien bener-bener muntah dan
tidak berfikir jika pasien ingin mengahiri hidupnya.

Catatan pasien tersebut disampaikan dalam buku laporan dan list pasien dan
akhirnya spekulasi tersebut dibenarkan sebagai fakta meskipun tidak ada yang
dikofirmasi dengan pasien. Salah satu perawat terkejut mengetahui bahwa
pasien ingin mengahiri hidupnya.meskipun khawatir perawat memutuskan
untuk mengungkapka perasaannya kepada pasien. Perawat mengatakan terkejut
karena mendengar bahwa pasien ingin mengahiri hidupnya. Apakah itu benar.
Pasien mengatakan saya ingin hidup lebih lama namun saya takut saya akan
meninggal dengan cepat karena penyakit saya. Perawat terdam dan bertanya ke
pasien apakah dokter atau perawat lain tau akan hal ini. Pasien pun menjawab
tidak ada yang tau, karena takut dianggap bahwa pasien orang yang cengeng.

2. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan berdasarkan Teori Proses


Keperawatan Orlando

A. Prilaku Pasien.
Pada kasus An. Y tersebut diatas maka perawat harus segera bereaksi
terhadap perilaku pasien baik secara verbal maupun non verbal, Keluhan
secara verbal pasien mengeluh mual muntah, serta mengatakan kepala terasa
pusing, pasien mengatakan ingin mengahiri hidup nya namun,ketika ditanya

17
oleh perawat kembali, pasien sebenarnya ingin hidup lebih lama tetapi pasien
takut akan meninggal lebih cepat karena penyakitnya. Prilaku non verbal
pasien didapatkan, pasien tampak gelisah, lebih banyak diam, berbicara jika
diajak bicara, dan hanya berada ditempat tidur saja, Kemudian perawat
melakukan validasi, membagi bereaksi terhadap perilaku pasien dengan
mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membantu pasien untuk
mengurangi rasa cemasnya baik fisik maupun psikologis, ketidakmampuan
pasien dalam menolong dirinya, serta mengevaluasi tindakan perawatan yang
sudah dilakukannya. Semua itu dapat diterapkan melalui pendekatan disiplin
proses keperawatan Orlando sebagai berikut :

B. Fase reaksi perawat.


Perawat mengkaji dan melihat An. Y lebih banyak diam, hanya berkata jika
diajak bicara, dan tetap berada ditempat tidur. Perawat mengungkakan
perasaanya mengatakan bahwa ia terkejut mendengar jika pasien ingin
mengahiri hidupnya, dan perawat melakukan pengkajian apakah ada data
kesulitan bernafas, rasa sakit kepala, yang mungkin dapat menyertai
keluhan mual muntah ada pasien. Kemudian Perawat mengkaji prilaku
pasien non verbal yang menunjukan bahwa pasien memerlukan pertolongan
seperti tanda-tanda vital, pada kasus didapatkan tekanan darah 80/60mmhg,
nadi 87 kali/mnt, respirasi rate 24 kali /menit.
a) Perawat dalam berinteraksi dengan pasien bertemu secara langsung
dan konsisten terhadap apa yang dikatakanya perilaku non verbal
kepada pasien yaitu didapatkan data pasien kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 80/60 mmHg, Nadi 87 kali/menit, respirasi rate 24
kali/menit. Tampak cemas dan lebih banyak diam.
b) Berdasarkan hasil interaksi baik verbal maupun nonverbal jadi perawat
harus mengkomunikasikan dan melihat ekpresi pasien kembali sebelum
menentukan diagnosa keperawatan dan tindakan apa yang harus
diberikan kepada pasien. Sehingga diagnosa keperawatan atau masalah
keperawatan yang muncul pada An. Y yaitu sebagai berikut :
1. Ketidak mampuan pasien untuk mengatasi cemas ( berhubungan
dengan ancaman kematian)
2. Defisit Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

18
a) Setelah perawat menyampaikan masalah keperawatan yang muncul
pada pasien An.Y. perawat menanyakan kembali kepada An.Y tentang
keluhan lain yang di rasakan untuk perbaikan atau klarifikasi kembali
masalah keperawatan yang muncul. Pada tahap ini perawat dan pasien
sepakat bahwa diagnosa/ masalah yang muncul pada pasien An. Y ada
dua yaitu ketidakmampuan pasien mengatasi rasa cemas dan
Vomitusnya. Sehingga perawat dapat melakukan tindakan selanjutnya
yaitu merencanakan tindakan perawat.

C. Fase Tindakan Perawat/Fase Nursing Action

Fase perencanaan pada proses keperawatan, sesuai dengan fase


nursing action pada disiplin proses keperawatan mencakup sharing reaction
(analisa data), diagnosa keperawatan, perencanaan dan tindakan
keperawatan atau implementasi. Tujuannya reaction yang identik dengan
analisa data, sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan.
a. Diagnosa keperawatan SDKI
Diagnosa keperawatan difokuskan terhadap masalah ketidak mampuan
pasien untuk memenuhi kebutuhannya sehingga perlu pertolongan
perawat. Dari data yang didapatkan pada kasus An.Y ditemukan
masalah :
1. Ketidak mampuan pasien untuk mengatasi cemas ( berhubungan
dengan ancaman kematian)
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
b. Rencana Keperawatan
Setelah masalah keperawatan pasien ditentukan disusun rencana
keperawatan, fokus perencanaan pada pasien An.Y, yaitu Rencana
An.Y sendiri, dengan merumuskan tujuan yang saling menguntungkan
baik pasien maupun perawat sehingga terjadi mampu menolong
dirinya untuk mengatasi rasa cemas dan mual muntahnya, pasien
mampu melakukan pemenuhan aktivitas tanpa harus memberatkan
aktivitasnya.
NO Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan/Kriteria Intervensi (SIKI)
Hasil (SLKI)

19
1. Ketidak mampuan Manjamen Ansietas
Setelah dilakukan
pasien untuk Observasi
tindakan
mengatasi cemas
keperawatan selama 1. Identifikasi
berhubungan penyebab cemas
1x24 jam diharapkan
dengan ancman 2. Mengkaji non
pasien dapat
kematian verbal pasien
merumuskan tujuan
agar pasien mampu Teurapetik

menolong dirinya 1. Temani dan beri


dukungan pada
untuk mengurangi pasien dan
rasa cemas. keluarga
Dengan kriteria 2. Memberikan
hasil : penjelasan setiap
hendak melakukan
prosedur
Pasien mampu
mengatasi cemas, Edukasi

pasien paham dengan 1. Menjelaskan akan


kondisi penyakit
kondisi penyakitnya,
pasien, tindakan ,
program pengobatan, program terapy
pasien tidak lagi serta perawatan.

bertanya-tanya tentang Kolaborasi


penyakitnya, pasien 1. Kolaborasi
tampak rileks dalam pemberian
obat
2 Setelah dilakukan Manjamen Vomitus
Defisit volume Observasi
tindakan
cairan
keperawatan selama 1. Identifikasi
berhubungan penyebab Vomitus
1x24 jam diharapkan
dengan kehilangan pasien
pasien dapat
cairan 2. Mengkaji non
merumuskan tujuan
verbal pasien
agar pasien tidak
Teurapetik
mual muntah lagi.
Dengan kriteria 1. Temani dan beri
dukungan pada
hasil : pasien dan
Pasien tidak vomitus, keluarga

pasien paham dengan 2. Memberikan


penjelasan setiap
penyebab vomitus
hendak melakukan

20
prosedur

Edukasi

1. Mendiskusikan
kepada keluarag
penyebab vomitus,
tindakan, program
terapy serta
perawatan

Kolaborasi
Kolaborasi dalam
pemberian obat

1. Implementasi
Fokus implementasi pada pasien An.Y berfokus pada efektifas
tindakan untuk menanggulangi yang sifatnya mendesak, terdiri dari
tindakan-tindakan otomatis seperti melaksanakan tindakan pengobatan
atas instruksi medis dan tindakan terencana yang dianggap sebagai
peran perawat profesional sesungguhnya.

Adapun imlementasi keperawatan yang perlu dilakukan pada An. Y,


yaitu : Membantu paien untuk mengatasi rasa cemas dan mual
muntahnya.

1) Ketidak mampuan pasien untuk mengatasi cemas berhubungan


dengan ancman kematian
1. Tindakan otomatis
Memberikan obat sedasi (diazepam)
2. Tindakan terencana
a. Temani dan berikan dukungan moral terhadap pasien
dankeluarga
b. Menjelaskan kondisi penyakit program terapy dan
perawatan
c. Memberikan penjelasan setiap hendak melakukan
prosedur
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
1. Tindakan otomtis
Memberikan obat antiemetik (ondansetron)
2. Tindakan terencana
a. Monitor status hidrasi( frekuensi nadi kekuatan nadi,
21
akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
b. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan,efek samping penggunaan obat antiemetik
(ondansetron

Diagnosa Implementasi
Keperawatan
 Manajemen Cemas
Ketidak mampuan
• Otomatis:
pasien untuk mengatasi
Kolaborasi pemberian obat diazepam
cemas berhubungan
dengan ancman • Terencana :
kematian Observasi
• Temani dan berikan
dukungan moril terhadap
pasien dan keluarga.
• Jelaskan kodisi
penyakit,program terapy
dan perawatan.
• Berikan penjelasan
setiap hendak akan
melakukan prosedur.
• Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah
diberikan,efek samping
penggunaan obat sedasi.
Terapeutik
• Memberikan dukungan
moril pada pasien
keluarga
• Menjelaskan kondisi
penyakit, program dan
terapy yang diberikan
• Memberikan penjelasan
setiap hendak melakukan
prosedur
• Memonitor keberhasilan
terapy
Edukasi
• Menjelaskan kondisi
penyakit, program dan
terapy yang diberikan
 Pemberian Sedasi
• Otomatis:
 Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis obat
sedasi ( diazepam)
• Terencana Observasi
 Mengidentifikasi rasa
22
cemas
 Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
diazepam
Terapeutik
 Mendiskusikan jenis
diazepam yang disukai

 Manajemen cairan
Defisit volume cairan
• Otomatis:
berhubungan dengan
Kolaborasi pemberian obat antiemetik (
kehilangan cairan ondansetron ).
• Terencana :
Observasi
• Monitor status hidrasi(
frekuensi nadi kekuatan
nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan
mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
• Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah
diberikan,efek samping
penggunaan obat
antiemetik (ondansetron)
Terapeutik
• Cacat inteke output dan
hitung balans caairan.
• Berikan asupan cairan
sesuai kebutuhan.
• Berikam cairan intravena
bila perlu.
Edukasi
• Menjelaskan kondisi
penyakit, program dan
terapy yang diberikan
 Pemberian antiemetik
• Otomatis:
 Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis obat
antiemeti (
ondansetron)
• Terencana Observasi

• Monitor status hidrasi(


frekuensi nadi kekuatan
nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan
mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
23
• Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah
diberikan,efek samping
penggunaan obat
antiemetik (ondansetron)
Terapeutik
Mendiskusikan jenis
a n t i e m e t i k yang
disukai

3) Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada An. Y, difokuskan terhadap
perubahan perilaku terhadap kemampuan menolong dirinya. Ketidak
mampuannya mengontrol rasa cemas dan vomitus, Adapun hasil yang
diharapkan pada pasien adalah : pasien mampu mengatasi cemas dan
vomitus : pasien paham dengan kondisi penyakitnya, program
pengobatan, pasien tidak lagi bertanya-tanya tentang penyakitnya,
pasien tampak rileks.

b. Fungsi Profesional

Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat


dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan tidak menyebabkan
tidak adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus menyadari bahwa
aktifitas termasuk profesional jika aktivitasnya tersebut direncanakan
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.

Dengan melihat aplikasi disiplin proses keperawatan pada An. Y,


yang mengalami gangguan kecemasan,dan vomitus penulis mencoba
untuk membahas pelaksanaan aplikasi teori tersebut dengan proses
keperawatan. Pada kedua proses tersebut pada bagian tertentu secara
keseluruhan sama. Misalnya keduanya merupakan hubungan
interpersonal dan membutuhkan interaksi antar pasien dan perawat.
Pasien sebagai input dari keseluruhan proses. Kedua proses
menggambarkan pasien sebagai total person. Tidak selalu tentang
penyakit atau bagian tubuh. Kedua proses juga menggunakan metode
tindakan keperawatan dan meng evaluasi tindakan tersebut.

Fase pengkajian pada proses keperawatan sesuai dengan


24
berbagi reksi perawat dengan prilaku pasien dalam proses keperawatan
Orlando. Prilaku pasien mengawali pengkajian. Apa factor pencetusnya
dan factor resiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan. Sedangkan
prilaku non verbal yang perlu diketahui oleh perawat adalah tanda-tanda
dari gangguan fungsi tubuh sebagai respon pasien terhadap tidak
terpenuhinya kebutuhan yang memutuhkan pertolingan.

perencanaan pada proses keperawatan sesuai dengan fase


nursing action pada disiplin proses keperawatan. Tujuannya adalah
selalu mengurangi akan kebutuhan pasien terhadap bantuan. Tujuannya
berhungungan dengan peningkatan prilaku pasien.Implementasi meliputi
seleksi akhir dan pelaksanaan dari tindakan keperawatan dan ini juga
merupakan bagian dari fase tindakan keperawatan pada proses disiplin
Orlando. Kedua proses memerintakan bahwa tindakan harus sesuai bagi
pasien sebagai individu yang unik. Pada teori Orlando tindakan
keperawatan ada dua macam yaitu tindakan otomatis yang sifatnya
segera dan tindakan terencana , keduanya tindakan tersebut lebih
diarahkan terhadap penanggulangan masalah keperawatan yang bersifat
segera dan kurang memperhatikan tindakan-tindakan yang bersifat
promotif atau preventif yang sebenarnya. Tindakan preventif seperti :
pencegahan serangan ulang dan mengindari factor resiko adalah penting
bagi pasien yang menderita penyaki TB Paru seperti An. Y.

Evaluasi pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal


yang tidak dapat dipisahkan . tindakan –tindakan yang terencana, setelah
tindakan lengkap dilaksanakan,perawat harus meng evaluasi
keberhasilannya. Evaluasi pada teori Orlando sudah cukup baik, yang
mana evaluasi selalu dilakukan setelah setiap tindakan kepeawatan
dilakukn secara lengkap.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando keduanya menggambarkan
rangkaian tahapan. Setiap tahapan sama-sama tidak terpisahkan.Pada proses disiplin
Orlando hampir secara berkesinambungan saling mempengaruhi dimana perilaku
pasien menjadi tujuan reaksi perawat, mengarahkan perilaku perawat, mengarahkan
reaksi pasien. Proses kedua tersebut merupakan proses dinamis dan responsif terhadap
perubahan kondisi pasien. Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando
mempunyai banyak hal persamaan. Proses melakukan panjang dan lebih resmi dan
fasenya lebih Mendetailkan dibandingkan proses disiplin Orlando. Dan membutuhkan
perawat untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip keilmuan dan teori
perlindungan. Orlando hanya membutuhkan bahwa perawat harus mengikuti prinsip-
prinsip yang ia tetapkan.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai teori konseptual
keperawatan menurut Ida Jean Orlando. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca,
khususnya bagi mahasiswa, saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu kritik atau saran yang membangun saya harapkan untuk
perbaikan makalah ini selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, SAYA 2002.Pesawat asuhan keperawatan: Pedoman perencanaan &


pendokumentasian perawatan pasien, edisi ke-3, FA. Davis.

George. 1995.Teori Keperawatan ( Dasar Praktik Keperawatan Profesional),


Keempat Edisi. AS: Appleton & Lange.

Hidayat AA. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika

Nursalam.2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan :Konsepdan Praktik. Jakart:


Salemba

PPNI. 2000. Standar Praktik Keperawatan. Jakarta :PPNI.

Tomey Ann Marriner, Alligood MR 2006. Ahli Teori Keperawatan dan


Pekerjaannya. 6 Edisi.AS: Mosby Inc.

Suwignyo, Purwo, 2011, Aplikasi Teori Ida Jean Orlando Dalam Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit, diakses tanggal 22 Februari 2011 dari
http://www.fik.ui.ac.id.

Alligood ,M.R.(2014). Nursing theorists and their work 8𝑡ℎ edition. Elsevier:
Missouri

George, J.B (2014). Nursing Theories: the basse for professional nursing practice
6𝑡ℎ edition. Pearson : Essex

Smith ,M.C.,& Parker, M.E (2015). Nursing theories & nursing praktic 4𝑡ℎ edition.
F.A Davis Compani: Philadelphia.

Http://mahasiswa.ung.ac.id/841414036/home/2014/11/5/teori-konsep-model-
kejadian.html ( Dilihat pada 8 Oktober 2015)

Http://riskistikesmajapahitmojokerto.blogspot.co.id/2013/11/askep-komunitas-
menurut-ida-jean-orlando.html ( Dilihat pada 8 Oktober 2015)

http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlando

27

Anda mungkin juga menyukai