Puji syukur kami haturkan kehadirat tuhan yang maha esa. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca dan pendengar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................5
C. TUJUAN....................................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Biografi Madeleine Lenginger..................................................................................................................6
B. Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and Universality).............................................................7
C. Kelebihan Teori Madeleine Leininger......................................................................................................8
D. Kelemahan Teori Madeleine Leininger....................................................................................................8
E. Biografi Marjory Gorden..........................................................................................................................9
F. Teori Majory Gordon dalam praktik keperawataan.................................................................................9
G. kelebihan dari teori Majory Gordon Leinginger dalam praktek keperawatan.......................................16
H. kekurangan dari teori Majory Gordon dalam praktiek keperawatan....................................................16
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah mengenai penerapan teori
model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan.hal ini di tunjukan supaya lebih
memahami teori model menurut Madeleine Leininger dalam dalam praktek
keperawatan.agar perawat mampu melakukan pelayanan kesehatan peka budaya
kepada klien menjadi lebih baik.
Konsep adalah keyakinan yang komplek terhadap suatu objek benda suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,pandangan
atau keyakinan.Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep\
defenisi yang memberikan suatu pandangan suatudidtematis terhadap gejala- gejala
atau fenomena dengan menentukan suatu hubungan yang spesifik antara konse-konsep
tersebut dengan amksud untuk menguraikan, menerangkan,meramalkan, dan
mengendalikan suatu fenomena. Teori dapatdi uji,di ubah atau digunakan sebagai
pedoman dalam penelitian. ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan yang
relavan dengan yujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ilmu keperawatan,
menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan
dengan praktik keperawatan, serta menumbuh kembangkan praktik keperawatan dan
pendidikan keperawatan. Pola konsep didefenisikan seperti pembentukan tingkah laku
yang terjadi secara berangkai.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian dan teori model Medeline Leinginger dalam praktik
keperawatan
b. Untuk mengetahui tujuan dari teori model Medeline Leinginger dalam praktik
keperawatan
c. Untuk mengetahui kelebihan dari model Medeline Leingenger dalam praktik
keperawatan
d. Untukmengetahui kelemahan dari teori model Medeline Leingenger dalam praktik
keperawatan
e. Selan itu penulisan makalah ini ditunjukan untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan tentang 11 macam pola fungsional Majory Gordon dan di aplikasikan
dalam sebuah kasus. Sementara itu tujuan dari dokumentasi itu sendiri adalah:
Madeleine Lenginger lahirdi suton, Nebraska. Dia menempuh pendidikan Diploma pada
tahun 1948 di St. Anthony Hospital School off Nursing, didaerah Denvel. Dia juga
mengabdi di organisasi Cadek Nurse Corps. Sambil mengejar pendidikan dasar
keperawatannya. Pada tahun 1950 dia meraih gelar sarjana dalam bidang ilmu biologi
dari Benedictine Colleg dikansa. Setelah menyelesaikan
studi keperawatannya di Creighton University. Ohama,
dia menempuh pendidikan magister dalam bidang
keperawatan jiwa di Chatolic University, Washington
DC, Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang
mempelajari ilmu antropologi pada tingkat doktoral,
yang diraih di University of Washington. Dan pada
tahun terakhir, dia tinggal di Ohama, Nebraska,
Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi. Dia sempat
menjadi dekan keperawatan di Universities of Washington dan Utah. Dia juga
merupakan direktur dari organisasi Center for Health Research di Wayne States
University, Michigan. Sampai akhirnya dia pensiun sebagai professor emeritus. Dia juga
belajar di New Guinea sampai program doktoral, dia telah mempelajari 14
macambudaya di daerah pedalaman. Dia merupakan pendiri dan pimpinan (pakar) dari
bidang transcultural nursing dan dia telah menjadi konsultan di bidang tersebut dan
teorinya tentang culture care around the globe. Dia telah mempublikasikan jurnal yang
berjudul The Journal of Transcultural Nursing in 1989 yang telah direvisi selam 6 tahun.
Dia berhasil mendapatkan honor yang tinggi dan meraih penghargaan nasional dan
menjadi penceramah di lebih dari 10 negara.
B. Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and Universality)
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality. atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leminger memfokuskan
pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan
teori cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus
anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing
merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan penelitiannya.
Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis
budaya.
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir,
membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan
kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau
kematian.
3. Diversity
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
a. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku
memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patul
diperhatikan dalam memberikan asuhan.
b. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem,
Virginia Henderson, dan Neuman.
c. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien
dalammengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
d. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan
saat melakukan asuhan keperawatan.
Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan keperawatan.
E. Biografi Marjory Gorden
Marjory Gordon memulai karir keperawatannya di New York di Sekolah Perawat Rumah
Sakit Mount Sinai. Dia memperoleh gelar sarjana dan magister dari Hunter College di
City University of New York dan PhD dari Boston College. Gordon adalah seorang
profesor keperawatan emeritus di Boston College di Chestnut Hill. Massachusetts. Dia
adalah penulis empat buku, termasuk Manual of Nursing Diagnosis, sekarang dalam
edisi ketiga belas. Buku-bukunya muncul dalam sepuluh bahasa yang berbeda, di empat
puluh delapan negara dan enam benua.
Marjory Gordon adalah ahli teori keperawatan yang menciptakan teori pengkajian
keperawatan yang dikenal dengan pola kesehatan fungsional. Salah satu pola kesehatan
fungsional adalah pola persepsi-manajemen kesehatan kesehatan, yang
menggambarkan perasaan klien terhadap kesehatannya, seperti persepsi,
pemeliharaan, dan pengelolaan kesehatannya.
2. Pola Gizi-Metabolik
Pola Gizi-Metabolik merupakan salah satu pola kesehatan fungsional dalam teori
keperawatan yang dikembangkan oleh Marjory Gordon.Pola ini menggambarkan
penilaian asupan nutrisi pasien, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, dan
metabolisme.Pola Gizi-Metabolik penting dalam menilai kesehatan pasien secara
keseluruhan dan mengidentifikasi potensi kekurangan atau ketidakseimbangan nutrisi
yang mungkin perlu diatasi.
3. Pola eliminasi
pola eliminasi pada teori intimidasi fungsional Majory Gordon menggambarkan pola
fungsi ekskretori, yaitu pola fungsi eksresi, kandung kemih, dan kulit. Beberapa contoh
kasus pola eliminasi yang dapat diamati antara lain:
Urine dalam jumlah banyak
Urin encer berwarna pucat dan kuning
Perubahan dalam feses (diare)
Sering buang air besar (BAB)
Pola eliminasi ini penting untuk dipahami dalam praktik keperawatan, karena
perubahan dalam pola eliminasi dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan atau
perubahan dalam kondisi pasien. Dengan memahami pola eliminasi pasien, perawat
dapat memberikan perawatan yang tepat dan efektif untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi pasien.
4. pola aktivitas-latihan
Pola aktivitas-latihan menggambarkan pola latihan, aktivitas, waktu luang, dan rekreasi.
Teori ini pentingnya latihan atau gerakan dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh,
dan kesehatan. Faktor penting dalam pola aktivitas latihan meliputi jantung,
pernapasan, dan sistem neuromuskular. Oleh karena itu, teori Majory Gordon dapat
membantu perawat dalam merencanakan intervensi yang tepat untuk mempromosikan
kesehatan dan mencegah penyakit pada pasien.
5. pola tidur-istirahat
6. teori kognitif-perseptual
Pola ini berfokus pada kemampuan pasien untuk memahami dan menggunakan
informasi serta fungsi sensorik. Ini menilai pola sensorik dan persepsi, kecukupan
bahasa, memori, dan kemampuan mengambil keputusan. Perawat menggunakan pola
ini untuk memberikan penilaian keperawatan yang komprehensif terhadap kemampuan
kognitif dan persepsi pasien.
Kemampuan konsep diri antara lain meliputi gambaran diri, harga diri, peran, identitas,
dan ide. Pola persepsi diri dan konsep diri ini menggambarkan sikap tentang diri sendiri
dan persepsi terhadap kemampuan, Teori ini juga mencakup pola nilai dan kepercayaan.
Dalam kegelapan, pemahaman tentang konsep diri dan persepsi diri pasien dapat
membantu perawat dalam memberikan perawatan yang tepat dan membangun
hubungan yang baik dengan pasien.
Pola ini menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien, termasuk pekerjaan, status pekerjaan,
ketidakmampuan bekerja, dan hubungan dengan orang lain. Pola ini menggambarkan
dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat
tempat tinggal klien, termasuk pekerjaan, status pekerjaan, ketidakmampuan bekerja,
dan hubungan dengan orang lain.
Hubungan antara pola peran dan hubungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pola peran : Mendeskripsikan pola keterlibatan peran dan tanggung jawab individu
dalam situasi kehidupan sehari-hari. Pola peran ini mencakup persepsi individu terhadap
peran utama dan tanggung jawab dalam situasi tertentu. Dalam konteks hubungan,
pola peran dapat mempengaruhi cara individu berinteraksi dengan orang lain, termasuk
anggota keluarga, teman, dan masyarakat
Pola hubungan : Menggambarkan dan mengetahui hubungan individu dengan anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya. Pola hubungan ini mencakup aspek
pekerjaan, status pekerjaan, kemungkinan bekerja, dan hubungan dengan orang lain.
Dalam konteks peran, pola hubungan dapat mempengaruhi cara individu menjalankan
peran dan tanggung jawabnya terhadap orang lain
Dengan demikian, pola peran dan hubungan saling mempengaruhi dalam teori Majory
Gordon. Peran individu dalam hubungan dan interaksi dengan orang lain dapat
dipengaruhi oleh pola hubungan yang ada, begitu pula sebaliknya, pola hubungan dapat
dipengaruhi oleh peran individu dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa cara perawat dapat mengkaji pola seksualitas-reproduksi klien
berdasarkan teori Majory Gordon:
Pola ini menggambarkan kemampuan individu untuk mengatasi stres dan menggunakan
sistem pendukung yang ada. Beberapa hal yang terkait dengan pola toleransi mengatasi
stres antara lain:
a. Cara mengatasi stres : Menjelaskan cara individu mengatasi stres dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam konteks toleransi, pola ini mencakup kemampuan individu untuk
mengatasi stres dan menghindari perilaku yang merugikan kesehatan
b. Sistem pendukung : Menggambarkan sistem pendukung yang dimiliki individu untuk
mengatasi stres. Sistem pendukung ini dapat berupa keluarga, teman, atau organisasi
yang dapat memberikan dukungan emosional dan praktis dalam mengatasi stres.
c. Penggunaan obat : Menjelaskan penggunaan obat untuk mengatasi stres. Dalam
konteks toleransi, pola ini mencakup penggunaan obat yang tepat dan sesuai dengan
rekomendasi dokter.
Untuk mengkaji pola toleransi mengatasi stres klien berdasarkan teori Majory Gordon,
perawat dapat melakukan beberapa hal berikut:
Pola ini menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, dan sikap klien dalam menjalankan agama
atau kepercayaan yang dianut. Beberapa hal yang terkait dengan pola keyakinan nilai
antara lain:
• Nilai dan keyakinan : Menjelaskan nilai-nilai dan keyakinan klien dalam menjalankan
agama atau kepercayaan yang dianut. Dalam konteks keyakinan, pola ini mencakup
sikap dan keyakinan klien dalam menjalankan agama atau kepercayaan yang dianut.
•Untuk mengkaji pola keyakinan nilai klien berdasarkan teori Majory Gordon, perawat
dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Wawancara : Perawat dapat melakukan wawancara dengan klien untuk mengetahui nilai-
nilai, keyakinan, dan sikap klien dalam menjalankan agama atau kepercayaan yang
dianut. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan antara lain:
3. Pengkajian riwayat kesehatan : Perawat dapat mengkaji riwayat kesehatan klien untuk
mengetahui adanya kondisi kesehatan yang mempengaruhi nilai-nilai, keyakinan, dan
sikap klien dalam menjalankan agama atau kepercayaan yang dianutnya. Misalnya,
perawat dapat menanyakan riwayat penyakit atau pengobatan yang dapat
mempengaruhi kemampuan klien dalam menjalankan agama atau kepercayaan.
Dengan mengkaji pola keyakinan nilai klien, perawat dapat memahami kebutuhan klien
dan memberikan perawatan yang sesuai. Selain itu, pengkajian pola keyakinan nilai juga
dapat membantu perawat dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada
klien.
Teori Pola Kesehatan Fungsional Marjory Gordon merupakan teori keperawatan yang
berfokus pada pola kesehatan fungsional pasien. Teori ini didasarkan pada 11 pola
kesehatan fungsional yang menggambarkan status kesehatan pasien dalam kaitannya
dengan kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan status
kesehatan mereka secara keseluruhan.
Teori tersebut memiliki beberapa keunggulan dalam praktik keperawatan, antara lain:
Secara keseluruhan, teori Pola Kesehatan Fungsional Marjory Gordon adalah kerangka kerja
yang berguna untuk praktik keperawatan. Ini memberikan pendekatan perawatan
pasien yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan holistik yang mudah digunakan
dalam praktik klinis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Leininger adalah teori pembunuhan yang dikembangkan oleh Madeleine Leininger
yang lebih dikenal dengan teori “Trans Cultural”. Teori ini fokus pada aspek budaya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien Penerapan teori Leininger
memerlukan penggabungan teori perlindungan yang lain yang terkait seperti teori
adaptasi, perawatan diri, dan lain-lain Teori ini memiliki kelebihan dan kekurangan, di
antaranya kelebihannya adalah dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik dan sesuai dengan budaya klien, sedangkan
kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lebih lama dalam memberikan asuhan
keperawatan Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang aplikasi dari
Teori Keperawatan Leininger Transcultural Nursing, dapat disimpulkan bahwa teori ini
dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik dan
sesuai dengan budaya klien
Marjory Gordon adalah ahli teori keperawatan yang menciptakan model diagnostik yang
dikenal sebagai penilaian pola kesehatan fungsional, yang banyak digunakan oleh
perawat. Model tersebut terdiri dari 11 pola kesehatan fungsional yang membantu
perawat mengumpulkan data komprehensif mengenai status kesehatan pasien Namun
setelah menelusuri sumber-sumber yang tersedia, belum ada kesimpulan atau ringkasan
yang jelas dari teori itu sendiri. Sumber-sumber tersebut terutama membahas penilaian
pola kesehatan fungsional dan penerapannya dalam praktik keperawatan.
B. SARAN
Perawat harus berkomunikasi dengan pasien dan keluarga dalam bahasa dan cara yang
sesuai dengan budaya mereka.
Perawat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk memastikan
bahwa perawatan pasien mencakup aspek budaya yang penting. Saran-saran ini dapat
membantu perawat memberikan perawatan yang lebih holistik dan efektif, serta
meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga.
Marjory Gordon adalah seorang profesor dan teori penyebab yang menciptakan sebuah
teori pengkajian yang dikenal sebagai pola kesehatan fungsional Gordon
Teori ini terdiri dari daftar kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat untuk
mengaktifkan keadaan kesehatan pasien, yang meliputi 11 pola fungsional, yaitu:
Teori Gordon dapat digunakan sebagai alat panduan dalam pengumpulan data pada
tahap awal dari proses pembunuhan yaitu tahap pengkajian
Dalam pengkajian, perawat harus menyalakan setiap pola fungsional untuk menentukan
kebutuhan pasien dan merencanakan intervensi yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
[00:29, 19/09/2023] Moni Awal Kep: Johnson, Betty M & Pamela B. Webber, 2005. Theory
and Reasoning in Nursing. Virginia: Wolters Kluwer
Sagar, Priscilla Limbo. 2014. Transculural Nursing Education Strategies. United States:
Spinger Publishing Company.
George, J.B. 1995. Nursing Theories. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall. Aplikasi Teori
Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu Iskandar, Ners.M.Kep.
Diperoleh, 19 Februari 2015, dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi Leininger.
[00:30, 19/09/2023] Moni Awal Kep: Efendi, Ferry & Makhfudli 2009. Keperawatan
Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
https://www.scribd.com/document/454810129/TEORI-KEPERAWATAN-POLA-KESEHATAN-
FUNGSIONAL-MAJORY-GORDON
http://zurrinurmalasari.blogspot.com/2013/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
https://id.scribd.com/document/454810129/TEORI-KEPERAWATAN-POLA-KESEHATAN-
FUNGSIONAL-MAJORY-GORDON
https://id.scribd.com/document/466501231/Kelompok-7-Teori-Marjory-Gordon-Konsep-
Dasar-keperawatan
https://fiqihislam.id/news/marjory-gordon-dan-pola-fungsional-keperawatan.html