OLEH
KELOMPOK 5
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa salawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya hingga kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Pada makalah ini penulis membahas mengenai penerapan teori model Madeleine
Leininger dalam keperawatan. Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan beberapa
sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari buku dan internet.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan, baik
materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan terima kasih kepada Allah swt,
kedua orangtua yang sudah mendoakan dan memberi semangat kepada kami, teman-teman
kelompok 5 yang sudah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran pada masa depan.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................11
3.1 Simpulan.....................................................................................................................11
3.2 Penutup.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
a. Apa yang dimaksud teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan ?
b. Apa tujuan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan
c. Apa kelebihan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan ?
d. Apa kelemahan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan ?
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan.
3. Untuk mengetahui kelebihan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatn.
4. Untuk mengetahui kelemahan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan.
5. Untuk mengetahui penerapan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan
BAB II
PEMBAHASA
N
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality, atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan
pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori
cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak
karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing merupakan
subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat
keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
6. Ethnohistory
1. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku
memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patut
diperhatikan dalam memberikan asuhan.
2. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem, Virginia
Henderson, dan Neuman.
3. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam
mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
4. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan saat
melakukan asuhan keperawatan.
Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan keperawatan.
a. Riset (Research)
b. Edukasi (Education)
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang
lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
e. Manajemen
Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal yang sangat
bergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan mempengaruhi seseorang
mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai wilayah di Indonesia juga
beragam. Contohnya, Si A, yang berasal dari suku Batak mengalami influenza disertai
dengan batuk. Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya secara
normal. Maka dia dikatakan tidak sedang sakit. Karena di Suku Batak, seseorang
dikatakan sakit bila dia sudah tidak mampu untuk menjalankan aktivitasnya secara
normal
a. Manusia / pasien
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan
Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.
Konsep Utama Teori Transkultural
1. Culture Care
Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan serta
diasumsikan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan serta
meningkatkan kondisi dan cara hidupnya.
2. World View
Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga
menimbulkan keyakinan dan nilai.
3. Culture and Social Structure Dimention
Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang
saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks
lingkungan yang berbeda
4. Generic Care System
Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup
individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang
bermanfaat.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang berdasarkan
7 komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan
transkultural Leininger yaitu :
1. Faktor teknologi (technological factors)
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal
putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi dan cara
pandang pasien terhadap kesehatan atau penyebab penyakit.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan
nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan pasien
dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan
keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olah
raga atau pengajian.
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non
verbal yang ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan
pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah
tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah atau ke kantor.
5. Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural
(Andrew & Boyle, 1995), seperti jam berkunjung, pasien harus memakai baju seragam,
jumlah keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran
untuk pasien yang dirawat.
5. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien,
sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan
6. Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan pasien
dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi
sebagai nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung pada
ketiga aspek tersebut.
Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social dan
aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat
besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
C. Perencanaan dan Implementasi
Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien.
Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa di
masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil
berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman- temannya
yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.
Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang
tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan
untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.
Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet akan
dikirim untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok, penyuluhan
tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar
ruangan.
D. Evaluasi
A. Simpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan universality, atau
yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada nilai-nilai budaya,
kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di dalam teorinya membahas
khusus culture, culture care, diversity, universality, worldview, ethnohistory. Tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains dan pohon keilmuan
yang humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan
universal . Dalam teori ini terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu
diperbaiki dan dipertahankan. Selain itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai
bidang/aspek diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan,
manajemen, dan sehat sakit.
Dalam bidang riset, teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya, dimana hasil penemuan ini berguna bagi masyarakat
dan para staf profesional untuk mengembangkan teori transcultural nursing. Dalam bidang
edukasi, Leininger mengembangkan Transcultural Nursingdi bidang kursus dan di sebuah
program sekolah perawat. Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
proses pembelajaran keperawatan yang ada di dunia karena teori ini sangat penting guna
menciptakan perawatan profesional yang peka budaya.
Dalam bidang kolaborasi, teori Leininger ini diterapkan di lingkungan pelayanan
kesehatan ketika melakukan kolaborasi dengan klien, ataupun dengan staf kesehatan yang
lainnya. Dalam pemberian perawatan, perawat diharuskan memahami konsep teori
Transcultural Nursing untuk menghindari terjadinya cultural shock atau culture imposition
saat pemberian asuhan keperawatan.
Dalam bidang manajemen teori Transcultural Nursing bisa diaplikasikan saat
pemberian pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh pasien. Hal ini
memungkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat dengan pemberi pelayanan
kesehatan.Dalam aspek sehat dan sakit, Leininger menjelaskan hal tersebut sebagai suatu
hal yang sangat bergantung, dan ditentukan oleh budaya, karena budaya akan
mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
B. Saran
Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing.
George, J.B. 1995. Nursing Theories. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu Iskandar,
Ners, M.Kep. Diperoleh, 19 Februari 2015, dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger .
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses, 23 Februari 2015, dari
https://books.google.co.id/books?
id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false.
Janes, Sharyn & Karen Saucier Lundy. 2009. Community Health Nursing-Caring for
the Public’s Health-Third Edition. United States: Jones & Barklett Learning. Diakses,
23 Februari 2015, dari https://books.google.co.id/books?
id=OYAmBgAAQBAJ&pg=PA286&dq=sunrise+model&hl=id&sa=X&ei=nMbqVIH
P K4eLuATx1oKwCw&redir_esc=y#v=onepage&q=sunrise%20model&f=false.