Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

COVID - 19
 
 

DISUSUN OLEH :
NADILA RIZKY AMALIA
NPM 2030702014
Lokal A1 D3 Keperawatan
 

 
PROGRAM STUDI D3-KEPERAWATAN 
FAKULTAS  KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN 
2021

1
2
3
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................4
2.1.2 A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
BAB 2...........................................................................................................................................................6
2.1.3 Penyebab virus corona............................................................................................................7
2.1.4 Diagnosis virus corona.............................................................................................................7
2.1.5.........................................................................................................................................................7
2.1.6 Pengobatan virus corona.........................................................................................................7
2.1.7 Pencegahan virus corona.........................................................................................................8
BAB 3...........................................................................................................................................................9
2.1.8 3.2 saran............................................................................................................................10

4
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “ COVID-19 “ Adapun tujuan penulisan makalah ini guna memenuhi tugas dalam
mata kuliah “Keperawatan Dasar ” dan juga agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jelas
tentang COVID-19.
Dalam makalah ini juga tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan makalah ini yang penyusun
tidak dapat menyebutkan namanya satu persatu.
Demikian makalah ini penyusun buat sebagai acuhan lebih lanjut dalam proses belajar
mengajar di Kampus dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa-mahasiswa Jurusan Keperawatan.

5
BAB I

PENDAHULUAN

2.1.2 A. Latar Belakang


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’
virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-
nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019
(Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-
CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei
China, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-
2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai
Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret
2020.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 Negara di Dunia
terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun
dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19
ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020).

Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan
dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai
provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi
coronavirus baru, awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-
nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas. Kasus terbaru pada
tanggal 13 Agustus 2020, WHO mengumumkan COVID-19, terdapat 20.162.474 juta kasus konfirmasi
dan 737.417 ribu kasus meninggal dimana angka kematian berjumlah 3,7 % di seluruh dunia, sementara
di Indonesia sudah ditetapkan 1.026.954 juta kasus dengan spesimen diperiksa, dengan kasus
terkonfirmasi 132.138 (+2.098) dengan positif COVID-19 sedangkan kasus meninggal ialah 5.968 kasus
yaitu 4,5% (PHEOC Kemenkes RI, 2020).

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama
dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS,
namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun
jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang
lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020).
Hidroklorokuin

merupakan derivate/turunan klorokuin obat ini mencegah dan menangani penyakit malaria yang
menyebar melalui gigitan nyamuk dan membawa parasite, Hidroklorokuin juga telah terbukti

6
menghambat infeksi SARS-CoV-2 di In-vitro, sebuah studi acak dari China juga menemukan pasien itu
dirawat dengan Hidroklorokuin dibandingkan dengan kontrol meningkatkan temuan pencitraan paru
dan memiliki waktu yang lebih singkat untuk pemulihan klinis. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa
Hidroklorokuin efektif dalam menghapus viral load pada pasien dengan COVID-19 hanya dalam tiga
hingga enam hari. Mekanisme obat ini menyebabkan toksisitas pada parasit akibat akumulasi heme
bebas yang bersifat toksik, memblokade masuknya virus dengan menghambat glikosilasi reseptor inang
dan mengubah pH endosom, serta menghambat aktivitas lisosom dan autofagi dan menciptakan
lingkungan asam untuk menghambat replikasi berbagai macam virus (Anonim, 2020).

Azitromisin adalah antibiotik spektrum luas dari golongan makrolid generasi kedua. Azitromisin
digunakan dalam terapi infeksi bakteri, seperti pneumonia, sinusitis, faringitis/tonsilitis, maupun infeksi
kulit dan kelamin. Azitromisin memiliki efek antibakteri dan anti-inflamasi. Azitromisin dapat bekerja
secara sinergis dengan pengobatan antivirus lain, penelitian telah membuktikan bahwa in vitro
laboratorium azitromisin telah menunjukkan aktivitas antivirus melawan virus zika dan terhadap
rhinovirus yang menyebabkan flu biasa dan melawan virus ebola serta hasil klinis yang untuk pasien
COVID-19 ini dianggap efisiensi yang sangat baik dari penghapusan virus dan baik pada pemberian terapi
kombinasi HY dan

AZ, mekanisme antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat sintesis protein kuman dengan jalan
berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50s (Anonim, 2020).

Pada Penelitian ini dilakukan review untuk mengidentifikasi terapi pengobatan COVID-19, HY dan AZ
pada tahap awal COVID-19 dapat menghambat replikasi dan mencegah virus perkembangan ke bentuk
parah penyakit, tidak ada efek samping yang serius pada pasien yang diobati dengan hidroklorokuin
ditambah azitromisin (Esper dkk, 2020) jurnal yang membahas tentang pengobatan empiris dengan HY
dan AZ, sebuah laporan baru ini memberikan kesan bahwa kombinasi hidroklorokuin dan azitromisin (HY
/ AZ) dapat memiliki efek terapi yang menguntungkan pada hasil klinis pengobatan, sehingga secara
signifikan pengobatan ini dapat diperpanjang (Clorin dkk, 2020).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian review jurnal
dengan tema “Gambaran Efektivitas Terapi Kombinasi HY dan AZ Untuk COVID-19 (Corona Virus Disease
2019)”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanana gambaran efektivitas terapi kombinasi HY dan AZ untuk COVID-19?

C. Tujuan

Mendapatkan gambaran efektivitas terapi kombinasi HY dan AZ untuk COVID-19.

D. Manfaat

1. Dapat memberikan informasi dan pengetahuan untuk dapat mengevaluasi kembali tingkat
keberhasilan terapi kombinasi hidroklorokuin dan azitromisin (HY / AZ) pada pengobatan COVID-19.

2. Dapat memberikan masukan kepada masyarakat untuk meningkatkan bahwa pentingnya


memperhatikan protokol kesehatan dan mempertahankan langkah-langkah dan pencegahan dari
penyebaran COVID-19.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Virus corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2( SARS-coV-2) yang lebih dikenal
dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia ( golongan usia lanjut), orang dewasa,
anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus corona pertama kali ditemukan di kota wuhan, China pada akhir Desember
2019, virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar hampir semua negara, termasuk
Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringa, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya
berada dalam ruangan tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet.

2.1.1 Gejalah virus corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus corona bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk
kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau
malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, nyeri dada, diare, hilang nya kemampuan mengecap
rasa, hilangnya kemampuan untuk mencium bau(anosmia),ruam di kulit.

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini didebut happy hypoxia.

2.1.3 Penyebab virus corona

8
Infeksi virus corona disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi
sistem pernapasan.
Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan
sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti pneumonia.
Ada dugaan bahwa virus corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun,
kemudian diketahui bahwa virus corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular virus corona melalui berbagai cara yaitu, tidak sengaja menghirup
percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita virus corona batuk atau bersin, memegang
mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena
cipratan ludah droplet, kontak jarak dekat dengang penderita virus corona.

2.1.4 Diagnosis virus corona


2.1.5
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus corona, tenaga medis akan menanyakan
gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja berpergian atau tinggal di daerah yang
memiliki kasus infeksi virus corona sebelum gejala muncul, apakah pasien kontak dengan orang
yang menderita atau di duga menderita virus corona.
Guna memastikan diagnosis virus corona, tenaga medis akan melakukan beberapa
pemeriksaan yaitu, Rapid test untuk mendektesi antibodi, swab test atau tes PCR (polymerase
chain reaction) untuk mendeteksi virus corona didalam dahak, CT scan atau Rontgen dada untuk
mendeteksi atau cairan di paru-paru.

2.1.6 Pengobatan virus corona

Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus corona. Pilihan
pengobatan akan sesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien
dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi
mandiri di rumah sambil melakukan langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Selain itu, tenaga medis juga bisa memberikan beberapa langkah untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu, merujuk penderita virus corona yang berat untuk
menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan, memberikan obat Pereda demam dan
nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita, menganjurkan penderita untuk banyak minum air
putih.

2.1.7 Pencegahan virus corona

Saat ini, Indonesia sedang melakukan vaksinasi virus corona secara berkala ke masyarakat
Indonesia.

9
Meskipun vaksinasi sudah mulai dijalankan, cara pencegahan yang baik adalah dengan
menghindari faktor-faktor yang menyebabkan anda terinfeksi virus ini, yaitu, terapkan
menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dangan jangan dulu keluar rumah kecuali
dalam keadaan mendesak, gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum, rutin mencuci
tangan denga air mengalir menggunakan sabun, jangan menyentuh hidung atau mulut
sebelum mencuci tangan, tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti
mengkomsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, istirahat cukup, dan mencegah
stress.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami virus corona yaitu:
1. Definisi virus corona
Virus corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19.
Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian.
2. Gejalah virus corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus corona bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering,
sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah
memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, nyeri dada, diare, hilang nya kemampuan mengecap rasa,
hilangnya kemampuan untuk mencium bau(anosmia),ruam di kulit.
3. Penyebab virus corona
Infeksi virus corona disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan.
4. Diagnosis virus corona
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus corona, tenaga medis akan menanyakan gejala
yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja berpergian atau tinggal di daerah yang memiliki
kasus infeksi virus corona sebelum gejala muncul, apakah pasien kontak dengan orang yang
menderita atau di duga menderita virus corona.

5. Pengobatan virus corona


Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus corona. Pilihan
pengobatan akan sesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien
dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi
mandiri di rumah sambil melakukan langkah pencegahan penyebaran virus corona.
Selain itu, tenaga medis juga bisa memberikan beberapa langkah untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu, merujuk penderita virus corona yang berat untuk
menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan, memberikan obat Pereda demam dan
nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita, menganjurkan penderita untuk banyak minum air
putih.

11
6. Pencegahan virus corona
cara pencegahan yang baik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang menyebabkan anda
terinfeksi virus ini, yaitu, terapkan menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dangan jangan
dulu keluar rumah kecuali dalam keadaan mendesak, gunakan masker saat beraktivitas di tempat
umum, rutin mencuci tangan denga air mengalir menggunakan sabun, jangan menyentuh hidung
atau mulut sebelum mencuci tangan, tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat,
seperti mengkomsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, istirahat cukup, dan mencegah
stress.

3 3.2 saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah kami ini agar dapat
lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Tim kerja kemenkes. (2020) pedoman kesiapasiagaan menghadapi infeksi novel coronavirus
(2019-Ncov). Kementrian kesehatan RI Direktorat Jendral pencegahan dan pendalian penyakit
Direktorat surveilans dan karantina kesehatan Sub Direktorat penyakit infeksi Emerging: Jakarta

Susilo, Adityo et al. (2020) Coronavirus disease 2019: Tinjauan literature terkini. Jurnal penyakit
dalam Indonesia. Vol 7, No 1

13

Anda mungkin juga menyukai