GANGGUAN OKSIGENASI
DI SUSUN OLEH:
NPM : 2030702006
LOKAL A1
D3 KEPERAWATAN
2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
A. KONSEP DASAR PEMENUHAN OKSIGEN....................................................................3
1. Pengertian Oksigen....................................................................................................3
2. Faktor fisiologis..........................................................................................................4
3. Batas Normal.............................................................................................................4
4. Proses Oksigenasi.......................................................................................................4
B. MASALAH YANG MUNCUL.........................................................................................6
C. PENGKAJIAN...............................................................................................................7
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................9
E. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................................10
F. OUTCOME KEPERAWATAN......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17
A. KONSEP DASAR PEMENUHAN OKSIGEN
1. Pengertian Oksigen
merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap
menit ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran,
fungsi otak, membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh,
pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila
terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013).
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam
sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan
kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau
respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan
lingkungan yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk
mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara
dihembuskan untuk mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan.
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh
dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan
lingkungan .
3. Batas Normal
pada orang yang normal atau dalam kondisi sehat, angka batas minimal
saturasi oksigen seseorang adalah 95 persen sehingga normalnya akan
berada di kisaran angka 95-100 persen.
4. Proses Oksigenasi
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pernapasan
eksternal dan pernapasan internal. Pernapasan eksternal adalah proses
pertukaran gas secara keseluruhan antara lingkungan eksternal dan
pembuluh kapiler paru (kapiler pulmonalis), sedangkan pernapasan
internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh darah
kapiler dan jaringan tubuh.
a. Pernapasan eksternal.
Pernapasan eksternal dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
ventilasi pulmoner, difusi gas, dan transfor oksigen serta karbon
dioksida
b. Pernapasan internal
Pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara
pembuluh darah kapiler dan jaringan tubuh. Setelah oksigen
berdifusi ke dalam pembuluh darah, darah yang banyak
mengandung oksigen akan diangkut ke seluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik. Di bagian ini terjadi pertukaran oksigen
dan karbon dioksida antara kapiler sistemik ke sel jaringan,
sedangkan karbon dioksida berdifusi dari sel jaringan ke kapiler
sistemik. Pertukaran gas dan penggunaannya di jaringan merupakan
proses perfusi. Proses ini erat kaitannya dengan metabolisme atau
proses penggunaan oksigen di dalam paru.
a. Hipoksemia
Hipoksemia merupakan keadaan yang disebabkan oleh gangguan
ventilasi, perfusi, dan difusi atau berada pada tempat yang kurang
oksigen. Pada keadaan hipoksemia, tubuh akan melakukan kompensasi
dengan cara meningkatkan pernapasan, vasodilatasi pembuluh darah,
dan peninkatan nadi.
Tanda dan gejala hipoksemia adalah sesak napas, frekuensi napas dapat
mencapai 35 kali permanit, nadi cepat dan dangkal, serta sianosis.
b. Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi ketidakcukupan oksigen di tempat maupun di
dalam tubuh, dan gas yang diinspirasi ke jaringan. Hipoksia dapat
dihubungkan dengan setiap bagian dalam pernapasan ventilasi, digusi
gas, atau transport gas oleh darah dan dapat disebabkan oleh setiap
kondisi yang mengubah satu adtau semua bagian dalam proses tersebut.
c. Gagal napas
Gagal napas merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh
memenuhi kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan kemampuan
ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas
karbondioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai leh adanya
peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan.
Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan system saraf pusat yang
mengontrol system pernapasan, kelemahan neuromuscular, keracunan
obat, gangguan metabolism, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi
jalan napas
d. Perubahan pola napas
Perubahan pola napas dapat berupa hal-hal sebagai berikut.
1) Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan
asma.
2) Apnea, yaitu tidak bernapas atau berhenti bernapas.
3) Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan
frekuensi lebih dari 24 kali per menit.
4) Bradipnea, yaitu pernapsan lebih lambat dari normal dengan
frekuensi kurang dari 16 kali per menit.
5) Kusmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi
sama, misalnya pada pasien koma dengan penyakit diabetes mellitus
dan uremia.
6) Cheyne strokes merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian
berangsur-angsur dangkal dan diikuti priode apnea yang berulang,
misalnya pada keracunan obat bius, penyakit jantung, dan penyakit
ginjal.
7) Biot adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea
dengan priode yang tidak teratur, misalnya pada meningitis.
C. PENGKAJIAN
1. Identitas Berisi
geografi klien yang mencakup nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
(terutama yang berhubungan dengan tempat kea), alamat dan
tempat tinggal. Keaadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat
tinggal, apakah klien tinggal sendiri atau dengan orang lain (berguna
ketika perawat melakukan perencanaan pulang (discharge planning
pada klien).
2. Keluhan utama
Keluhan utama pada klien dengan PPOK yaitu sesak napas dan batuk
dengan produksi sputum berlebih.
3. Riwayat penyakit sekarang Berisi tentang perjalanan penyakit yang
dialami klien dari rumah sampai ke Rumah Sakit.
4. Riwayat kesehatan masa lalu Pada riwayat kesehatan masa lalu,
menanyakan tentang riwayat penyakit sejak timbulnya keluhan
hingga klien meminta pertolongan. Misalnya sejak kapan keluhan
dirasakan, berapa lama dan berrapa kali keluhan itu terjadi,
bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, apa yang dilakukan ketika
keluhan ini terjadi,apa yang dapat memperberat atau memperingan
keluhan, adakah usaha untuk mengatasi keluhan, berhasil arau
tidakkah usaha tersebut, dan pertanyaan lainnya
5. Riwayat penyakit dahulu Pada tahap ini menanyakan tentang
penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya. Misalnya apakah
klien pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah
pernah mengalami penyakit yang berat, apakah pernah mempunyai
keluhan yan sama, adakah pengobatan yang pernah dijaani dan
riwayat alergi obat karena obat yang dikonsumsi sebelumnya. Serta
menanyakan tentang riwayat merokok (usia ketika mulai merokok,
rata-rata jumlah yang dikonsumsi perhari, adakah usaha untuk
berhenti merokok, usia berapa ketika berhenti merokok)
8. Riwayat kesehatan keluarga Mengkaji riwayat merokok anggota
keluarga, bertempat tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara
berat, adanya riwayat alergi pada keluarga, danya riwayat asma
pada anakanak.
9. Riwayat pekerjaan dan gaya hidup Mengkajisituasi tempat kerja dan
lingkungannya, kebiasaan social, kebiasaan dalam pola hidup
misalnya minum alcohol atau obat tertentu. Kebiasaan merokok
seperti sudah lama, berapa batang perhari, jenis rokok yang dihisap.
10. Pengkajian pola system
a. Pola manajemen kesehatan Mengkaji adanya peningkatan
aktivitas fisik yang berlebih, terpapar dengan polusi udara, pada
klien serta infeksi saluran pernapasan dan perlu juga mengkaji
tentang obatobatan yang biasa dikonsumsi klien.
b. Pola nutrisi metabolic Hal yang paling umum terjadi yaitu
anoreksia, penurunan berat badan dan kelemahan fisik.
c. Pola eliminasi Pada pola eliminasi perlu dikaji adanya perubahan
ataupun gangguan pada kebiasaan BAB dan BAK klien.
d. Pola aktivitas sehari-hari Mengkaji aktivitas kien dalam sehari-
hari mulai dari sebelum dan saat klien sakit.
e. Pola istirahat-tidur Mengkaji kebiasaan tidur klien dan masalah
gangguan tidur.
f. Pola presepsi kognitf Mengkaji adanya kelainan pada pola
presepsi kognitif, stressor akan memungkinkan terjadinya
dispnea.
g. Pola konsepsi diri dan presepsi diri Mengkaji presepsi klien
menganai penyakitnya.
h. Pola hubungan-peran Gejala PPOK sangat membatasi klien untuk
menejelaskan perannya dalam kehidupan sehari-hari.
i. Pola reproduksi seksualitas Mengkaji adanya masalah
seksualitas yang dialami klien.
j. Pola toleransi terhadap orang-orang Mengkaji adanya stress
emosional dan penanggulangan terhadap stressor.
k. Pola keyakinan nilai Kedekatan serta keyakinan klien kepada
Tuhan nya merupakan metode penanggulangan stress yang
konstruktif.
.
11. Pemeriksaan fisik Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik dengan
inspeksi, palpasi, pekusi dan auskultasi, klien akan dilakukan
pemeriksaan fisik umumseperti keadaan umum dan tanda-tanda
vital terlebih dahulu
a. Keluhan umum Keadaan umum pada klien PPOK yaitu
composmentis, TD 130/80 mmHg, RR 28 kali permenit, suhu
37°C, nadi 104 kali permenit.
b. Kepala : mesosephal.
c. Rambut : hitam tidak mudah rontok.
d. Mata : konjungtiva sianosi ( karena hipoksia), sclera tidak ikterik.
e. Hidung : pernapasan dengan cuping hidung. 21
f. Telinga : bersih, tidak ada serumen, reflek suara baik.
g. Mulut dan bibir : membrane mukosa sianosis, tidak ada
stomatitis.
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tidroid dan tidak ada
pembengkakkan pada trakea.
i. Dada : retraksi otot bantu penapasan ( karena peningkatan
aktivitas pernapasan, dispnea atau obstruksi jalan napas), suara
napas tidak normal (ronki, cracklesl rales, wheezing).
j. Ekteremitas : tidak ada edema pada kedua ektremitas atas dan
bawah.
k. Pemerisaan fisik focus : terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan Respirasi, dalam buku
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia yaitu:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas
tetap paten.
b. Pola napas tidak efektif
Yaitu inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
c. Gangguan ventilasi spontan
Yaitu penurunan cadangan energy yang mengakibatkan individu tdaik
mampu bernapas adekuat.
d. Risiko aspirasi
Yaitu beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekrsi
orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkial akibat
disfungsi mekanisme protektif saluran napas.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
DAFTAR PUSTAKA