MAKALAH
Dosen Pengampu :
Ns. Martha Katarina Silalahi, S. Kep., M.I
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA
sehingga makalah ini dapat tedari pembaca agar kami dapat memperbaikirsusun hingga
selesai.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dan memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
sebagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan
Terima Kasih karena telah mengajari kami cara membuat makalah dengan sistematika yang
baik dan benar terutama kepada Ibu Martha.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi sussunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan krirtik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Riwayat hidup ahli
teori............................................................................................................................................2
B. Sumber teori...............................................................................................................................2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................7
B. Saran .........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model
konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang
perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek
keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang konsep
keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa Madeleine Leininger ?
2. Apa Teori Madeleine Leininger ?
3. Bagaimana penggunaan bukti empiris ?
4. Apa konsep utama dan kegunaan teori leininger ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapakah Madeleine Leininger.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang Teori Dan Model Keperawatan Menurut
Madeleine Leininger.
3. Untuk mengetahui bukti penggunaa empiris.
4. Untuk mengetahui apa konsep dan kegunaan teori leininger.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Riwayat hidup Madeleine M. Leininger
Madeleine M. Leininger lahir di Suton,13 juli 1925 Nebraska, Amerika Serikat.adalah
perintis teori keperawatan, dia menempuh pendidikan Diploma pada tahun 1948 di
St.Anthony Hospital School of Nursing, di daerah Denver.Dia juga mengabdi di organisasi
Cadet Nurse Corps, sambil mengejar pendidikan dasar keperawatannya. Pada tahun 1950 dia
meralih gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Biologi dari Benedictine College di Kansas. Setelah
menyelesaikan studi keperawatannya di Creighton University, Ohama, dia menempuh
pendidikan magister dalam bidang keperawatan jiwa di Chatolic University, Washington DC,
Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang mempelajari ilmu antropologi pada tingkat
doktoral, yang diraih di University of Washington. Dan pada tahun terakhir, dia tinggal di
Ohama, Nebraska.
Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing anak-anak
rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya tidak mengerti
tentang faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa
diagnosis keperawatan dan tindakannya belum membantu anaksecara memadai. Pengalaman
tersebut, mendorong Leininger untuk menempuh pendidikan doktoral dalam bidang
antropologi. Awalnya dia menulis pada akhir tahun1970. Tulisannya ini berfokus membahas
caring dan transcultural nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan
tersebut. Namun sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan universalitas.
Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi. Dia sempat
menjadi dekan keperawatan di Universities of Washington dan Utah. Dia juga merupakan
direktur dari organisasi Center for Health Research di Wayne States University,Michigan.
Sampai akhirnya dia pensiun sebagai professor emeritus. Dia juga belajar di New Guinea
sampai program doktoral, dia telah mempelajari 14 macam budaya didaerah pedalaman. Dia
merupakan pendiri dan pimpinan (pakar) dari bidang transcultural nursing dan dia telah
menjadi konsultan di bidang tersebut dan teorinya tentang culture care around the globe. Dia
telah mempublikasikan jurnal yang berjudul The Journal of Transcultural Nursing in 1989
yang telah direvisi selam 6 tahun. Diaberhasil mendapatkan honor yang tinggi dan meraih
penghargaan nasional dan menjadipenceramah di lebih dari 10 negara.
2. Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and Universality)
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,atau
yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leiningermemfokuskan pada
pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian diamenemukan teori cultural
diversity and universality yang semula disadarinya darikebutuhan khusus anak karena
didasari latar belakang budaya yang berbeda.Transcultural nursing merupakan subbidang dari
praktik keperawatan yang telahdiadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya,
kepercayaan, dan pelayanankesehatan berbasis budaya.
2
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1.Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, carahidup
dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuatkeputusan,
serta motif tindakan yang diambil.
2.Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilaiyang
diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasiatau
memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan
kesejahteraannya,memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3.Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,serta
asuhan keperawatan.
4.Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat danasuhan
keperawatan.
5.Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6.Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,terutama
sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuahbudaya dalam jangka
waktu tertentu.
Untuk membantu perawat dalam menvisualisasikan Teori Leininger, maka Leininger
menjalaskan teorinya dengan model sunrise. Model ini adalah sebuah petakognitif yang
bergerak dari yang paling abstrak, ke yang sederhana dalam menyajikanfaktor penting
teorinya secara holistik. Sunrise model dikembangkan untuk memvisualisasikan dimensi
tentang pemahaman perawat mengenai budaya yang berdeda-beda. Perawat dapat
menggunakan model ini saat melakukan pengkajian dan perencanaan asuhan keperawatan,
pada pasien dengan berbagai latar belakang budaya. Meskipun model ini bukan merupakan
teori, namun setidaknya model ini dapat dijadikan sebagai panduan untuk memahami
aspekholistik, yakni biopsikososiospiritual dalam proses perawatan klien. Selain itu,
sunrisemodel ini juga dapat digunakan oleh perawat komunitas untuk menilai faktor
culturalcare pasien (individu, kelompok, khususnya keluarga) untuk mendapatkan
pemahaman budaya klien secara menyeluruh. Sampai pada akhirnya, klien akan merasa
bahwa perawat tidak hanya melihat penyakit serta kondisi emosional yang dimiliki
pasien.Namun, merawat pasien secara lebih menyeluruh. Adapun, sebelum melakukan
pengkajian terhadap kebutuhan berbasis budaya kepada klien, perawat harus menyadari
3
1. Asuhan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Teori Leininger
Pada dasarnya Teori Leininger berporos pada culture care diversity and universality atau
biasa disebut dengan keperawatan transkultural. Dalam hal ini yang menjadi inti utama
adalah adanya pemahaman tentang perbedaan nilai-nilai kultural yang berkembang di
masyarakat luas. Baik hal yang mencakup hubungan antarmanusia seperti norma-norma
dan budaya yang terpatri dalam setiap klien. Sementara dari segi lingkungan tercetus atas
faktor sosial budaya yang memengaruhi bagaimana klien tumbuh dan berkembang di
tengah kondisi sekitarnya. Hal selanjutnya yang membedakan ke dua aspek di atas adalah
dari sisi kesehatan dan keperawatan. Perihal bagaimana apresiasi sehat dan sakit yang
melekat dari masing-masing budaya, serta aspek keterampilan dan prinsip humanistik dalam
lingkup keperawatan dengan memperlakukan klien secara komprehensif.
Teori Leininger sangat menekankan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya yang dibawa oleh
setiap klien. Dengan bersikap profesional dan tidak serta-merta menghakimi hal tersebut.
Apabila hal itu tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya, yang terjadi selanjutnya adalah
tahap culture shock yang akan menimbulkan berbagai perangai tidak menyenangkan yang
ditangkap oleh klien terhadap perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan terhadapnya.
Teori Leininger juga menentang keras adanya etnosentrisme. Yang secara harfiah diartikan
sebagai suatusikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri. Hal tersebut perlu diperhatikan demi menjaga keutuhan budaya klien agar dapat
merasakan asuhan keperawatan secara menyeluruh demi menunjang proses kesembuhan
atas patologis yang dideritanya.
Saran
Diharapkan Teori Leininger mampu mengkaji secara lebih spesifik mengenai teori
keperawatan. Sebab hal ini masih mencakup perihal kultural secara mendasar, sehingga
tidak ditemukan detail lebih jelas mengenai teori keperawatan yang harus memperhatikan
nilai-nilai budaya tetapi tidak mengesampingkan aspek lainnya.
7
Daftar Pustaka
http://rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/teori-keperawatan-madeleine-
leininger_41.html?m=1
https://docshare04.docshare.tips/files/28157/281572534.pdf
perawatnunung.blogspot.com/2015/04/evidence-base-practice-dan-riset-klinik.html?m=1
Parker. 2001. Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia: FA Davis Company
https://www.academia.edu/29068477/TEORI_MEDELEINE_M_LEININGER_docx
https://www.academia.edu/34756852/TEORI_KEPERAWATAN_MADELEINE_LEININGER_CUL
TURE_CARE_
8