ANAK BERKEBUTUHAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
KHUSUS (ABK)
SISWA DENGAN
GANGGUAN
PENGLIHATAN
(TUNANETRA)
Dosen Pengampu :
Pujiyana, M.Pd.
Disusun
Oleh :
BETA ESTHI WULANDARI
(2252000086)
INDAH FITRI NOVITASARI
(2252000104)
RINAWATI NUR HIDAYATI
(2252000139)
SUMARNI
(2252000154)
ARY MURDYANINGSIH
(2252000155)
NUR UMI WAHIDAH
(2252000156)
EKO KUNCORO
Latar
Belakang
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang
diciptakan Tuhan, namun dibalik kesempurnaan itu
terdapat beberapa orang yang memiliki keterbatasan.
Keterbatasan yang dimiliki individu tidak selamanya
dipandang sebagai hal yang wajar sehingga terdapat
pihak yang berpandangan bahwa individu yang
memiliki keterbatasan tidak sama dengan individu pada
umumnya yang sempurna baik fisik maupun mentalnya.
Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman anak-anak yang
memiliki keterbelakangan atau kelainan, baik dalam segi
fisik maupun mental telah mendapatkan perhatian dari
pemerintah, terbukti dengan dikeluarkannya Undang-Undang
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) termasuk di Indonesia,
pada tahun 2003 diatur dalam Undang-undang Nomor 20
tentang Satuan Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 5 Ayat 2.
Melalui undang-undang yang berlaku di Indonesia, anak
berkebutuhan khusus yang memiliki keterbelakangan atau
kelainan, baik dari segi fisik maupun mental dapat diwadahi
melalui pelayanan pendidikan yang disesuaikan atau khusus.
Seperti halnya salah satu kelainan fisik yang diderita oleh
anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang memiliki
keterbatasan penglihatan (tunanetra).
Rumusan
Masalah 1.Bagaimanakah Pengertian dan Batasan
Tunanetra ?
2.Bagaimanakah Ciri-ciri Tunanetra ?
3.Bagaimanakah Faktor-faktor Penyebab
Ketunanetraan ?
4.Bagaimanakan Perkembangan Kepribadian
Anak Tunanetra ?
5.Bagaimanakah Pembelajaran Tunanetra ?
6.Bagaimanakah Layanan-Layanan Pendidikan
Tunanetra ?
Tujuan
1.Untuk mengetahui Pengertian dan
Batasan Tunanetra
2.Untuk mengetahui Ciri-ciri Tunanetra
3.Untuk mengetahui Faktor-faktor
Penyebab Ketunanetraan
4.Untuk mengetahui Perkembangan
Kepribadian Anak Tunanetra
5.Untuk mengetahui Pembelajaran
Tunanetra
A.Pengertian dan Batasan Tunanetra
.
A.Pengertian dan Batasan Tunanetra
1. Strategi pengorganisasian
Strategi pengorganisasian pembelajaran adalah
metode untuk mengorganisasi isi mata pelajaran/
kuliah yang telah dipilih untuk pembelajaran.
Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan
seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan
diagram, format, dan lainnya yang setingkat
dengan itu.
Adapun metode pembelajaran yang ada
digunakan untuk pembelajaran anak tuna netra
adalah sebagai berikut
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian merupakan komponen
variabel metode untuk melaksanakan program
pembelajaran. sekurang-kurangnya ada 2 fungsi
dari strategi ini, yaitu:
a. menyampaikan isi pembelajaran kepada
peserta didik, dan
b. menyediakan informasi/ bahan-bahan yang
diperlukan peserta didik untuk menampilkan
unjuk-kerja (seperti latihan dan tes).
Secara lengkap ada 3 komponen yang perlu
diperhatikan dalam memdeskripsikan strategi
penyampaian:
a. Peraga pembelajaran,
1) Upayakan setiap anak mendapat kesempatan
untuk mengamati (meraba) media yang tersedia.
2) Peraga visual dimodifikasi ke dalam peraga
auditif, perabaan, namun tidak semua kesan visual
dapat diubah ke dalam kesan non visual. Misal
persepsi cahaya, bayangan, benda yang hanya
dapat dijangkau dengan penglihatan. Hal ini anak
tunanetra cukup diberi kesempatan untuk
merasakan gejala yang muncul atau bahkan cukup
diberikan cerita tentang itu.
3) Objek tiga dimensi harus disajikan dalam
b. Interaksi peserta didik dengan peraga
1) Peraga hendaknya jangan terlalu besar atau terlalu
kecil, yang ideal adalah sejauh kedua tangan dapat
mendeteksi objek secara keseluruhan.
2) Penyajian tabel/ diagram perlu penjelasan cara
membaca dan maksud tabel/ diagram tersebut.
3) Ada jaminan bahwa peraga itu tidak berbahaya, tidak
mudah rusak.
4) Strategi Pengelolaan merupakan komponen variabel
metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi
antara peserta didik dengan variabel-variabel metode
pembelajaran lainnya.
5) Metode pembelajaran untuk orang awas pada
prinsipnya dapat diterapkan terhadap peserta didik
tunanetra dengan memodifikasi aktivitas visual ke dalam
aktivitas selain visual.
6) Metode ceramah: kata-kata asing atau kata lain yang
belum dikenal hendaknya dosen/ guru mengulangi dan
A.Layanan-layanan Pendidikan
Tunanetra
Layanan pendidikan bagi anak
tunanetra pada dasarnya sama
dengan layanan pendidikan bagi
anak awas hanya dalam teknik
penyampaiannya disesuaikan
dengan kemampuan dan ketidak
mampuan atau karakteristik anak
tunanetra.
1.Jenis Layanan
Ditinjau dari segi jenisnya, layanan
pendidikan bagi anak tunanetra
A.Layanan-layanan Pendidikan
Tunanetra
a. Layanan umum
Latihan yang diberikan terhadap
anak tunanetra, umumnya meliputi
hal-hal berikut:
1) Keterampilan
2) Kesenian
Olahraga
A.Layanan-layanan Pendidikan
Tunanetra
a. Layanan khusus/layanan
rehabilitasi
Layanan khusus /rehabilitasi yang
diberikan terhadap anak tunanetra,
antara lain sebagai berikut:
1) latihan membaca dan menulis
braille
2) latihan penggunaan tongkat
3) latihan orientasi dan mobilitas
4) latihan visual/fungsional
penglihatan
2.Tempat /Sistem Layanan
a. Tempat khusus/ sistem
segregasi
Tempat pendidikan melalui sistem
segregasi bagi anak tunanetra
adalah berikut ini:
1) Sekolah khusus
Sekolah khusus yang
konvensional adalah Sekolah Luar
Biasa untuk anak tunanetra (SLB
bagian A). Sekolah ini memiliki
kurikulum tersendiri yang
dikhususkan bagi anak tunanetra.
2) Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB)
SDLB yang dimaksud dalam
kurikulum tersebut, diperuntukkan
bagi satu jenis kelainan, yaitu anak
tunanetra saja, sedangkan dalam
konsep SDLB ini merupakan suatu
sekolah pada tingkat dasar yang
menampung berbagai jenis
kelainan, seperti tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa.
3) Kelas jauh/kelas kunjung
Kelas jauh/kelas kunjung adalah
kelas yang dibentuk untuk
memberikan layanan pendidikan
bagi anak luar biasa termasuk anak
tunanetra yang bertempat tinggal
jauh dari SLB/SDLB.
b. Sekolah biasa/sistem
integrasi.
Penyelenggaraan sistem
pendidikan terpadu memerlukan
seorang ahli ke-PLB-an yang
disebut Guru Pembimbing Khusus
(GPK),dan ruang bimbingan
khusus untuk memberikan layanan
khusus bagi anak tunanetra.
Melalui sistem integrasi/terpadu,
anak tunanetra belajar bersama-
sama dengan anak normal (awas)
dengan memperoleh hak kewajiban
yang sederajat. Sekolah dasar atau
sekolah biasa lainnya yang
menerima anak tunanetra (anak
luar biasa pada umumnya) sebagai
siswanya, disebut sekolah terpadu.
Apabila disekolah tersebut tidak
terdapat bagi anak luar biasa maka
secara otomatis sebutan sekolah
terpadu tidak berlaku lagi (kembali
Bentuk keterpaduan dalam sistem
pendidikan integrasi, sangat
bervariasi. bentuk-bentuk
keterpaduan/integrasi meliputi:
1) Bentuk kelas biasa dengan
guru konsultasi
2) Kelas biasa dengan guru
kunjungan
3) Kelas biasa dengan ruang
sumber atau ruang bimbingan
khusus
4) Kelas khusus
3. Ciri Khas Layanan
Hal yang khas dalam pendidikan anak tunanetra adalah
berikut ini:
a. Penempatan anak tunanetra
Dalam menempatkan anak tunanetra, perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
1) Anak tunanetra ditempatkan didepan, agar dapat
mendengarkan penjelasan guru dengan jelas.
2) Memberikan kesempatan kepada anak tunanetra
untuk memiliki tempat duduk yang sesuai dengan
kemampuan penglihatannya
3) Anak tunanetra hendaknya ditempatkan berdekatan
dengan anak yang relatif cerdas, agar terjadi proses
saling membantu.
b. Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki
warna yang kontras. Pada alat peraga bahan cetakan,
antara tulisan dan warna dasar kertas harus kontras.
Kesimpul
an
Tunanetra artinya rusaknya penglihatan. Tes
yang digunakan untuk mengetahui
ketunanetraan disebut snellen card. Tunanetra
disebabkan oleh retrolenta fibroplasia (RLF)/
banyaknya bayi lahir prematur serta faktor
internal (bawaan) dan eksternal yang lain
(penyakit). Pembendaharaan kosakata pada
anak tunanetra diperoleh dari dalam dirinya
sendiri dan orang lain. Hambatan-hambatan
dalam perkembangan motorik anak tunanetra
berhubungan erat dengan ketidakmampuannya
dalam penglihatannya yang selanjutnya
berpengaruh terhadapa faktor psikis dan fisik
anak pada tahap-tahap perkembangan anak
Kesimpul
an
Masalah-masalah yang dihadapi anak tunanetra
sangat beragam termasuk dalam ruang lingkup
pendidikan, sosial, emosi, kesehatan,
pengajaran mencakup kesulitan dalam proses
belajar anak, orientasi dan mobilitas serta
kebiasaan diri, gangguan emosi, penyesuaian
diri, keterampilan dan pekerjaan,
ketergantungan diri dan penggunaan waktu
senggang.
Kesimpul
Dampak yang diterimaan orang terdekat
penderita tunanetra akan dilimpahkan kembali
kepada anak tunanetra, misalnya melalui reaksi-
reaksi orang tua terhadap ketunanetraan
anaknya, yaitu penerimaan secara realistik
terhadap anak dan ketunanetraannya,
penyangkalan terhadap ketunetraan anak,
perlindungan yang berlebihan, penolakan
secara tertutup dan penolakan secara terbuka.
Saran
Setelah mengetahui beberapa hal tentang
ketunanetraan, kami memeberikan saran, setelah
mengetahui faktor-faktor penyebab
ketunanetraan, sebaiknya keluarga, masyarakat
dan tenaga pengajar cepat tanggap dalam
menanggulangi ketunanetraan berdasarkan pada
faktor penyebabnya. Masalah anak tunanetra
berupa masalah pendidikan, sosial, emosi,
kesehatan, pengisian waktu luang, maupun
pekerjaan. Semua masalah tersebut dapat
diantisipasi dengan memberikan layanan
Daftar Pustaka
Wardani, Dkk, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Jakarta: UT,
2011.
Hidayat Dkk, Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus,Bandung:
UPI, 2006.
Muhammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak
Berkelainan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung:
Refika Aditama, 2006.
Fitriyah, Chusniatul & Rahayu, Siti Azizah. Konsep Diri pada
Remaja Tunanetra di Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB)
Surabaya. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013.
Frieda Mangungsong, Psikologi dan Pendidikan Anak
Syekh Jihad Al Maliki Hafiz Cilik Dari Madinah Hafal 30 Juz
Dengan
Keadaan Buta - Hafiz Indonesia 20
https://www.youtube.com/watch?v=P2g0JToC17k&t=20s
TUTORIAL MEMBACA Al-QUR'AN BRAILLE: Huruf Hijaiyah
Dalam Kode Braille [Part 1]
https://www.youtube.com/watch?v=giFkb0VKWa8&list=PLZpk374Y
-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=1
TUTORIAL MEMBACA AL-QUR'AN BRAILLE PART 2
https://www.youtube.com/watch?v=vmE6aYBVPFE&list=PLZpk374
Y-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=2
TUTORIAL MEMBACA AL-QUR'AN BRAILLE PART 3
https://www.youtube.com/watch?v=w81lqWilKe8&list=PLZpk374Y-
rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=3
TUTORIAL MEMBACA Al-QUR'AN BRAILLE || HURUF
TAMBAHAN DALAM AL-QUR'AN BRAILLE [Part 4]
https://www.youtube.com/watch?v=_fa8Z83rt1s&list=PLZpk374Y-rl
RhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=4
TUTORIAL MEMBACA Al-QUR'AN BRAILLE || TANDA BACA
(SYAKL) DALAM AL-QUR'AN BRAILLE [Part 5]
https://www.youtube.com/watch?v=emRWa1jAGiw&list=PLZpk374
Y-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=5
TUTORIAL MEMBACA Al-QUR'AN BRAILLE || SISTEM
PENULISAN AL-QUR'AN BRAILLE [Part 6]
https://www.youtube.com/watch?v=1msWpTT67_g&list=PLZpk374
Y-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=6
TUTORIAL MEMBACA Al-QUR'AN BRAILLE || TANDA BARIS
TANWIN DALAM AL-QUR'AN BRAILLE [Part 7]
https://www.youtube.com/watch?v=LrXS1SseuBw&list=PLZpk374Y
-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=7
PENANDAAN BACAAN PANJANG (MAD) DALAM AL-
QUR'AN BRAILLE [Part 8]
https://www.youtube.com/watch?v=DIUME15mCCM&list=PLZpk3
74Y-rlRhCXPRgTO1B9dW9VQBnbm4&index=8
TERIMAK
ASIH