Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS

PENDIDIKAN INKLUSI

OBSERVASI DI SLB NEGERI JEMBER

Dosen Pengampu : Wahyuni M.Psi

1. Bahrul Ulum ( 2003204021057 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan- Nya sehingga tugas laporan yang berjudul ”Observasi Di Slb Negeri Jember” ini
dapat kami selesaikan. Laporan ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah laporan dapat diselesaikan dengan baik tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
bantuan berupa tenaga, fikiran, semangat dan lain sebagainya. Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, akan tetapi penulis berharap semoga apa yang
tertulis dalam laporan ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukan dan semoga dapat
bermanfaat

Jember, 26 April 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Jenis-jenis berkebutuhan khusus...........................................................................3
B. Sistem pembelajaran anak yang berkebutuhan khusus ........................................5
C. Transkip Wawancara.............................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
1. Kesimpulan ...........................................................................................................10
2. Daftar Pustaka.......................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah inklusi merupakan sekolah reguler yang memberikan kesempatan belajar


kepada anak –anak yang berkebutuhan khusus dan memberikan pelayanan yang sama dengan
anak–anak yang normal, namun disesuaikan dengan kebutuhan anak tersebut. Dalam sekolah
inklusi anak – anak berkebutuhan khusus hanya mengikuti pelajaran – pelajaran yang mampu
dikuasainya, tidak seperti anak normal yang harus mengikuti semua mata pelajaran.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak–anak yang memiliki kebutuhan


khusus dalam melangsungkan kehidupannya. Seperti, orang yang menyandang cacat atau
hilangnya sebagian anggota badan, cacat mata atau buta, tidak mampu mendengarkan dengan
jelas karena kerusakan pada alat pendengaran dan masih banyak lagi.

Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Tetapi sering kali
manusia kurang bersyukur atas pemberian Tuhan. Terkadang mereka sampai melakukan
oprasi untuk memperindah bentuk tubuhnya atau agar mereka terlihat cantik atau tampan.
Bahkan ada juga yang sampai melakukan oprasi untuk mengubah jenis kelamin. Mereka
tidak pernah menyadari bahwa masih ada orang-orang diluar sana yang kurang beruntung
dibandingkan dirinya, misalnya saja orang-orang yang berkebutuhan khusus. Orang
menciptakan orang-orang berkebutuhan khusus bukan tanpa alasan. Melainkan tuhan ingin
menyadarkan makhluk-makhluknya untuk tidak sombong dan selalu bersyukur.

Orang-orang yang berkebutuhan khusus sering diolok-olok dan dikucilkan. Padahal


mereka juga memiliki hak yang sama dengan orang-orang nornal pada umumnya. Mereka
juga mempunyai hak untuk menuntut ilmu, akan tetapi mereka tidak bisa sekolah di sekolah
umum, melainkan di sekolah  khusus untuk orang-orang yang berkrbutuhan khusus  (SLB).

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi kita agar selelu bersyukur, karena
Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan. Bukan hanya itu, kita juga hars bisa
menghargai mereka dengan tidak mengucilkan atau mengolok-oloknya.

1
A. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah inklusi

2. Mengetahui sistem pembelajaran, kurikulum, dan proses kegiatan belajar-


mengajar dalam sekolah inklusi.
3. Mengetahui kegiatan-kegiatan di luar Proses Belajar Mengajar SLB

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apa saja jenis-jenis orang berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana sistem pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran belajar mengajar yang
digunakan untuk anak yang berkebutuhan khusus di slb negeri jember?
3. Proses wawancara kepala sekolah, guru kelas, dan orang tua siswa SLB Negeri
Jember ?

C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah rasa syukur kita kepada Tuhan karana telah menciptakan kita tanpa
kurang sesuatu apapun.

2. Bisa manghargai keberadaan mereka dengan cara tidak mengucilkan atau mengolok-
oloknya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Orang Berkebutuhan khusus


Dari hasil penelitan kami lakukan, ternyata banyak sekali jenis-jenis orang yang
berkebutuhan khusus.
1. Tunanetra
Tunanetra adalah seseorang yang mempunyai gangguan atau hambatan dalam daya
penglihatannya atau tidak berfungsi indra penglihatannya.
Faktor penyebab ketunanatraan adalah:
a. Sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhaan seorang
anak dalam kandungan.
b.    Pada saat mengandung ssng ibu menderita penyakit yang dapat menyebabkan
kebutaan, seperti: Gonorrhoe, trachoma, dan akibat kecelakaan.
c.    Kerusakaan pada mata atau syaraf mata.

Keadaan fisik anak tunanatra tisa berbeda dengan anak normal lainnya. Perbedaan
nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ penglhataan. Intelektualnya pun
tidak jauh berbeda. Kecenderugan IQ anak tunanetra ada pada batas atas sampai batas
bawah.

2.   Tunarungu

Tunarungu adalan seseorang yang kehilangaan seluruh atau sebagian daya


pendengarannya sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Fisik orang
yang mengalami tunarungu tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya, hanya
saja saat meraka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak jelas
artikulasinya, atau tidak bisa mendengar atau kurang bisa mendengar dan berbicara
atau bisa berbicara tapi tidak bisa mendengar atau sebaliknya.

3. Tunagrahita
Tunagrahita adalah seseorang yang mengalami lemah berfikir,
keterbelakangan mental, cacat mental, gangguan intelektual, anak yang IQnya
dibawah 70.
Tunagrahita digolongkan menjadi 3:
1.    Mampu rawat

3
2.    Mampu latih
3.    Mampu didik
Faktor penyabab ketunagrahitaan adalah:
1.    Genetik (kerusakan atau kelainaan biokomiawi, abnormalitas, kromosomal)
2.    Peradangan pada selaput otak dan problem nutrisi karena kkurang gizi atau
protein.
3.    Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (gangguan saat kehamilan).
4.    Gangguan jiwa berat dan pengaruh lingkungan.

Ciri-ciri fisik anak yang mengalami tunagrahita:


1.    Lambat dalam mempelajari hal-hal baru.
2.    Cacat fisik dan perkembangan gerak.
3.    Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri.
4.    Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim atau kurang wajar.

4.    Tunadaksa

Tunadaksa adalah seseorag yang mengalami kelainan yang meliputi cacat


tubuh atau kerusakan pada fisik dan kesehatan, kerusakan yang disebabkan oleh
kerusakan otak dan syaraf tulang belakang.

Faktor penyebab tunadaksa adalah terjadinya ineksi penyakit, kelainan pada


kandungan, saat mengandung mengalami trauma (kecelakaan), pemakaian anestasi
yang melebihi ketentuan.

Anak tunadaksa pada dasarnya sama dengan anak normal lainnya, hanya dari
aspek psikologi mereka membutukan rasa aman dalam kehidupannya.

5. Tunaganda

Tunaganda adalah anak yang memiliki cacat dobel atau anak yang memiliki
kombinasi kelainan (baik dua jenis atau lebih).
Ciri-ciri anak yang mengalami tunaganda adalah:
1.    Kurang komunikasi atau sama sekali tidak bisa komunikasi.
2.    Perkembangaan motorik dan fisiknya terlambat.

4
3.    Sering kali menunjukan erilaku yang aneh dan tidak bertujuan.
4.    Kurang dalam keterampilan diri sendiri.
5.    Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai.
Faktor penyebab tunaganda adalah:
1.    Ibu kekurangan gizi saat mengadung, serta terlalu banyak mengkonsumsi obat dan
alkohol.
2.    Kelahiran prematur, kekurangan oksigen pada saat kelahiran, luka pada otak saat
kelahiran.
3.    Kepala kengalami kecelakaan, jatuh, mendapat pukulan atau siksaan.
4.    Nutrisi yang salah, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang berpengaruh pada
otak.

B. Sistem Pembelajaran Pada Anak Yang Berkebutuhan khusus di slb negeri jember

Sekolah adalah tempat untuk mencari ilmu, temen dan jati diri. Disetiap sekolah pasti
mempunyai sistem pembelajaran untuk anak didiknya, sama halnya dengan SLB. Dari
penelitian yang saya lakukan di SLB NEGERI JEMBER, disana juga mempunyai sistem
pembelajaran yang sama seperti di sekolah-sekolah umum lainnya. Kurikulum yang dipakai
di SLB negri jember tidak jauh berbeda dengan sekolah umum, cuma pelajaranya sedikit
lebih ringan. Ujian negara yang biasanya dilakukan di sekolah umum juga dilakukan di SBL,
akan tetapi bobot soal yang diujikan agar sedikit berbeda.

Di SLB jember setiap harinya ada tiga mata pelajaran. Setiap satu kelas ditangani oleh
satu guru, selain pelajaran-pelajaran umum. Di SLB juga di beri mata pelajaran agama, PKn,
olahraga, dan keterampilan. Keterampilan yang diajarkan bertujuan supaya apabila mereka
lulus dari SBL dapat dimanfaatkan dikehidupannya dan masyarakat. Pada lulusan SLB
didalam masyarakat akan diterima seperti anak normal pada umumnya. Seandainya mereka
ingin bekerja, biasanya akan dilihat dari kemampuan yang dimiliki.

Para siswa-siswi SLB negeri jember sering mengikuti lomba-lomba, dll. Seperti
lomba menyanyi, lomba dibidang olahraga, dll. Lomba yang diikuti sering kali mendapat
juara. Di SLB negeri jember tidak menekankan umur, karena menurut pengajar-pengajar
disana menganggap bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus sanagat membutukan
pendidikan dan pelaithan untuk kemampuan dirinya dimasa depan.

5
Di SLB negeri jember terdapat lima jurusan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunaganda.

Sistem pembelajaran untuk anak yang mengalami tunanetra adalah dari cara melatih
daya pendengarannya, buku pelajaran untuk anak tunanetra berbeda dengan anak-anak
normal, buku pelajarannya diketik menggunakan alat khusus yaitu braille. Itu cara muda
untuk anak tunaneta dalam belajar, bisa juga menggunakan tape recorder.

Sistem pembelajaran untuk anak tunarungu adalah menggunakan bahasa isyarat,


seandainya  berbicara mimik/gerak bibir harus jelas, agar mereka mengerti apa yang
dibicarakan. Tujuan penyelenggaraan layanan pendidikan bagi tunarungu adalah agar dapat
menerima keadaan dirinya dan menyadari bahwa kekurangannya tidak menjadi hambatan
untuk belajar, serta dapat menolong diri sendiri dan mengembangkan diri.

Pembelajaran untuk anak tunagrahita adalah pemberian latihan yang terus memerus
dan khusus. Dapat melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan
kemampuan yang bersifat kmunikatif. Mampu menolong diri sendiri, karena pertahanan diri
dan penyesuaian sosial sangat terbatas.

Pembelajaran untuk anak tunadaksa adalah guru mempunyai peran ganda, disamping
sebagai pengajar, guru juga sebagai pendidik dan pelatih. Sedangkan sistem pembelajaran
untuk anak tunaganda adalah ditekankan pada kemandirian anak. Pengajarannya banyak
dilakukan dirumah, kalau di sekolah terlalu singkat. Keluarga yang banyak berperan, guru
hanya menberi arahan dan contoh-contoh dalam bimbingan. Untuk penerapan, keluarga yang
paling banyak berkumpul dengan anak. Memerlukan ketelatenan dan kejelihan untuk
menangani anak yang mengalami tunaganda. Tetapi harus dilakukan secara terus menerus
dan berusaha semaksimal mungkin agar akan cepat bisa. Pada intinya pengajaran untuk anak
seperti ini harus digali dan dikembangkan potensi yang dimiliki.

Sistem pengajaran untuk anak autis adalah menekankan pada kemandirian


anak.  Biasanya sebelum anak masuk ke SLB, orangtua terlebih dahulu memberitahuakan
kondisi anak, agar pengajar mengerti apa yang akan dilakukan pada anak tersebut. Anak yang
mengalami autis diajarkan bina diri, seperti belajar berbicara, belajar bersosialisasi, tingkah
laku, mengendalikan emosi, melatih motorik, berlatih diam, mengenal namanya sendiri/orang
lain, dsb.

6
C. Transkip hasil wawancara.
Informan 1 : Guru
Tanggal : 24 Maret 2021
1. Identitas Diri
a. Nama : Nur S, Pd.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Wali Kelas : 12 C
2. Transkip Wawancara
1. Kesiapan apa saja yang anda lakukan sebelum melakukan aktifitas
pembelajaran?
Jawab : saya mempersiapkan materi dan berusaha untuk membangkitkan semangat siswa
atau kemauan siswa untuk belajar, soalnya untuk menghadapi anak-anak yang
berkebutuhan khusus dalam belajar membutuhkan kesabaran yang lebih.

2. Kurikulum apa yang anda gunakan dalam pembelajaran anak-anak


berkebutuhan khusus ini?
Jawab : metode yang digunakan di SLB Negeri Jember ini dalam proses belajar mengajar
yaitu ceramah interaktif dan praktik langsung dari materi yang telah disampaikan
oleh guru dan kami memadukan antara kurikulum yang ditentukan pemerintah
dengan inovasi kami, karena menghadapi siswa berkebutuhan khusus itu
membutuhkan kreatifitas dan inovasi.

3. Bentuk-bentuk interaksi edukatif apa yang digunakan dalam pembelajaran


Yang guru (sebut mata pelajaran yang di ampu guru tsb di kelas) berikan?
Jawab : Dalam pembelajaran yang kami berikan, sebelumnya kami melihat keadaan
mereka dan kami hanya menyesuaikan pelajaran apa yang mereka inginkan,
contoh dalam kelas 12 C itu terdapat 4 siswa nah kami lihat terlebih dahulu apa
yang mereka inginkan jika menggambar kami menuruti itu, tapi kadang anak
berkebutuhan khusus itu mereka belum tentu sama keinginnanya intinya kami
seinovatif dan kreatif dalam interaksi dalam konteks edukatif.

4. Pembelajaran/metode apa yang bisa membentuk anak menjadi percaya diri?


Jawab : Itu semua, karena mereka merasa berbeda dari kebanyakan anak dan
melihat diri mereka sendiri dengan banyak kekurangan. Tugas kitalah
sebagai guru dalam membantu anak untuk menemukan sisi positif pada
dirinya, sehingga anak tidak terfokus pada kekurangannya   tetapi pada
kelebihannya. cara untuk menumbuhkan percaya percaya diri terhadap
anak berkebutuhan khusus Buatlah anak merasa dicintai oleh kita ,

7
Sering berikan anak sentuhan fisik , Berikan anak kata-kata yang
positif, Temukan kelebihan atau bakat anak.

5. Apa yang sering dihadapi dalam menyampaikan materi untuk anak penyandang disabilitas?
Jawab : memberikan sentuhan kasih sayang sehingga mereka merasa sanhgat dicintai, dan
dengan memberikan kata positif
6. Bagaimana kemampuan masing-masing anak didik dalam menyelesaikan tugas
yang anda berikan?
Jawab : Setiap anak memiliki kendala masing-masing dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan, karena mereka dihadapkan pada kekurangan mereka masing-masing.
Selain itu keterbatasan guru dalam berkomunikasi juga sedikit menjadi kendala.
Sehingga kemampuan mereka bergantung pada keterbatasan mereka.

7. Bagaimana hasil dari metode yang digunakan dalam pembentukan sikap percaya
diri anak?
Jawab : Dalam setiap pembelajaran tentunya memiliki tingkat keberhasilan masing-
masing. Kemampuan yang sangat terbatas yang disadang oleh anak
berkebutuhan khusus menjadikan perasaan minder dalam setiap peserta didik,
dan penguasaan mereka dalam memahami pelajaran maupun menangkap
pelajaran tentunya akan menjadikan lebih percaya diri dan meningkatkanya.

8. Adakah faktor-faktor yang meningkatkan rasa percaya diri?


Jawab : Selain kesadaran kami menanamkan rasa percaya diri yang perlu kita lakukan
sebagai orang tua ialah memberikan teladan atau contoh yang baik pada anak, hal ini
memerlukan ketelatenan karena kita menghadapi anak berkebutuhan kusus, sehingga kita
perlu extra kesabaran dalam hal ini, perhatian sangat penting adanya bagi anak
berkebutuhan khusus. Selain itu motivasi sangat diperlukan disini dalam kaitanya
meningkatkan rasa percaya diri. Perlunya stimulus merupakan sesuatu yang penting juga.

8
Informan 1 : Orang tua/Wali Murid
Tanggal : 24 Maret 2021
1. Identitas Diri
a. Nama : Jarmi
b. Jenis Kelamin : Perempuan

1. Bagaimana sikap percaya diri putra/putri anda pada saat di rumah?


Jawab : karena dia berbeda dengan anak-anak saya yang lainnya, dia butuh perhatian dan
perlakuan yang khusus, misalnya saja dari segi makanan, berpakaian dan lain
sebagainya

2. Adakah dukungan nyata yang anda berikan untuk perkembangan terhadap putra/putri
selama ini?
Jawab : bentuk dukungan nyata bagi anak saya dengan saya menyemangati dalam
pendidikan karena anak yang meliki kebitihan khusus harus diberikan kasih sayang yang
lebih, pembuktiannya adalah dengan saya menyekolahkan di SLB negeri jember itu
merupakan dukungan nyata yangdiberikan kepada putri saya.

3. Adakah kerkembangan terhadap sikap rasa percaya anak, setelah menerima


pembelajaran di SLB negeri Patrang ini?
Jawab : Anak-anak kami mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencuci piring
menyapu dan melakukan berbagai hal seperti anak pada umumnya, adanya hal itu
dikarenakan meningkatnya rasa percaya diri yang tertanam pada diri mereka.

BAB III

9
KESIMPULAN

Sekolah inklusi merupakan sekolah yang memberikan pengajaran bagi anak


berkebutuhan khusus, dengan metode pembelajaran yang sama dengan sekolah reguler hanya
saja diberikan modifikasi pada sistem pembelajarannya begitu juga dengan fasilitas – fasilitas
yang digunakan berbeda dengan fasilitas yang digunakan pada anak – anak normal, karena
disesuaikan dengan kebutuhan atau ketidaknormalan yang dimiliki oleh siswa berkebutuhan
khusus.

Pada sekolah yang kami observasi, yaitu SLB-NEGERI-PATRANG-JEMBER yang


beralamatkan di Jalan DR. SOEBANDI PATRANG ini dikhususkan untuk penyandang tuna
netra, namun pada sekolah ini juga ada penyandang tuna grahita, maupun anak berkelainan
ganga.

Kegiatan belajar mengajar pada sekolah ini dilakukan dengan modifikasi sesuai
dengan kekurangan yang dimiliki siswa, begitu pula dengan kurikulum serta sarana dan
fasilitas yang digunakan. Ada pembagian khusus untuk tingkatan kekurangan atau kecacatan
siswa yang dibagi dalam tiap – tiap kelas. Diluar kegiatan KBM.

Secara garis besar, sekolah – sekolah bagi siswa berkebutuhan khusus bertujuan untuk
menciptakan dan mengembangkan kemandirian siswa sendiri dalam menjalani kehidupan
sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan dan mengerjakan sesuatunya dengan mandiri
tanpa adanya campur tangan dan bantuan dari orang lain yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

10
Suparno, dkk. 2007Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Tina Tuslina. 2012. Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia


http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/20/perkembangan-pendidikan- anak-
berkebutuhan-khusus-di-indonesia-463559.html. Diunduh : 13 Juni 2016

Lilis Setyaningsih . 2013. Pentingnya Pendidikan Inklusi Bagi Calon Guru


http://liliezsticcerzgurujugapunyacitacita.blogspot.com/2013/07/pentingn ya-pendidikan-
inklusi-bagi.html. . Diunduh : 13 Juni 2016

11

Anda mungkin juga menyukai