Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KLASIFIKASI ANAK BERKELAINAN FISIK

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Dosen Pengampu : Dhimas Rinda Adi Puspito, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Yongki Deo Permana 2022406405230


2. Reni Kartika Putri 2022406405159
3. Fitria Alfiani 2022406405192
4. Dewi Damayanti 2022406405178

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD

KELAS 2D

2003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya serta karunia Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memeberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pringsewu, 23 Februari 2023

Penyusun Kelompok

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2

1.5 Manfaat Bagi Pembaca .................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Kelainan Fisik................................................................................................ 3

2.2 Klasifikasi ABK Dalam Kelompok Kelainan Fisik ...................................... 3


2.2.1 Klasifikasi Anak Tunanetra ................................................................... 3

2.2.2 Klasifikasi Anak Tunarungu .................................................................. 4

2.2.3 Klasifikasi Anak Tunagrahita ................................................................ 7

2.2.4 Klasifikasi Anak Tunadaksa .................................................................. 8

BAB 3 PENUTUPAN ........................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10

3.2 Saran ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap anak yang lahir di dunia ini adalah anugerah yang terindah dari
Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua. Adapun anak yang terlahir
sempurna ataupun terlahir secara istimewa (Anak berkebutuhan khusus), jadi
harus memerlukan perhatian yang istimewa dari orang tua maupun
lingkungannya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan karakteristik
khusus yanga memerlukan penanganan berbeda dengan anak pada umumnya.
Salah satu anak berkategori anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
mengalami kelainan fisik yaitu anak tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan tuna
wicara. Anak berkebutuhan khusus sebenarnya sama dengan anak normal pada
umumnya tetapi mereka mempunyai hambatan-hambatan tertentu dalam
beraktivitas.
Setiap anak yang berkelainan pasti memiliki masalah. Baik masalah dalam
bidang emosi, masalah bagi orang tua dan masyarakat, masalah sosial dan
masalah kognitif. Dari segala masalah ataupun hambatan yang dimiliki anak
berkebutuhan khusus pasti membutuhkan penanganan. Penanganan yang
diberikan harus sesuai dengan gangguan atau hambatan yang dialami anak
tersebut. Agar anak tetap bisa berkembang dan menjalani kehidupannya dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dengan kondisi ini maka pentingnya pemahaman yang harus dimiliki
setiap orang tentang anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak yang
mengalami kelainan fisik agar anak mendapatkan hak yang sesuai dengan
kebutuhannya. Salah satu yang menjadi pembahasan dalam makalah ini ialah
karakteristik anak berkelainan fisik. Karakteristik anak berkelainan fisik dapt
dilihat dari berbagai segi baik fisik, motorik, perilaku, akademik, maupun
kehidupan sosialnya.

1
Ditinjau dari aspek fisik kelompok ini dibagi menjadi beberapa kategori,
yang akan kita klasifikasi yaitu kelainan pada indra pendengaran (tunarungu),
kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), keterbelakangan mental (tunagrahita),
hambatan atau kelainan pada fisiknya (tunadaksa).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penyusunan rumusan
maslah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Berkelainan Fisik?
2. Bagaimana Klasifikasi ABK Dalam Kelompok Kelainan Fisik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhsn khusus


berkelainan fisik.
2. Untuk mengetahui klasifikasi anak berkebutuhan fisik.
3. Untuk mengetahui anak ciri-ciri anak berkebutuhan fisik.
4. Untuk mengetahui karakteristik anak berkebutuhan fisik.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat bagi penulis/mahasiswa
1. agar penulis dapat belajar dan mengetahui tentang kelainan fisik pada anak
berkebutuhan khusus(ABK)
2. Dapat mengetahui bermacam macam anak yang memiliki mental lebih
dari yang lain
3. Agar mahasiswa dapat memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen

1.5 Manfaat bagi pembaca


1. Agar pembaca dapat memahami dan mengetahui lebih jauh tentang
kelainan kelainan fisik pada manusia yang memiliki berkebutuhan khusus
2. Agar pembaca dapat lebih menguasai kelainan kelainan pada manusia.

2
BAB II
PEMBHASAN

2.1 Kelainan Fisik

Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ
tubuh tertentu. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi fisik
tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal. Tidak berfungsinya
anggota fisik terjadi pada: alat fisik indra, misalnya kelainan pada indra
pendengaran (tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), kelainan
pada fungsi organ bicara (tunawicara) alat motorik tubuh, misalnya kelainan otot
dan tulang (poliomyelitis), kelainan pada sistem saraf di otak yang berakibat
gangguan pada fungsi motorik (cerebral palsy), kelainan anggota badan akibat
pertumbuhan yang tidak sempurna.

2.2. Klasifikasi ABK Dalam Kelompok Kelainan Fisik


Ditinjau dari aspek fisik/ jasmani anak kelompok ini dibagi menjadi
beberapa kategori, yaitu tuna rungu, tuna grahita, dan tuna daksa
(Baihaqi:2006, Abdurrachman: 1994, Kirk: 1983).

2.2.1Klasifikasi Anak Tunanetra


Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilangandaya
lihatnya sedemeikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas
pendidikan anak awas/normal pada umumya sehingga untuk pengembangan
potensinya diperlukan layanan pendidikan khusus. Tuna netra dibagi menjadi
dua, yaitu: a) Kurang awas (Low Vision), yaitu seseorang dikatakan kurang
awas bila ia masih sedikit melihat atau masih bisa membedakan gelap dan
terang. b) Buta (Blind), yaitu seseorang dikatakan buta apabila ia sudah tisak
memiliki sisa panglihatan sehingga tidak dapat membedakan gelap dan
terang. Pada umumnya memiliki kecerdasan normal bahkan ada yang
berkecerdasan luar biasa dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut.

3
1. Memiliki daya dengar yang sangat kuat sehingga dega cepat pesan-pesan
melalui pendengaran dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.
2. Memiliki daya perabaan yang sangat tajam sehingga pesan-pesan melalui
perabaan langsung dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.
3. Kadang-kadang, mereka suka mengusap-usap mata dan berusaha untuk
membelalakkannya.
4. Kadang-kadang, mereka memiliki perilaku yang kurang
sedap bila dilihat orang normal pada umumnya atau dengfan
sebutan blindism (misalnya: mengerut-ngerutkan kening, dan
menggeleng-gelengkan kepala secara berulang-ulang dengan tanpa
disadarinya). (Nurjan,2017:107-108)

2.2.2 Klasifikasi Anak Tunarungu


Tunarungu (Rachamwati,2018) “tuna” dan “rungu”.tuna ia rusak atau
cacat dan rungu ialah pendengaran .lkshita(2013) bahwa tunarungu adalah
kondisi dimana individu mengalami gangguan pendengaran,baik itu
permanen maupun tidak prmanen. Wasita(2012)menyatakan tuna rungu ialah
kondisi kesulitan mendengar ringan sampai yang berat,di golongkan ketuli
dan kurang dengar.
Ratih (widyastuti dan widiana 2020) menjekaskan tuna rungu tidak
berarti tidak tuna wicara karena pada umumnya tunarungu mengalami
ketunaan sekunder, yaitu tuna wicara . dimana tunawicara ialah individu yang
mengalami ketunarunguan sejak lahir ataun setelah lahir, disebbkan anak
tidak dapat menangkap pembicaraan orang lain. Mengakibatkan tidak mampu
untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya meskipun anak tersebut
tidak memiliki gangguan pada alat suaranya.arifin(lelyana 2017) tuna rungu
adalah individu yang mengalami kerusakan pada satu atau lebih pada organ
telinga luar ,organ telinga bagian tengah dan organ bagian dalam sehingga
orang tersebut tidak dapat menjalankn fungsinya dengan baik.
Dari urain para ahli di atas dapat di simpulkan tunarungu ialah
individu yang mengalami gangguan pendengaran,baik keseluruhan atau
masih mempunyai sisa pendengarannya yang mengakibatkan kerusskan

4
fungsi pendengaran sehingga pendengaran anak tunarungu menjadi kurang
optimal da;am menerima suara ataupun bunyi yang di dengar
olehnya.edjasadjaah( tanjung 2014)tunarungu dapat klasifikasikan
berdasarkan sejauh mana dapat pendengarannya dapat berfungsi. Secara rinci
berikut adalah spesifikasih tuna rungu berdasarkan derajat kehilangan
kemampuan medengar antara lain.
1. Gangguan pendengara ringan(20-30 db)safar ini merupakan batas antara
kurang dengan dan normal. Di mana masih mampu belajar komuniaksi
dengan mengfungsikan telinga dan berkembang secara normal.
2. Gangguan pendengaran marginal (30-40 db)saraf ini mengalami kesulitan
mendengar dalam jarak sejauh lebih dari 1 kakin kesulitan untuk
mengikuti perakapan,tetapi masih bisa menangkap pembicaraan melalui
telinganya.

3. Gangguan pendengeran sedang 40-60db saraf ini mampu mendengar suara


keras dan di bantu dengan penglihatan individu ini bisa belajar rcakapan
melalui metode orl atau membaca gerak bibir lawan bicaranya.

4. Gangguan pendengaran berat (60-75db) saraf ini merupakan batas antara


kurang dengar dan tuli. Kebanyakn mereka harus mengikuti pendidikan
anak tuli.

5. Gagguan pendengaran sangat berat(lebih dari 75db) saraf ini tidak dapat
mendengar suara walaupun dngan suara yang sangat keras.

A. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran, ketunarunguan dapat di


klasifikasikan sebagai berikut:
1) Tunarungu ringan(mild hearing loss)
2) Tunarungu sedang(moderate hearing loss)
3) Tunarungu agak brat(noderately hearing loss)
4) Tunarungu berat(severe hearing loss)
5) Tunarungu berat sekali(profound hearing loss)

5
B. Berdasarkan saat terjadinya,ketunarunguan dapat di klaifikasikan sebgai
berikut:
1) Ketunarunguan prabahasa(prelindual deafness)
2) Ketunarunguan pascabahasa(post lindual deafnes)

C. Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara ketunarunguan dapat di


klasifikasikan sebagai beriku:
1) Tunarungu type konduktif(kerusakan bagian luar sampai penghubung)
2) Tunarungu type sensorineural(kerusakan bagian dalam sampai saraf
pengantar)
3) Tunarungu type campuran (mengalami seperti yang tejadi pada
konduktif dan sensori)

D. Selain klarifikasi tunarungu,adapun karakteristik tunarungu(saiful2015)


sebagai berikut:
1. Segi sosial dan emosional
a) Sosialisasi berteman terbatas sesama tunarungu sebagai akibat
keterbatasan pada kemampuan komunikasi.
b) Adanya sifat egosetris yang melebihi anak pada umumny,
contohnya sulitv menempatkan diri pada situasi dan perasaan orang
lain,kesulitan dalam menyesuaikan diri dan tindak yang berlebhih
pada aku/ego jikalau ada keinginan, harus terpenuhi.
c) Adanya perasaan takut pada lingkungan sekitar yang menjadikan
anak tuna rungu akan selalu bergantung pada orang lain dan juga
menjadi kurang percaya diri

2. Segi Intelegensi
Potensial yang dimiliki anak tuna rungu pada dasarnya sama dehan
anak pada imumnya, hanya bisa secara fungsuonal perkembanannya di
pengaruhi akan kemampuan bahasa , keterbatsan informasi dan daya
abtraksi anak.

6
3. Segi Bahasa dan Bicara
Perbedaan kemampuan berbicara dari bahasa nak tuna rungu
berbeda pada anak padaumumnya,hal ini di sebabkan terhambatnya
berkembangan bahasa yang erqat kaitannya dengan kemampuan
mendengar.

2.2.3 Klasifikasi Tunagrahita


Tunagrahita atau retadasi mental(rentaldation) ialah keterbelakangan
mental.definisi tunagrahita oloeh grossman yang secara resmi di gunakan
american association of mental deficiency(AAMD) menyatakan
ketunakgrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (
signifikan) berada di bawah rata rata( normal) bersamaan dengan kekurangan
dalm tingkah laku penyesuaian diri dan semuaini berlangsung pada
perkembangn.rochyadi(2012) mengatakan tunagrahita adalah anak yang
memiliki IQ di bawahb rata rata. Tuna grahita kurang meiliki kesanggupan
untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan usiannya. Tunagrahita hanya
dapat melakukan hanya dapat melakukan pekerjaan yang hanya bisa di
lakukan oleh anak yang berusia lebih muda darinya. Komdisi perkembangan
anak tunagrahita memiliki keterlambatan dan prilaku sulit di
arahkan.soemantri(2003) menyatakan anak tunagrahita adalah anak yang
memiliki intelegensi di bawah rata rata serta memiliki menal ag lebih rendah
daripada umumnya atau chronology ag.

Dari uraian para ahli diatas bahwa dapat di sipuljan bahwa


tunagrahita merupakan suatau keadaan yang di tandai dengan fungsi
intelektual secara umum jauh lebih rendah darib rata rata, kurang n ya prilaku
adaktif yang menyebabkan anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk
terlibat dalam pekerjaan yang sesuai dengan usiannya.kemudian tunagrahita
memiliki klasifikasinya sendri menurut admajaya(2017) di antranya :

7
a) Tunarungu Mampu Didik
Pada taraf ini IQ terkisar 68-52,di mana anak tidak mampu
mengikuti program di sekolah reguler,tetapi masih mau mempunyai
kemampuan lainnya yang dapat kita kembangkan dengan jalur
pendidikan.
b) Tunagrahita Mampu Latih
Pada taraf ini IQ berkisar 51-36, di mana anak tidak memun
gkinkan dalam mengikuti program sekolah reguler. Sehingga,yang
perlu di kembangkan pada mampulatih ini adalah belajar bagaimana
mengurus diri, beradaptasi dengan lingkungan di sekitarn rumah dan
belajar akan kegunaan ekonomi yang dasar.

c) Tunagrahita Mampu Rawat


Pada taraf ini IQ brkisar 39-25, dimana anak memiliki kecerdasan
sangar rendah yang mengakibatkan tidak mampu mngurus diri dan
bermasyarakat.

2.2.4 Klasifikasi Tunadaksa


Tunadaksa asal kata “tuna” dengan artin rusak atau cacat. “daksa”
dengan arti “tubuh” berarti tunadaksa merupakan kondisi dimana seseorang
mengalami hambatan atau kelainan pada fisiknya. (admajaya2017)tunadaksa
merupakan seseorang yang memiliki kelainan atau kecatatan terhadap
fisiknya ,terletak di sisem otot, tulang dan persendian di sebabkan adanya
penyakit, kecelakaan,bawaan sejak lahir,dan kerusakan di otak.
Soemantri(2012) mengartikan tunadaksa ialah suatu kondisi yang terganggu
atau rusak yang di sebabkan adanya gangguan bentuk atau hambatan pada
otot,sendi dan tulang dalam fungsinya yang normal.hal tersebut dapat terjadi
dan di sebabkan oleh penyakit atau juga bisa dpat di karenakan bawaan sejak
lahir serta kecelakaan. Menurut karyana dan widiyati(2013) mengartikan tuna
daksa merupakan bentuk kelainan atau keruskan pada sistem oto, tulang dan
persendian yang dapat mengakibatkan bermobilitas,terhambatnya pada
koordinasi fisik komunikasi adaptasi dan gangguan perkembangan kutuhan

8
pribadi.dari uraina ddi atasdapat di simpulkan bahwa tunadaksa merupakan
kondisi di mana seorang mengalami hambatan atau kelainan fisiknya
meliputi sistem,otot dan persendian yang dapat di sebabkan dari penyakit atau
bawaan sejak lahir dan mengakibatkan gangguan koordinasi,komunikai,
adaptasi, mobilitas dan ganggun perkembangan. Adapun tunadaksa memiliki
berbagai jenis klasifikasi tergantung p;ada bagian anggota gerak mana yang
mengalami permasalahan. Hal ini di jabarkan oleh hallan& kauffman
dalam(admajaya 2017) , sebgsi berikut:
1. Tunadaksa ortopedi yaitu sebuah kondisi dimana menglami hambatan
atau kelainan pada otot ,tulang atau persendian dapat terjadi akibat
bawaan atau setelah kelahiran.kelainan yang tergolong dalam kategori ini
meliputi
poliomyelitis,tuberculosis.tulang,osteomylitis,athrispis,parapleyia,bemple
gia.

2. Tunadaks Saraf, yaitu sebuah kondisi di mana mengalami hambatan atau


kelainan pada saraf.kelainan yang tergolong dalam kategori ini adalah
anak cerebral palsy yang kemudian dapat di kelompokan menjadi
spasticity,athrtosis,ataxia,tremor,rigidity.

Kemudian tuna daksa juga dapat di kelompokan menjadi 2 kategori,yaitu


kelainan sistem otot dan rangka,meliputi
a) Poliomyelitis, sebuh kondisi dimana terjadi infeksi pada sumsum tulang
belakang akibat virus dan [polio yang menyebabkan terjadinya
kelumpuhan.
b) Dystrophy, sebuah kondisi dimanan notot tidak dapat berkembanng yang
mengakibatkan kelumpuhan dan penyakit ini ada hubugannya dengan
kelumpuhandan penyakit ini ada hubungannya dengan keturunan.
c) Spinabifida, sebuah kelainan bawaan yang terjadi di karenakan tulang
belakan g dan saraf belakang tidak berbentuk secara sempurna yang
mengakibatkan maslah pada jaringan saraf dan menyebabkan kelumpuhan.

9
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

tunarungu adalah kondisi dimana individu mengalami gangguan


pendengaran,baik itu permanen maupun tidak prmanen. ketunakgrahitaan
mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata ( signifikan) berada di
bawah rata rata( normal) bersamaan dengan kekurangan dalm tingkah laku
penyesuaian diri dan semuaini berlangsung pada perkembangn.tunadaksa
merupakan seseorang yang memiliki kelainan atau kecatatan terhadap fisiknya
,terletak di sisem otot, tulang dan persendian di sebabkan adanya penyakit,
kecelakaan,bawaan sejak lahir,dan kerusakan di otak.

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah “menganalisis klasifikasi anak berkelainan fisik


penulis berharap makalah ini dapat membantu pelajar/mahasiswa untuk lebih
paham pada anak yang berkelainan fisik.

Maka dari itu harus mempelajari dari buku maupun internet sehingga
dapat mengetahui lebih dari tentang klasifikasi anak yang berkelainan fisik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nurjan, Syarifan. 2017. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Islam.


Yogyakarta: Titah Surga.
http://eprints.umpo.ac.id/4898/1/1_Perkembangan%20Peserta%20Didik%20Persp
etif%20Islam+cover.pdf

Sintiya Sindi (2020). Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Penyandang


Disabilitas Pada Masa Covid-19. Guepedia The First On-Publisher in
Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=d2BNEAAAQBAJ&pg=PA89&dq=Klasifik
asi+anak+berkelainan+fisik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mo
bile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjCvMjj-
http://eprints.umpo.ac.id/4898/1/1_Perkembangan Peserta Didik Perspetif
Islam+cover.pdfK_9AhVmwjgGHfztB80Q6wF6BAgDEAU#v=onepage&q=Klasif
ikasi%20anak%20berkelainan%20fisik&f=false

Yuwono imam dkk,tahun( 2021),Aksesibilitas bagi Penyandang Tunanetra Di


Lingkungan Lahan Basah. Yogyakarta: group penerbit CV budi utama
https://books.google.co.id/books?id=IIQ8EAAAQBAJ&pg=PA1&source=gb_mo
bile_entity&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&gboemv=1&gl=ID&redir_esc=
y#v=onepage&q&f=false

11

Anda mungkin juga menyukai