Disusun Oleh :
Kelompok 4
KELAS 2D
2003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya serta karunia Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memeberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun Kelompok
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap anak yang lahir di dunia ini adalah anugerah yang terindah dari
Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua. Adapun anak yang terlahir
sempurna ataupun terlahir secara istimewa (Anak berkebutuhan khusus), jadi
harus memerlukan perhatian yang istimewa dari orang tua maupun
lingkungannya. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan karakteristik
khusus yanga memerlukan penanganan berbeda dengan anak pada umumnya.
Salah satu anak berkategori anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
mengalami kelainan fisik yaitu anak tuna netra, tuna rungu, tuna daksa dan tuna
wicara. Anak berkebutuhan khusus sebenarnya sama dengan anak normal pada
umumnya tetapi mereka mempunyai hambatan-hambatan tertentu dalam
beraktivitas.
Setiap anak yang berkelainan pasti memiliki masalah. Baik masalah dalam
bidang emosi, masalah bagi orang tua dan masyarakat, masalah sosial dan
masalah kognitif. Dari segala masalah ataupun hambatan yang dimiliki anak
berkebutuhan khusus pasti membutuhkan penanganan. Penanganan yang
diberikan harus sesuai dengan gangguan atau hambatan yang dialami anak
tersebut. Agar anak tetap bisa berkembang dan menjalani kehidupannya dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dengan kondisi ini maka pentingnya pemahaman yang harus dimiliki
setiap orang tentang anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak yang
mengalami kelainan fisik agar anak mendapatkan hak yang sesuai dengan
kebutuhannya. Salah satu yang menjadi pembahasan dalam makalah ini ialah
karakteristik anak berkelainan fisik. Karakteristik anak berkelainan fisik dapt
dilihat dari berbagai segi baik fisik, motorik, perilaku, akademik, maupun
kehidupan sosialnya.
1
Ditinjau dari aspek fisik kelompok ini dibagi menjadi beberapa kategori,
yang akan kita klasifikasi yaitu kelainan pada indra pendengaran (tunarungu),
kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), keterbelakangan mental (tunagrahita),
hambatan atau kelainan pada fisiknya (tunadaksa).
2
BAB II
PEMBHASAN
Kelainan fisik adalah kelainan yang terjadi pada satu atau lebih organ
tubuh tertentu. Akibat kelainan tersebut timbul suatu keadaan pada fungsi fisik
tubuhnya tidak dapat menjalankan tugasnya secara normal. Tidak berfungsinya
anggota fisik terjadi pada: alat fisik indra, misalnya kelainan pada indra
pendengaran (tunarungu), kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), kelainan
pada fungsi organ bicara (tunawicara) alat motorik tubuh, misalnya kelainan otot
dan tulang (poliomyelitis), kelainan pada sistem saraf di otak yang berakibat
gangguan pada fungsi motorik (cerebral palsy), kelainan anggota badan akibat
pertumbuhan yang tidak sempurna.
3
1. Memiliki daya dengar yang sangat kuat sehingga dega cepat pesan-pesan
melalui pendengaran dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.
2. Memiliki daya perabaan yang sangat tajam sehingga pesan-pesan melalui
perabaan langsung dapat dikirim ke pusat pengertian di otak.
3. Kadang-kadang, mereka suka mengusap-usap mata dan berusaha untuk
membelalakkannya.
4. Kadang-kadang, mereka memiliki perilaku yang kurang
sedap bila dilihat orang normal pada umumnya atau dengfan
sebutan blindism (misalnya: mengerut-ngerutkan kening, dan
menggeleng-gelengkan kepala secara berulang-ulang dengan tanpa
disadarinya). (Nurjan,2017:107-108)
4
fungsi pendengaran sehingga pendengaran anak tunarungu menjadi kurang
optimal da;am menerima suara ataupun bunyi yang di dengar
olehnya.edjasadjaah( tanjung 2014)tunarungu dapat klasifikasikan
berdasarkan sejauh mana dapat pendengarannya dapat berfungsi. Secara rinci
berikut adalah spesifikasih tuna rungu berdasarkan derajat kehilangan
kemampuan medengar antara lain.
1. Gangguan pendengara ringan(20-30 db)safar ini merupakan batas antara
kurang dengan dan normal. Di mana masih mampu belajar komuniaksi
dengan mengfungsikan telinga dan berkembang secara normal.
2. Gangguan pendengaran marginal (30-40 db)saraf ini mengalami kesulitan
mendengar dalam jarak sejauh lebih dari 1 kakin kesulitan untuk
mengikuti perakapan,tetapi masih bisa menangkap pembicaraan melalui
telinganya.
5. Gagguan pendengaran sangat berat(lebih dari 75db) saraf ini tidak dapat
mendengar suara walaupun dngan suara yang sangat keras.
5
B. Berdasarkan saat terjadinya,ketunarunguan dapat di klaifikasikan sebgai
berikut:
1) Ketunarunguan prabahasa(prelindual deafness)
2) Ketunarunguan pascabahasa(post lindual deafnes)
2. Segi Intelegensi
Potensial yang dimiliki anak tuna rungu pada dasarnya sama dehan
anak pada imumnya, hanya bisa secara fungsuonal perkembanannya di
pengaruhi akan kemampuan bahasa , keterbatsan informasi dan daya
abtraksi anak.
6
3. Segi Bahasa dan Bicara
Perbedaan kemampuan berbicara dari bahasa nak tuna rungu
berbeda pada anak padaumumnya,hal ini di sebabkan terhambatnya
berkembangan bahasa yang erqat kaitannya dengan kemampuan
mendengar.
7
a) Tunarungu Mampu Didik
Pada taraf ini IQ terkisar 68-52,di mana anak tidak mampu
mengikuti program di sekolah reguler,tetapi masih mau mempunyai
kemampuan lainnya yang dapat kita kembangkan dengan jalur
pendidikan.
b) Tunagrahita Mampu Latih
Pada taraf ini IQ berkisar 51-36, di mana anak tidak memun
gkinkan dalam mengikuti program sekolah reguler. Sehingga,yang
perlu di kembangkan pada mampulatih ini adalah belajar bagaimana
mengurus diri, beradaptasi dengan lingkungan di sekitarn rumah dan
belajar akan kegunaan ekonomi yang dasar.
8
pribadi.dari uraina ddi atasdapat di simpulkan bahwa tunadaksa merupakan
kondisi di mana seorang mengalami hambatan atau kelainan fisiknya
meliputi sistem,otot dan persendian yang dapat di sebabkan dari penyakit atau
bawaan sejak lahir dan mengakibatkan gangguan koordinasi,komunikai,
adaptasi, mobilitas dan ganggun perkembangan. Adapun tunadaksa memiliki
berbagai jenis klasifikasi tergantung p;ada bagian anggota gerak mana yang
mengalami permasalahan. Hal ini di jabarkan oleh hallan& kauffman
dalam(admajaya 2017) , sebgsi berikut:
1. Tunadaksa ortopedi yaitu sebuah kondisi dimana menglami hambatan
atau kelainan pada otot ,tulang atau persendian dapat terjadi akibat
bawaan atau setelah kelahiran.kelainan yang tergolong dalam kategori ini
meliputi
poliomyelitis,tuberculosis.tulang,osteomylitis,athrispis,parapleyia,bemple
gia.
9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Maka dari itu harus mempelajari dari buku maupun internet sehingga
dapat mengetahui lebih dari tentang klasifikasi anak yang berkelainan fisik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11