Anda di halaman 1dari 19

KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

DISUSUN OLEH :
RAIDHANI (2102090112)

Kelompok 1
ANAK DENGAN GANGGUAN
PENGLIHATAN (TUNANETRA)

Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low vision. Karena
tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran
menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada
individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara,
contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda
nyata, sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS.
Berdasarkan Tingkat Ketajaman
Penglihatan
• Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m atau 20/70 feet-20/200
feet disebut tunanetra kurang lihat (low vision). Pada taraf ini para penderita
masih mampu melihat dengan bantuan alat khusus.
• Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara 6/60m atau 2/200 feet atau
kurang, dikatakan tunanetra berat atau secara umum dapat dikatakan buta
(blind). Kelompok ini masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi tunanetra yang
masih dapat melihat gerakan tangan dan tunanetra yang hanya dapat
membedakan terang dan gelap.
• Tunanetra yang memiliki visus 0. Pada taraf yang terakhir ini, anak sudah tidak
mampu lagi melihat rangsangan cahaya atau dapat dikatakan tidak dapat
melihat apapun dan disebut buta total
Berdasarkan Saat Terjadinya
Ketunanetraan
• Tunanetra sebelum dan sejak lahir
Kelompok ini masih belum mempunyai konsep penglihatan. Oleh karena itu, peran
orang tua sangat besar untuk melatih penggunaan indra-indra yang masih dimilikinya.

• Tunanetra batita (di bawah 3 tahun)


Konsep penglihatan yang telah dimiliki lama kelamaan akan hilang sehingga kesan-
kesan visual atau konsep-konsep tentang benda atau lingkungan yang dimilikinya
tidak terlalu bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, orang-orang di
sekitarnya perlu membantu mengulang kembali segala sesuatu yang telah dimengerti
anak, saat ia masih dapat melihat.
BERDASARKAN SAAT TERJADINYA
KETUNANETRAAN
-Tunanetra balita (3-5 tahun)
Konsep penglihatan akan tetap terbentuk dengan cukup berarti sehingga akan menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah pendidikannya. Peran orang tua dan guru TK
sangat besar artinya dalam membina dan mengarahkan konsep yang telah dimiliki.
- Tunanetra pada usia sekolah (6-12 tahun)
Konsep penglihatan telah terbentuk dan mempunyai kesan-kesan visual yang banyak dan
bermanfaat bagi perkembangan pendidikannya. Namun demikian, mereka harus tetap mendapat
perhatian khusus dari orang tua dan gurunya dalam menempuh pendidikannya karena mereka
cenderung mengalami guncangan jiwa. Oleh karena itu, tugas para guru adalah menyadarkan
mereka agar mau menerima kenyatan sehingga anak dapat berkembang dan menambah
pengalamannya dalam ketunanetraannya.
BERDASARKAN SAAT TERJADINYA
KETUNANETRAAN

•Tunanetra remaja (13-19 tahun)


Anak remaja sudah memiliki kesan-kesan visual yang sangat mendalam. Kesan ini akan
bermanfaat dalam mendukung perkembangan kehidupan selanjutnya. Namun, ketunanetraan
pada usia remaja dapat menimbulkan guncangan jiwa yang sangat berat karena terjadi konflik
batin dan jasmani.

•Tunanetra dewasa (19 tahun ke atas)


Pada umumnya di usia dewasa ini mereka sudah memiliki keterampilan dan kemungkinan
pekerjaan yang diharapkan untuk kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Ketunanetraan yang
dialaminya menjadi pukulan yang sangat berat dan menimbulkan guncangan jiwa atau putus asa.
Oleh karena itu, mereka hendaknya mendapatkan layanan dan bimbingan baik secara jasmani,
maupun rohani secara khusus
ANAK DENGAN GANGGUAN
PENDENGARAN (TUNARUNGU)

Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan


dalam pendengaran baik permanen maupun tidak
permanen.
Berdasarkan Tingkat
Kehilangan Pendengaran
•Tunarungu ringan (mild hearing loss) anatara 27-40 dB.
Siswa yang mengalami kondisi ini sulit mendengar suara yang jauh sehingga
membutuhkan tempat duduk yang strategis.
•Tunarungu sedang (moderate hearing loss) anatara 41-55 dB.
Ia dapat mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara berhadapan (face to
face), tetapi tidak dapat mengikuti diskusi kelas. Ia membutuhkan alat bantu
dengar serta terapi bicara.
•Tunarungu agak berat (moderately severe hearing loss) antara 56-70dB.
Ia hanya dapat mendengar suara dari jarak dekat sehingga ia perlu
menggunakan hearing aid.
•Tunarungu berat (severe hearing loss) antara 71-90dB.
Ia hanya dapat mendengar suara – suara yang keras dari jarak dekat. Siswa
tersebut membutuhkan pendidikan khusus secara intensif, alat bantu dengar,
serta latihan untuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya.
•Tunarungu berat sekali (profound hearing loss)
Pada kondisi ini mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90dB. Mungkin ia
masih mendengar suara yang keras, tetapi ia lebih menyadari suara melalui
getarannya (vibrations) daripada pola suara.
ANAK DENGAN KELAINAN KECERDASAN
DI BAWAH RATA-RATA (TUNAGRAHITA)

Klasifikasi tunagrahita yang dikemukakan oleh AAMD sebagai berikut:


• Mild mental retardation (tunagrahita IQ-nya 70 – 55 ringan)
• Moderate mental retardation (tunagrahita IQ-nya 55 – 40 sedang)
• Severe mental retardation (tunagrahita IQ-nya 40 – 25 berat)
• Profound mental retardation (tunagrahita IQ-nya 25 ke bawah)
(sangat berat).
ANAK DENGAN KECERDASAN DAN BAKAT
ISTIMEWA (GIFTED AND TALENTED)

1. Gifted (IQ 140-179 ), yang termasuk dalam golongan ini yaitu mereka
yang tidak jenius, tetapi menonjol dan terkenal.
• Anak cerdas istimewa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Membaca pada usia lebih muda, lebih cepat, dan memiliki
perbendaharaan kata yang luas.
• Memiliki rasa ingin tahu yang kuat, minat yang cukup tinggi.
ANAK DENGAN KECERDASAN DAN BAKAT
ISTIMEWA (GIFTED AND TALENTED)

• Berinisiatif, kreatif, dan original dalam menunjukkan gagasan.


• Mampu memberikan jawaban-jawaban atau alasan yang logisi,
sistematis dan kritis.
• Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama
terhadap tugas atau bidang yang diminati.
• Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang
tinggi.
• Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
ANAK DENGAN KECERDASAN DAN BAKAT
ISTIMEWA (GIFTED AND TALENTED)

2. Genius (IQ 180 ke atas) , pada kelompok ini bakat dan keistimewaannya telah
tampak sejak kecil. Misalnya, umur 2 tahun mulai belajar membaca dan pada
umur empat tahun belajar bahasa asing. Kelompok ini mempunyai kecerdasan
yang sangat luar biasa. Walaupun tidak sekolah, mereka mampu menemukan
dan memecahkan masalah. Jumlahnya sangat sedikit, namun terdapat semua
ras dan bangsa, semua jenis kelamin, serta dalam semua tingkatan ekonomi.
ANAK DENGAN KECERDASAN DAN BAKAT
ISTIMEWA (GIFTED AND TALENTED)
Contoh orang yang jenius, antara lain: John Stuart Mill (IQ 200), Francis
Galton (IQ 200), dan Goethe (IQ 185).
Ciri-ciri anak jenius
•Punya kemampuan bernalar yang bagus
•Bisa belajar dengan cepat.
•Punya perbendaharan kata yang luas.
•Punya kemampuan mengingat yang bagus.
•Bisa konsentrasi lama pada hal-hal yang menarik bagi dirinya.
ANAK DENGAN GANGGUAN ANGGOTA
GERAK/MOTORIK (TUNADAKSA)

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan
neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan,
termasuk celebral palsy (kelayuhan otak), amputasi (kehilangan organ tubuh), polio, dan
lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasandalam
melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki
keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki
keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik
ANAK TUNALARAS (ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN
EMOSI DAN PERILAKU)

Anak Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan prilaku) memiliki ciri-ciri,
diantaranya:
• Cenderung membangkang.
• Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah.
• Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu.
• Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum.
• Cenderung prestasi belajar dan motivasi rendah, sering bolos, jarang masuk sekolah.
GANGGUAN TUNA GANDA
Tunaganda adalah orang yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang
menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius ,sehingga dia tidak hanya dapat diatas
dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati
dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
• Macam macam tuna ganda:
• Tunanetra-tunawicara
• Tunanetra-tunarungu
• Tunanetra-tunadaksa
• Tunanetra-tunagrahita
• Tunanetra-tunalaras
• Tunanetra-kesulitan belajar khusush.
• Ciri khas tuna ganda :
• Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal: tuna netra dan tunagrahita, tuna netra dan
tunarungu-wicara, tunanetra dan tuna daksa dan tunagrahita dll.
• Ketidakmampuan anak semakin parah atau semakin banya bila tidak cepat mandapatkan
batuan. Hal ini disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan bantuan.
• Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman kegandaanya.
• Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat terperinci.
• Tidak menyamaratakan pendidikan tuna ganda yang satu dengan yang lain walau
mempunyai kegandaan yang sama.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai