Anda di halaman 1dari 40

mengenal ragam

anak berkebutuhan
khusus
Memiliki Lamban Belajar
Peserta Didik Tuna Rungu Gangguan
Tuna Wicara Motorik
Inklusif
Perwali No 85
Tuna Grahita Tuna Laras Berkesulitan Belajar
Tahun 2020 Tentang
Penyelenggaraan Tuna Daksa Autis
Pendidikan Inklusif
Di Kota Pontianak Memiliki
kecerdasan/ Korban
Penyalahgunaan
Memiliki bakat istimewa Narkoba, Obat
Lebih dari
satu Terlarang & Zat
gangguan Adiktif Lain
Tuna Netra
definisI ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
Anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya yang
mengalami hambatan dan ketidakmampuan
secara mental, emosi, fisik atau akademik.

Berkaitan dengan konsep / istilah


"DIsability" = Keterbatasan
Scholl, 1986 :
Anak yang rusak penglihatannya
walaupun dibantu dengan perbaikan,
masih mempunyai pengaruh yang
merugikan bagi anak yang bersangkutan
hambatan
penglihatan (tuna Hallahan & Kauffman, 2003 :
netra) Seseorang yang memiliki lemah
penglihatan atau akurasi kurang dari 6/60
setelah di koreksi atau sudah tidak
memiliki penglihatan
01 •Buta (Butaakademis/ educationally blind)

Dikatakan buta, jika anak sama sekali tidak mampu


menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya= 0)
Siswa yang tidak dapat lagi menggunakan
penglihatannya untuk tujuan belajar huruf awas/ cetak
jenis-jenis
gangguan
penglihatan
•Melihat sebagian/ kurang awas (Low
02 vision/ the partially sighted)
- Anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi
ketajamannya antara 20/70-20/200
- Anak yang mempunyai ketajaman penglihatan normal tetapi
medan pandangan kurang, sehingga cara belajar utamanya dapat
semaksimal mungkin menggunakan sisa penglihatan (visualnya)
karakteristik
hambatan
penglihatan
• Sering menabrak ketika bergerak
• Kesulitan membaca huruf pada buku bacaan atau tulisan di
papan tulis
• Kesulitan menulis pada garis dibuku
• Memegang buku dekat dengan muka ketika membaca
• Sering mengeluh kepala pusing, mata gatal atau mata berair
• Bentuk dan bola mata berbeda
• Sulit meniru gerakan
• Sulit mengenal gambar jika warna kontras
• Suka meraba barang yang dipegang atau benda yang ada di
dekatnya
hambatan pendengaran

(TUNA RUNGU)
Menurut WHO :
Anak yang mengalami kesulitan mendengar karena kehilangan
pendengaran di satu atau kedua telinga

Tipe gangguan pendengaran :


• Gangguan Pendengaran Konduktif

Ketika telinga luar maupun telinga tengah tidak dapat mendengar suara dengan benar
• Gangguan Pendengaran Sensorineural

Ketika sel-sel dan rambut pada rumah siput hilang atau rusak
• Gangguan Pendengaran Campuran

Kombinasi dari gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif. Disebabkan karena adanya masalah pada telinga luar, dalam
atau tengah
• Gangguan Pendengaran Neural

Ketika saraf pendengaran rusak atau hilang


• Tidak menyadari adanya bunyi atau suara
• Tidak melihat ke sumber suara
• Terlihat mendekatkan telinga pada sumber suara
• Sulit untuk berbicara dengan suara yang jelas karakteristik gang.
• Sulit untuk mengungkapkan perasaan yang tepat
pendengaran
• Cenderung menggunakan mimik atau gerakan
tubuh saat berkomunikasi
derajat gangguan • Normal : 0 – 20 db

pendengaran • Ringan (mild hearing loss) : 21 – 40 db


• Sedang (moderate hearing loss) : 41 – 70 db
• Berat (severe hearing loss) : 71 – 90 db
• Sangat berat (deaf/profound) : > 90 db
hambatan gerak
(tuna daksa)
Definisi :
Anak dengan hambatan gerak adalah anak yang memiliki hambatan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang (Heward (2006)) ,
dengan tingkat hambatan :
• Ringan --- Memiliki keterbatasan dalam aktifitas fisik, kualitas gerakan
motorik dapat ditingkatkan dengan terapi Sensori Integrasi
• Sedang --- Memiliki keterbatasan motorik, mengalami hambatan koordinasi
sensorik
• Berat --- Memiliki keterbatasan total dalam gerak fisik, tidak mampu
mengontrol gerakan fisik
01 Sulit menggerakkan tubuh

Sulit berpindah dari satu posisi ke


02
karakteristik posisi yang lain
Sulit meraih atau mengambil benda di
hambatan gerak 03 tempat yang tinggi atau rendah

04 Gerakan tubuh kaku atau layu

05 Sering terjatuh
Bila terjadi kekakuan pada otot bicara
06 juga mengalami hambatan bicara, serta
mengalami hambatan gerak, biasanya
disebut juga dengan Cerebral Palsy (CP)
01 Sebab-sebab sebelum lahir antara lain :
terjadi infeksi penyakit, kelainan
kandungan, kandungan radiasi, saat
mengandung mengalami trauma
(Kecelakaan).
penyebab tuna Sebab-sebab pada saat kelahiran, antara
02
daksa lain : Proses kelahiran terlalu lama, Proses
kelahiran yang mengalami kesulitan
Pemakaian Anestasi yang melebihi
ketentuan.

Sebab-sebab setelah proses kelahiran,


03
antara lain : Kecelakaan, lnfeksi
penyakit.
Tujuan pendidikan anak tuna daksa bersifat
ganda (dual purpose ), yaitu :
pengajaran untuk
tuna daksa 01 Berhubungan dengan aspek rehabilitasi dan
Pengembangan fungsi fisik, tujuannya
adalah untuk mengatasi permasalahan yang
timbul sebagai akibat langsung atau tidak
langsung dari kecacatannya.

02 Berkaitan dengan pendidikan, tujuannya


adalah untuk membantu menyiapkan
peserta didik agar mampu
mengembangkan sikap, pengetahuan dan
keterampilan
Tujuh Aspek yang harus dikembangkan
Anak Tuna Daksa :
• Pengembangan intelektual dan akademik
• Membantu perkembangan fisik
• Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
• Mematangkan aspek sosial
• Mematangkan moral dan spiritual
• Meningkatkan ekspresi diri
• Mempersiapkan masa depan anak
pembelajaran di sekolah

• Penataan lingkungan belajar :


Bangunan gedung memprioritaskan
tigakemudahan, yaitu: mudah keluar, masuk,
mudah bergerak dalam ruangan, dan mudah
mengadakan penyesuaian.

• Personil yang terlibat:


Guru PLB, guru reguler, dokter Anak, dokter ahli
rehabilitasi medis, dokter ahli ortopedik, dokter
ahli syaraf, psikolog, guru bimbingan dan
penyuluhan, social worker, fisioterapis
TUNA LARAS
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan
kontrol sosial.

• Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan penyimpangan tingkah
laku serta kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di dalam
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Anak tunalaras juga mempunyai kebiasaan
melanggar norma dan nilai kesusilaan maupun sopan santun yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari , termasuk sopan santun dalam berbicara maupun bersosialisasi
dengan orang lain.
Sebab – Sebab Anak Menjadi Tuna Laras
(Rusli Ibrahim, 2005 : 48)

• Faktor Psychologis
Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya factor psycologis seperti : abnormal
fixation, agresif, regresif, resignation, dan concept of discrepancy.
• Faktor Psychososial
Gangguan tingkah laku yang tidak hanya disebabkan oleh adanya frustrasi, melainkan juga ada
pengaruh dari faktor lain, seperti pengalaman masa kecil yang tidak atau kurang menguntungkan
perkembangan anak.
• Faktor Physiologis
Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya proses aktivitas organ - organ tubuh,
sehingga tidak atau kurang berfungsi sebagaimana mestinya, seperti terganggu atau adanya
kelainan pada otak, hyperthyroid dan kelainan syaraf motoris.
Karakteristik Psikologis Anak Tunalaras
(Rusli Ibrahim, 2005: 48)
Intelgensia dan Prestasi Akademis Anak tunalaras rata-rata memiliki kecerdasan (IQ) menghasilkan sebaran
normal 90, dan sedikit yang memiliki nilai di atas sebaran nilai anak- anak normal dan ada juga yang memiliki
kecerdasan sangat tinggi dalam nilai tes kecerdasan.  Persepsi dan Keterampilan Motorik Anak tunalaras sulit
melakukan aktivitas yang kompleks, merasa enggan dalam aktivitas, malas dan merasa tidak mampu dalam
melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, di sinilah penting letaknya pembelajaran pendidikan jasmani
seperti permainan sepak bola bagi anak tunalaras.

Perkembangan Emosi Anak Tunalaras


Rusli Ibrahim (2005: 51)
Anak-anak tunalaras terlambat dalam perkembangan sikap - sikap sosial dan emosionalnya. Sikap - sikap
tersebut dapat diamati dalam kehidupan sehari - hari dari interaksinya dengan lingkungan, seperti :
- Tidak mampu menyesuaikan diri dengan pola-pola kelompok yang lebih luas dan kesadaran sosial mereka
sangat rendah.
- Menuntut perhatian yang terus menerus dari lingkungannya dan mereka suka bermain sendirian.
- Dalam kelompok, biasanya selalu mengikuti bukannya memimpin.
Definisi :
Merupakan kondisi dimana anak memiliki
kemampuan intelektual dibawah rata-rata

Lambat belajar dengan tingkat IQ 71


hambatan intelektual – 89. Dimana anak seperti ini
(tuna grahita) membutuhkan bimbingan belajar
dengan 5R :
• Repeat (pengulangan)
• Reinforcement (pemberian
pujian)
• Reward (pemberian hadiah)
• Recall (mengulang kembali
materi yang sudah dipelajari)
• Remind (diingatkan)
Jenis lain dari Tuna Grahita

Menurut UNESCO :
• Retardasi mental
Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan
secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial dan
bermanifestasi selama masa perkembangan.
• Cacat mental
Kecerdasan dibawah rata-rata dan seperangkat keterampilan kehidupan
yang ada sebelum usia 18 tahun
• Gagal tumbuh
Ketika berat badan secara signifikan berada di bawah rata-rata grafik
pertumbuhan tidak sesuai dengan umur dan jenis kelamin
• Hambatan belajar yang parah
Terjadinya kesenjangan antara prestasi akademik dan kapasitas
kemampuan belajar anak
Edgare Dole tahun 1941 (Smith et all., 2002: 47) menyatakan jika seseorang
dianggap cacat mental jika ditandai :
• tidak berkemampuan secara social dan tidak mampu mengelola dirinya
sendiri sampai tingkat usia dewasa,
• mental dibawah normal,
• terlambat kecerdasannya sejak dari lahir,
• terlambat tingkat kematangannya,
• cacat mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit,
• tidak dapat disembuhkan.
Karakteristik Hambatan Intelektual

• Duduk, merangkak atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain seusianya
• Perilaku tidak sesuai dengan usia
• Mengalami kesulitan berbicara
• Kesulitan memahami aturan sosial
• Kesulitan dalam mengendalikan sikap atau gerakan
• Sulit memecahkan masalah
• Sulit berpikir secara logis
anak dengan kesulitan
belajar
Suatu hambatan dalam satu atau lebih
proses psikologis dasar yang melibatkan
pemahaman atau penggunaan bahasa,
lisan atau tertulis, yang termanifestasi
dalam suatu kemampuan yang tidak
sempurna untuk mendengarkan,
perpikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, atau melakukan perhitungan
matematika.
KARAKTERISTIK ANAK KESULITAN BELAJAR

Menurut Harwell (1982, dalam Mangunsong, 1998), Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000), 7 karakteristik
anak dengan kesulitan belajar bermasalah dalam satu anak dengan kesulitan belajar:
aspek/ lebih: • Memiliki sejarah kegagalan akademik
• Gangguan pada aktivitas motorik berulang kali
• Gangguan pada persepsi • Memiliki hambatan fisik yang berinteraksi
• Gangguan pada atensi/ perhatian dengan kesulitan belajar
• Gangguan pada ingatan • Kelainan motivasional
• Hambatan dalam orientasi ruang, arah/ spatial • Kecemasan
• Hambatan dalam perkembangan bahasa • Perilaku yang berubah-ubah dan tidak
• Hambatan dalam pembentukan konsep terduga
• Masalah perilaku • Penilaian (label) yang keliru karena data tidak
lengkap
• Pendidikan dan pola asuh yang tidak
memadai untuk kebutuhan anak
Menurut Kaufman & Hallahan (2003)

Jenis hambatan pada anak dengan kesulitan belajar meliputi :


• Diskalkulia
Kesulitan dalam memahami simbol matematika, konsep, arah
dalam berhitung atau terbalik dalam menuliskan angka mauun
nilai tempat
• Disleksia
Kesulitan dalam membaca, seperti membaca lompat
kata/kalimat/baris
• Disgrafia
Kesulitan dalam menulis, seperti huruf tak berbentuk dan
tulisan besar-besar
Karakteristik Khusus Anak dengan Kesulitan Belajar

• Kesulitan dalam membaca, menulis dan berhitung


• Bicara berbelit
• Tulisan sulit dibaca
• Saat membaca, menulis, berhitung ada huruf/angka yang terbalik, tertinggal atau berlebih
• Skor tes intelegensi diatas rata-rata, tetapi prestasi akademik rendah
• Menunjukkan hambatan koordinasi gerak/kikuk dan ragu dalam bergerak
• Menunjukkan hambatan orientasi arah ruang (kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang)
• Keterlambatan perkembangan konsep (ukuran, bentuk, operasi aritmatika)
• Sulit memahami isi bacaan
• Di antara mereka dengan kesulitan belajar diikuti dengan kesulitan konsentrasi
Anak yang mengalami hambatan
perkembanganyang sangat kompleks.
Hambatan perkembangan ini mencakup
anak dengan autism bidang kognitif, bahasa, perilaku,
(ASD) hambatan komunikasi, kesulitan
berimajinasi, hanya mencontoh dan
mengikuti secara kaku dan berulang-
ulang, serta mengalami hambatan
interaksi sosial.
• Cenderung melakukan aktifitas yang berulang-ulang
• Terlambat dalam perkembangan komunikasi/bahasa
• Rentan terhadap perubahan lingkungan atau
perubahan aktivitas rutin
• Tidak ada kontak mata
• Menunjukkan respon yang tidak biasa terhadap
karakteristik anak pengalaman sensorik

dengan autism • Mengalami hambatan bahasa dan interaksi sosial


• Sebagian anak dengan autism menunjukkan perilaku
hiperaktif dan memiliki fokus perhatian yang rendah
• Sebagian anak dengan autism suka membeo dan
sebagian lagi tidak bisa bicara
anak dengan adhd

Anak yang mengalami hambatan dalam


pemusatan perhatian, yang terkadang
dapat juga diikuti dengan perilaku
hiperaktif serta impulsif.
Anak dikatakan ADHD jika hambatan
pemusatan perhatian dan perilakunya
yang hiperkatif ini secara konsisiten telah
menimbulkan kesulitan bagi dirinya
dalam proses belajar dan interaksi sosial.
Karakteristik Anak dengan ADHD
• Kesulitan untuk memperhatikan secara detail
• Sering mengalami kegagalan dalam memusatkan perhatian
• Tidak memberikan perhatian penuh ketika sedang berbicara
• Mengalami kesulitan dalam mengikuti perintah
• Menolak, tidak menyukai atau mengabaikan jika diminta melakukan sesuatu
• Mudah terganggu konsentrasinya
• Gelisah dengan menggerakkan tangan atau kaki
• Sering berjalan, berlari-lari atau memanjat
• Tidak dapat mengkuti aktifitas dengan tenang
• Tingkah lakunya sulit untuk dikendalikan
• Kesulitan menunggu giliran saat bermain
• Cenderung mengganggu anak lain saat bermain
Anak berbakat atau anak yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa adl anak
yang memiliki potensi kecerdasan(intelegensi),
Anak berbakat kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas

(gifted) (task commitment) diatas anak-anak


seusianya(anak normal), sehingga untuk
mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata,
memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak
berbakat sering juga disebut sbg ‘gifted &
talented’
Ciri – Ciri Umum Anak Gifted
• Senang terhadap kegiatan intelektual
• Tidak cepat puas dengan prestasinya
• Berani menunjukkan kemampuannya
• Ide banyak
• Bertindak spontan dan tepat
• Dapat memecahkan masalah dengan cara bervariasi
• Berani menunjukkan sesuatu yang berbeda
• Mampu memimpin teman-temannya
• Dapat memberikan dukungan terhadap teman-temannya
• Lebih suka berteman dan berdiskusi dengan teman yang lebih tua
Ciri Kemampuan Belajar Anak Gifted

• Mudah menangkap pelajaran


• Paham konsep yang rumitIngatan sangat kuat
• Memiliki perbendaharaan kata yang luas
• Penalaran tajam (berfikir logis, kritis)
• Daya konsentrasi baikPengetahuan umum luas
• Membaca pada usia lebih dini dan gemar membaca
Ciri Kreatifitas Anak Gifted

• Rasa ingin tahu mendalam


• Sering mengajukan pertanyaan berbobot
• Menghasilkan banyak ide dengan mudah dan lancer
• Menghargai rasa keindahan
• Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
• Mempunyai rasa humor
• Mempunyai daya imajinasi yang tinggi
• Mampu mengajukan gagasan yanng orisinil
• Gemar menciptakan sesuatu
• Berani mengambil resiko, suka bereksperimen
Pendidikan Yang Direkomendasikan

• CURICULUM COMPACTING  merupakan pemadatan kurikulum dimana kurikulum


yang diberikan lebih banyak
• ACCELERATION  merupakan program percepatan dengan lompat kelas
• ENRICHMENT  merupakan tambahan dari mata pelajaran reguler dengan contoh
yang berbeda dan diasosiasikan untuk membangun ide yang kompleks.
• DIFFERENTIATION  merupakan seleksi terhadap materi yang akan diberikan
kepada anak gifted karena kemampuan mereka yang lebih
• INTERVENTION FOR DIVERSE POPULATION  merupakan intervensi yang efektif
dari berbagai pihak
Terima kasih !

Anda mungkin juga menyukai