anak berkebutuhan
khusus
Memiliki Lamban Belajar
Peserta Didik Tuna Rungu Gangguan
Tuna Wicara Motorik
Inklusif
Perwali No 85
Tuna Grahita Tuna Laras Berkesulitan Belajar
Tahun 2020 Tentang
Penyelenggaraan Tuna Daksa Autis
Pendidikan Inklusif
Di Kota Pontianak Memiliki
kecerdasan/ Korban
Penyalahgunaan
Memiliki bakat istimewa Narkoba, Obat
Lebih dari
satu Terlarang & Zat
gangguan Adiktif Lain
Tuna Netra
definisI ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
Anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya yang
mengalami hambatan dan ketidakmampuan
secara mental, emosi, fisik atau akademik.
(TUNA RUNGU)
Menurut WHO :
Anak yang mengalami kesulitan mendengar karena kehilangan
pendengaran di satu atau kedua telinga
Ketika telinga luar maupun telinga tengah tidak dapat mendengar suara dengan benar
• Gangguan Pendengaran Sensorineural
Ketika sel-sel dan rambut pada rumah siput hilang atau rusak
• Gangguan Pendengaran Campuran
Kombinasi dari gangguan pendengaran sensorineural dan konduktif. Disebabkan karena adanya masalah pada telinga luar, dalam
atau tengah
• Gangguan Pendengaran Neural
05 Sering terjatuh
Bila terjadi kekakuan pada otot bicara
06 juga mengalami hambatan bicara, serta
mengalami hambatan gerak, biasanya
disebut juga dengan Cerebral Palsy (CP)
01 Sebab-sebab sebelum lahir antara lain :
terjadi infeksi penyakit, kelainan
kandungan, kandungan radiasi, saat
mengandung mengalami trauma
(Kecelakaan).
penyebab tuna Sebab-sebab pada saat kelahiran, antara
02
daksa lain : Proses kelahiran terlalu lama, Proses
kelahiran yang mengalami kesulitan
Pemakaian Anestasi yang melebihi
ketentuan.
• Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan penyimpangan tingkah
laku serta kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di dalam
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Anak tunalaras juga mempunyai kebiasaan
melanggar norma dan nilai kesusilaan maupun sopan santun yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari , termasuk sopan santun dalam berbicara maupun bersosialisasi
dengan orang lain.
Sebab – Sebab Anak Menjadi Tuna Laras
(Rusli Ibrahim, 2005 : 48)
• Faktor Psychologis
Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya factor psycologis seperti : abnormal
fixation, agresif, regresif, resignation, dan concept of discrepancy.
• Faktor Psychososial
Gangguan tingkah laku yang tidak hanya disebabkan oleh adanya frustrasi, melainkan juga ada
pengaruh dari faktor lain, seperti pengalaman masa kecil yang tidak atau kurang menguntungkan
perkembangan anak.
• Faktor Physiologis
Gangguan tingkah laku yang disebabkan terganggunya proses aktivitas organ - organ tubuh,
sehingga tidak atau kurang berfungsi sebagaimana mestinya, seperti terganggu atau adanya
kelainan pada otak, hyperthyroid dan kelainan syaraf motoris.
Karakteristik Psikologis Anak Tunalaras
(Rusli Ibrahim, 2005: 48)
Intelgensia dan Prestasi Akademis Anak tunalaras rata-rata memiliki kecerdasan (IQ) menghasilkan sebaran
normal 90, dan sedikit yang memiliki nilai di atas sebaran nilai anak- anak normal dan ada juga yang memiliki
kecerdasan sangat tinggi dalam nilai tes kecerdasan. Persepsi dan Keterampilan Motorik Anak tunalaras sulit
melakukan aktivitas yang kompleks, merasa enggan dalam aktivitas, malas dan merasa tidak mampu dalam
melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, di sinilah penting letaknya pembelajaran pendidikan jasmani
seperti permainan sepak bola bagi anak tunalaras.
Menurut UNESCO :
• Retardasi mental
Penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan
secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial dan
bermanifestasi selama masa perkembangan.
• Cacat mental
Kecerdasan dibawah rata-rata dan seperangkat keterampilan kehidupan
yang ada sebelum usia 18 tahun
• Gagal tumbuh
Ketika berat badan secara signifikan berada di bawah rata-rata grafik
pertumbuhan tidak sesuai dengan umur dan jenis kelamin
• Hambatan belajar yang parah
Terjadinya kesenjangan antara prestasi akademik dan kapasitas
kemampuan belajar anak
Edgare Dole tahun 1941 (Smith et all., 2002: 47) menyatakan jika seseorang
dianggap cacat mental jika ditandai :
• tidak berkemampuan secara social dan tidak mampu mengelola dirinya
sendiri sampai tingkat usia dewasa,
• mental dibawah normal,
• terlambat kecerdasannya sejak dari lahir,
• terlambat tingkat kematangannya,
• cacat mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit,
• tidak dapat disembuhkan.
Karakteristik Hambatan Intelektual
• Duduk, merangkak atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain seusianya
• Perilaku tidak sesuai dengan usia
• Mengalami kesulitan berbicara
• Kesulitan memahami aturan sosial
• Kesulitan dalam mengendalikan sikap atau gerakan
• Sulit memecahkan masalah
• Sulit berpikir secara logis
anak dengan kesulitan
belajar
Suatu hambatan dalam satu atau lebih
proses psikologis dasar yang melibatkan
pemahaman atau penggunaan bahasa,
lisan atau tertulis, yang termanifestasi
dalam suatu kemampuan yang tidak
sempurna untuk mendengarkan,
perpikir, berbicara, membaca, menulis,
mengeja, atau melakukan perhitungan
matematika.
KARAKTERISTIK ANAK KESULITAN BELAJAR
Menurut Harwell (1982, dalam Mangunsong, 1998), Menurut Valett (dalam Sukadji, 2000), 7 karakteristik
anak dengan kesulitan belajar bermasalah dalam satu anak dengan kesulitan belajar:
aspek/ lebih: • Memiliki sejarah kegagalan akademik
• Gangguan pada aktivitas motorik berulang kali
• Gangguan pada persepsi • Memiliki hambatan fisik yang berinteraksi
• Gangguan pada atensi/ perhatian dengan kesulitan belajar
• Gangguan pada ingatan • Kelainan motivasional
• Hambatan dalam orientasi ruang, arah/ spatial • Kecemasan
• Hambatan dalam perkembangan bahasa • Perilaku yang berubah-ubah dan tidak
• Hambatan dalam pembentukan konsep terduga
• Masalah perilaku • Penilaian (label) yang keliru karena data tidak
lengkap
• Pendidikan dan pola asuh yang tidak
memadai untuk kebutuhan anak
Menurut Kaufman & Hallahan (2003)