Anda di halaman 1dari 43

Pengenalan

Anak dengan Kebutuhan Khusus


(ABK)

Pelatihan Calon Pelatih (PCP)


Diklat Berjenjang Tingkat Dasar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD
2020
Pokok-Pokok Bahasan

• Karakteristik anak dengan


kebutuhan khusus
• Mengidentifikasi kemampuan
khusus anak
• Program Pembelajaran Anak
dengan Kebutuhan Khusus
• Manfaat menggabungkan
(inklusif) Anak Dengan
Kebutuhan Khusus dalam
pembelajaran bersama anak
yang lain
• Pengelolaan kelas
penggabungan (inklusif)
Tujuan Pembelajaran

• Peserta dapat mengenali karakteristik


anak dengan kebutuhan khusus
• Peserta dapat memahami pentingnya
pendidik mengidentifikasi kemampuan
khusus anak
• Peserta dapat menyesuaikan program
pembelajaran Anak dengan Kebutuhan
Khusus
• Peserta dapat memahami manfaat
menggabungkan (inklusif) Anak
Dengan Kebutuhan Khusus dalam
pembelajaran bersama anak yang lain
• Peserta dapat mengelola kelas
penggabungan (inklusif)
Siapakah Anak dengan
Kebutuhan Khusus?
Anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada
ketidaksesuaian perkembangan mental, emosi atau fisik
dengan usia kronologisnya.

Anak dengan kebutuhan khusus memiliki hambatan


dalam perkembangan, pembelajaran dan berpartipasi,
sehingga memerlukan dukungan secara khusus dari
berbagai pihak di luar diri anak untuk mengurangi
hambatan-hambatan yang ada, agar anak-anak dapat
berpartisipasi dan beradaptasi dalam pembelajaran
bersama teman sebayanya
Hambatan daya
pikir
Pengelompokan ABK (Tunagrahita/Down
Berdasarkan Hambatan Syndrome)

Hambatan

ABK
Hambatan perilaku pendengaran dan
(tunalaras, HIV bicara
AIDS & Narkoba) (Tunarungu/Tunawi
cara)

Hambatan
fisik/motorik
(Cerebral Palsy,
Polio, Tuna Daksa,
Kidal)
Spectrum
autism,
Pengelompokan ABK Sindroma
Berdasarkan Hambatan Asperger

Hambatan
kemampuan
belajar
Tuna ganda ABK (Disleksia,
Diskalkulia,
Disgrapia,
ADD/ADHD)

Hambatan
karena
kelebihan
potensi
(kecerdasan,
bakat, dan
intuisi)
Faktor Penyebab Munculnya ABK

Setelah
Sebelum Saat
Kelahiran
Kelahiran Kelahiran

 Gangguan
Genetika: Kelainan  Proses kelahiran  Penyakit infeksi
Kromosom, lama (Anoxia), bakteri (TBC),
Transformasi prematur, virus
 Infeksi Kehamilan kekurangan  Kekurangan zat
 Usia Ibu Hamil oksigen makanan (gizi,
(high risk group)  Kelahiran dengan nutrisi)
 Keracunan Saat alat bantu: Vacum  Kecelakaan
Hamil  Kehamilan terlalu  Keracunan
 Pengguguran lama: > 40 minggu
 Lahir Prematur
Undang-Undang Sisdiknas pasal 32 ayat 1 dan 2,
Kategori Jenis-Jenis ABK
yang Berhak Mendapat Layanan Pendidikan
Apa yang Bisa Dilakukan
Pendidik PAUD?

Memfasilitasi kebutuhan belajar anak-anak tersebut sesuai


potensinya
 Amati, Catat, Temukan Potensinya

 Memikirkan Cara Mendukung Potensi Anak


 Memfasilitasi
 Menyertakan dalam Proses Pembelajaran
Contoh
Catatan Hasil Pengamatan
Anak dengan Hambatan Perkembangan Fisik

• Kognitif dan akademik


Memiliki fungsi kognitif dengan rentang dari yang ringan hingga
berat
• Perilaku
Dapat terganggu apabila hambatan yang dimilikinya itu
menghambat gerakan, interaksi dengan orang lain.
• Emosional
Pada umumnya akan memiliki konsep diri yang rendah
• Sosial
Sangat memerlukan bantuan orang lain untuk dapat
berinteraksi dengan teman sebayanya
• Fisik dan medis
Akan memiliki kondisi fisik dan medis yang berbeda dengan
anak secara umum dan memerlukan perhatian yang khusus.
Anak dengan Hambatan Perkembangan Fisik

• Tidak kaget saat mendengar suara


nyaring.
• Untuk bayi di bawah 4 bulan, tidak
menoleh ke arah sumber suara.
• Tidak bisa menyebutkan satu kata pun
saat berusia satu tahun.
• Menyadari kehadiran seseorang ketika
ia melihatnya, namun acuh saat ia
dipanggil namanya.
• Lambat saat belajar bicara atau tidak
jelas ketika berbicara.
• Menjawab tidak sesuai dengan
pertanyaannya.
• Sering berbicara dengan lantang atau
menyetel volume TV keras-keras.
• Memerhatikan orang lain untuk meniru
sesuatu yang diperintahkan, karena ia
tidak mendengar sesuatu yang
diinstruksikan.
 Bahasa Reseptif
 Bahasa Ekspresif
Anak dengan Hambatan Perkembangan Intelektual/Kognitif

MASALAH EMOSIONAL

 Terdapat kesulitan pada kemampuan


berpikir, pemahaman dan bersosialisasi.
KARAKTERISTIK Efek bisa ringan atau sedang.
 Membutuhkan waktu panjang untuk bisa
• Berat dan panjang saat lahir di bawah berjalan, bicara, memakai pakai baju atau
rata-rata. ke toilet sendiri.
• Berkurangnya tegangan otot seperti
hipotonia.
 Ketika sekolah, membutuhkan bantuan
• Mata miring ke atas dan ke luar. ekstra untuk menulis dan membaca.
• Telapak tangan hanya memiliki satu  Kadang terdapat masalah perilaku,
lipatan. kurang perhatian atau obsesif pada
• Hidung kecil dan tulang hidung rata. sesuatu  karena kesulitan dalam
• Antara jari kaki pertama dan kedua mengontrol reaksi tubuh, relasi dengan
terdapat jarak yang luas. orang lain, dan mengatur perasaan saat
• Mulut kecil.
• Tangan lebar dengan jari-jari pendek.
frustasi.
• Bertubuh pendek.  Setelah memasuki usia dewasa, perlu
• Leher pendek. belajar untuk memutuskan terkait pada
• Kepala kecil dan datar di bagian diri sendiri atau orang lain. Perlu bantuan
belakang. dalam menyelesaikan persoalan atau
• Lidah menonjol keluar. mengelola uang. Beberapa orang dapat
• Bentuk telinga tidak normal atau kecil. memasuki pendidikan tinggi.
• Kelenturan otot berlebih.
• Bintik putih pada selaput mata.
Anak dengan Hambatan Perkembangan Intelektual/Kognitif

KARAKTERISTIK

• Berkaitan dengan atensi, persepsi,


gangguan memori, proses informasinya.
• Secara akademik, bermasalah pada
kegiatan membaca, menulis, berhitung
dan matematika serta berbahasa verbal Gangguan
• Secara sosial dan emosional, umumnya Pemusatan Perhatian
memiliki harga diri rendah karena
dianggap sebagai anak yang tidak
mampu.
• Secara perilaku, sulit untuk
mengendalikan gerak tubuhnya, tidak
mau duduk diam, berbicara terus,
melakukan agresi fisik dan verbal (tidak
selalu).
Gangguan Pemusatan Perhatian








Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

• Secara tingkah laku biasanya mereka tidak berbeda


dengan anak kebanyakan.
• Secara emosional, biasanya mereka memiliki
pengalaman kecemasan yang bersumber dari
perasaan tidak aman dan tidak nyaman dalam dirinya
terhadap lingkungan (rasa ketakutan yang
berlebihan)
• Secara sosial, ada hambatan dalam menjalin
hubungan dengan orang lain, sehingga menimbulkan
perasaan takut, tertekan bahkan depresi.
• Secara kognitif, anak memiliki rentang kemampuan
dari rendah hingga tinggi
Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

 Selalu dalam keadaan ‘siap gerak’ atau aktivitas seperti digerakkan oleh mesin
yang tak pernah berhenti dan tidak terlihat kelelahan
 Tidak bisa duduk diam
 Mudah terpengaruh
 Sulit dikendalikan
 Sering berbicara berlebihan
 Sering menimbulkan kegaduhan pada waktu melakukan sesuatu atau
bermain
 Mudah mengalami kecelakaan
 Barang-barang dan alat bermain yang dipakai sering rusak
 Sering melontarkan jawaban sebelum selesai ditanyakan
 Meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain dimana anak
sebenarnya diharapkan untuk dapat duduk tenang
 Sulit menunggu giliran
 Sering memaksakan diri terhadap orang lain
 Perilaku agresif, mudah terganggu.
Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

• Tidak menunjukkan rasa senang ketika


diangkat atau dipeluk, merasa takut,
menangis atau marah.
• Tidak menunjukkan perbedaan respon ketika
berhadapan dengan orangtua, saudara
kandung atau pendidik dengan orang asing.
• Enggan berinteraksi secara aktif dengan
orang lain, tidak berminat pada orang,
melainkan asyik sendiri dengan benda-benda
& lebih senang menyendiri.
• Tidak tersenyum pada situasi sosial, tetapi
tersenyum atau tertawa ketika tidak ada
sesuatu yang lucu.
Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

• Tidak menunjukkan rasa senang ketika diangkat atau dipeluk, merasa


takut, menangis atau marah.
• Tidak menunjukkan perbedaan respon ketika berhadapan dengan
orangtua, saudara kandung atau pendidik dengan orang asing.
• Enggan berinteraksi secara aktif dengan orang lain. Tidak tersenyum
pada situasi sosial, tetapi tersenyum atau tertawa ketika tidak ada
sesuatu yang lucu.
• Mata berbeda dengan kontak mata sangat singkat. Terkadang
menghindari kontak mata atau melihat sesuatu dari sudut matanya.
• Tidak senang bermain bersama anak lain, lebih senang bermain sendiri.
• Perbedaan dalam interaksi sosial dan kelekatan yang biasa terbentuk
dengan orangtua atau bersahabat dengan teman sebaya juga rendah
atau bahkan tidak ada.
Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

• Hambatan komunikasi
• Gumaman yang biasanya muncul sebelum anak dapat berkata-kata
mungkin tidak nampak pada anak autis.
• Mereka yang berbicara mengalami abnormalitas dalam intonasi, rate,
volume, dan isi bahasa.
• Sering tidak memahami ucapan yang ditujukan kepada mereka.
• Sulit memahami bahwa satu kata mungkin memiliki banyak arti.
• Menggunakan kata-kata aneh atau kiasan
• Terus mengulangi pertanyaan
• Sering mengulang kata-kata yang baru saja atau pernah mereka
dengar
• Hambatan dalam komunikasi non verbal
Anak dengan Hambatan Perkembangan Emosional

• Tidak menunjuk atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan


keinginannya, melainkan mengambil tangan orang lain untuk mengambil
objek yang dimaksud.
• Perilaku repetitif (pengulangan), misalnya: tingkah laku motorik ritual seperti
berputar-putar dengan cepat (twirling), memutar-mutar objek, mengepak-
ngepakan tangan (flapping), bergerak maju mundur atau kiri kanan
(rocking).
• Asyik sendiri atau preokupasi dengan objek dan memiliki rentang minat yang
terbatas
• Sering memaksa orang tua untuk mengulang suatu kata atau potongan
kata.
• Mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak
meninggalkan rumah tanpa benda tersebut
• Tidak suka dengan perubahan yang ada di lingkungan atau perubahan
rutinitas.
Tingkat Keparahan Hambatan Spektrum Autisma
Mengenali
Anak
dengan
Gangguan
Autisma
Anak dengan
Kecerdasan
dan Berbakat
Istimewa
Tips Memfasilitasi
Anak dengan Kebutuhan Khusus
Pembelajaran yang menggabungkan anak dengan
keberagaman potensinya, untuk belajar bersama dan
berkembang sesuai potensinya masing-masing
Kesempatan
Mengikuti
Pembelajaran
dalam
Lingkungan yang
Sama

ABK diterima di Menerima


Sekolah Terdekat,
Belajar Bersama Prinsip Semua Anak
dengan Berbagai
Anak Seusia Kondisi

Menghargai
Keanekaragaman
& Tidak
Diskriminatif
Penting bagi guru bersama teman sejawat dan seluruh
penyelenggara sekolah memahami, bahwa setiap ANAK punya
kebutuhan yang BERBEDA-BEDA, serta punya KEKHUSUSAN
kebutuhan. Anak-anak dengan kebutuhan khusus harus
mendapatkan layanan pendidikan di PAUD.

Layanan PAUD serta orang-orang yang terlibat di dalamnya


perlu BERADAPTASI dengan KONDISI anak-anak dengan
kebutuhan khusus, begitu juga dengan orang tua dari anak-
anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus.

KESADARAN ini harus DIBANGUN BERSAMA dalam lingkungan


sekolah dan masyarakat melalui pendekatan program INKLUSIF.
Kesimpulan Materi Sesi Ini
adalah ……

Setiap Anak Memiliki POTENSI, maka… TEMUKAN,


FASILITASI, dengan cara melakukan PENYESUAIAN/ADAPTASI
terhadap SISTEM, STRATEGI, CARA BELAJAR

PAHAMI setiap ANAK dan BERSABARLAH atas SETIAP


PROSES & PENCAPAIAN

Anda mungkin juga menyukai