SEKOLAH
JENIS-JENIS ABK
INKLUSI DAN SLB
JENIS-JENIS ABK
TUNA NETRA
Pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera
penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai
saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti
orang awas.
Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan
anak normal lainnya, mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk
kelompok mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan
berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV
SD Umum. Pada usia 16 tahun tingkat kecerdasannya sama dengan anak kelas tiga/ lima SD,
kematangan belajar membaca dicapai pada usia 9 sampai dengan 12 tahun, dapat bergaul dan
mampu mengerjakan pekerjaan ringan.
2. Tunagrahita sedang (Imbesil)
Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat
terlihat, tetapi ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai
IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat kelas II SD Umum. Mereka
tidak mampu mempelajari pelajaran akademik, perkembangan bahasa terbatas, berkomunikasi
dengan beberapa kata, mampu menulis nama sendiri, nama orang tua adan alamat, mengenal angka
tanpa pengertian, dapat dilatih bersosialisasi, mampu mengenali bahaya, tingkat kescerdasan setara
anak usia 6 tahun.
3. Tunagrahita berat (Idiot)
Kelompok ini termasuk yang sangat rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara
akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30
kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain, tidak mampu
mengurus diri sendiri, tidak mengenali bahaya, tingkat kecerdasannya setara dengan anak usia 4
tahun.
TUNA DAKSA
normal.
2) Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya tangan dan kaki kanan ,
4) Diplegia, kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri(paraple-gia).
5) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau
6) Quadriplegia, anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruh anggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan
Dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum lahir. Ketidak mampuan anak
berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap rangsangan dari luar, begitu juga
kemampuan anak bekerjasama dengan orang lain, sehinggaanak bersikap masa bodaoh.
2. Autisme reaksi
Terjadi karena beberapa permasalahan yang di menimbulkan kecemasan seperti orang tua
meninggal, sakit berat, pindah rumah/sekolah dan sebagainya. Autisme ini akan memuncukan
gerakan-gerakan tertentu berulang –ulang, kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala ini muncul
pada usia lebih besar enam sampai tujuh tahun sebelum anak memasuki tahapan berfikir logis.
3. Autisme yang timbul kemudian
Terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan jaringan otak yang terjadi
setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit dalam hal pemberian pelatihan dan
pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
1. Terutama hiperaktif-impulsif
o Kebanyakan gejala (enam atau lebih) berada di kategori hiperaktif-impulsif.
o Kurang dari enam gejala kekurangan perhatian yang hadir, walaupun kekurangan perhatian mungkin masih hadir untuk
beberapa derajat.
2. Terutama pelengah
o Sebagian besar gejala (enam atau lebih) berada di kategori kekurangan perhatian dan kurang dari enam gejala hiperaktif-
impulsif yang hadir, meskipun hiperaktif-impulsif masih dapat hadir untuk beberapa derajat.
o Anak-anak dengan subtipe ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertindak keluar atau mengalami kesulitan bergaul
dengan anak-anak lain. Mereka mungkin duduk diam, tetapi mereka tidak memperhatikan apa yang mereka lakukan. Oleh
karena itu, anak mungkin akan diabaikan, dan orang tua dan guru mungkin tidak menyadari gejala ADHD.
3. Gabungan hiperaktif-impulsif dan lalai
o Enam atau lebih gejala kurangnya perhatian dan enam atau lebih gejala hiperaktif-
impulsif yang hadir.
o Sebagian besar anak dengan ADHD memiliki tipe gabungan
ANAK BERKESULITAN BELAJAR SPESIFIK
5. Hiperaktivitas
Dengan adanya disfungsi pada susunan syaraf pusatnya, maka ada kemungkinan anak-anak mengalami hiperaktif
neurologik, yang mana dimanifestasikan dengan sulit konsentrasi banyak bergerak dan tidak terkontrol.
6. Kesulitan Belajar Membaca
Kesulitan belajar membaca merupakan bagian dari kesulitan belajar akademik, kesulitan ini juga dikenal dengan
disleksia.
Anak cerdas (brigth/higt achiever) berbeda dengan dengan anak CI-BI (gifted) dan anak-anak
cerdas tidak bisa dimaksukkan ke dalam kelompok gifted karena mereka memiliki karakteristik
yang berbeda. Sekalipun mereka juga memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, namun
kemampuan mereka dalam analisis, abstraksi dan kreativitas tidak seluar biasa anak-anak CI-
BI.
ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di
bawah anak normal, tetapi tidak termasuk anak tunagrahita (biasanya memiliki IQ sekitar
80-85). Mereka termasuk kategori “borderline” (garis batas) yang secara pendidikan
disebut “slow learner” (lambat belajar).
Dalam beberapa hal anak lambat belajar mengalami hambatan atau keterlambatan
berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik di banding
anak tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan anak normal
TUNA GANDA (MULTIPLE HANDICAPPED)
Sistem Pendidikan untuk anak berkebutuhan Ada di dalam sistem sekolah umum, dimana pelaksanaan
Pendidikan khusus terpisah dari sekolah umum. pendidikan, pengelolaan kelas dapat menjamin
peningkatan pendidikan dan akses untuk semua anak,
termasuk anak berkebutuhan khusus.
Dimensi Sekolah Luar Biasa (SLB) Inklusi
Manfaat Pendidikan lebih banyak ditujukan 1. Sebagian besar anak berkebutuhan khusus dapat belajar
untuk anak yang tidak memiliki di sekolah umum dengan akses dan lingkungan yang
kebutuhan khusus. Anak dengan kondusif.
kebutuhan khusus masih sulit 2. Guru dapat memperkaya wawasan serta meningkatkan
mendapatkan pendidikan. kreativitas dalam pengelolaan kelas.
3. Siswa / siswi lainmenerima perbedaan yang ada dan
memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta mampu menjalin
persahabatan dengan anak berkebutuhan khusus.
4. Orang tua anak berkebutuhan khusus merasa yakin
bahwa anaknya akan mendapatkan pendidikan yang lebih
baik
Tanggungjawab Tanggung jawab ada pada masing - Guru wali kelas, guru bidang studi serta guru pembimbing khusus
masing unit penyelenggara bertanggung jawab penuh pada kelangsungan proses belajar anak
pendidikan. berkebutuhan khusus.
That’s all! Thank you!
Any questions?