SIMULASI
Disusun oleh:
Nurlaela
Patimah Azzahra
Siti Marnah
Suci Retno Sari
Yudistira
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................
Latar Belakang..........................................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................
2. Bentuk Simulasi.............................................................................................................................
3. Permainan Simulasi.......................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode mengajarmerupakan cara yang digunakan guru dalam memebelajarkan siswa
agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode
mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam membentuk pengalaman balajar
siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang.Dalam kegiatan belajar ini akan
dikemukakan tantang konsep, karakteristik, prosedur, keterbatasan, dan keunggulan metode
mengajar simulasi yang mungkin banyak digunakan oleh guru.
Dalam pengajaran modern teknik ini telah banyak di laksanakan sehingga siswa bisa
berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki. Simulasi adalah tingkah
laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang itu
merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.
Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah : peer-teaching, socialdrama,
psikodrama, simulasi game, dan rope playing.
Contohnya : siswa melatih mengajar di depan kelas berperan sebagai guru. Dalam
pengajaran konpeksi, siswa berperan sebagai manajer, penggunting bahan, penjahit, penyetrika,
pengepak, pengelola keuangan, dan lain-lainnya. Mereka sedang memerankan sekelompok orang
yang mengelola konpeksi pakaian.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pusat bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah suatu metode pelatihan yang
memper gerakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imitasi) yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya;simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai
model statistik atau pemeran.
Udin syaefudin Sa'ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari
perilaku sebuah sistem misalnya sebuah perencanaan pendidikan yang berjalan pada kurun
waktu yang tertentu. jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi
seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu
bisa dimodifikasi secara nyata.
Sri Anitah.W, dkk. (2007: 522) metode simulasi merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang
menggunakan metode simulasi cenderung objek nya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya
melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh
siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.
Model mengajar ini berdasarkan kepada teori sarene bookock, Harold, Guetzknow.
Tujuannya dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan
kenyataan sosial, dan untuk menguji reaksi mereka serta untuk memperoleh keterampilan
pembuatan keputusan (Moh. Surya, 2003: 125).
Model pembelajaran simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Salah satu contoh simulasi adalah geladi resik, yakni memperagakan proses terjadinya suatu
upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya
nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu
peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor, maka penggunaan model
pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat.
Pembelajaran simulasi telah diterapkan dalam pendidikan saja lebih dari tiga puluh tahun.
Pelopornya di antaranya Sarene Boocock dan Harold Guetzkow, walau model simulasi bukan
berasal dari disiplin ilmu pendidikan. Tetapi merupakan penerapan dari prinsip cybernetic, suatu
cabang dari psikologi cybernetic adalah suatu studi perbandingan antara mekanisme kontrol
manusia (biologis) dengan sistem elektromekanik, seperti komputer. Jadi, berdasarkan tcori
sibcrnetika, ahli psikologi menganalogikan mckanisme kerja manusia seperti mekanisme mesin
elektronik. Menganggap siswa (pembelajar) sebagai suatu sistem yang dapat mengendalikan
umpan balik sendiri (self-regulated feedback).
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan.
Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan
terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses. Model
pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan
kenyataan sosial dan untuk menguji rcaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan
pembuatan keputusan.
Beberapa peran guru yang harus dilakukan dalam melaksanakan model pembelajaran
menggunakan pendekatan simulasi, yaitu:
a. Menjelaskan (explaining), guru dapat menjelaskan sekadarnya kepada siswa, siswa harus
memahami aturan dan kegiatan simulasi.
c. Melatih (coaching), di mana guru bertindak sebagai pelatih yang memberikan petunjuk-
petunjuk kepada siswa agar mereka dapat bermain dengan baik.
d. Memimpin diskusi (discussing), selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas
dalam suasana diskusi. Misalnya membicarakan tanggapan siswa dan kesukaan yang
dijumpai (Abu Ahmadi, 1990: 85).
Simulasi dapat dilakukan dari bentuk yang sederhana sampai kegiatan yang kompleks.
Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Di dalam permainan (games) para pemain
melakukan persaingan untuk mencapai kemenangan atau menyalahkan lawannya. Selain itu,
permainan lebih memberi hiburan (kesenangan) kepada pemain-pemainnya. Penggunaan model
simulasi dalam proses pembelajaran kecenderungan sesuai dengan pengajaran modcrn sekarang.
Model simulasi mempunyai beberapa hal yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar antara lain:
a. Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa dalam
pengajaran di kelas, baik guru atau siswa mengambil bagian di dalamnya.
b. Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih
siswa melakukan pendekatan interdisipliner di dalam belajar, juga mempraktikkan
keterampilan yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
c. Simulasi adalah model mengajar yang dinamis dalam arti sangat sesuai untuk menghadapi
situasi-situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan memberikan
jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah (Abu Ahmadi, 1990).
2. Bentuk Simulasi
Model pembelajaran yang menggunakan simulasi ini memiliki banyak bentuk dan
variasinya, di antaranya:
a. Feer teaching: latihan atau praktik mengajar yang menjadi murid adalah temannya sendiri,
tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam mengajar.
b. Sosiodrama: sandiwara atau drama lisan tanpa skrip (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih
dahulu dan menyuruh anak menghafal sesuatu. Pokok atau masalah yang didramatisasikan
atau perankan ialah yang berhubungan dengan situasi sosial yang bertalian dengan hubungan
antarmanusia. Sosiodrama ini sering kita dapati pada anak-anak kecil misalnya mereka
memerankan sebagai ayah dan ibu dengan bonekanya. Tujuannya agar anak dapat mengerti
peranan orang lain dan dapat memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Psikodrama: permainan peranan yang dilakukan, dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan memperoleh insight atau pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dan
dapat menemukan sclf-concept, psikodrama digunakan untuk maksud terapi. Masalah yang
diperankan adalah perihal emosional yang lebih mendalam yang dialami seseorang.
Misalnya memerankan orang yang sedang sedih atau gembira.
d. Simulasi games: simulasi games atau permainan simulasi ini hampir sama dengan
demonstrasi tetapi situasi yang diciptakannya ialah situasi tiruan atau ada unsur yang bukan
sebenarnya. Tujuan mengajar dengan menggunakan metode ini ialah seperti mengajar
dengan menggunakan metode demontrasi yaitu supaya siswa memiliki pcngetahuan tentang
dan keterampilan dalam suatu kegiatan, seperti seorang perawat memperlihatkan contoh
cara-cara mandi di depan kelas.
e. Role playing, adalah permainan peranan yang dilakukan untuk mengkreasi kembali
peristiwa masa lampau, mengkreasi kemungkinankemungkinan masa depan dan
mengekspos kejadian-kejadian masa kini, permainan ini sangat cocok untuk pelajaran
sejarah. Cordile (1986: 45) mengemukakan penemuan beberapa guru bahwa simulasi dan
permainan merupakan metode mengajar yang tinggi efektivitasnya dalam menyederhanakan
situasi kehidupan dan menyajikan pengalaman-pengalaman yang menentukan ke arah
diskusi.
a. Tahap orientasi yaitu menentukan tema, pada langkah pertama ini guru menjelaskan tema
yang akan digarap, konsep yang akan ditanamkan dalam simulasi, menjelaskan simulasi bila
siswa baru pertama kali berhadapan dengan permainan tersebut.
c. Menyiapkan alat peraga (perlengkapan) simulasi berupa: Beberan (Captain), Alat penentu
Jangkah (misalnya dadu), Kartu pesan.
d. Merumuskan tata tertib, guru menerapkan skenario dan memberikan penjelasan tentang
aturan permainannya, seperti aturan cara bermain, pemberian nilai, tipe-tipe keputusan yang
dilakukan, serta tujuan itu sendiri. Guru mengorganisasi siswa ke dalam berbagai variasi
aturan dan mempersingkat pelaksanaan untuk meyakinkan siswa dalam memahami setiap
arah dan menggunakan aturan-aturan yang ada.
e. Menentukan peran/kclompok, guru dalam permainan ini bertindak sebagai fasilitator,
kemudian guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok ditentukan
atau ditunjuk ada yang sebagai moderator, sckertaris, dan anggota.
3. Permainan Simulasi
Permainan simulasi ini dimulai, tiap-tiap perwakilan kelompok menentukan topik yang
akan dibahasnya dengan cara diundi. Kemudian masing-masing kelompok mengadakan diskusi
kelompok dan membuat kesimpulan dari hasil diskusinya.
Metode mengajar yang menggunakan metode simulasi ini banyak digunakan pada
pembelajaran IPS, PKn, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Apresiasi. Pembinaan kemampuan
bekerja sama, komunikasi dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan
dihasilkan melalui pembelajaran simulasi. Metode mengajar simulasi lebih banyak menuntut
aktivitas siswa sehingga metode simulasi sebagai metode yang berlandaskan pada pendekatan
CBSA dan keterampilan proses.
Di samping itu, metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual,
salah satu contoh bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial
maupun permasalahan-pcrmasalahan sosial yang aktual maupun masa lalu untuk masa yang akan
datang. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan sosial maupun
membentuk sikap atau perilaku dapat dilakukan melalui pembelajaran ini.
Langsung maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang berkaitan
dengan bermain peran dapat dikembangkan. Siswa akan menguasai konsep dan keterampilan
intelektual, sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya serta mampu belajar
melalui situasi tiruan dengan sistem umpan balik dan penyempurnaan yang berkelanjutan.
1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari
8. Melatih Peserta didik untuk memahami dan menghargai pendapat serta peranan orang lain.
Dengan demikian, penggunaan metode simulasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kecenderungan pembelajaran modern yang menuju kepada pembelajaran peserta didik yang
bersifat individu dan kelompok kecil, heuristik (mencari sendiri perolehan) dan aktif. Sesuai
dengan hal ini simulasi menurut Derick, U dan Mc Aleese, R, bahwa simulasi memiliki tiga sifat
utama yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu: 1)
Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran di kelas, baik guru maupun peserta didik mengambil peran di dalamnya, 2)
Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih peserta
didik melakukan pendekatan interdisiplin di dalam pembelajaran. Di samping itu, dapat juga
mempraktikkan keterampilanketerampilan sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat: 3)
simulasi adalah model pembelajaran yang bersifat dinamis dalam arti sangat sesuai untuk
menghadapi situasi-situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan
memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah.
b. Sekalipun tujuan utamanya simulasi itu sebagai alat untuk belajar tetapi juga siswa merasa
bergairah.
c. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal siswa nanti apabila menghadapi hal-hal yang
dihadapi pada situasi yang sebenarnya.
d. Simulasi merangsang siswa untuk menjadi biasa dan terampil dalam menanggapi dan
bertindak secara spontan.
a. Pengalaman yang didapat dari simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan
kehidupannya.
b. Pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku,bahkan salah arah, karena kurangnya pengalaman
siswa terhadap masalah-masalah sosial yang diperankan.
c. Faktoremosional seperti rasa malu, ragu-ragu atau takut akan memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.
Menurut Bruce dan Joice (1986) secara khusus peranan yang dimainkan guru dalam simulasi
yaitu menjelaskan (explaining), mewasiti (refereeing), melatih (coaching), dan diskusi
(discussing). Prosedur dalam mengaplikasikan metode simulasi yang harus ditempuh dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
3. Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang
dimainkan.
4. Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan
diskusi.
e. Melaksanakan simulasi.
Melakukan penilaian. Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001: 66), model ini
memiliki empat tahap sebagai berikut:
Tahap I. Orientasi
a. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam
proses simulasi.
a. Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang
harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
b. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performan si
pemeran.
d. Melanjutkan permainan/simulasi.
a. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.
c. Menganalisis proses.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengajaran modern teknik ini telah banyak dilaksanakan sehingga siswa bisa
berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki. Simulasi adalah tingkah
laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang itu
merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.
Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah : peer-teaching, sociodrama,
psikodrama, simulasi game, dan role playing.
Model pembelajaran simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Salah satu contoh simulasi adalah gladi resik, yakni memperagakan proses terjadinya suatu
upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya
nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu
peristiwa yang lebih banyak mengarah kepada psikomotor, maka penggunaan model
pembelajaran simulasi akan sangat bermanfaat.
Model pembelajaran ini diterapkan di dalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan
kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar
mendekati kenyataan di mana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya,
dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator. Pelaksanaan simulasi
haruslah terjadi proses-proses kegiatan yang menimbulkan (menghasilkan) domain afektif,
misalnya menyenangkan, menggairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong
royong, dan sebagainya. Domain psikomotorik, misalnya keterampilan berbicara, bertanya,
berdebat,mengemukakan pendapat, memimpin, dan sebagainya.
Simulasi dapat dilakukan dari bentuk yang sederhana sampai kegiatan yang kompleks.
Simulasi sering dikaitkan dengan permainan. Di dalam permainan (games) para pemain
melakukan persaingan untuk mencapai kemenangan atau menyalahkan lawannya. Selain itu,
permainan lebih memberi hiburan (kesenangan) kepada pemain-pemainnya. Penggunaan model
simulasi dalam proses pembelajaran kecenderungan sesuai dengan pengajaran modern sekarang.
Model simulasi mempunyai beberapa hal yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar antara lain:
1. Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan siswa dalam
pengajaran di kelas, baik guru atau siswa mengambil bagian di dalamnya.
2. Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih
siswa melakukan pendekatan interdisipliner di dalam belajar, juga mempraktikkan
keterampilan yang relevan dengan kehidupan masyarakat.
3. Simulasi adalah model mengajar yang dinamis dalam arti sangat sesuai untuk menghadapi
situasi-situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan memberikan
jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah (Abu Ahmadi, 1990).
Dengan demikian, penggunaan metode simulasi dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kecenderungan pembelajaran modern yang menuju kepada pembelajaran peserta didik yang
bersifat individu dan kelompok kecil, heuristik (mencari sendiri perolehan) dan aktif. Sesuai
dengan hal ini simulasi menurut Derick, U dan Mc Aleese, R, bahwa simulasi memiliki tiga sifat
utama yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada keaktifan peserta didik
dalam pembelajaran di kelas, baik guru maupun peserta didik mengambil peran di dalamnya,
2. Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan masalah yang sangat berguna untuk melatih
peserta didik melakukan pendekatan interdisiplin di dalam pembelajaran. Di samping itu,
dapat juga mempraktikkan keterampilan-keterampilan sosial yang relevan dengan kehidupan
masyarakat:
3. simulasi adalah model pembelajaran yang bersifat dinamis dalam arti sangat sesuai untuk
menghadapi situasi-situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan
memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat berubah.
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi dan saran
demi kesempurnaan makalah ini penulis harapkan sebagai bentuk kepedulian bagi yang ingin
menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari apa yang telah
disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Pengembangan Pembelajaran IPS di SD oleh Dr. Ahmad Susanto, M.Pd. 2014
https://books.google.co.id/books?
id=HBZNDwAAQBAJ&pg=PA53&lpg=PA53&dq=hakikat+metodesimulasi&source=bl&ots=q
swcfWK6qD&sig=ACfU3U0BwnF8Z-FGu-
p7oMKplaUPTlJ55A&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiYgbTu47DzAhW4lEsFHXJOBxUQ6AF6
BAgnEAM#v=onepage&q=hakikat%20metodesimulasi&f=false