PESERTA DIDIK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
b. Ciri-ciri Tunanetra
Kurang melihat (kabur), tidak mampu mengenali orang pada
jarak 6 m.
Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus.
Sering meraba--raba dan tersandung waktu berjalan,
Bagian bola mata yang hitam berwarna
keruh/bersisik kering.
Tidak mampu melihat.
Peradangan hebat pada kedua bola mata,
Mata bergoyang terus
c. Anak Tunanetra dapat dikelompokkan, sebagai berikut :
b. Ciri-ciri anak
Tunarungu
• Sering memiringkan kepala dalam usaha
mendengar;
• Banyak perhatian terhadap getaran;
• Terlambat dalam perkembangan bahasa
• Tidak ada reaksi terhadap bunyi atau suara;
• Terlambat perkembangan bahasa;
• Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi;
• Kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara;
• Ucapan kata tidak jelas, kualitas suara
aneh/monoton,
c. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunarungu
b. Ciri-ciri
Tunagrahita
• Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu
kecil/besar,
• Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
• Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan
• Kordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
c. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunagrahita
a. Perbedaan tunagrahita dengan anak normal dalam proses
belajar adalah terletak pada hambatan dan masalah atau
karakteristik belajarnya.
b. Perbedaan karakteristik belajar anak tunagrahita dengan
anak sebayanya, anak tunagrahita mengalami masalah
dalam hal yaitu:
Tingkat kemahirannya dalam mamecahkan
masalah
Melakukan generalisasi dan mentranfer sesuatu
yang baru
Minat dan perhatian terhadap penyelesaian
tugas
4. Anak dengan gangguan Anggota Tubuh
(Tunadaksa)
a. Pengertian
Adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat
yang menetap pada anggota gerak [tulang,
sendi,otot].
Mereka mengalami gangguan gerak karena
kelayuhan otot, atau gangguan fungsi syaraf otak
(disebut Cerebral Palsy /CP].
b. Ciri-ciri
Tunadaksa
Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam;
Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/ tidak sempurna/
lebih kecil dari biasa,
Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali,
bergetar)
Terdapat cacat pada anggota gerak,
Anggota gerak layu, kaku,lemah/lumpuh,
c. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunadaksa. Guru sebelum
memberikan pelayanan dan pembelajaran bagi anak tunadaksa harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Segi kesehatan anak
Apakah ia memiliki kelainan khusus seperti kencing manis atau pernah dioperasi, dan
sebagainya
• Kemampuan gerak dan mobilitas
Apakah anak ke sekolah menggunakan transportasi khusus, alat bantu gerak, dan
sebagainya.
• Kemampuan komunikasi
Apakah ada kelainan dalam berkomunikasi, dan alat komunikasi yang akan digunakan
(lisan, tulisan, isyarat) dan sebagainya.
• Kemampuan dalam merawat diri
Apakah anak dapat melakukan perawatan diri dalam aktivitas sehari-hari
atau tidak.
• Posisi
Bagaimana posisi anak tersebut pada wakyu menggunakan alat bantu,
duduk pada saat menerima pelajaran, dan sebagainya. Sehingga physical
therapis sangat diperlukan.
5. Anak dengan gangguan Prilaku dan Emosi
(Tunalaras)
a. Pengertian Tunalaras
Adalah anak yang berperilaku menyimpang baik pada taraf
sedang, berat dan sangat berat, terjadi pada usia anak dan remaja, sebagai
akibatterganggunya perkembangan emosi dan sosial atau keduanya,
sehingga merugikan dirinya sendiri maupun lingkungan
b. Ciri-ciri Tunalaras
Cenderung membangkang
Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah
Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu
Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila /hukum
Cenderung prestasi belajar dan motivasi rendah sering bolos, jarang
masuk sekolah
c. Kebutuhan Pembelajaran Anak
Tunalaras
• Perlu adanya penataan lingkungan yang kondusif
(menyenangkan) bagi setiap anak
• Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan hambatan dan
masalah yang dihadapi oleh setiap anak
• Adanya kegiatan yang bersifat kompensatoris sesuai dengan bakat
dan minat anak.
• Perlu adanya pengembangan ahlak atau mental melalui kegiatan
sehari-hari, dan contoh dari lingkungan.
6. Anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (gifted dan
talented)
a. Pengertian
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas,
dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment ) di atas anak-anak
seusianya (anak normal)
1. Tujuan Identifikasi
• Secara umum, dilakukan identifikasi adalah untuk menghimpun
informasi apakah seorang anak mengalami
kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional).
• Hasil dari identifikasi akan dilanjutkan dengan assesment, yang
hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan progam
pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
2. Langkah-langkah identifikasi:
• Penjaringan (screening),
• Pengalihtanganan (referal),
• Klasifikasi,
• Perencanaan pembelajaran, dan
• Pemantauan kemajuan belajar.
3. Sasaran Identifikasi
Secara umum sasaran indentifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
adalah seluruh anak usia pra- sekolah dan usia sekolah dasar.
<<<previous Next>>>
Learning Resource Center | FKIP UN S
5.
Pelaksanaan
a. UntukIdentifikasi
identifikasi anak usia sekolah yang belum
bersekolah atau drop out :
- Dilakukan pendataan oleh sekolah yang
bersangkutan di masyarakat setempat
- Dilakukan pembicaraan dengan Kepala
Desa / RW/ RT setempat untuk tindak lanjutnya
b. Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa di
sekolah:
Menghimpun Data Anak
Menganalisis Data dan Mengklasifikasikan Anak
Menginformasikan Hasil Analisis dan Klasifikasi
Menyelenggarakan Pembahasan Kasus (case conference)
Menyusun Laporan Hasil Pembahasan Kasus
6. Tindak Lanjut Kegiatan
Identifikasi
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan indentifikasi, dilakukan
tindak lanjut sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Asesmen
Merupakan kegiatan penyaringan terhadap anak- anak yang telah
teridentifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus.
Asesmen meliputi :
(1) Asesmen Akademik,
(2) Asesmen Sensorik dan Motorik,
(3) Asesmen psikologis, emosi dan sosial.
b. Perencanaan Pembelajaran
Penyusunan Program Pembelajaran Individual (PPI)
c. Pelaksanaan Pembelajaran
melaksanakan program pembelajaran serta pengorganisasian siswa
berkelainan di kelas regular sesuai dengan rancangan yang telah disusun
<<<previous
Learning Resource Center | FKIP UN S
Asesmen
◤
PENGERTIAN
ASESMEN
Diagnostik Istilah diagnostik diadopsi dari dunia medis. Secara historis
para pionir pendidikan khusus baik di Eropah, di Amerika maupun di
Indonesia adalah para dokter
Tes biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
ketidakmampuan sesorang.
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui keberhasilan atau
kegagalan dari satu tindakan yang telah dilakukan sebelumnya
Istilah asesmen memiliki makna yang berbeda dan jauh lebih luas
dibandingkan dengan istilah diagnostik, tes dan evaluasi. Di dalam
asesmen terdapat empat aspek pertanyaan penting yang harus diungkap
terkait dengan kondisi seorang individu yaitu : 1) kemampuan atau
keterampilan apa yang sudah dimiliki, 2) Hambatan atau kesulitan apa
yang dialami, 3) mengapa hambatan atau keseulitan itu dialami, 4)
kebutuhan-kebutuhan (dalam hal pendidikan dan belajar) apa yang
seharusnya dipenuhi.
• Asesmen Berazaskan kurikulum (Akademik)
• Asesmen kurikulum adalah kegiatan asesmen yang bekenaan dengan
usaha untuk mengetahui kemampuan yang sudah dimiliki,
ASESMEN hambatan/kesulitan yang dialami, latarbelakang mengapa hambatan
dan kesulitan itu muncul serta mengetahui kebutuhan belajar anak
DALAM dalam hal bahan pelajaran tertentu yang ada dalam lingkup
PENDIDIKAN kurikulum sekolah.
• Asesmen Berazaskan Perkembangan (Non-Akademik)
KHUSUS • Asesmen perkembangan adalah kegiatan asesmen yang berkenaan
DAPAT dengan usaha mengetahui kemampuan yang sudah dimiliki,
hambatan perkembangan yang dialami, latarbelakang mengapa
DIKELOMPOK
hambatan perkembangan itu muncul serta mengetahui
KAN MENJADI bantuan/intervensi yang seharusnya dilakukan. Asesmen
DUA perkembagan (non-akademik) meliputi asesmen perkembangan
kognitif, persepsi, motorik, social-emosi, perilaku dan asesmen
KATEGORI perkembangan bahasa.
YAITU:
Terima Kasih