Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERGAULAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER

REMAJA

Dibuat Oleh: Khairi Maulidya

A. Pendahuluan
Lingkungan merupakan unsur utama perkembangan karakter remaja. Seperti
Yang di kemukakan oleh Zuhairini1 Mengatakan bahwa Lingkungan bisa memberikan
pengaruh yang positif maupun negatif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif
yang dimaksudkan adalah pengaruh lingkungan yang memberi dorongan atau motivasi
serta rangsangan kepada anak untuk berbuat atau melakukan segala sesuatu yang baik.
Sedangkan pengaruh negatif ialah sebaliknya, tidak memberi dorongan terhadap anak
untuk menuju ke arah yang baik, bahkan bisa menghambat perkembangan anak.
lingkungan keluarga Juga memegang peranan penting dalam proses pendidikan karena
lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Disebut utama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama menerima pendidikan
dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. 2 Seperti Yang terjadi
dikalangan remaja Desa perdamaian yang sering berkumpul di pekarangan masjid
memberi pengaruh positif terhadap mereka dengan mengadakan pengajian mingguan
remaja masjid dan juga banyaknya para remaja yang sering berkumpul di warung kopi
yang dimana warung kopi tersebut menjadi tempat perkumpulan yang memberi dampak
negative terhadap remaja.
Sejauh ini studi tentang lingkungan merupakan unsur yang dapat mempengaruhi
perkembangan karakter remaja cenderung dilihat dari tiga perspektif. Pertama, Siti

1
Zuhairini, et al., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Cet II
2
Getteng, A.R. Konsep Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu”, (Warta Alauddin, 1996), No.
76, Tahun ke-15, Hal 10-24.

1
Fatimah dan Febilla Antika Nuraninda3 Galih Mairefa Framanta4 Wenny Hulukati5
Galih Mairefa Framanta6 Hasil temuan penelitian terdahulu tersebut mengungkapkan
bahwa pengaruh perkembangan karakter remaja tidak terlepas dari peran orang tua
untuk dilingkungan rumah, keluarga mempunyai peranan yng sangat besar dalam
membentuk jiwa dan kepribadian seorang anak, karena baik buruknya pribadi dan jiwa
anak sangat tergantung dari keluarga atau kedua orang tuanya. Pembentukan karakter
remaja melalui pemberian bimbingan secara terus menerus dengan cara penanaman nilai-
nilai karakter sejak dini di dalam keluarga, keteladanan dari orang tua, lembaga
pendidikan (sekolah) yang memberikan pembelajaran yang berorientasi pada
nilai/karakter, pengajaran yang mendidik oleh guru yang berkompeten, lingkungan
tempat tinggal yang menjunjung tinggi norma-norma adat istiadat di masyarakat
sedangkan faktor-faktor penghambat pembentukan karakter remaja antara lain
ketergantungan smartphone dan pergaulan yang menyimpang. M. Hidayat Ginanjar7
juga berpendapat Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh
itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh kepadanya. Keadaan-keadaan yang berada
di sekitar lingkungan, tidak selamanya memberikan nilai-nilai edukasi yang baik, karena
bisa saja dalam lingkungan tersebut terdapat faktor-faktor negatif bagi perkembangan
pribadi seseorang.
Tujuan tulisan ini melengkapi kekurangan dari studi terdahulu yang kurang
melihat dari pengaruh pergaulan di kalangan remaja terhadap perkembangan karakter,
dan bagaimana hubungan seseorang dengan lingkungannya dari berbagai faktor dan segi
pertemanan yang memang kurang baik dari prilakunya ataupun ketergantungan
smartphone sehingga mereka salah gunakan untuk bermain judi online.

3
Siti Fatimah & Febilla Antika Nuraninda, Peranan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter
Remaja Generasi 4.0, Jurnal Basicedu Vol 5 No 5 Tahun 2021.
4
Galih Mairefa Framanta, Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kepribadian Anak, Jurnal
Pendidikan Dan Konseling Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
5
Wenny Hulukati, Peran Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Anak, Musawa, Vol. 7
No.2 Desember 2015, Hal 265 – 28.
6
Galih Mairefa Framanta, “Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kepribadian Anak”, Jurnal
Pendidikan dan Konseling, Vol 2 No 1 (2020) Hal 126-129.
7

2
B. HASIL PENELITIAN

a. Dampak Pergaulan terhadap perkembangan Karakter Remaja


Dari proses penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 November 2023 yang

dimana peneliti melakukan observasi, wawancara dan Dokumentasi sehingga Penulis

mengetahui ada beberapa dampak pergaulan di lingkungan remaja terhadap

perkembangan karakter remaja desa Peramaian kecamatan binjai, kabupaten langkat.

Dari hasil wawancara dengan bapak Riski Fikriansyah selaku BKM masjid desa

perdamaian, beliau mengatakan:

“….dengan adanya perkumpulan remaja masjid di desa perdamaian ini,

sedikit banyaknya memberikan dampak positif terhadap kalangan remaja di

desa perdamaian ini, mereka banyak mengadakan kegiatan-kegiatan positif

seperti pengajian setiap seminggu sekali, gotong royong bebersih kampung,

masjid, dan juga jika di kalangan masyarakat ada kegiatan ataupun acara

yang membutuhkan bantuan tenaga kerja, dari kalangan remaja masjid ini ikut

andil membantu, dan tak jarang mereka juga mengadakan tahsin Al-Qur’an,

jadi kan sedikit banyaknya memperbaiki bacaan Al-Qura’an di kalangan

remaja di sini…”

Pada wawancara tersebut menunjukkan bahwa dampak dari pergaulan remaja di

sekitaran masjid banyak memberikan dampak positif bagi remaja itu sendiri dan juga

masyarakat di sekitaran desa tersebut. Dari pernyatakan bapak Riski Fikriansyah

3
peneliti menyimpulkan bahwa apabila pergaulan remaja di arahkan dengan benar maka

akan berefek baik bagi remaja dan juga tentunya bagi masyarakat.

Dari hasil wawancara dengan bapak Muhammad Rafli selaku tokoh masyarakat,

beliau mengatakan:

“….sekarang ini dengan adanya warung kopi sekaligus tempat billiar,

banyak di kalangan masyarakat dari berbagai usia baik remaja dan dewasa

yang menjadikan tempat tongkrongan, mereka menjadikan tempat tersebut

menjadi tempat perjudian, dari perjudian di meja billiar, judi online

menggunakan game, bahkan tak jarang terjadi transaksi narkoba, kita

sangat menyayangkan hal ini terjadi di kalangan remaja yang bisa

menyebakan rusaknya masa depan remaja. Banyaknya anak-anak remaja

yang terikut temannya ke tempat itu krena kurangnya pengawasan dari

orangtua mereka yang sibuk kerja…”

Jadi dari perkataan ini membuat kita faham bahwa Pergaulan remaja yang salah

dan tanpa pendampingan orang tua dan arahan dari orang tua bisa menyebabkan

rusaknya masa depan anak-anak remaja yang akan menjadi calon pemimpin di masa

depan. Apabila remaja berada di lingkup pergaulan yang baik maka akn memberian

dampak yang baik, sebaliknya jika remaja berada di lingkup pergaulan yang buruk

maka mereka akan terjerumus dan terikut dengan pergaulan yang buruk, di tambah lagi

jika kurangnya pengawasan dari orang tua maka anak akan semakin leluasa bergaul

dengan lingkungan yang salah.

4
b. faktor-faktor pembentukan karakter remaja
1. Faktor keluarga
Faktor keluarga merupakan faktor pertama dan utama dalam
mengawali proses pendidikan akhlak remaja. Dengan faktor ini segala
pertumbuhan remaja baik yang berhubimgan dengan perkemabangan
jiwa remaja akan terpengaruh oleh keadaan keluarga itu, lebih-lebih
orang tua ebagai tumpuan hidup anak-anaknya dan sekaligus orang tu
sebagi penanggungjawab terhadap seluruh anggota keluarganya. Dengn
demikian orang tua harus dapat menciptakan suasana keluarga yang
sejahtera, aman, tentram, dan Iain sebagainya. Bila dalam kelaurga itu
terjadi gejolak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan remaja,
orrang tua sebagai penanggungjawab harus segera mengatasinya,
sehingga gejala negative yang terjadi dalam keluarga tidak
berkepanjangan. Oleh karena itu semakin baik hubungan dalam keluarga,
baik antara ayah, ibu, anak dan seluruh angota keluarganya, maka proses
pendidikan akhlak remaja akan mudah tercapai suatu kelurga rumah
tangga yang didambakan.

2. Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penting setelah
keluarga. Dimana sekolah berfungsi membantu keluarga dalam mendidik
anak remaja. Remaja yang mendapat pendidikan di sekolah tentang apa
yang tidak didapat didalam keluarga atau karena orang tua tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
kepada remaja. Oleh karena itu sekolah harus dapat menjelaskan
fungsinya sebagi media proses belajar mengajar. Proses belajar bagi
remaja dan mengajar bagi guru pendidikan. Bila ditinjau dari segi

5
tanggung jawab, sekolah memiliki ukuran yang kedua setelah pendidikan
dalam kelaurga yang ditangani oleh orang tua atau wali anak.

3. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat merupakan faktor yang sangat menentukan
didalam proses pendidikan karakter remaja setelah keluarga dan sekolah,
sebab masyarakat sangat dekat dengan remaja. Setelah keluarga, di
masyarakat inilah remaja akan menghabiskan waktunya dengan bebas
dan leluasa, setelah waktunya disita oleh sekolah dan keluarga,
masyarakat merupakan lembaga yang ketiga dalamn proses pendidikan
karakter remaja, karena masyarakat juga ikut didalam memberi pengaruh
dan arahan terhadapa pendidikan remaja, terutama sekali para ulama,
pemuka agama, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Maka inilah yang
secara langsung atau tidak langsung menjadi perhatian bagi remaja,
sehingga lama kelamaan remaja akan terpengaruh oleh keadaan
lingkunganya. Hal ini sebagaimana disebutkan bahwa:
"anak didik secara tidak langsung menerima pendidiakn di
masyarakat yang meliputi aspek pembentukan kebiasaan,
pengetahuan, minat, dan sikap kesusilaan, kemasyarakatan dan
keagamaan".8
Masyarakat akan terpengaruhi dalam proses pendidikan akhlak
remaja, dimana secara langsung mengetahui situasi dan kondisi
masyarakat lingkunganya. Maka bila lingkungan masyarakat memberi
pengaruh yang baik bagi anak, maka akan terwujud suatu bentuk pribadi
remaja yang baik. Begitu juga sebaliknya, bila masyarakat memberi
pengaruh negatif terhadap anak, maka akan terjadi pula pada anak hal-
hal yang negatif yang akan mengakibatkan kontradiksi dengan apa yang
telah diperoleh anak dalam keluarga dan sekolah. Disinilah peran serta
masyarakat dalam ikut serta memikul tanggung jawab besar bagi proses
8
Djumberansyah Indra, Op. cit, hal 32.

6
pendidikan karakter remaja. Dengan demikian peran serta dalam
memikul tanggung jawab dalam proses pendidikan karakter remaja tidak
hanya tergantung pada pemimpin dan penguasa masyarakat, melainkan
melibatkan semua anggota masyararakat secara keselumhan.

4. Faktor Kenakalan
Remaja Dalam kehidupan sehari-hari bisa dipastikan bahwa
semua orang tua mengharapkan anak remajanya tumbuh sehat, berbudi
baik, dan taat pada ajaran agama. Namun demikian, tak sedikit dari para
orang tua yang berprilaku bertentangan dengan harapan mereka semula.
Anak remaja ditelantarkan pendidikannya dan dibiarkan dibentuk oleh
lingkxmgan yang dimasukinya. Alhasil, anak remajapun tak mudah di
atur. Ada juga yang ingin menanamkan keluhuran jiwa dan kebagusan
moral kepada remaja, tetapi tidak memberikan keteladanan bagi upaya
tersebut. Kontradiksi terjadi di depan mata, teori yang diajarkan orang
tua temyata tidak berlaku untuk dirinya sendiri. Wajar, jika kemudian
muncuUah anak-anak nakal yang meresahkan orang tua, bahkan
masyarakat dan Negara. Ada beberapa faktor penyebab munculnya
anakanak nakal, yaitu:

a) Faktor Prinsip
Prinsip orang tua dalam mendidik anak-anaknya amatlah
menentukan. Segala arus pemikiran yang muncul menawarkan berbagai
altematif sikap dan tindakan. Parameter nilainya pun berbeda-beda. Baik
dan buruk seakan sekedar istilah untuk membedakan dua kondisi. Tatkala
orang tua menyakini ideologi yang bemama kebebasan, maka ia memiliki
tolak ukur tentang benar-salah dan baik-buruk yang sesuai dengan
ideologi tersebut. Penerapan prinsip semacam ini dalam jiwa anak-anak
yang sedang tumbuh berkembang, tentu merupakan pendidikan yang
amat berkesan pada mereka. Segala yang mengarahkan kepada

7
kebebasan berfikir, berbicara, berkehendak dan berbuat, akan tertanam
sejak dini pada diri anak.

b) Faktor Uswah ( Keteladanan )


Prinsip saja tak cukup membentuk anak menjadi baik. Faktor
yang lebih penting adalah adanya figur yang memberikan keteladan
dalam menerapakan prinsip tersebut. Prinsip sebagus apapun kalau tanpa
di sertai contoh hanya akan menjadi kumpulan resep yang tidak
bemakna.

c) Faktor ( Lingkungan )
Lingkungan mempakan faktor berikutnya yang amat berperan
dalam mendidik manusia. Seorang bayi yang ditinggalkan di hutan dan
akhimya diasuh oleh seekor serigala, akan bertingkah laku seperti
kawanan serigala yang melingkunginya, sekalipun bayi itu anak orang
baik-baik.
Bagaimana pun bagusnya perinsip dan keteladanan dari orang tua
di rumah namun takala tinggal di lingkungan yang buruk, anak-anak akan
teikena dampak buruknya saja. Kalaupun anak tidak ikut dalam
perbuatan buruk yang diajarkan bi'ahnya, paling tidak ia telah terbiasa
melihat keburukan yan g akhimya bisa melemahkan kepekaan
( imunitas ) si anak terfiadap hal-hal yang buruk. Tak berlebihan jika
Islam memandang amat penting masalah bi'ah ini, karena manusia
senantiasa berada dalam sebuah lingkungan. Apalagi di zaman
globalisasi ini, lingkungan kita adalah dunia ini seluruhnya.
Lingkungan yang baik lebih mungkin diterapkan dalam kondisi
masyarakat yang sudah sepekan dengan parameter nilai dan memahami
urgensi pembinaan anak sejak dini. Namun, ada kalanya kita temukan
masyarakat yang majemuk tak ada kesepakatan tentang baik dan buruk.
Dalam kondisi ini tentu permasalahan akan lebih banyak muncul.

8
Kalau pun televise di rumah kita dihidupkan pada acara-acara
bermanfaat bagi pendidikan anak, namun televise tetangga hidup terus
menerus 24 jam. Anak-anak akan mudah saja datang kerumah tetangga
tersebut untuk menonton TV dengan alasan belajar bersama. Bahkan, jika
perlu tanpa alasan. Sebagaimana yang trjadi seorang ayah mampu
mencukupi kehidupan anak-anak mereka sehari-hari, perlengkapan
elektronik lengkap di rumah mereka, tetapi orang tua tersebut tidak
mampu untuk memberi pembinaan dan perhatian. Akibatnya mereka
melanggar nilai-nilai agama seperti menonton film-film yang terlarang
yang semestinya tidak mereka iakukan. Disinilah kita dapat menilai, tak
ad pilihan lain rupanya bahwa lingkungan adalah faktor pembentuk
kepribadian yang harus selalu di perhatikan.

Anda mungkin juga menyukai