Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina keprihatinan
sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagian dari kelompok masyarakat yang mengalami fenomena social, yang berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Anak jalanan adalah anak yang dianggap kurang beruntung dan terlantar yang menanti upaya semua pihak agar dapat berkembang secara wajar. Mereka menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di jalanan dan ditempat-tempat umum lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anak jalanan yang hidup di luar rumah adalah bagian dari komunitas atau kelompok masyarakat yang mempunyai masalah, yang banyak menghabiskan waktunya di jalanan mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari. Sekolah gratis telah ditetapkan di Indonesia. Namun nampaknya hal itu belum menyentuh kehidupan mereka. Sebagian dari mereka menyatakan biaya pendidikan tidak mampu mereka jangkaU, karena untuk bersekolah mereka harus membeli buku, alat tulis dan seragam. Hal itu yang membuat mereka tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya. Menurut survei tahun 2009, diperkirakan sebesar 36% anak tidak bersekolah. Anak jalanan merupakan salah satu potret penderitaan dan kemiskinan, sedang penderitaan dan kemiskinan adalah produk dari ketidakadilan pembangunan. Kebijaksanaan pembangunan selama ini dimulai dari rezim orde baru hanya menyentuh warga perkotaan. Sementara warga desa terabaikan, dampaknya muncul kesenjangan sosial ekonomi atau labelisasi kaya-miskin atau maju-terbelakang. Kesenjangan pembangunan antara desa dan kota ini, juga mengakibatkan banyak penduduk desa berduyun- duyun pergi ke kota untuk mengadu nasib, namun karena tidak cukupnya bekal pengetahuan serta keahlian membuat sebagian dari mereka terlempar dari persaingan dan dengan terpaksa hidup di tempat-tempat kumuh, bahkan di kolong-kolong jembatan untuk mempertahankan hidup. Buruknya lagi mereka datang dengan anak-anak mereka. Dengan kondisi mereka yang buruk, mengakibatkan anak-anak dipaksa untuk ikut menanggung beban hidup keluarga. Pembangunan juga telah mengorbankan ruang bermain bagi anak (lapangan, taman dan lahan-lahan kosong). Dampaknya sangat terasa pada daerah-daerah kumuh perkotaan dimana anak-anak menjadikan jalanan sebagai ajang bermain dan bekerja. Selain hal tersebut, meningkatnya angka anak putus sekolah juga telah mengakibatkan sebagian anak mencari pekerjaan, dan jalanan mereka jadikan sebagai salah satu tempat untuk mencari uang. Ulasan: Dalam mengatasi masalah yang dihadapi anak-anak tersebut, merupakan tugas sebagaimana yang diembangkan oleh pemerintah tentang pembinaan dan kesejahteraan anak dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Pembinaan yang harus dilakukan bervariasi dimana melalui proses pendidikan yang berkualitas dengan segala aspek. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (Badan atau organisasi yang menyelenggarakan pendidikan secara formal), keluarga dan masyarakat. Peran pemerintah setempat tetaplah yang paling utama. Kehidupan mereka sudah sangat sulit, jangan sampai dipersulit lagi dengan beban biaya sekolah anak-anak mereka. Tidak terlalu sulit kiranya pemerintah setempat melakukan pendataan terhadap mereka. Untuk mengentaskan keterpurukan mereka mungkin sulit. Namun prioritas membantu menyelamatkan masa depan anak-anak mereka adalah sebuah keharusan, karena masa depan bangsa juga ada di tangan dan pundak anak-anak seperti mereka. Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan kehidupan dan pendidikan anak marginal. Undang-Undang Dasar yang mengatur tentang kesejahteraan fakir miskin dan anak terlantar seharusnya pelaksanaannya lebih nyata sehingga kehidupan mereka tidak terlalaikan. Mengefektifkan penggunaan anggaran Negara bagi rakyat miskin. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena di dalam lingkungan keluarga inilah anak-anak pertama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dalam lingkungan keluarga ini lebih mengajarkan letak dasar pendidikan akhlak dan merupakan pandangan hidup keagamaan. Pelajaran yang paling berharga untuk anak adalah perangai ayah dan ibu sehari-hari, baik yang ditujukan kepada anak maupun yang lainnya. Peran orang tua sangat penting dalam membentuk watak dan karakter setiap anak maka tanggung jawab pendidikannya ada pada orang tuanya. Kewajiban orang tua tidak hanya memelihara eksistensi anak untuk dijadikan seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan sebagai individu yang tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini tidak hanya peran pemerintah saja yang diperlukan tetapi peran orang tua juga diperlukan untuk memeupuk perkembangan benih-benih kesadaran social seorang anak.
Sumber: http://edukasi.kompas.com - 8 Januari 2010
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Kartini Kartono. 1996. Pendidikan Poltik. Mandar Maju. Bandung