Anda di halaman 1dari 9

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER

SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan gugusan pulau yang terbentang dari
Sabang sampai ke Merauke. Tercatat sebanyak 17.504 pulau menjadi bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia, baik berukuran besar maupun kecil, berpenghuni maupun tidak berpenghuni
(Badan Pusat Statistik, 2016). Sulistiyono (2016) menyebutkan bahwa Kepulauan Indonesia
membentang di perairan tropis antara Samudera Hindia dan Pasifik, dan dari Asia Tenggara hingga
Australia Utara. Kepulauan Indonesia memiliki luas daratan sekitar 1,92 juta km², wilayah laut
pedalaman dan laut teritorial 12 mil seluas 3,1 juta km², dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) 200 mil seluas 2,7 juta km². Selain itu Indonesia juga memiliki garis pantai sepanjang
81.000 km sehingga dinobatkan sebagai negara yang memiliki garis pantai tropis terpanjang di
dunia.
Karakter Indonesia sebagai negara maritim menjadikan bangsa ini memiliki sumber daya
kelautan yang sangat besar untuk dikelola. Mulai keanekaragaman jenis ikan, biota laut, maupun
minyak dan gas. Terbukti dengan jumlah produksi ikan laut yang dijual di tempat pelelangan ikan
seluruh Indonesia mencapai 807.788.48 ton (Badan Pusat Statistik, 2018). Tak hanya jenis
perikanan tangkap, Indonesia juga memiliki kekayaan jenis perikanan budidaya baik budidaya di
laut maupun di darat. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah produksi budidaya perikanan di
Indonesia pada tiga tahun terakhir mencapai 16.114.991 ton (Badan Pusat Statistik, 2017). Sudah
sepantasnya dengan kekayaan sumber daya perikanan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah
satu pelopor dalam penghasil produk maritim dalam sekala nasional maupun internasional.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengelola sumber daya perikanan di Indonesia
ialah melalui pengembangan kawasan minapolitan. Minapolitan menurut Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 diartikan sebagai konsepsi pembangunan
ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip terintegrasi, efisiensi,
berkualitas dan percepatan. Minapolitan secara garis besar merupakan sinergisme kegiatan
produksi perikanan mulai bahan baku, pengolahan hingga pemasaran dalam suatu rangkaian
aktivitas hulu hilir yang saling terkait dalam satu kawasan atau wilayah. Tujuan pengembangan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 1


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

konsep minapolitan ialah meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan
di skala mikro/kecil, meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala
menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, serta meningkatkan sektor kelautan dan
perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional. Pengembangan kawasan
minapolitan diawali dengan penetapan suatu wilayah yang sesuai karakteristik kawasan
minapolitan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010,
memperhatikan kesesuaian dokumen tata ruang, serta terkoordinasi antara pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.
Kabupaten Jember dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011—2031, ditetapkan sebagai salah satu
wilayah yang memiliki fungsi sebagai kawasan minapolitan. Kebijakan tersebut kemudian
diselaraskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2015 – 2035 yang menyatakan bahwa salah satu
rencana pengembangan kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi dilakukan
dengan pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Puger. Pengembangan Kabupaten
Jember sebagai kawasan minapolitan juga didasarkan pada potensi sumber daya perikanan yang
dimiliki baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Produksi ikan laut menurut jenisnya
di Kabupaten Jember dijelaskan pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1 Produksi Ikan Laut Menurut Jenisnya di Kabupaten Jember Tahun 2018
Jenis Ikan Produksi Total (Ton)
Manyung 1.389,71
Bang-bangan 308,95
Kerapu 353,33
Kakap 63,93
Cucut 80,34
Pari 178,50
Bawal putih 126,07
Layang 846,56
Julung-julung 625,46
Lemuru 864,15
Kembung 549,05
Tenggiri 78,57
Layur 413,06
Tuna 132,04
Cakalang 278,04
Tongkol 1.118,09
Udang rebon 286,87
Cumi-cumi 246,46
Lain-lain 1.601,76

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Jenis Ikan Produksi Total (Ton)


Tahun 2018 9.541,03
Tahun 2017 9.413,91
Tahun 2015 9.366,21
Sumber: Kabupaten Jember Dalam Angka, 2019
Pada Tabel 1.1 ditunjukkan bahwa total produksi perikanan tangkap di Kabupaten jember
pada tahun 2018 ialah sebesar 9.541,03 ton. Jenis ikan yang memiliki produksi terbesar di
Kabupaten Jember adalah Ikan Manyung dengan total produksi sebesar 1.389,71 ton, sedangkan
jenis ikan yang memilik produksi terkecil yakni ikan kakap dengan total produksi 63,93 ton. Jika
dilihat secara keseluruhan total produksi perikanan di Kabupaten Jember mengalami kenaikan dari
tahun 2015 sampai 2018 dengan total kenaikan sebesar 174,82 ton. Kondisi tersebut merupakan
peluang untuk mengembangkan sektor perikanan tangkap pada kawasan minapolitan Kabupaten
Jember. Kabupaten Jember juga dilengkapi dengan sarana prasarana penunjang berupa pelabuhan,
tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar ikan. Selain itu Kabupaten Jember memiliki potensi
perikanan budidaya dengan total luasan area budidaya perikanan menurut luas area budidaya dan
jenis produksi ikannya pada tahun 2014 diklasifikasikan sebagai berikut; (1) Luas total budidaya
ikan gurami sebesar 64,06 Ha, dengan produksi 1.182,40 ton; (2) Luas total budidaya ikan tombro
25,13 Ha, dengan produksi 62,10 ton; (3) Luas total budidaya ikan nila/mujair 41,50 Ha, dengan
produksi 188,47 ton; (4) Luas total budidaya ikan lele 133,16 Ha, dengan produksi 3.285,15 ton;
dan (5) Luas total budidaya udang 157, 25 Ha, dengan produksi 718,6 ton. Seluruh sumber daya
perikanan tersebut dapat menjadi modal dan potensi dalam pengembangan kegiatan minapolitan
di Kabupaten Jember
Namun, hingga saat ini masih dijumpai permasalahan pada pengelolaan sumber daya
perikanan di Kabupaten Jember. Permasalahan yang terjadi pada sektor perikanan tangkap adalah
nelayan memiliki keterbatasan dalam spesifikasi kapal dan alat tangkap yang masih tradisional
sehingga diperlukan peremajaan prasarana alat tangkap ikannya, keterbatasan modal, menjelang
musim ikan harga ikan menjadi turun serta kerusakan kawasan pesisir berupa penebangan dan
pembukaan areal tambak pada hutan mangrove dan sejenisnya, sedangkan permasalahan pada
sektor perikanan darat Kabupaten Jember yaitu masih kurangnya keterampilan masyarakat dalam
melakukan proses pengelolaan hasil perikanan darat hingga menjadi produk olahan, modal yang
terbatas dan harga pakan yang relatif tinggi, adanya permainan harga ikan dari pengepul serta pada
saat kemarau ketersediaan air relatif sulit (Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember,

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 3


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

2014). Kendala-kendala ini jika dibiarkan akan berdampak pada aktivitas perekonomian wilayah
dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember. Oleh
karena itu dilakukan perumusan strategi dan rencana aksi guna meningkatkan pengelolaan sumber
daya perikanan di wilayah Kabupaten Jember melalui penyusunan Rencana Strategis Kawasan
Minapolitan Kabupaten Jember.
1.2 Isu Strategis
1. Pengembangan potensi perikanan di Kabupaten Jember mengarah pada upaya
meningkatkan produksi dan produktivitas, kelayakan dalam pengembangan unit produksi
yang berskala ekonomi, efisiensi meningkatkan nilai tambah serta mendukung
pembangunan pedesaaan dan perekonomian daerah (RPJMD Kabupaten Jember 2016-
2021)
2. Terdapat 4 (empat) sentral pendaratan ikan yang ada di Kabupaten Jember, yaitu Puger,
Ambulu, Gumukmas dan Kencong (RPJMD Kabupaten Jember 2016-2021)
3. Kecamatan Puger Sebagai Pusat Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan
Tangkap dan Budidaya di Kabupaten Jember (Penyusunan Masterplan Minapolitan
Berbasis Perikanan Tangkap dan Budidaya di Kabupaten Jember, 2014.)
4. Pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Puger sebagai kawasan strategis untuk
pengembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember. (RTRW Kabupaten Jember
Tahun 2015-2035)
5. Kawasan Minapolitan Tangkap di Kecamatan Puger dengan hinterland di Kecamatan
Kencong, Kecamatan Ambulu, Kecamatan Tempurejo dan Kecamatan Gumukmas (RTRW
Kabupaten Jember Tahun 2015-2035)
6. Kawasan Minapolitan Budidaya di Kecamatan Puger dengan hinterland di Kecamatan
Ambulu dan Kecamatan Gumukmas (RTRW Kabupaten Jember Tahun 2015-2035)
1.3 Identifikasi Masalah
1. Kurangnya keterampilan masyarakat dalam mengelola hasil perikanan darat sampai
menjadi produk olahan, modal yang terbatas, harga pakan yang tinggi dan harga ikan yang
fluktuatif yang dipengaruhi oleh pengepul ikan (Masterplan Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kabupaten Jember, 2014)

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 4


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

2. Sedimentasi yang menghambat sirkulasi keluar masuk kapal dan berpotensi menyebabkan
kecelakaan di TPI Puger (Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten
Jember, 2014)
3. Belum tersedianya produk olahan hasil perikanan dari hasil perikanan budidaya air tawar
(Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember, 2014)
4. Pemasaran ikan tergantung kepada pengepul sehingga berpengaruh terhadap harga jual
ikan yang tidak stabil (Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten
Jember, 2014)
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterkaitan antar subsistem Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jember?
2. Bagaimana arahan pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jember?
1.5 Tujuan
1. Mengetahui keterkaitan antar subsistem Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jember
2. Menyusun arahan pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jember
1.6 Ruang Lingkup
1.6.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi penyusunan Rencana Strategis Pengembangan Minapolitan
Kabupaten Jember adalah sebagai berikut
1. Identifikasi karakteristik yang membahas tentang karakeristik Kawasan Minapolitan,
seperti kondisi fisik dasar, karakteristik ekonomi, penggunaan lahan, kependudukan dan
karakteristik perikanan.
2. Subsistem kawasan minapolitan yang mempengaruhi keberhasilan sebagai suatu sistem
seperti subsistem minabisnis hulu, subsistem usaha perikanan budidaya, subsistem
minabisnis hilir dan subsistem jasa penunjang.
3. Arahan pengembangan kawasan minapolitan dipengaruhi oleh identifikasi karakteritik fisik dan
non fisik kawasan, karakteristik subsistem dan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya
sektor perikanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti sarana prasarana, sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan kelembagaan.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 5


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah berada di Kabupaten Jember. Kabupaten Jember secara geografis
terletak di 113015’47” s/d 11402’35” Bujur Timur dan 7058’6” s/d 8033’44” Lintang Selatan.
Kabupaten Jember memiliki luas 3.293,34 Km² dan memiliki 31 kecamatan, 248 desa/kelurahan.
Berikut merupakan batas Kabupaten Jember.
Sebelah Utara : Kabupaten Bondowoso
Sebelah Selatan : Samudra Hindia
Sebelah Barat : Lumajang
Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi
1.7 Dasar Hukum Pengembangan
Dasar hukum pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Jember adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan.
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 12 Tahun 2010 Tentang Minapolitan.
3. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 35 Tahun 2013 Tentang Penetapan
Kawasan Minapolitan.
4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum
Tentang Pedoman Umum Minapolitan.
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2031.
6. Peraturan Daerah (PERDA) tentang RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
JEMBER TAHUN 2015 – 2035
7. Rencana Strategis Kementerian Pangan dan Perikanan Tahun 2015-2018.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021.
1.8 Kedudukan Perencanaan
Rencana Induk Kawasan Minapolitan adalah sebuah dokumen formal rencana induk
pengembangan kawasan yang digunakan sebagai arahan dalam melaksanakan pembangunan dan
pengembangan Kawasan Minapolitan. Rencana tersebut merupakan rencana pengembangan
kawasan yang bersifat komprehensif dan multisektor yang membahas semua aspek dalam sektor
minapolitan seperti rencana struktur kawasan dengan pusat kegiatan minapolis zona
pengembangan dan pendukung serta zona keterkaitan pengembangan infrastruktur,

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 6


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

pengembangan sistem usaha minabisnis, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang.


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan penjabaran dari:
1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER.12/MEN/2010 tentang
Minapolitan.
2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman
Umum Minapolitan.
Rencana Induk Kawasan Minapolitan disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan
sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRW Nasional,
RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota, dan RZWP3K Kabupaten/Kota. Kebijakan sektoral
terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, RPJM Daerah Provinsi,
dan RPJM Daerah kabupaten/Kota. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menjelaskan bahwa Rencana Tata Ruang Kawasan Minapolitan tidak menutup kemungknan dapat
menjadi penjabaran lebih detail dan alat evaluasi sebagai masukan dari RTRW Kabupaten/Kota.
1.9 Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
Bab I membahas latar belakang ditentukannya kawasan minapolitan, maksud, tujuan dan
sasaran, dasar hukum, ruang lingkup yang terdiri dari materi dan lokasi serta sistematika
pembahasan laporan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan
Kabupaten Jember.
Bab II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang kumpulan teori dan acuan yang akan digunakan dalam
penelitian, terutama teori terkait kawasan minapolitan dan berbagai kebijakan yang dapat
dijadikan acuan dalam penelitian. Kebijakan nasional yang digunakan diantaranya Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 18 Tahun 2011 tentang definisi dan
konsep minapolitan.
Bab III Metodologi
Metode penelitian berisi mengenai alur yang dijelaskan pada kerangka analisa penelitian,
metode pengumpulan data yang terdiri dari primer dan sekunder serta data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian, metode pengambilan sampel untuk menentukan responden, teknik analisis data

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 7


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

yang digunakan untuk mengolah data menjadi sebuah Rencana Induk Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kabupaten Jember.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini mendeskripsikan keadaan di wilayah penelitian, yaitu Kabupaten Jember. Hal yang
dibahas adalah tentang kondisi fisik dasar, kondisi fisik binaan, kependudukan, perekonomian dan
karakteristik kawasan minapolitan yang ada di Kabupaten Jember. Data-data tersebut kemudian
akan menggambarkan keadaan di Kabupaten Jember dan sebagai bahan analisis.
Bab V Struktur Organisasi
Pada penyusunan dokumen ini dibuatnya struktur organisasi guna menunjang proses
penyusunan dokumen dengan baik. Struktur organisasi bertujuan agar terciptanya kerjasama dan
adanya pertanggung jawaban sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Struktur organisasi
terdiri dari koordinator kelompok, bendahara kelompok, dan Penanggung Jawab (PJ) Laporan
Pendahuluan, Survei dan Data, Data dan Analisa, dan Rencana.
Bab VI Laporan Hasil Survei
Laporan hasil survei menjelaskan data-data, baik primer dan sekunder khususnya yang
berkaitan dengan Kawasan Perikanan Kabupaten Jember. Selanjutnya, data tersebut akan
dianalisis yang disesuaikan dengan teknik analisa.
Bab VII Data dan Analisa
Bab VII merupakan data dan analisa. Bab ini menjelaskan mengenai data kawasan
minapolitan Kabupaten Jember yang kemudian dianalisis. Analisis yang digunakan yaitu analisis
kebijakan, analisis struktur ruang, analisis penetapan komoditas unggulan, analisis subsistem,
analisis rantai pasokan, analisis rantai nilai, analisis lingkage system, analisis kelembagaan,
analisis PESTO, analisis value propostion, dan FFA. Hasil analisis yang berada pada bab ini yaitu
visi dan misi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kawasan minapolitan
Kabupaten Jember
Bab VIII Rencana
Bab VIII berisi tentang hasil pengolahan data yang telah dianalisis sehingga hasilnya
dijadikan acuan perencaan pengembangan kawasan minapolitan Kabupaten Jember

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 8


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 9


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai