Anda di halaman 1dari 21

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER

SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

AB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Analisa

Gambar 3. 1 Kerangka Analisis

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data merupakan prosedur atau teknik yang dilakukan secara
sistematis dalam memperoleh suatu data meliputi pengumpulan data primer dan sekunder
untuk mendapatkan data dan informasi terkait permasalahan, kebijakan, strategi, dan program
pengembangan kota serta data dan informasi pendukung dalam Kegiatan Penyusunan
Rencana Induk Minapolitan Kabupaten Buleleng. Berdasarkan sumbernya, data penelitian
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder yang didapatkan
dari survey primer dan survey sekunder.
3.2.1 Survei Primer
Survei primer adalah cara memperoleh data dengan mengumpulkan data langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya
(Mustafa, 2009). Data primer diperoleh dari narasumber yaitu individu atau sekelompok
orang. Metode survei primer yaitu observasi lapangan dan wawancara.
A. Observasi Lapangan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 1


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis (Sugiono, 2012). Hal diantara 2 yang terpenting adalah proses
pengamatan dan ingatan. Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Achmadi, 2013).
Berikut merupakan data primer yang akan diperoleh melalui metode pengumpulan data
berupa observasi.
B. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh
kedua belah pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan penjawab
yang memberikan data yang dibutuhkan. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara
individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga didapat data informatik yang orientik
(Moleong, 2014). Wawancara pada studio ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
untuk narasumber dan mendapatkan jawaban yang mendalam di Kabupaten Jember. Berikut
adalah data-data yang diperoleh dari wawancara di Tabel 3. 1
Tabel 3. 1 Data yang Didapatkan dari Wawancara
Variabel Data
Komoditas unggulan Jenis komoditas
Kualitas komoditas
Kualitas SDM
Sistem pemasaran
Subsistem Peralatan penangkapan ikan
Jumlah kelembagaan perikanan
Sistem pemasaran perikanan
Peran pembudidaya ikan
Kelembagaan Peran Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Peran kelompok pembudidaya ikan
Peran kelompok nelayan
Fasilitas pendukung Teknologi yang digunakan dalam budidaya dan
penangkapan ikan
Akses terhadap modal
Sistem prasarana

3.2.2 Survei Sekunder


Survei sekunder merupakan sebuah teknik pengumpulan data. Data atau informasi yang
didapat telah terdokumentasi dama bentuk buku laporan dan statistik. Data-data ini didapatkan
dari instansi yang terkait dan studi literatur. Studi literatur yang digunakan adalah seperti buku-
buku, jurnal dan laporan-laporan atau penelitian yang membahas tentang pengembangan atau
karakteristik kawasan minapolitan yang ada di Kabupaten Jember. Sedangkan data-data yang

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

diperoleh dari instansi atau organisasi yang terkait seperti RTRW Kabupaten Jember, data
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jember dan BAPPEDA.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penyusunan Rencana
Strategis Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember adalah nelayan dan pembudidaya perikanan
Kabupaten Jember yang berjumlah 4.699 orang.
Dari populasi tersebut ditarik sampel dengan menggunakan rumus slovin yang hasilnya
representatif agar dapat digeneralisasikan dan perhitungannya tidak memerlukan tabel jumlah
sampel namun dengan perhitungan sederhana. Rumus slovin untuk menentukan sampel adalah
sebagai berikut
𝑁
𝑛= 1+𝑁 (𝑒)2

Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Popolasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir
adalah e=0,1 untuk populasi dalam jumlah besar dan e=0,2 untuk populasi dalam jumlah kecil.
Dari rumus tersebut maka dapat dihitung jumlah sampel dalam penyusunan Rencana
Strategis Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember adalah sebagai berikut:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
4.699
𝑛=
1 + 4.699 (0,1)2
4.699
𝑛=
47,99
𝑛 = 97,92
𝑛 = 100 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 3


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Dari perhitungan diatas maka diperoleh besaran sampel yaitu 100 orang. Jumlah sampel
100 orang dalam perhitungan sampel akan dibagi menjadi dua yaitu untuk nelayan perikanan
tangkap dan pembudidaya perikanan dengan perbandingan nelayan tangkap dan pembudidaya
yaitu 78 : 22.

3.4 Teknik Analisis Data


3.3.1 Analisis Struktur Ruang Minapolitan
Analisis struktur kawasan sentra minapolitan digunakan untuk mengidentifikasi ruang
untuk pusat-pusat kegiatan ekonomi berbasis perikanan. Pusat-pusat ini bisa berupa sentra
produksi budidaya, pelabuhan pendaratan ikan maupun sentra pengolahan. Metode yang
digunakan dalam menganalisis struktur ruang adalah indeks sentralitas.
Analisis indeks sentralitas yaitu salah satu dari matriks fungsi wilayah atau yang sering
disebut sebagai analisis fungsi yang terkait dengan fungsi pelayanan yang terdapat di wilayah
studi, dalam kaitannya dengan kegiatan masyarakat guna memanfaatkan/memperoleh
fasilitas- fasilitas tersebut (Riyadi, 2003:110). Analisis indeks sentralitas dalam penyusunan
laporan, digunakan untuk mengetahui dan menentukan pusat hierarki suatu wilayah dengan
mengindentifikasi fasilitas pelayanan yang digunakan oleh masyarakat dalam menunjang
kegiatannya, baik berupa sarana perikanan maupun prasarana yang berada di wialyah
tersebut.
Adapun perhitungan indeks sentralitas dalam penentuan pusat pelayanan di suatu
wilayah adalah sebagai berikut:
Rumus 3.1 Indeks Sentralitas
PN
N= x 100

Keterangan:
N = Nilai indeks dasar setiap faktor Pn = Nilai dasar faktor
Pi = Nilai dasar faktor tertinggi
Kelas atau klasifikasi yang memiliki nilai tertinggi dijadikan sebagai pusat pelayanan
di suatu kawasan, sedangkan klasifikasi atau kelas lainnya dijadikan sebagai sub pusat
pelayanan.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 4


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

3.3.2 Analisis Pemanfaatan Ruang Minapolitan


A. Analisis Pemanfaatan Pengairan
Analisis kesesuaian dilakukan dengan mengevaluasi lahan untuk mengetahui lahan
yang sesuai untuk penggunaan tertentu. Kriteria kualitas lahan yang dijadikan parameter
berdasarkan kriteria yang diadopsi dari penelitian terdahulu, dan pembuatan peta kesesuaian
lahan dibuat dengan overlay serta operasioperasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil akhir
dari analisis SIG diperoleh urutan kelas kesesuain lahan untuk budidaya perikanan yang
dibedakan pada tingkat kelas dan didefinisikan sebagai berikut: (S1) sangat sesuai (highly
suitable), (S2) sesuai (suitable), (S3) kurang sesuai (less suitable), (N) tidak sesuai (Not
Suitable)
3.3.3 Analisis Kebutuhan Sarana Prasarana Minapolitan
Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.
12/MEN/2010 Tentang Minapolitan Pasal 4, dikatakan bahwa sasaran pelaksanaan kawasan
minapolitan adalah untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat dengan cara salah
satunya yaitu penyediaan dan distribusi sarana yang dapat mendukung sistem produksi,
pengolahan, dan/atau pemasaran produk perikanan. Kemudian, pada publikasi Pengembangan
Kawasan Minapolitan kembali dijelaskan bahwa sarana-sarana penunjang yang dimaksud
dalam Permen PER.12/MEN/2010 bahwa unit produksi adalah Balai Benih Ikan (BBI) sebagai
sarana pendukung kegiatan penunjang, Unit Pengolahan Ikan (UPI) sebagai sarana penunjang
pengolahan, pasar ikan sebagai sarana penunjang pemasaran produk perikanan.
Langkah pertama dalam melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan sarana
perikanan adalah mengidentifikasi jenis-jenis dan persebaran sarana-sarana penunjang
kegiatan pengembangan perikanan di Kabupaten Jember. Selanjutnya, dilakukan analisis
secara deskriptif dengan cara membandingkan kondisi eksisting dan kebutuhan masyarakat
terhadap sarana tersebut berdasarkan potensi dan permasalahan yang diperoleh saat observasi
dan wawancara dengan kelompok petani ikan. Pada tahap terakhir, dirumuskan rekomendasi
pengadaan sarana penunjang kegiatan perikanan sesuai dengan hasil analisis yang telah
dilakukan sebelumnya sehingga dapat diperoleh rekomendasi yang tepat sasaran dan dapat
mengembangkan kegiatan perikanan di Kabupaten Jember.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 5


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

3.3.4 Analisis Penetapan Komoditas Unggulan


Analisis penetapan komoditas unggulan dilakukan untuk mengetahui komoditas yang
menjadi unggulan pada kawasan minapolitan Kabupaten Jember. Untuk mengetahui komoditas
unggulan yang ada pada kawasan minapolitas Kabupaten Jember menggunakan beberpaa
aalisis yaitu analisis location quotient (LQ) dan juga analisis growth-share. Kedua analisis ini
kemudian akan menjadi dasar penentuan komoditas unggulan
A. Analisis LQ
Analisis location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah yang memanfaatkan
sektor basis atau leading sektor. Location quotient menghitung perbandingan share output
sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor unggulan merupakan
sektor bisnis yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah (R.
Jumiyanti, 2018).
Location quotient (LQ) merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi
pemicu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan
ekonomi melalui pendekatan perbandingan. LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi
perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau
mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam
penetapan sektor unggulan sebagai leading sektor suatu kegiatan ekonomi industri. Dasar
pembahasannya sering difokuskan pada aspek tenaga kerja dan pendapatan (R. Jumiyanti,
2018).
Teknik LQ belum bisa memberikan kesimpulan akhir dari sektor-sektor yang
teridentifikasi sebagai sektor strategis. Namun untuk tahap pertama sudah cukup memberi
gambaran akan kemampuan suatu wilayah dalam sektor yang teridentifikasi (R. Jumiyanti,
2018). Rumus matematika yang digunakan untuk membandingkan kemampuan sektor-sektor
dari wilayah tersebut adalah (Hendayana, 2003)
(Vi/Vt)
𝐿𝑄 =
(Yi/Yt)
....................................................................................................(3- 1)
Keterangan:
Vi = Nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 6


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Vt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih rendah


Yi = Nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih atas
Yt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih atas
Indikator:
1. Jika nilai LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan kurang terspesialisasi dibanding
sektor yang sama di tingkat daerah tertentu, sehingga bukan merupakan sektor
unggulan dan sektor tersebut tidak cukup untuk memenuhi konsumsi daerahnya
sendiri.
2. Jika nilai LQ = 1, sektor yang bersangkutan memiliki tingkat spesialisasi yang sama
dengan sektor sejenis di tingkat daerah tertentu, sehingga hanya cukup untuk melayani
kebutuhan daerah sendiri.
Jika nilai LQ > 1, sektor yang bersangkutan lebih terspesialisasi dibanding sektor yang sama
di tingkat daerah tertentu, sehingga merupakan sektor unggulan dan sektor tersebut disamping
bisa memenuhi konsumsi daerahnya sendiri juga memenuhi konsumsi daerah lain.
B. Analisis Growth-Share
Analisis growth-share merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dan potensi pengembangan dari komoditas unggulan Kabupaten
Jember. Analisis growth lakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dari komoditas
unggulan setiap tahunnya (minimal dalam kurun waktu 3 tahun terakhir). Hasil total
perhitungan growht kemudian dirata – rata dengan menjumlah ke bawah sesuai dengan jumlah
data. Tanda (+) berartikan komoditi tersebut berpotensi dan tanda negatif (-) dianggap tidak
berpotensi (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal, 2011).
Perhitungan analisis growht dilakukan dengan rumus:
𝑇𝑛−(𝑇𝑛−1)
Growth = 𝑥 100%
𝑇𝑛−1

Keterangan:
Tn = Σ Produksi Tahun ke-n
Analisis share digunakan untuk melihat karakteristik struktur ekonomi di suatu
wilayah. Jika nilai share >1 diberi poin 3, nilai share = 1 diberi poin 2 dan nilai share <1 diberi
poin 1. Nilai share positif yaitu sektor yang mempunyai poin sama atau lebih dari dua
menunjukkan sektor tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Penetapan tanda positif hanya
diperuntukkan untuk sektor yang mempunyai poin sama atau lebih dari dua dengan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 7


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

pertimbangan bahwa sektor tersebut mempunyai kontribusi dalam perekonomian regional


(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal, 2011). Perhitungan analisis
share dilakukan dengan rumus:
𝑁𝑃1
Share = 𝑥 100%
𝑁𝑃2

Keterangan:
NP1 = Nilai Produksi Komoditas x di Kabupaten Acuan
NP2 = Nilai Produksi Komoditas x di Propinsi Acuan
3.3.5 Analisis Sumber Daya Manusia
Analisis sumber daya manusia merupakan analisis yang mengkaji kondisi sumber daya
manusia di bidang perikanan Kabupaten Jember. Analisis sumber daya manusia terdiri dari dua
analisis, yaitu analisis karakteristik penduduk dan analisis partisipasi masyarakat
A. Analisis Karakteristik Penduduk
Analisis karakteristik penduduk merupakan analisis deskriptif mengenai gambaran
kondisi sosial dan kependudukan di Kabupaten Jember. Data-data yang diperlukan dalam
analisis karakteristik penduduk antara lain adalah jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja di
sektor perikanan (perikanan tangkap dan budidaya), jumlah pembudidaya ikan (pemilik tambak
dan buruh tambak) dan jumlah penduduk dengan penghasilan dibawah rata-rata. Data-data
yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga menghasilkan kondisi sumber daya manusia.
Selanjutnya, kondisi sumber daya manusia diidentifikasi sebagai potensi dan masalah sebagai
pertimbangan dalam penyusunan Renstra Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember.
B. Analisis Partisipasi
Partisipasi masyarakat penting dilakukan untuk keberhasilan dari suatu program
pembangunan (Nabila & Yuniningsih, 2016). Partisipasi Masyarakat adalah dimana
masyarakat itu sendiri yang ikut serta dalam pembangunan. Seperti melakukan analisis masalah
yang mereka, cara mengatasi masalah tersebut, mendapat kepercayaan diri dalam mengatasi
masalah tersebut dan mengambil keputusan tentang alternatif pemecahan masalah mereka
(Idajati, et al., 2016). Analisis ini betujuan untuk mengetahui dan menganalisis bentuk dan
tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kawasan Minapolitan yang ada di
Kabupaten Jember. Selain itu juga dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi pengaruh
dari partisipasi masyarakat yang ada di Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember.

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 8


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

3.3.6 Analisis Kelembagaan


Kelembagaan merupakan sekumpulan jaringan relasi sosial yang melibatkan orang-
orang tertentu, dengan tujuan tertentu, mempunyai aturan dan norma dan memiliki struktur.
Pengembangan Kawasan Minapolitan perlu campur tangan pemerintah dan adanya dukungan
dari masyarakat dalam membangun kelembagaan yang dapat mendukung program minapolitan
tersebut. Kelembagaan formal dan informal penting untuk kegiatan perikanan, seperti untuk
menstabilkan harga terutama saat adanya posokan ikan yang berlebih, pemenuhan kebutuhan
modal, input usaha dan sarana produksi ikan. Analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi
kelembagaan yang mendukung dalam pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten
Jember.
3.3.7 Analisis Subsistem Minapolitan
Analisis Subsistem Minapolitan adalah analisis untuk menghitung kebutuhan
infrastruktur wilayah yang melibatkan lintas sektor dalam mendukung pengembangan kawasan
minapolitan (prioritas infrastruktur untuk mendukung kegiatan pengembangan kawasan
minapolitan) misalnya, analisa untuk menghitung kebutuhan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan pengembangan kawasan minapolitan, seperti jalan akses, jalan produksi, jembatan,
irigasi, air bersih untuk pencucian produk, pasar pemasaran produk, sekolah perikanan,
perbankan, dan koperasi. Subsistem Kawasan Minapolitan terdiri dari subsistem minabisnis
hulu, subsistem usaha produksi perikanan, subsistem hilir-pengolahan hasil, subsistem hilir-
pemasaran, dan subsistem penunjang.
C. Analisis Mina bisnis Hulu
Analisis Minabisnis Hulu mencakup penelitian terkait dengan :
1. Kios-kios saprokan (sarana produksi perikanan);
2. Gudang;
3. Pelataran Parkir;
4. Tempat Bongkar muat barang dan peralatan saprokan;
5. Dok; dan
6. Pabrik jaring, dll.
D. Analisis Subsistem Usaha Produksi Perikanan
Subsistem usaha produksi perikanan mencakup usaha pembenihan ikan, pembesaran
ikan, dan penyediaan sarana perikanan budidaya berupa fasilitas pelabuhan dan armada,

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 9


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

penyediaan air baku untuk peningkatan produksi (melalui saluran irigasi, tambak, sumur bor,
dan sprinkler), penyediaan air bersih untuk pencucian hasil (melalui sistem perpipaan atau
sumur dalam), dan jalan usaha/akses dari sentra produksi ke pusat pengumpul atau pengolah.
E. Analisis Subsistem Hilir-Pengolahan
Analisis subsistem hilir-pengolahan mencakup industri-industri pengolahan dan
pemasarannya, termasuk perdagangan untuk kegiatan ekspor antara lain unit pengolahan
modern (pengalengan, dll), sarana penjemuran hasil perikanan dan tempat penjemuran ikan,
Gudang penyimpanan hasil perikanan (termasuk didalamnya sarana pengawetan.pendinginan
packing house, sebagai tempat sortasi dan pengepakan), dan sarana industri kecil termasuk food
services (seperti tempat pembauatn keripik, dodol, manisan, juice, sari, saos, dan aero catering
F. Analisis Subsistem Hilir-Pemasaran
Analisis subsistem hilir-pemasaran digunakan untuk mengetahui proses yang
dilakukan setelah pemanenan pada komoditi unggulan. Analisis tersebut menganalisis jumlah
produksi dan tujuan pemasaran dari komoditas unggulan di wilayah studi, serta menganalisis
potensi dan masalah. Analisis subsistem hilir-pemasaran mencakup pasar tradisional, kios-
kios, los-los pasar (termasuk pelataran parkir dan tempat bongkar muat), prasarana dan sarana
sub terminal minapolitan (STM), dan jalan antar desa-kota dan jembatan yang dapat
memperlancar pemasaran hasil sampai ke outlet.
G. Analisis Subsistem Penunjang
Subsistem penunjang merupakan penyedia jasa bagi subsistem minapolitan input,
subsistem minapolitan proses dan subsistem minapolitan output (Masterplan Kawasan
Minapolitan Kabupaten Jember, 2014). Analisis subsistem minapolitan digunakan untuk
mengidentifikasi potensi dan masalah komponen yang terlibat dalam penyediaan jasa bagi
subsistem lain pada kegiatan minapolitan di Kabupaten Jember. Penyedia jasa yang akan dikaji
dalam analisis subsistem penunjang minapolitan Kabupaten Jember meliputi penelitian dan
pengembangan, perkreditan atau koperasi, transportasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan,
sistem informasi dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro
ekonomi).
3.3.8 Analisis Linkage System
Analisis linkage system merupakan analisis yang mempelajari adanya katerkaitan
antara backward linkage dan forward linkage. Backward linkage dalam bidang perikanan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 10


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

adalah sebelum memulai suatu usaha ada beberapa hal penting yang harus dipikirkan terlebih
dahulu, diantaranya darimana benih didapatkan, darimana pakan didapatkan, sudah
tersediakan tenaga kerja yang terampil dan terlatih, bagaimana tentang akses, apabila dana
kurang siapa penyangdang dana berikutnya, dan bagaimana kondisi sosial setempat atau
keamanan (Hamdi, 2011).
Forward linkage memiliki artian bagaimana kedepannya setelah usaha didirikan,
maksudnya usaha perikanan yang telah berproduksi dalam hal ini juga perlu dipikirkan
beberapa hal, seperti kemana produk mau dipasarkan (keluar negeri atau dalam negeri),
berapa produk yang dipasarkan (kuantitas), dalam bentuk apa produk mau dipasarkan atau
disukai konsumen (alami, setengah jadi, atau setelah diproses), kualitas seperti apa yang
diinginkan konsumen, berapa harga yang cocok untuk setiap kelas konsumen, pendistribusian
dan persaingan harga (Hamdi, 2011).
3.3.9 Analisis Konten
Analisis konten atau analisis isi merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung, yaitu melalui analisis terhadap komunikasi
mereka (koran, buku, novel, artikel, majalah, dan semua jeniskomunikasi yang dapat dianalisis.
Analisis konten adalah alat peneletian yang focus pada konten yang benar-benar terjadi. Hal
ini digunakan untuk menentukan letak kata-kata tertentu, konsep, tema, frasa, dll. (Wallen,
2007). Analisis konten adalah metode yang memanfaatkan media komunikasi yang dapat di
analisis -media cetak- untuk menarik kesimpulan (Komariah, 2009). Guba dan Lincoln dalam
Satori dan Komariah (2009) mengemukakan 5 prinsip dasar analisis konten, yaitu:
1. Proses mengikuti aturan
2. Analisis konten merupakan proses yang sistematis
3. Analisis konten merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi
4. Analisis konten harus berdasarkan dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan.
5. Analisis konten dapat dianalisis secara kuantitatif
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan analisis konten menurut Fraenkel dan
Wallen (2007):
1. Peneliti menentukan tujuan yang ingin dicapai.
2. Mendefinikan istilah penting yang harus dijelaskan dengan rinci.
3. Mengerucutkan unit-unit yang akan di analisis

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 11


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

4. Mencari data yang sesuai/relevan.


5. Membangun hubungan konseptual untuk menjelaskan sebuah data bertujuan dengan
tujuan.
6. Merencanakan penarikan sample.
7. Merumuskan pengkodean kategori.
Analisis konten berfungsi untuk mengetahui kebijakan arahan dalam penyusunan
Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember. Analisis konten dilakukan dengan
membandingkan arahan kebijakan yang ada dengan kondisi eksisting. Kebijakan yang
digunakan dalam penyusunan Masterplan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember adalah
sebagai berikut:
1. Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Rencana Induk
Pengembangan Kawasan Minapolitan
2. Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2011 tentang pedoman umum
minapolitan
3. UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan
4. Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 39Tahun 2011 tentang penetapan kawasan
perikanan
5. RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
6. Peraturan Daerah (PERDA) tentang RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2015 – 2035
7. RPJMD Kabupaten Jember 2016-2021
3.3.10 Analisis Potensi Masalah
Analisis Potensi dan Masalah merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
atau mengidentifikasi potensi dan masalah Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember. Data
yang diambil untuk analisis potensi dan masalah adalah seperti potensi atau masalah perikanan,
sarana prasarana perikanan, kelembagaan formal dan informal dan lainnya. Potensi yang ada
lalu dapat dikembangkan, sedangkan untuk masalah-masalah yang ditemukan di wilayah studi
dapat di kurangi, dihilangkan atau dapat dicegah.
3.3.11 Analisis Akar Masalah dan Akar Tujuan
Analisis akar masalah dijadikan alat untuk mengetahui penyebab dari masalah di
Kabupaten Jember terutama sektor minapolitan. Teknik Analisa akar masalah dilakukan dengan

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 12


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

melibatkan maasyarakat yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan kawasan tersebut. Pihak
masyarakat yang dijadikan narasumber diharapkan mampu dan mengatahui secara jelas terkait
masalah minapolitan yang terjadi di Kabupaten Jember.
Analisis akar tujuan dilakukan untuk merencanakan kegiatan masyarakat. Di mana
perencanaan tersebut dengan mengetahui masalah dan potensi yang ada di Kabupaten Jember
khususnya sektor Minapolitan. Teknik analisia akar tujuan dengan cara membuat gambaran
masalah yang dihadapi masyarakat serta apa yang harus dilakukan masyarakat untuk
menanggulangi masalah dan memaksimalkan potensi.
3.3.12 Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui kondisi fisik/tata ruang, ekonomi dan
sosial wilayah perencanaan serta kelembagaan sehingga dihasilkan potensi-potensi dan
masalah pengembangan wilayah kota, yang dipergunakan untuk menentukan arah
pengembangan tata ruang kota.
Analisis SWOT adalah analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kondisi kawasan yaitu untuk melihat Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman) serta menginventarisasi faktor-
faktor tersebut dalam strategi perencanaan yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan dalam pengembangan selanjutnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan tersebut adalah (Yoeti 1996: 131-135):
a. Kekuatan (strength); kekuatan apa yang dapat dikembangkan agar lebih tangguh
sehingga dapat bertahan di pasaran, yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri.
b. Kelemahan (weakness); segala faktor yang merupakan masalah atau kendala yang
datang dari dalam wilayah atau obyek itu sendiri.
c. Peluang (opportunity); kesempatan yang berasal dari luar wilayah studi. Kesempatan
tersebut diberikan sebagai akibat dari pemerintah, peraturan, atau kondisi ekonomi
secara global.
d. Ancaman (threat); hal yang dapat mendatangkan kerugian yang berasal dari luar
wilayah atau obyek.
Menurut David Fred (2010) menjelaskan bahwa analisis SWOT dapat
mengkombinasikan antar faktor internal dan eksternal dilakukan dengan menggunakan matriks
SWOT dimana merupakan alat pencocokan untuk meembantu mengembangan empat jenis

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 13


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

strategi yaitu Strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (Kelemahan–Peluang), Strategi ST


(Kekuatan-Ancaman), dan strategi WT (Kelemahan-Ancaman). Mengkombinasikan faktor
internal dan eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Strategi SO (Kekuatan-Peluang) merupakan strategi dimana pengembang
memanfaatan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari peluang.
b. Strategi WO (Kelemahan-Peluang) merupakan strategi dimana pengembang
mengurangi kelemahan dengann mengambil keuntungan dari peluang
c. Strategi ST (Kekuatan-Ancaman) merupakan strategi dimana pengembang
memanfaatkan ancaman untuk menghindari ancaman
d. Strategi WT (Kelemahan-Ancaman) merupakan strategi dimana pengembang
mengurangi kelemahan untuk menghindari ancaman

Kekuratan Kelemahan
(Strenght) (Weakness)
Peluang
SO WO
(Opportunities)
Ancaman
ST WT
(Threat)
Sumber: David Fred, 2010
3.3.13 Value Proposition
Value Proposition merupakan nilai suatu produk minapolitan yang disesuaikan dengan
persepsi atau keinginan dari konsumen. Analisis value proposition digunakan untuk
merumuskan strategi pemasaran produk minapolitan Kabupaten Jember sehingga memiliki
nilai yang sesuai keinginan dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen, memiliki keunggulan
kompetitif dalam persaingan, serta memenangkan pasar (Andaru et al, 2015). Analisis value
proposition dilakukan dengan mengidentifikasi isu strategis yang berkembang di Kabupaten
Jember kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai atau strategi perencanaan akan diarahkan
pada operational excellence, product leadership atau customer intimacy. Keluaran dari analisis
value proposition ialah produk minapolitan Kabupaten Jember yang sesuai dengan keinginan
konsumen, harga dan keuntungan yang ditawarkan dari produk tersebut. Nilai-nilai yang dapat

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 14


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

dijadikan sebagai strategi perencanaan dalam analisis value proporsition ditunjukkan pada
Gambar 3.xx.

Gambar 3. 2 Strategi Perencanaan dalam Value Proporsition


Sumber: Treacy & Wiersema, 1995

3.3.14 Critical Succes Factor (CSF)


Critical Succes Factor (CSF) merupakan sebuah analisis dengan mendefinisikan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan dari suatu pelaksanaan
program (Roziqi, 2018). Analisis CSF memberikan gambaran tentang aspek-aspek kritis di
setiap strategi dan program yang mempengaruhi tercapai visi dan misi serta keberhasilan dari
suatu proses perencanaan. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan secara lebih jelas dan
objektif dalam menentukan program yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan
untuk mencapai keberhasilan rencana pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten
Jember. Hasil analisis CSF dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan atau masukan
dalam menetapkan program pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember. Secara
garis besar framework analisis CSF dijelaskan pada Gambar 3.3

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 15


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Implementation
CFSs Impact
Perspektive

Gambar 3. 3 Framework Analisis CSF


Sumber: Kustanti et al (2014)

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 16


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

3.4 Desain Survei


Metode
Sub Metode
No Tujuan Variabel Data yang Dibutuhkan Sumber Data Instansi Pengumpula Output
Variabel Analisis
n Data
1. Pengembang Sub-sistem Sosial • Jumlah Penduduk • Kecamatan • Badan Survei Primer: - Analsis Integrasi hulu-
an Kawasan Hulu-Hilir Masyarakat Eksisiting dalam Pusat - Wawancar Karakterist hilir perikanan
Minapolitan • Jumlah Tenaga Kerja Angka Statistik a ik tangkap
melalui • Jumlah penduduk miskin (KDA) (BPS) Penduduk
integrasi • Keikutsertaan masyarakat Kabupaten Kabupate - Analisis
hulu-hilir dalam kegiatan Jember n Jember Survei Partisipasi
perikanan pengembangan Kawasan • Kelompok Sekunder:
tangkap. Minapolitan perikanan Data dari
• Jumlah nelayan yang yang instansi,
mengenal teknologi terdapat di Lembaga, atau
perikanan (GPS) Kabupaten dinas terkait
• Jumlah nelayan yang Jember
mampu menggunakan
teknologi perikanan
(GPS)
Kelembagaa • Jumlah Jenis Kelompok • Kelompok Survei Primer: - Analisis
n Perikanan Tangkap perikanan - Wawancar Kelembag
• Jumlah Lembaga yang a aan
Pelatihan dan Penyuluhan terdapat di
• Peran dan Tanggung Kabupaten
Jawab Kelembagaan Jember
Formal dan Non-Formal
Fasilitas • Sarana Sub-sistem • Hasil Dinas - Analisis
Pendukung Minabisnis Hulu wawancara Kebutuhan
Perikanan
Perikanan - Jumlah, Luas, dan ke Dinas Sarana dan
Kondisi Perikanan Prasarana
Kolam/Tambak/Empan dan TPI Minapolita
g • Kelompok n
- Jumlah Unit Sarana perikanan
Pembenihan yang

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 17


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Metode
Sub Metode
No Tujuan Variabel Data yang Dibutuhkan Sumber Data Instansi Pengumpula Output
Variabel Analisis
n Data
- Jumlah Sarana terdapat di
Penyedia Pakan dan Kabupaten
Obat-obatan Jember
- Jumlah dan Jenis Alat • Kelompok
Tangkap Pengolahan
• Sarana Minabisnus Hilir ikan yang
Pengelola terdapat di
- Jumlah, dan Jenis Unit Kabupaten
Pengolahan Ikan Jember
- Tempat Penjemuran
Ikan
- Jumlah Gudang
Penyimpanan Hasil
Ikan
• Sarana Minabisnis Hilir
Pemasaran
- Kondisi dan
Persebaran Pasar
- Prasarana dan Sarana
Sub-terminal
• Sarana Minabisnis Hilir
Penunjang
- Sarana kelembagaan
(Badan Pengelola
Kantor Perbankan,
Koperasi, Unit usaha
lain)
• Prasarana
- Jaringan Jalan/Akses
dati Sentra Produksi
ke Pusat Pengolahan
- Jalan antar Desa/Kota,
Jembatan Pendukung

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 18


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Metode
Sub Metode
No Tujuan Variabel Data yang Dibutuhkan Sumber Data Instansi Pengumpula Output
Variabel Analisis
n Data
- Utilitas Umum
(jaringan listrk, air
bersih, persampahan,
drainase, listrik,
komunikasi)
Minabisnis • Sub-sistem Minabisnis • Hasil • Dinas Survei Primer: - Analisis
Perikanan Hulu wawancara Perikana - Wawancar Subsistem
- Jumlah dan kebutuhan ke dinas n a Minabisnis
benih perikanan • TPI - Analisis
- Jumlah dan jenis dan TPI Linkage
kebutuhan pakan • Kelompok Survei system
- Jumlah kebutuhan perikanan Sekunder:
obat-obatan yang - Data dari
- Teknologi perikanan terdapat di instansi,
budidaya Kabupaten Lembaga,
- Teknologi perikanan Jember atau dinas
tangkap terkait
- Sumber daya energi
perikanan
• Sub-sistem Minabisnis • Hasil • Dinas
Usaha/On Farm wawancara Perikana
- Luas kolam ke dinas n
tambak/empang/jumla perikanan
h keramba yang • Kelompok
dimiliki perikanan
- Luas Waduk yang
- Jenis Komoditas Hasil terdapat di
Tangkap Kabupaten
- Jumlah dan Jenis Alat Jember
Tangkap
- Jumlah Produksi
Perikanan Budidaya
dan Tangkap

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 19


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Metode
Sub Metode
No Tujuan Variabel Data yang Dibutuhkan Sumber Data Instansi Pengumpula Output
Variabel Analisis
n Data
- Nilai Produksi
Perikanan Budidaya
dan Tangkap
• Sub-sistem Minabisnis • Hasil • Dinas
Hilir/Off Farm wawancara Perikanan
- Jumlah Produk ke dinas
Perikanan Budidaya perikanan
yang Dihasilkan dan TPI
- Pengolahan Limbah • Kelompok
Padat/Cair Hasil perikanan
Produksi yang
terdapat di
Kabupaten
Jember
• Kelompok
Pengolahan
ikan yang
terdapat di
Kabupaten
Jember
• Sub-Sistem Minabisnis • Kelompok Survei Primer:
Hilir Pemasaran perikanan - Wawancar
- Lokasi dan Bentuk yang a
Kegiatan Pemasaran terdapat di
Produk Perikanan dan Kabupaten
Hasil Olahan Jember
- Harga ikan yang di • Kelompok
pasarkan (pada Pengolahan
pelanggan ika, ikan yang
tengkulak,pengumpul, terdapat di
eksportir) Kabupaten
Jember

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 20


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2020 KABUPATEN JEMBER
SEKTOR MINAPOLITAN PROVINSI JAWA TIMUR

Metode
Sub Metode
No Tujuan Variabel Data yang Dibutuhkan Sumber Data Instansi Pengumpula Output
Variabel Analisis
n Data
2. Industrialisa Industrialisa UMKM • Jumlah UMKM • Hasil Dinas Survei - Analisis Minabisnis
si perikanan si perikanan Perikanan Perikanan Wawancara Perikanan sekunder Akar perikanan
tangkap tangkap • Jenis UMKM Perikanan ke Dinas - Studi Masalah Tangkap
berbasis • Program UMKM Perikanan literatur - Analisi berbasis
UMKM Perikanan Akar masyarakat
Survei primer: Tujuan
Investasi • Jumlah dan Jenis • Hasil • Dinas - Analisis
- Wawancar
Perikanan Kelembagaan Pemodalan Wawancara Perikanan PESTO
a
Tangkap • Program bantuan ke Dinas • Koperasi - Analisis
permodalan Perikanan Perikanan Value
dan Propositio
Lembaga n
Permodalan - Analisi
SWOT
- Analisis
FFA

PS S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 21


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai