PROVINSI RIAU
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang besar memiliki arti dan
peran penting dalam menyangga sistem kehidupan. Manfaat yang diberikan oleh
keberadaan hutan sangat tinggi baik berupa manfaat langsung maupun manfaat
tak langsung (tangible dan intangible benefit). Manfaat besar dapat diperoleh dari
keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumber daya air bagi
manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di
udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global.
Keberadaan hutan kota sering dianggap bernilai ekonomi rendah dan
cenderung diabaikan manfaatnya. Kondisi tersebut menyebabkan pembangunan
dan pemeliharaan hutan kota tidak menjadi prioritas, akibatnya kondisi hutan kota
yang ada tidak berkembang sesuai harapan akibat pendekatan pengelolaan hutan
yang cenderung menggunakan pendekatan ekonomi yang pragmatis. Disinilah
urgensi menggunakan pendekatan nilai ekonomi total (total economic value) agar
masyarakat dan pihak terkait dapat mengetahui kerugian yang akan terjadi jika
kawasan hutan kota Pekanbaru dirusak. Atas dasar itu perlu adanya penelitian
tentang nilai ekonomi sumberdaya hutan secara objektif dan kuantitatif di
kawasan hutan kota, sehingga pengelolaan suatu kawasan bisa optimal dan
sustainable.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah berapa besar harga atau nilai kuantitatif ekosistem hutan kota
agar diketahui harga atau nilai kuantitatif yang akan hilang dan akibat yang akan
dialami oleh manusia jika ekosistem hutan kota tidak dikelola dengan bijaksana.
Nilai manfaat air untuk kebutuhan rumah tangga (domestik) bagi masyarakat
sekitar kawasan hutan.
b.
c.
d.
Jenis kayu
Diameter
Tinggi
Volume kayu
(cm)
(m)
(m3)
1
2
Menurut Santoso (2005) dalam Suzana dkk (2011) volume kayu didapat dengan
persamaan:
V = (Lbd x f x t)
Keterangan:
V
: Volume kayu
Lbd
: Tinggi (m)
Analisis volume tegakan yang didapat akan menggambarkan kondisi hutan
kota per hektar dan juga sebagai perhitungan awal dari nilai ekonomi potensi kayu
hutan kota Pekanbaru. Nilai tegakan dapat diketahui dengan menghitung kubikasi
kayu yang dihasilkan, dikalikan dengan harga jual per m 3 dikalikan dengan biaya
operasional.
Pengolahan data hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Productivity Cost (Biaya Produktivitas) dan Contingent Valuation
Method (CVM). Nilai ekonomi suatu komoditas dihitung dengan mengalikan
harga pasar dengan kuantitas dari barang atau jasa yang dimaksud. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2012 Tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan, untuk
menghitung valuasi ekonomi dengan persamaan sebagai berikut:
NEK = (K X P)
Keterangan:
: Nilai keberadaan
: Jumlah penduduk
Komoditas
Pendekatan/Metode
Pohon
Produktivitas
Kayu bakar
Produktivitas
Tanaman hias
Produktivitas
Serapan karbon
Produktivitas
Ikan
Produktivitas
Keberadaan
CVM
Pelestarian
CVM
Air
Produktifitas
Buah-buahan
Produktifitas
10
Tumbuhan obat
Produktivitas
TEV
Vn
diasumsikan daur tiap komoditas adalah 25 tahun, suku bunga atau discount rate
diasumsikan 10 %, serta harga dianggap tetap, sehingga masing-masing
komoditas akan diketahui net present value untuk jangka waktu 25 tahun
(Mukhamadun dkk, 2008). NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan
pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of
capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang
diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.
Penghitungan NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat dari proyek yang direncanakan
(Anonim, 2013 dalam Arfitryana, 2014). Persamaannya ialah:
Keterangan:
NPV
Bt
Ct
: Umur Ekonomis
: Tahun
Studi literatur
Perumusan
masalah
Pengumpulan
data
Data primer
Data sekunder
Analisis data
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Pekanbaru.
Mukhamadun, Efrizal dan Tarumun. 2008. Valuasi Ekonomi Hutan Ulayat
Buluhcina Desa Buluhcina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 3 No. 2:55-73.
Septiani, DS Eka. 2012. Valuasi Ekonomi Di Cagar Alam Saobi. Jurnal Balai
Konservasi Sumberdaya Alam Wilayah IV Jawa Timur. Sumenep.
Suzana, BO dkk. 2011. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan Mangrove di
Desa Palaes Kecamatan Likupan Barat Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal ASE Vol. 7 No. 2: 29-38.