Anda di halaman 1dari 8

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS KEHUTANAN
Kampus Bumi Tadulako Tondo
JL. Soekarno Hatta Km. 9 Telp (0451) 422611 Ext 358
Email: untad@untad.ac. Palu-Sulawesi Tengah 94118

Bahan Seminar : Proposal


Judul : Biomassa Dan Cadangan Karbon Tumbuhan Bawah
Pada Tegakan Kemiri (Alurites moluccana (L.) Willd.)Di
Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi
Sulawesi Tengah
Nama/Stambuk : Eko Nurkurniawan/L131 14 348
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. H. Husain Umar, MP
Tempat : Ruang Seminar Jurusan Kehutanan
Hari/Tanggal : Selasa, 03 Desember 2019

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Hampir setiap daerahnya mempunyai hasil sumber daya alam yang berbeda.
Seperti Pulau Sulawesi yang khas dengan tambang nikel dan aspalnya, Pulau
Papua khas dengan emasnya, dan Pulau Sumatera yang khas dengan sawitnya dan
kota-kota lainnya. Sumber daya lain yang tidak kalah besarnya dalam
menyumbangkan pemasukan bagi negara, yaitu sumber daya hutan. Saat ini
sebagian pendapat beranggapan bahwa hutan merupakan sumber daya yang tidak
terlalu menguntungkan dalam menghasilkan pendapatan bagi negara (Idris, dkk.
2013).

Hutan merupakan tempat penyimpanan dan emisi karbon. Di permukaan


bumi ini, kurang lebih 90% biomassa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok
kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah), hewan, dan jasad renik
(Arief, 2005) dalam (Sunaryanto, 2013). Biomassa ini merupakan tempat
penyimpanan karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).

Penghitungan biomassa merupakan salah satu langkah penting yang harus


diketahui dan dilakukan dalam sebuah kegiatan atau proyek mitigasi perubahan
iklim di sektor kehutanan. Kegiatan yang bertipe substitusi karbon tidak
memerlukan penghitungan biomassa. Jenis-jenis kegiatan lainnya seperti
pencegahandeforestasi, pengelolaan hutan tanaman dan agroforestry memerlukan
penghitungan biomassa (Sutaryo, 2009).

Saat ini sumber informasi cadangan karbon yang komprehensif diberbagai


tipe hutan dan penggunaan lahan masih terbatas. Referensinya tersebar di berbagai
publikasi, sehingga belum terintegrasi di tingkat nasional maupun sub nasional. Di
sisi lain, informasi cadangan karbon dan faktor emisi diperlukan oleh berbagai
entitas, baik lembaga pemerintah di pusat dan daaerah, lembaga non pemerintah
maupun lembaga lain sebagai praktisi mitigasi perubahan iklim (Rochmayanto,
dkk. 2014).

Kemiri (Aleurite smoluccana) adalah salah satu pohon serbaguna yang


sudah dibudidayakan secara luas di dunia. Berdasarkan berbagai sumber, kemiri
merupakan jenis asli Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke kepulauan
Pasifik sejak zaman dahulu. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak
penamaan lokal diantaranya, kembiri, gambiri, hambiri (Batak), kemili (Gayo),
kemiling (Lampung), buah kareh (Minangkabau, Nias), keminting (Dayak),
muncang (Sunda) dan miri (Jawa). Hampir semua bagian dari pohon kemiri
seperti daun, buah, kulitkayu, batang, akar, getah dan bunganya dapat
dimanfaatkan. Pemanfaatannya untuk obat-obatan tradisional, penerangan, bahan
bangunan, bahan pewarna, bahan makanan, dekorasi maupun berbagai kegunaan
lain (Heyne, 1987).

Desa Uwemanje merupakan salah satu desa yang memiliki hutan kemiri
yang cukup luas hingga sekarang pengelolaan hutan kemiri masih dilakukan oleh
masyarakat guna menambah penghasilan perekonomian mereka. Hutan kemiri di
desa Uwemanje juga mempunyai keunikan tersendiri dimana dibawah tegakannya
ditumbuhi tumbuhan bawah sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai
biomassa dan cadangan karbon tumbuhan bawah pada tegakan kemiri (Aleaurites
moluccanus (L) Willd.) di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi
Sulewesi Tengah.

I.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar biomassa dan

cadangan carbon tumbuhan bawah pada tegakan kemiri di desa Uwemanje

kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi

I.3 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa dan cadangan karbon


tumbuhan bawah pada tegakan kemiri di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro
kabupaten Sigi.

Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan


acuan dan informasi mengenai biomassa dan cadangan karbon tumbuhan bawah
pada tegakan kemiri di desa Uwemanje kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Desember sampai dengan Januari
2020, yang berlokasi di desa Uwemanjae kecamatan Kinovaro kabupaten Sigi

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kantong pelastik, koran bekas, dan bagian
batang dan daun pada tumbuhan bawah, yang berdiameter < 5 cm yang berada
dibawah tegakan kemiri.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

1. Tongkat dan tali rapia untuk membuat plot dan batas kuadran.
2. Meteran untuk mengukur batas plot.
3. Parang untuk memangkas tumbuhan bawah.
4. Timbangan untuk menimbang sampel tumbuhan bawah.
5. Oven untuk mengeringkan sampel tumbuhan bawah.
6. GPS untuk menentukan titik kordinat.
7. Alat tulis menulis.
8. Kamera untuk dokumentasi.

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1 Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah langkah awal dalam pelaksanaan penelitian


yang dimaksudkan untuk memilih, mengenal dan menentukan lokasi penelitian
serta menandai tempat tersebut, sehingga memudahkan tahap penelitian yang akan
dilakukan, pada tegakan kemiri yang memiliki tutupan vegetasi yang dominan
dengan tumbuhan bawah dan mempunyai luasan 0,5 ha.
3.3.2 Pembuatan Petak Ukur

Pembuatan petak ukur pada penelitian ini dilakukan dengan membuat tiga
jalur yakni megikuti kelerengan lahan. Dengan panjang 100 m dan tiap jalur
dibuat kuadran berukuran 1 m x 1 m dan jarak antara kuadran lain yaitu 20 m
(Amal, dkk. 2019) disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Petak ukur untuk pengambilan sampel Tumbuhan Bawah.

Keterangan : Kuadran berukuran 1 m x 1 m untuk mengambil sampel


tumbuhan bawah

3.3.3 Pengambilan Data

1. Memangkas semua tumbuhan bawah, herbal dan rumput-rumputan yang


terdapat didalam kuadran (plot).
2. Memasukkan semua tumbuhan bawah tersebut dalam kantong plastik,
serta memberi label sesuai dengan kode kuadran (plot).
3. Menimbang berat basah semua bagian tumbuhan bawah dan mencatat
beratnya sebagai berat biomasssa total (BB total).
4. Mengambil sampel dari berat keseluruhan sebagai berat biomassa sampel
(BB contoh) sekitar 100 -300 gram.
5. Mengeringkan sampel tumbuhan bawah yang telah diambil dalam oven
dengan suhu 80°C sampai mengering.
6. Menimbang dan mencatat berat keringnya (BK contoh).

3.4 Analisis Data


3.4.1 Pendugaan Biomassa Tumbuhan Bawah

Untuk menghitung Biomassa digunakan rumus Hairiah , dkk. (1999)


dalam (Wardah dan Toknok, 2011):

Biomassa Kering Total = Berat segar total (kg) × Berat kering contoh (g)

Berat segar contoh (g) × Luas petak contoh (m2)

3.4.2 Perhitungan Karbon dari Biomassa Tumbuhan Bawah

Kandungan karbon tersimpan pada tumbuhan dapat dihitung dengan


menggunakan rumus Standar Nasional Indonesia (2011) dalam (Ariani dkk 2014):

Kb = BKT × % C Organik....

Keterangan:
Kb = Kandungan karbon dari biomassa, (kg)
BKT = Biomassa Kering Total,(kg)
% C Organik = Organik adalah nilai persentase kandungan karbon, sebesar 0,47
atau menggunakan nilai persen karbon yang diproleh dari hasil
penimbangan di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Amal, S, 2019. Biomassa Dan Cadangan Karbon Tumbuhan Bawah Pada
Tegakan Pinus (Pinus Merkusii Jungh Et De Vriese) Di Desa Uwemanje
Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Andriani, U, 2010. Biomassa Tumbuhan Bawah. http://pengertian-
definisi.blogspot.co.id/2012/09/definisi-dan-pengertian-tumbuhan
bawah.html(diunduh Pada Tanggal 12 September 2019).

Azizah, 2019. Efektifitas konsentrasi BAP dan 2,4D terhadap induksi daun kemiri
(Alurites moluccana (L.) Willd) secara In Vitro.
Dinas Kehutanan, 2017. Pengelolaan Hutan Maju, Lestari, dan Berkeadilan. Dinas
Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan, 2006. Pedoman Budidaya Kemiri.
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta,Indonesia.

Elevitch, C.R. dan H.I, Manner, 2006 Traditionaltree initiative: species profiles
for Pacific Islands. agroforestry. http://www.agroforestry.net/tti/Aleurites-
kukui.pdf (diunduh Pada Tanggal 7 November 2019).

Ewusia, J.Y, 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan oleh Usman


Tanuwidjaja. Penerbit I TB. Bandung.
http://uli-adriani.blogspot.co.id/2010/04/biomassa-tumbuhan-
bawah.html(diunduh Pada Tnggal 12 September 2019).

Ginoga, B., A.N Ginting., dan B Santoso, 1989. HutanTanaman Kemiri (Aleuritus
moluccana Willd.):Syarat Tempat Tumbuh dan Aspek
Ekonominya.Prosiding Seminar Sehari Improvementof Agrometeorology
Utilisation in theDevelopment of Timber Plantation Forest and the
Development of Timber Plantation Forestsand the Development of Estate
Crops. BadanPenelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Jakarta, Indonesia. 31 Agustus.

Heyne, K. 1987 Tumbuhan Berguna Indonesia. Terjemahan dari De Nuttige


Planten van Indonesia, 1950. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Jakarta, Indonesia.

Hilwan, I., Mulyana, D., dan Pananjung, WG, 2013. Keanekaragaman Jenis
Tumbuhan Bawah pada Tegakan Sengon Buto (Enterolobium cylocarpum
Griseb) dan Trembesi (Samanea saman Merr) di Lahan Pasca Tambang
Batubara PT Kitadin, Embalut, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bogor. Jurnal Silvikultur Tropika 4 (I) : 6-10.
Idris, M.H., dkk, 2013. Studi Vegetasi Dan Cadangan Karbon Di Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (Khdtk) Senaru, Bayan Lombok Utara. Jurnal
Kehutanan.7(1) :26.
Kementrian Kehutanan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutan, 2010.
Cadangan Karbon pada berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di
Indonesia.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan
KebijakanBogor.

Krisnawati, H., M Kalio., dan M Kaninen, 2011. Aleurites moluccana (L.) Willd.:
ekologi, silvikultur dan produktivitas.CIFOR, Bogor, Indonesia.

Kunarso A, dan Azwar F, 2013. Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah Pada


Berbagai Tegakan Hutan Tanaman Di Benakat, Sumatera Selatan. Vol.10
No.2, 85 – 98.

Maisyaroh, W, 2010. Struktur Komunitas Tumbuhan Penutup Tanah di Taman


Hutan Raya R. Soerjo Cangar, MalangJurnal Pembangunan dan Alam
Lestari 1 (1): 2.

Rochmayanto Y, dkk, 2014. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan
Jenis Tanaman di Indonesia Yogyakarta : PT Kanisius

Soerianegara, I dan Indrawan, 1976. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Lembaga


KerjasamaFakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sutaryo, D, 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon


Dan Perdagangan Karbon,Wetlands International Indonesia Programme.
Bogor : Wetlands International Indonesia Programme.
Wardah, Toknok B, Zulkaidah. 2011. Carbon stock of agroforestry system at
adjacent buffer zone of lore lindu national park, central Sulawesi. Jurnal of
tropical soils 16 (2) : 123-128.
Windusari, Y. N, A.P. Yustian, H. I. Zulkifli, 2012. Dugaan Cadangan Karbon
Biomassa Tumbuhan Bawah Dan Serasah Di Kawasan Suksesi AlamiPada
Area Pengendapan Tailing Pt Freeport Indonesia. Biospecies.5 (1) 23.

Anda mungkin juga menyukai