Anda di halaman 1dari 19

PRATIKUM EKOTER

PERHITUNGAN BIOMASSA DAN ESTIMASI KARBON PADA TUMBUHAN JATI


DI KAWASAN PUSAT STUDI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Dosen Pengampu : Hendra Michael Aquan S.Si., MEnvMgmt.

Disusun Oleh Kelompok I :


1. Sermon Ricardo (191434045)
2. Maria Fyanei P.H. Ritan (221434007)
3. Clara Tasya Maranresy (221434008)
4. Advenia Nora Pratiwi (221434011)
5. Ivana Dewanti Laudiasari (221434012)
6. Tiara Floresta T. Djuwa (221434022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan iklim yang drastis akibat kegiatan manusia telah
menyumbangkan gas karbon dioksida yang cukup banyak ke udara dan
atmosfer bumi. Karbon Dioksida (CO2) memiliki kontribusi yang paling
tinggi terhadap kandungan Gas Rumah Kaca yaitu sebesar 55% dari emisi
karbon oleh aktivitas manusia (Retno Hartati, 2017).
Karbon Dioksida (CO2) juga merupakan jenis gas yang bisa
memerangkap panas, sehingga panas dari matahari yang masuk ke bumi tidak
akan bisa keluar kembali ke atmosfer karena terperangkap oleh CO2. Hal ini
dapat menyebabkan meningkatnya suhu dipermukaan bumi dan akan sangat
berdampak pada ekosistem. Berkurangnya konsentrasi gas CO2 di udara dapat
mengurangi efek pemanasan global (global warming) yang sangat merugikan
manusia. Dengan adanya pembangunan hutan maka jumlah CO2 yang
terserap oleh hutan akan semakin banyak sehingga emisi gas CO2 di atmosfer
akan berkurang. Proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan akan
mengikatkan karbon bebas di atmosfer menjadi bagian dari tubuh tumbuhan
tersebut.
Untuk melihat seberapa besar kemampuan pohon dalam menyerap
karbon dapat dilakukan dengan perhitungan biomassa. Biomassa adalah total
berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu (Sutaryo,
2012). Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas
permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering
per satuan luas (Sutaryo, 2012). Biomassa dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu biomassa atas permukaan tanah (above ground biomass) dan
biomassa bawah permukaan (below ground biomass). Pengukuran biomassa
mencakup seluruh biomassa hidup yang ada di atas dan di bawah permukaan
seperti pohon, semak, palem, anakan pohon, tumbuhan menjalar, liana, epifit,
dan tumbuhan mati seperti kayu dan serasah.
Perhitungan biomassa juga dapat dilakukan di lokasi tertentu yang
memiliki sejumlah besar pepohonan yang hidup disana, tujuannya tentu untuk
mengetahui besar kemampuan pohon dalam menyerap karbon di area tersebut.
Salah satu lokasi yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan
biomassa adalah kawasan Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata
Dharma. Lokasi tersebut memiliki sejumlah besar tanaman jati sebagai
organisme autotrof yang dapat mengikat karbon, sehingga ketika melakukan
pengukuran biomassa dan estimasi karbon di wilayah tersebut dapat diketahui
seberapa besar kemamapuan pohon jati disana untuk mengikat karbon guna
menanggulangi perubahan iklim.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam pratikum ini yaitu :
a. Berapa besar kemampuan pohon jati di Pusat Studi Lingkungan
Universitas Sanata Dharma untuk mengikat karbon?
b. Berapa besar jumlah karbon yang disimpan oleh pohon jati di Pusat Studi
Lingkungan Universitas Sanata Dharma?
c. Apa rekomendasi yang dapat diberikan ke Universitas Sanata Dharma
untuk menanggulangi perubahan iklim berdasarkan hasil simulasi?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan pohon jati di Pusat Studi
Lingkungan Universitas Sanata Dharma untuk mengikat karbon.
b. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah karbon yang disimpan oleh
pohon jati di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma.
c. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada pihak Universitas Sanata
Dharma untuk menanggulangi perubahan iklim berdasarkan hasil
simulasi, sehingga Pusat Studi Lingkungan tersebut juga dapat
memberikan kontribusi dalam mengurangi efek pemanasan global (global
warming).

D. Manfaat Penelitian
 Bagi Mahasiswa
 Mahasiswa bisa menjadi mengerti proses praktikum Biomassa
dan Karbon dengan benar dan mampu memperkirakan dampak
yang muncul jika terjadi pembakaran hutan secara global.
 Mahasiswa dapat mengetahui potensi cadangan karbon yang
tersimpan pada permukaan tanah di areal Pusat Studi
Lingkungan Sanata Dharma.
 Bagi Pemerintah
 Pemerintah dapat turut serta dalam mengatasi masalah
eksploitasi hutan dengan memberikan sosialisasi kepada
masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat alam.
 Dapat menjadi salah satu sumber acuan untuk lebih
memperhatikan keseimbangan hutan melalui kegiatan
konservasi.
 Bagi Masyarakat
 Masyarakat memperoleh nilai edukasi untuk selalu menjaga
keseimbangan ekosistem hutan agar hutan tetap memberikan
kesejukan bagi lingkungan sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perhitungan Biomassa
Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area
atau volume tertentu (Sutaryo, 2012). Biomassa juga didefinisikan sebagai
total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan
dengan satuan ton berat kering per satuan luas (Sutaryo, 2012). Biomassa
dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu biomassa atas permukaan tanah
(above ground biomass) dan biomassa bawah permukaan (below ground
biomass). Pengukuran biomassa mencakup seluruh biomassa hidup yang ada
di atas dan di bawah permukaan seperti pohon, semak, palem, anakan pohon,
tumbuhan menjalar, liana, epifit, dan tumbuhan mati seperti kayu dan
serasah.
Terdapat 4 cara utama untuk menghitung biomassa yaitu (i) sampling
dengan pemanenan (Destructive sampling) secara in situ;(ii) sampling tanpa
pemanenan (Non-destructive sampling) dengan data pendataan hutan secara in
situ; (iii) Pendugaan melalui penginderaan jauh; dan (iv) pembuatan model.
Untuk masing masing metode di atas, persamaan alometrik digunakan untuk
mengekstrapolasi cuplikan data ke area yang lebih luas. Penggunaan
persamaan alometrik standard yang telah dipublikasikan sering dilakukan,
tetapi karena koefisien persamaan alometrik ini bervariasi untuk setiap lokasi
dan spesies, penggunaan persamaan standard ini dapat mengakibatkan galat
(error) yang signifikan dalam mengestimasikan biomassa suatu vegetasi
(Sutaryo, 2012).
 Sampling dengan pemanenan
Metode ini dilaksanakan dengan memanen seluruh bagian tumbuhan
termasuk akarnya, mengeringkannya dan menimbang berat
biomassanya. Pengukuran dengan metode ini untuk mengukur
biomassa hutan dapat dilakukan dengan mengulang beberapa area
cuplikan atau melakukan ekstrapolasi untuk area yang lebih luas
dengan menggunakan persamaan alometrik. Meskipun metode ini
terhitung akurat untuk menghitung biomass pada cakupan area kecil,
metode ini terhitung mahal dan sangat memakan waktu.
 Sampling tanpa pemanenan
Metode ini merupakan cara sampling dengan melakukan pengkukuran
tanpa melakukan pemanenan. Metode ini antara lain dilakukan dengan
mengukur tinggi atau diameter pohon dan menggunakan persamaan
alometrik untuk mengekstrapolasi biomassa.
 Pendugaan melalui penginderaan jauh.
Penggunaan teknologi penginderaan jauh umumnya tidak dianjurkan
terutama untuk proyek-proyek dengan skala kecil. Kendala yang
umumnya adalah karena teknologi ini relatif mahal dan secara teknis
membutuhkan keahlian tertentu yang mungkin tidak dimiliki oleh
pelaksana proyek. Metode ini juga kurang efektif pada daearah aliran
sungai, pedesaan atau wanatani.
 Pembuatan model
Model digunakan untuk menghitung estimasi biomassa dengan
frekuensi dan intensitas pengamtan insitu atau penginderaan jauh yang
terbatas. Umumnya, model empiris ini didasarkan pada jaringan dari
sample plot yang diukur berulang, yang mempunyai estimasi biomassa
yang sudah menyatu atau melalui persamaan alometrik yang
mengkonversi volume menjadi biomassa .

B. Estimasi Karbon
Alometrik, awalnya diusulkan oleh Huxley dan Tessier adalah
bagaimana karakteristik organisme berubah dilihat dari ukuran. Dalam
kehutanan, persamaan alometrik biasanya menggambarkan perubahan stok
biomassa di pohon sebagai fungsi yang mudah diukur karakteristik, biasanya
diameter batang, tinggi pohon, jenis dan kepadatan kayu. Prediktor biomassa
yang paling penting dalam pohon adalah diameter batang setinggi dada.
Persamaan alometrik digunakan untuk memperkirakan karbon dan biomassa
dari masing-masing pohon (Arturo Balderas Torres, 2013).
Persamaan mengikuti berbagai spesifikasi matematika (misalnya log-
linear, non-linear) dan diperoleh untuk rentang ukuran pohon tertentu.
Analisis hubungan antara karbon dan luas basal untuk tiga jenis persamaan
yang menghasilkan nilai karbon. Persamaan alometrik biasanya
memperkirakan jumlah biomassa kering ini dapat dikonversi menjadi karbon
dengan mengalikan hasilnya dengan persentase (Arturo Balderas Torres,
2013).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yakni
penelitian yang melakukan investigasi secara sistematis untuk meneliti
sebuah fenomena dengan cara mengumpulkan data-data yang bisa duiukur
menggunakan ilmu statistik atau matematika.
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan data dalam
penelitian ini antara lain; persamaan alometrik untuk batang, persamaan
alometrik untuk batang dan rumus kadar karbon. Metode pengambilan
sampel digunakan sampling tanpa pemanenan (Non-destructive sampling)
untuk biomassa daun dan batang, serta sampling dengan pemanenan
(Destructive sampling) untuk estimasi karbon pada daun.

B. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilakukan di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata
Dharma, pada hari Jumat, 7 Oktober 2022, dimulai pukul 8.45-11.00 WIB.

C. Alat dan Bahan


Alat Bahan

1. Kaleng 1. Pohon Jati


2. Timbangan (kue dan digitas) 2. Daun jati kering
3. Roll meter
4. Meteran jahit
5. Clinometer
6. Pemantik
7. Kantong plastik
D. Langkah Kerja
1. Mengukur Biomassa Batang (5 pohon jati)

Mempersiapkan alat untuk pengukuran

Menentukan pohon yang akan dijadikan objek


pengukuran.

Mengukur diameter pohon setinggi dada menggunakan


meteran dan mencatat hasilnya.

Mengukur jarak pohon ke tempat pengamat


menggunakan meteran.

Mengukur sudut dari pengamat ke titik puncak pohon


menggunakan klinometer.

Menghitung data yang diperoleh ke dalam


persamaan alometrik.
2. Mengukur Biomassa Daun (1 pohon jati)

Mengumpulkan daun kering dan memasukkan dalam


kantong plastik.

Menimbang daun kering tersebut hingga mencapai


200gr.

Menghitung jumlah helai daun-daun kering pertama


tersebut dan mencatat hasilnya.

Menghitung jumlah daun yang ada di pohon yang


dijadikan objek pengukuran.

Menghitung data yang diperoleh dari diameter dan


tinggi pohon ke dalam persamaan alometrik daun.
3. Mengukur Karbon Pada Daun

Mengumpulkan daun kering dan memasukkan dalam


kantong plastik.

Menimbang daun kering tersebut hingga mencapai


100gr.

Menghitung jumlah helai daun-daun kering pertama


tersebut dan mencatat hasilnya.

Memasukkan daun kering ke dalam kaleng dan dibakar


hingga menjadi abu.

Menghitung berat abu dan mencatat hasilnya.


E. Cara Analisis

 Menghitung Diameter Pohon


Diameter merupakan garis lurus yang menghubungkan dua titik
pada lingkaran (lingkaran batang pohon), dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
K=πxD

 Menghitung Tinggi Pohon


Tinggi pohon dihitung dengan menggunakan bantuan clinometer
untuk menghitung sudut, kemudian jarak pengamat kearah pohon
tujuan dengan meteran. Selanjutnya akan dihitung dengan
menggunakan rumus tan pada phytagoras.

depan ( tinggi pohon )


tan α =
samping

tan α x b=depan ( tinggi )

 Persamaan Alometrik Batang

w=0 , 0022 ¿

 Persamaan Alometrik Daun

w=0. 0006 ¿

 Menghitung Kadar Karbon

kadar c=biomassa daun−berat abu


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil perhitungan biomassa dan estimasi karbon pada tumbuhan jati terlampir.

Dokumentasi Pratikum
B. Pembahasan
1. Biomassa Batang dan Daun
Dari data yang diperoleh rata-rata biomassa batang dan daun untuk
seluruh tanaman jati di kasawan PSL adalah 2.537,32 kg untuk biomassa
batang dan 705,21 kg untuk biomassa daun. Hasil ini merupakan hasil
yang diperoleh dengan menggunakan persamaan alometrik pada batang
dan daun. Biomassa suatu tanaman diperoleh dari ‘isi’ tanaman itu sendiri,
yakni seluruh komponen organik dari suatu tanaman beserta hasil
fotosintesis tanaman berupa glukosa.

Karena pratikum ini sebagian besar mengggunakan metode non


destructive menyebabkan ketidakmungkinan untuk menghitung estimasi
karbon dari seluruh penyusun tubuh suatu tumbuhan (akar, batang dan
daun). Selain itu biomassa pada batang dan daun pun masih berupa berat
basahnya saja sedangkan yang dibutuhkan untuk estimasi karbon adalah
berat kering tanaman (abu).

2. Estimasi Karbon Pada Daun

Pratikum estimasi karbon di PSL hanya mengambil satu bagian dari


suatu tumbuhan yakni daun untuk dapat menggunakan metode
destructive. Sehingga estimasi karbon kali ini hanyalah estimasi karbon
pada daun, tidak untuk seluruh bagian tumbuhan.

Untuk mengetahui estimasi karbon pada daun pohon jati diseluruh


PSL maka yang dibutuhkan adalah luas keseluruhan PSL, jumlah seluruh
daun pohon jati di PSL, jumlah pohon jati di PSL dan hasil perhitungan
kadar karbon pada daun untuk semua tumbuhan jati di PSL. Diketahui
dari data, pohon jati diseluruh kawasan PSL berjumlah 248 pohon dengan
luas area 0,551 ha, jumlah daun seluruh pohon jati 86.512 helai.
Sedangkan untuk kadar karbon daun seluruh tanaman jati di PSL adalah
sebanyak 666,70 kg. Dengan ini estimasi karbon pada luas area 0,551 ha
menjadi 1.209,98 kg/ha.

Dari hasil yang diperoleh maka :

 Pohon jati di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma


mampu mengikat 666,70 kg karbon.
 Jumlah Karbon yang diikat oleh seluruh Pohon jati di Pusat Studi
Lingkungan Universitas Sanata Dharma adalah kg 1.209,98 kg/ha.
 Berdasarkan hasil pratikum sederhana ini maka diharapkan Universitas
Sanata Dharma bisa menambah luas PSL dan menambah jumlah
pohon jati (atau jenis tumbuhan yang lainnya) pada area yang
diperluas agar dapat membantu menanggulangi perubahan iklim. Hal
ini dikarenakan semakin banyak organisme autotrof yang hidup
disuatu kawasan, maka semakin besar pula kemampuan organisme
autotrof tersebut untuk mengikat karbon.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Semakin banyak organisme autotrof yang hidup disuatu
kawasan, maka semakin besar pula kemampuan organisme autotrof
tersebut untuk mengikat karbon.

B. Refleksi
1. Tiara F.T Djuwa (221434022)
Saat menjalani pratikum saya merasa sangat kagum karena
baru pertama kali mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana
menghitung biomassa suatu tumbuhan dan juga estimasi
karbonnya. Meskipun pratikumnya sangat melelahkan dan agak
rumit.
Dari simulasi ini saya belajar untuk dapat bekerja sama dengan
anggota kelompok yang lain agar pekerjaan kami selesai pada
waktunya. Selain itu saya belajar untuk semakin mencintai
lingkungan yang sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia di bumi ini, terutama peran tumbuhan sebagai organisme
autotrof dalam membantu mengurangi emisi karbon di bumi.

2. Clara Tasya Maranresy (221434008)


Perasaaan ketika mengikuti sangat seru dan di dalam pratikum
ini membuat saya menjadi tahu tentang mengukur karbon dari
biomassa daun dan biomassa batang dapat menghasilkan jumlah
karbon yang besar jumlahnya dan mengetahui berapa besar
serapan karbon yang tersimpan di dalam pohon jati, maka tanpa
kita sadari pohon juga mengandung jumlah karbon yang banyak
yang sangat berpengharui lingkungan karena memberikan dampak
yang negatif yang menyebabkan kekeringan dan akhirny terjadinya
efek rumah kaca.

3. Ivana Dewanti Laudiasari (221434012)


Saat praktikum biomassa di PSL kemarin saya menjadi lebih
tertarik mengenai kemampuan pohon dalam hal menyerap karbon.
Yang saya pelajari adalah tentang bagaimana cara mengukur tinggi
pohon tanpa menebang pohon tersebut dan cara menghitung daun
tanpa memetik dari pohon.
Dari praktikum ini saya menjadi paham bahwa pohon
mempunyai peran penting dalam menjaga lingkungan, yaitu
dengan menyerap karbon-karbon yang menyebabkan efek rumah
kaca.

4. Advenia Nora Pratiwi (221434011)


Setelah melakukan percobaan biomassa yang dilakukan di
PSL, saya dapat lebih sadar dengan jumlah karbon yang dihasilkan
saat melihat hasil dari biomassa karbon. Walaupun kami
melakukan pembakaran dalam jumlah yang sedikit, namun hasil
karbon yang didapat jumlahnya banyak.
Dapat dibayangkan, jika terjadinya pembakaran hutan maka
dapat mengakibatkan lapisan ozon di bumi semakin menipis dan
bumi tidak lama lagi hanya memiliki lapisan ozon yang tipis.

5. Sermon Ricardo (191434045)


Setelah melakukan pratikum tentang Biomassa dan Karbon,
pratikan memperoleh ilmu pengetahuan yang luas teatang
cadangan karbon yang tersimpan pada permukaan tanah di arela
PSL dan menjadi lebih mampu membayangkan berbagai macam
dampak yang terjadi jika terjadi eksploitasi hutun secara global.
Dalam pratikum ini juga dapat memberikan manfaat bagi saya
sebagai pembelajaran untuk pratikum selanjutnya.

6. Maria Fyanei P.H. Ritan (221434007)


Pada praktikum kemarin di PSL saya merasa saya senang dan
tertarik karna partikum kemarin saya dapat mengetahui bagaimana
kemampuan suatu pohon dalam menyerap karbon. Dan bisa tau
menimbang berat daun sampai membakar daun yang kering
menjadi abu dan di timbang kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Arturo Balderas Torres, J. C. (2013). Using basal area to estimate


aboveground carbon stocks in forests:La Primavera Biosphere’s
Reserve, Mexico. Forestry, 268.

Retno Hartati, I. P. (2017). Biomassa dan Estimasi Simpanan Karbon pada


Ekosistem Padang Lamun di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Sintok,
Kepulauan Karimunjawa. Buletin Oseanografi Marina April 2017 Vol
6 No 1:74–81, 75.

Sutaryo, D. (2012). PENGHITUNGAN BIOMASSA ; Sebuah pengantar untuk


studi karbon. Bogor: Wetlands International Indonesia Programme.

Anda mungkin juga menyukai