A. Latar Belakang
Perubahan iklim yang drastis akibat kegiatan manusia telah
menyumbangkan gas karbon dioksida yang cukup banyak ke udara dan
atmosfer bumi. Karbon Dioksida (CO2) memiliki kontribusi yang paling
tinggi terhadap kandungan Gas Rumah Kaca yaitu sebesar 55% dari emisi
karbon oleh aktivitas manusia (Retno Hartati, 2017).
Karbon Dioksida (CO2) juga merupakan jenis gas yang bisa
memerangkap panas, sehingga panas dari matahari yang masuk ke bumi tidak
akan bisa keluar kembali ke atmosfer karena terperangkap oleh CO2. Hal ini
dapat menyebabkan meningkatnya suhu dipermukaan bumi dan akan sangat
berdampak pada ekosistem. Berkurangnya konsentrasi gas CO2 di udara dapat
mengurangi efek pemanasan global (global warming) yang sangat merugikan
manusia. Dengan adanya pembangunan hutan maka jumlah CO2 yang
terserap oleh hutan akan semakin banyak sehingga emisi gas CO2 di atmosfer
akan berkurang. Proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan akan
mengikatkan karbon bebas di atmosfer menjadi bagian dari tubuh tumbuhan
tersebut.
Untuk melihat seberapa besar kemampuan pohon dalam menyerap
karbon dapat dilakukan dengan perhitungan biomassa. Biomassa adalah total
berat atau volume organisme dalam suatu area atau volume tertentu (Sutaryo,
2012). Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas
permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering
per satuan luas (Sutaryo, 2012). Biomassa dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu biomassa atas permukaan tanah (above ground biomass) dan
biomassa bawah permukaan (below ground biomass). Pengukuran biomassa
mencakup seluruh biomassa hidup yang ada di atas dan di bawah permukaan
seperti pohon, semak, palem, anakan pohon, tumbuhan menjalar, liana, epifit,
dan tumbuhan mati seperti kayu dan serasah.
Perhitungan biomassa juga dapat dilakukan di lokasi tertentu yang
memiliki sejumlah besar pepohonan yang hidup disana, tujuannya tentu untuk
mengetahui besar kemampuan pohon dalam menyerap karbon di area tersebut.
Salah satu lokasi yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan
biomassa adalah kawasan Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata
Dharma. Lokasi tersebut memiliki sejumlah besar tanaman jati sebagai
organisme autotrof yang dapat mengikat karbon, sehingga ketika melakukan
pengukuran biomassa dan estimasi karbon di wilayah tersebut dapat diketahui
seberapa besar kemamapuan pohon jati disana untuk mengikat karbon guna
menanggulangi perubahan iklim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam pratikum ini yaitu :
a. Berapa besar kemampuan pohon jati di Pusat Studi Lingkungan
Universitas Sanata Dharma untuk mengikat karbon?
b. Berapa besar jumlah karbon yang disimpan oleh pohon jati di Pusat Studi
Lingkungan Universitas Sanata Dharma?
c. Apa rekomendasi yang dapat diberikan ke Universitas Sanata Dharma
untuk menanggulangi perubahan iklim berdasarkan hasil simulasi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan pohon jati di Pusat Studi
Lingkungan Universitas Sanata Dharma untuk mengikat karbon.
b. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah karbon yang disimpan oleh
pohon jati di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma.
c. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada pihak Universitas Sanata
Dharma untuk menanggulangi perubahan iklim berdasarkan hasil
simulasi, sehingga Pusat Studi Lingkungan tersebut juga dapat
memberikan kontribusi dalam mengurangi efek pemanasan global (global
warming).
D. Manfaat Penelitian
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa menjadi mengerti proses praktikum Biomassa
dan Karbon dengan benar dan mampu memperkirakan dampak
yang muncul jika terjadi pembakaran hutan secara global.
Mahasiswa dapat mengetahui potensi cadangan karbon yang
tersimpan pada permukaan tanah di areal Pusat Studi
Lingkungan Sanata Dharma.
Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat turut serta dalam mengatasi masalah
eksploitasi hutan dengan memberikan sosialisasi kepada
masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat alam.
Dapat menjadi salah satu sumber acuan untuk lebih
memperhatikan keseimbangan hutan melalui kegiatan
konservasi.
Bagi Masyarakat
Masyarakat memperoleh nilai edukasi untuk selalu menjaga
keseimbangan ekosistem hutan agar hutan tetap memberikan
kesejukan bagi lingkungan sekitar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perhitungan Biomassa
Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area
atau volume tertentu (Sutaryo, 2012). Biomassa juga didefinisikan sebagai
total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan
dengan satuan ton berat kering per satuan luas (Sutaryo, 2012). Biomassa
dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu biomassa atas permukaan tanah
(above ground biomass) dan biomassa bawah permukaan (below ground
biomass). Pengukuran biomassa mencakup seluruh biomassa hidup yang ada
di atas dan di bawah permukaan seperti pohon, semak, palem, anakan pohon,
tumbuhan menjalar, liana, epifit, dan tumbuhan mati seperti kayu dan
serasah.
Terdapat 4 cara utama untuk menghitung biomassa yaitu (i) sampling
dengan pemanenan (Destructive sampling) secara in situ;(ii) sampling tanpa
pemanenan (Non-destructive sampling) dengan data pendataan hutan secara in
situ; (iii) Pendugaan melalui penginderaan jauh; dan (iv) pembuatan model.
Untuk masing masing metode di atas, persamaan alometrik digunakan untuk
mengekstrapolasi cuplikan data ke area yang lebih luas. Penggunaan
persamaan alometrik standard yang telah dipublikasikan sering dilakukan,
tetapi karena koefisien persamaan alometrik ini bervariasi untuk setiap lokasi
dan spesies, penggunaan persamaan standard ini dapat mengakibatkan galat
(error) yang signifikan dalam mengestimasikan biomassa suatu vegetasi
(Sutaryo, 2012).
Sampling dengan pemanenan
Metode ini dilaksanakan dengan memanen seluruh bagian tumbuhan
termasuk akarnya, mengeringkannya dan menimbang berat
biomassanya. Pengukuran dengan metode ini untuk mengukur
biomassa hutan dapat dilakukan dengan mengulang beberapa area
cuplikan atau melakukan ekstrapolasi untuk area yang lebih luas
dengan menggunakan persamaan alometrik. Meskipun metode ini
terhitung akurat untuk menghitung biomass pada cakupan area kecil,
metode ini terhitung mahal dan sangat memakan waktu.
Sampling tanpa pemanenan
Metode ini merupakan cara sampling dengan melakukan pengkukuran
tanpa melakukan pemanenan. Metode ini antara lain dilakukan dengan
mengukur tinggi atau diameter pohon dan menggunakan persamaan
alometrik untuk mengekstrapolasi biomassa.
Pendugaan melalui penginderaan jauh.
Penggunaan teknologi penginderaan jauh umumnya tidak dianjurkan
terutama untuk proyek-proyek dengan skala kecil. Kendala yang
umumnya adalah karena teknologi ini relatif mahal dan secara teknis
membutuhkan keahlian tertentu yang mungkin tidak dimiliki oleh
pelaksana proyek. Metode ini juga kurang efektif pada daearah aliran
sungai, pedesaan atau wanatani.
Pembuatan model
Model digunakan untuk menghitung estimasi biomassa dengan
frekuensi dan intensitas pengamtan insitu atau penginderaan jauh yang
terbatas. Umumnya, model empiris ini didasarkan pada jaringan dari
sample plot yang diukur berulang, yang mempunyai estimasi biomassa
yang sudah menyatu atau melalui persamaan alometrik yang
mengkonversi volume menjadi biomassa .
B. Estimasi Karbon
Alometrik, awalnya diusulkan oleh Huxley dan Tessier adalah
bagaimana karakteristik organisme berubah dilihat dari ukuran. Dalam
kehutanan, persamaan alometrik biasanya menggambarkan perubahan stok
biomassa di pohon sebagai fungsi yang mudah diukur karakteristik, biasanya
diameter batang, tinggi pohon, jenis dan kepadatan kayu. Prediktor biomassa
yang paling penting dalam pohon adalah diameter batang setinggi dada.
Persamaan alometrik digunakan untuk memperkirakan karbon dan biomassa
dari masing-masing pohon (Arturo Balderas Torres, 2013).
Persamaan mengikuti berbagai spesifikasi matematika (misalnya log-
linear, non-linear) dan diperoleh untuk rentang ukuran pohon tertentu.
Analisis hubungan antara karbon dan luas basal untuk tiga jenis persamaan
yang menghasilkan nilai karbon. Persamaan alometrik biasanya
memperkirakan jumlah biomassa kering ini dapat dikonversi menjadi karbon
dengan mengalikan hasilnya dengan persentase (Arturo Balderas Torres,
2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yakni
penelitian yang melakukan investigasi secara sistematis untuk meneliti
sebuah fenomena dengan cara mengumpulkan data-data yang bisa duiukur
menggunakan ilmu statistik atau matematika.
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan data dalam
penelitian ini antara lain; persamaan alometrik untuk batang, persamaan
alometrik untuk batang dan rumus kadar karbon. Metode pengambilan
sampel digunakan sampling tanpa pemanenan (Non-destructive sampling)
untuk biomassa daun dan batang, serta sampling dengan pemanenan
(Destructive sampling) untuk estimasi karbon pada daun.
w=0 , 0022 ¿
w=0. 0006 ¿
A. Hasil
Hasil perhitungan biomassa dan estimasi karbon pada tumbuhan jati terlampir.
Dokumentasi Pratikum
B. Pembahasan
1. Biomassa Batang dan Daun
Dari data yang diperoleh rata-rata biomassa batang dan daun untuk
seluruh tanaman jati di kasawan PSL adalah 2.537,32 kg untuk biomassa
batang dan 705,21 kg untuk biomassa daun. Hasil ini merupakan hasil
yang diperoleh dengan menggunakan persamaan alometrik pada batang
dan daun. Biomassa suatu tanaman diperoleh dari ‘isi’ tanaman itu sendiri,
yakni seluruh komponen organik dari suatu tanaman beserta hasil
fotosintesis tanaman berupa glukosa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin banyak organisme autotrof yang hidup disuatu
kawasan, maka semakin besar pula kemampuan organisme autotrof
tersebut untuk mengikat karbon.
B. Refleksi
1. Tiara F.T Djuwa (221434022)
Saat menjalani pratikum saya merasa sangat kagum karena
baru pertama kali mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana
menghitung biomassa suatu tumbuhan dan juga estimasi
karbonnya. Meskipun pratikumnya sangat melelahkan dan agak
rumit.
Dari simulasi ini saya belajar untuk dapat bekerja sama dengan
anggota kelompok yang lain agar pekerjaan kami selesai pada
waktunya. Selain itu saya belajar untuk semakin mencintai
lingkungan yang sangat berperan penting dalam kehidupan
manusia di bumi ini, terutama peran tumbuhan sebagai organisme
autotrof dalam membantu mengurangi emisi karbon di bumi.