Anda di halaman 1dari 7

Data Penelitian Biomassa Kelompok 5

Pohon Keliling Diamete Jarah Sudut Tan Tinggi Jlh


r (D) Pohon (H) Daun
dr
peneliti
1 86 27,3 53 53 1,32 15,36 646
2 86 27,3 59 59 1,66 19,09
3 80 25,4 51 51 1,23 17,12
4 68 21,6 50 50 1,19 13,63
5 67 21,3 58 58 1,60 18,06

1. Persamaan Allometrik untuk batang

W (Biomassa)= 0,0022(D2H)0,8485

Pohon 1: W= 0,0022 (27,32 x 15,36) 0,8485 = 6,11284859768

Pohon 2: W= 0,0022 (27,32 x 19,09) 0,8485 = 7,35113711014

Pohon 3: W= 0,0022 (25,42 x 17,12) 0,8485 = 5,92998286673

Pohon 4: W= 0,0022 (21,62 x 13,63) 0,8485 = 3,71202104885

Pohon 5: W= 0,0022 (21,32 x 18,06) 0,8485 = 4,60264919763


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biomassa dan Beberapa Istilah Seputar Biomassa


Biomassa dapat didefinisikan sebagai total berat / massa atau volume organisme
dalam area atau volume tertentu. Total berat kering dari seluruh makhluk hidup yang dapat
didukung pada masing-masing tingkat rantai makanan. Keseluruhan materi yang berasal dari
makhluk hidup, termasuk bahan organik baik yang hidup maupun yang mati, baik yang ada di
atas permukaan tanah maupun yang ada di bawah permukaan tanah, misalnya pohon, hasil
panen, rumput, serasah, akar, hewan dan sisa /kotoran hewan (Dandun, 2009).
Pembicaraan tentang biomassa sangat erat kaitannya dengan siklus biogeokimia.
Salah satu siklus biogeokimia adalah siklus karbon dan oksigen. Dalam siklus karbon dan
oksigen, sumber karbon di alam sebagai berikut (Hendra, 2022).  

a. CO2:  CO2 di alam → fotosintesis → tumbuhan mati → karbon tersimpan di dalam


fosil 
b. Makhluk hidup bernapas → mengeluarkan CO2 dipakai untuk fotosintesis 
c. Hewan mati → karbon tersimpan di dalam fosil
d.  Fosil → bahan bakar → CO2 terlepas kembali ke udara

Alometrik (persamaan) adalah Suatu fungsi atau persamaan matematika yang


menunjukkan hubungan antara bagian tertentu dari makhluk hidup dengan bagian lain atau
fungsi teretntu dari makhluk hidup tersebut. Persamaan tersebut digunakan untuk menduga
parameter tertentu dengan menggunakan parameter lainnya yang lebih mudah diukur
(Dandun, 2009).
Karbon merupakan unsur kimia yang dengan simbol C dan nomor atom 6 Siklus.
Karbon adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan karbon (dalam
berbagai bentuk) di atmosfer, laut, biosfer terrestrial dan deposit geologis. Kantong karbon
(Carbon pool) adalah tempat atau bagian ekosistem yang menjadi tempat karbon tersimpan
(Dandun, 2009).
Biomassa adalah jumlah total berat kering bahan-bahan organik hidup yang terdapat
di atas dan juga di bawah permukaan tanah dan dinyatakan dalam ton per unit area.
Komponen biomassa hutan sendiri terdiri dari biomassa hidup di atas dan di bawah
permukaan tanah antara lain berupa pohon, semak belukar, semai, akar, epifit dan tumbuhan
menjalar lainnya. Biomassa juga dapat berasal dari tanaman yang sudah mati seperti serasah
kayu. Stok biomassa yang terdapat dalam tiap pohon atau tegakan hutan dapat berubah-ubah.
Perubahan stok biomassa dapat dipengaruhi oleh waktu dan gangguan terhadap hutan baik
secara alami maupun akibat kegiatan manusia. (Brown, 1997 dalam Lukito, 2010).

B. Metode Destruktif Sampling (Pengabuan atau Loss On Ignition)

Metode Destruktif adalah pengambilan sampel dengan merusak objek yang diteliti
(Arief, dkk, 2018). Perhitungan kandungan karbon sampel jaringan pohon jati (daun)
dianalisis dengan menggunakan metode pengabuan atau Loss On Ignition (LOI). Metode ini
dilakukan dengan memanen seluruh  bagian tumbuhan termasuk akarnya, mengeringkannya,
dan menimbang berat biomassanya. Dalam praktiknya, kami sebagai peneliti mengumpulkan
daun jati seberat 100 gram kemudian diremas hingga menjadil kecil dan dimasukkan dalam
sebuah kaleng untuk dibakar menjadi debu (Helrich, 1990 dalam Hartati, dkk, 2017).

C. Metode Non Destruktif


Destruktif berarti merusak, memusnahkan, atau menghancurkan (KBBI, 2022).
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode non destruktif. Artinya, Kami
sebagai peneliti melakukan penelitian dengan tidak merusak atau menebang pohon jati yang
kami teliti. Kami menggunakan metode destruktif ini sebagai cara untuk dapat mengetahui
biomasaa pohon di PSL Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Metode NDT (non destructive technique) adalah serangkaian teknik yang dapat
digunakan untuk menganalisis sampel tanpa merusak materi yang sedang dianalisis. (Builder
Indonesia, 2019). Metode ini merupakan cara sampling dengan melakukan pengukuran tanpa
melakukan pemanenan, yang dilakukan dengan mengukur tinggi atau diameter pohon dan
menggunakan persamaan alometrik untuk menghitung biomassa (Hendra, 2022).

D. Proses Fotosinstesis pada Tumbuhan


Suatu sifat fisiologis yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan
dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya da klorofil,
peristiwa ini dinamakan fotosintesis (Woeseno, 2006 dalam Lukito, 2013).
Fotosintesis adalah proses produksi karbohidrat yang berasal dari bahan anorganik
melalui transformasi energi matahari menjadi energi kimia. Fotosintesis sering dikatakan
sebagai proses kimia satusatunya di bumi yang sangat penting, hal ini dapat terlihat pada
stabilitas konsentrasi oksigen dan karbon dioksida atmosfer tergantung pada proses
fotosintesis di lautan dan daratan (Suginingsih, dkk., 2004 dalam Lukito 2013).
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas
perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO 2 dan O2 atmosfer secara
musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas fotosintetik. Dalam skala global kembalinya
CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui
fotosintesis. Pohon melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan
mengubahnya menjadi karbon organik dan menyimpannya dalam biomassa tubuhnya seperti
dalam batang, daun, akar, umbi, buah, dan lain-lain. Sampai waktunya karbon tersebut
tersikluskan kembali ke atmosfer (Hendra, 2022).

E. Langkah Kerja Penelitian (Hendra, 2022)


1. Cara mengukur biomassa batang (setiap kelompok mengukur 5 pohon jati):
mempersiapkan alat untuk pengukuran; menentukan pohon yang akan dijadikan
objek pengukuran; mengukur diameter pohon setinggi dada menggunakan meteran
dan mencatat hasilnya; mengukur jarak pohon ke tempat pengamat menggunakan
meteran; mengukur sudut dari pengamat ke titik puncak pohon menggunakan
klinometer; menghitung data yang diperoleh ke dalam persamaan allometrik.

2. Cara mengukur biomassa daun: mengumpulkan daun kering dan memasukkan dalam
kantong plastic; menimbang daun kering tersebut hingga mencapai 100gr;
menghitung jumlah helai daun-daun kering pertama tersebut dan mencatat hasilnya;
menghitung jumlah daun yang ada di pohon yang dijadikan objek
pengukuran. Contoh : Misalnya 100gr = 10 helai daun. Maka jika pada pohon
tersebut terdapat 100 helai maka beratnya 10000gr atau 10kg. Menghitung data yang
diperoleh dari diameter dan tinggi pohon ke dalam persamaan allometrik daun. Hasil
data yang diperoleh ada 2 yakni hasil dari data jumlah berat daun yang diperoleh 1
pohon dan hasil dari persamaan allometrik

3. Cara mengukur karbon dari daun: mengumpulkan daun kering dan memasukkan
dalam kantong plastik; menimbang daun kering tersebut hingga mencapai 100gr;
menghitung jumlah helai daun-daun kering pertama tersebut dan mencatat hasilnya;
memasukkan daun kering ke dalam kaleng dan dibakar hingga menjadi arang;
menghitung berat arang daun dan mencatat hasilnya; memasukkan kembali arang
daun ke kaleng dan dibakar hingga menjadi abu; menghitung berat abu dan mencatat
hasilnya; menghitung data yang diperoleh dengan menggunakan rumus. 

F. Rumus Perhitungan Biomasa (Hendra, 2022)


1. Persamaan allometrik untuk batang:

Variabel bebas: diameter dan tinggi total


W (Biomassa) = 0,0022(D2H)0,8485

Keterangan:
W= Biomassa
D: Diameter Setinggi Dada
H: Tinggi total pohon

2. Persamaan allometrik untuk daun

Variabel bebas: diameter dan tinggi total


W=0,0006(D2H)0,8554

Keterangan:
W= Biomassa
D: Diameter Setinggi Dada
H: Tinggi total pohon

3. Rumus C organik

C organik= 1 – b x 100 %
a
Keterangan:
b= berat kering daun sampel (abu) 
a= berat kering daun sampel (arang)
Atau

C organik = berat kering (biomassa) - berat abu

4. Rumus kadar karbon


Kadar C = berat basah total x berat kering contoh x kadar C organic contoh
berat basah contoh

Keterangan :
Berat basah total= berat dari jumlah daun 1 pohon
Berat basah contoh= berat basah sampel (100gr)
Berat kering contoh= a (berat arang)
Kadar C organik contoh= hasil C organik

Daftar Pustaka

Sutaryo. Dandun . (2009). Perhitungan Biomassa: Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon
dan Perdagangan Karbon. Wetlands International Indonesia Programme.

Lukito. Martin. 2010. Studi Inventarisasi Hutan tanaman Kayu Putih Dalam Menghasilkan
Biomassa dan karbon hutan. Tesis Fakultas Kehutanan UGM. Tidak Di publikasikan

Retno Hartati, Ibnu Pratikto, Tria Nidya Pratiwi. (2017). Biomassa dan Estimasi Simpanan
Karbon pada Ekosistem Padang Lamun di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Sintok,
Kepulauan Karimunjawa. Buletin Oseanografi Marina 6(1):76.

Muhammad Arief, Veratul Uhra, Teuku Fakhrizal. 2018. Pola Distribusi Teripang Di
Kawasan Perairan Pantai Nipah Gampong Rabo Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar. Prosiding
Seminar Nasional Biotik, 125.

KBBI. 2022. Destruktif. https://kbbi.web.id/destruktif


Builder Indonesia. (2019, Oktober 09). Metode Pengujian Non Destruktif Pada Konstruksi
Sipil. https://www.builder.id/metode-pengujian-non-destruktif/

Hendra Aquan. (2022). Modul Praktikum Biomassa. Prodi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dhrama.

Lukito. (2013). Estimasi Biomassa Dan Karbon Tanaman Jati Umur 5 Tahun (Kasus
Kawasan Hutan Tanaman Jati Unggul Nusantara (JUN) Desa Krowe, Kecamatan Lembeyan
Kabupaten Magetan). Jurnal Agri-tek, 14(1), 5.

Suginingsih, Ibrahim, E. Gunawan, W. Priyono, S. Eny, F., 2004. Bahan Ajar Silvika.
Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai