Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN TROPIKA (BW-2203)

MODUL III
JASA EKOSISTEM: SIMPANAN KARBON

Tanggal praktikum : 24 Februari 2022


Tanggal pengumpulan tugas : 2 Maret 2022

Disusun oleh :
Fardan Muhammad Rizqin Januar Fadhilah 11520026
Kelompok B4

Asisten :
Fadhila Hanna Ramdhani 11519001

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
Hasil Interpretasi Data Praktikum

Tujuan Praktikum: Menghitung Simpanan Karbon Total di Hutan Tropis


A. Simpanan Karbon masing-masing Carbon Pool
Menurut Argasetiawan et al. (2018) Biomassa merupakan total massa atau
volume seluruh organisme yang terdapat pada luasan area tertentu. Lebih lengkap lagi
biomassa termasuk materi-materi organik baik yang masih hidup ataupun sudah dalam
keadaan mati disekitar lingungan yang ada termasuk di atas maupun di bawahnya.
Biomassa berperan penting dalam siklus karbon dimana ±50% karbon di Hutan
tersimpan dalam vegetasi yang ada di dalamnya. Melalui proses fotosintesis tumbuhan
dapat menyimpan karbon di dalam jaringan tubuhnya hingga tersikluskan kembali ke
atmosfer dan menempati kantong karbon (Carbon pool) lainnya. Carbon pool yang
dimaksud diantaranya adalah karbon atas permukaan, bawah permukaan, tumbuhan
bawah dan serasah, pohon mati/nekromassa, dan karbon organik tanah. Masing-masing
carbon pool dapat dicari tahu seberapa banyak simpanan karbon yang terkandung di
dalamnya menggunakan berbagai pendekatan sehingga diketahui total karbon pada
suatu area (Bakri, 2009 dalam Silas, 2020).

1. Si mpanan karbon atas permukaan


Biomassa atas permukaan merupakan kumpulan materi yang hidup di
atas permukaan, dalam hal ini di atas permukaan pada lahan hutan tropis. Total
biomassa atas permukaan erat kaitannya dengan tegakan pada tingkatan hidup
apapun yang ada di atas permukaan termasuk pohon dengan daun, ranting,
cabang dan batangnya. Dengan mengetahui biomassa atas permukaan maka
dapat diketahui total simpanan karbon atas permukaan dimana perhitungannya
mengikuti SNI 7724:2011 yang menyatakan bahwa total simpanan karbon
merupakan 47% kandungan dari besar biomassa yang ada dan dinyatakan dalam
Ton/Ha (Brown, 1997 dalam Widyasari, 2010; Farmen et al., 2014). Simpanan
karbon atas permukaan di Hutan Tropis dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan allometri dari Cheve (2005) karena Hutan Tropis umumnya berada
dalam kondisi lembab:

W = 0,059 x ρ x D2 H
Dimana W=Biomassa atas permukaan tanah (Kg), D=DBH (cm), ρ=Berat jenis
kayu (g/cm3), dan H=Tinggi pohon. Kemudian untuk mencari simpanan karbon
atas permukaan, nilai W yang didapat dikalikan (konversi) menggunakan nilai
IPCC 0,47.

1.1 Simpanan karbon pohon


Tabel 1.1 Simpanan Karbon Total Pohon (Sumber: olah data individu)
Jumlah Total Biomassa (Kg/2000m2) 66223,80159
Jumlah Total Biomassa (Kg/m2) 33,1119008
Jumlah Total Biomassa (Ton/Ha) 331,119008
Jumlah Total Karbon Stock (Ton/Ha) (Konversi IPCC = 0,47) 155,625934
Berdasarkan Tabel 1.1 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil
jumlah total biomassa dari data pohon yang disajikan sebesar 33,11 Kg/m2 atau
sama dengan 331,11 Ton/Ha. Dari jumlah total biomassa yang ada, dengan
mengkonversinya dengan nilai IPCC 0,47 didapat jumlah total simpanan karbon
pohon sebesar 155,62 Ton/Ha.

1.2 Simpanan karbon tiang


Tabel 1.2 Simpanan Karbon Total Tiang (Sumber: olah data individu)
Jumlah Total Biomassa (Kg/500m2) 7116,570733
Jumlah Total Biomassa (Kg/m2) 14,23314147
Jumlah Total Biomassa (Ton/Ha) 142,3314147
Jumlah Total Karbon Stock (Ton/Ha) (Konversi IPCC = 0,47) 66,89576489

Berdasarkan Tabel 1.2 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah total biomassa dari data tiang yang disajikan sebesar 14,23 Kg/m2 atau
sama dengan 142,33 Ton/Ha. Dari jumlah total biomassa yang ada, dengan
mengkonversinya dengan nilai IPCC 0,47 didapat jumlah total simpanan karbon
tiang sebesar 66,89 Ton/Ha.

1.3 Simpanan karbon pancang


Tabel 1.3 Simpanan Karbon Total Pancang (Sumber: olah data individu)
Jumlah Total Biomassa (Kg/125m2) 330,0358851
Jumlah Total Biomassa (Kg/m2) 2,640287081
Jumlah Total Biomassa (Ton/Ha) 26,40287081
Jumlah Total Karbon Stock (Ton/Ha) (Konversi IPCC = 0,47) 12,4093493

Berdasarkan Tabel 1.3 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah total biomassa dari data tiang yang disajikan sebesar 2,64 Kg/m2 atau
sama dengan 26,40 Ton/Ha. Dari jumlah total biomassa yang ada, dengan
mengkonversinya dengan nilai IPCC 0,47 didapat jumlah total simpanan karbon
pancang sebesar 12,40 Ton/Ha.

Tabel 1.4 Simpanan Karbon Total Atas Permukaan (Sumber: olah data individu)
Tingkatan Hidup Total Biomassa (Ton/Ha)

Pohon 155,6259337
Tiang 66,89576489
Pancang 12,40934928
Jumlah (Cp) 234,9310479

Berdasarkan Tabel 1.4 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah simpanan karbon total atas permukaan dengan menjumlahkan total
simpanan karbon pohon, tiang, dan pancang didapat hasil 234,93 Ton/Ha. Dapat
diperhatikan bahwa simpanan karbon total pohon>tiang>pancang. Hasil
penelitian yang dilakukan Farmen et al. (2014) menunjukan bahwa tingkat
hidup pohon mempunyai daya serap karbon lebih tinggi dari tingkatan hidup
lainnya. Hal ini dikarenakan ukuran diameter cabang, ranting, tajuk, terutama
batang dari pohon lebih besar dibanding ukuran diameter tingkatan hidup
lainnya. Jika diperhatikan melalui persmaan allometri sebelumnya, nilai
biomassa berbanding lurus dengan diameter pohon yanag artinya semakin besar
diameter maka biomassa yang dihasilkan semakin besar dan menyebabkan
ketersediaan karbon semakin banyak. Widyasari (2010) juga menambahkan
bahwa semakin banyak jumlah daun maka proses dan hasil fotosintesis akan
lebih banyak tersebar ke bagian tubuh tumbuhan lainnya sehingga biomassa
yang terkandung semakin banyak. Tentu saja dapat dipastikan bahwa jumlah
daun dan ketersediaan nutrisi pohon lebih banyak dibanding tiang dan pancang
sehingga ketersediaan karbonnya pun lebih banyak.

2. Simpanan karbon bawah permukaan


Menurut Argasetiawan et al. (2018) biomassa bawah permukaan
merupakan keseluruhan biomassa dimulai dari akar tumbuhan dimana
parameter akar ini berlaku hingga ukuran diameter tertentu. Hal ini disebabkan
karena apabila diameter akar terlalu kecil akan sulit dibedakan dengan bahan
organik dan serasah. Dengan mengetahui biomassa bawah permukaan maka
dapat diketahui total simpanan karbon bawah permukaan dimana
perhitungannya dipengaruhi oleh total simpanan karbon atas permukaan (yang
sudah dikonversi dengan nilai IPCC 0,47). Simpanan karbon bawah permukaan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Bbp = NAP x Bap


Dimana Bbp=Biomassa bawah permukaan tanah (Kg), Bap=Biomassa atas
permukaan tanah, dan NAP=Nilai nisbah akar pucuk dimana berdasarkan Tabel
2.1, nilai yang digunakan untuk Hutan Tropis adalah 0,37. Kemudian untuk
mencari simpanan karbon bawah permukaan, nilai Bbp yang didapat dikalikan
(konversi) menggunakan nilai IPCC 0,47.

Tabel 2.1 NAP pada berbagai tipe hutan tropis (Sumber: data IPCC 2006 Guideline for National
Greenhouse Gas Inventories)
Tipe Hutan Nisbah Akar Pucuk
Hutan hujan tropis 0,37
Hutan yang menggugurkan daun 0,20-0,24
Hutan daerah kering tropis 0,28-0,56
Semak tropis 0,40
Hutan pegunungan tropis 0,27-0,28

Tabel 2.2 Simpanan Karbon Total Bawah Permukaan (Sumber: olah data individu)
Total
Jumlah Total Biomassa Pohon Total Biomassa Simpanan Akar
NAP
(Biomassa atas permukaan = Pohon+Tiang+Pancang) (Ton/Ha) Bawah (Akar) (Konversi IPCC
0,47)
499,8532934 0,37 184,9457186 86,92448773
Berdasarkan Tabel 2.1 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil
jumlah total biomassa dari bawah permukaan/akar sebesar 184,94 Ton/Ha dari
hasil koversi total biomassa atas permukaan menggunakan nilai NAP 0,37. Dari
jumlah total biomassa yang ada, dengan mengkonversinya dengan nilai IPCC
0,47 didapat jumlah total simpanan karbon bawah permukaan sebesar 86,92
Ton/Ha. Dapat diperhatikan bahwa total simpanan karbon bawah permukaan
lebih sedikit dibanding dengan total simpanan karbon atas permukaan. Hal ini
dikarenakan pada simpanan bawah karbon hanya terdapat sedikit bagian
tumbuhan yaitu hanya akar sehingga ketersediaan karbon pada bagian tersebut
hanya sedikit pula dibanding simpanan atas karbon dimana terdapat banyak
bagian tumbuhan seperti batang, cabang, ranting, dan tajuk dengan ukuran lebih
besar dari akar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saputra et al. (2020),
bagian tumbuhan yang lebih tebal atau dalam komposisi besar menentukan
besarnya simpanan karbon dimana semakin besar komposisi bagian tumbuhan
maka simpanan karbon akan semakin banyak. Pada penelitian ini juga
diungkapkan bahwa bulk density tanah mempengaruhi kapasitas simpanan
karbon dimana semakin tinggi bulk density maka semakin besar simpanan
karbon yang tersedia. Karena alasan tersebut pula nilai jumlah total simpanan
karbon bawah permukaan relative tidak terlalu kecil karena tidak hanya
mengandalkan akar namun juga tanah sebagai simpanan karbon.

3. Simpanan karbon tumbuhan bawah dan serasah


Menurut Argasetiawan et al. (2018) biomassa tumbuhan bawah dan
serasah merupakan keseluruhan biomassa dimana kelompok tumbuhan yang
ada bukan berasal dari jenis tegakan seperti pohon,tiang ataupun pancang.
Farmen et al. (2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa tumbuhan bawah yang
dimaksud adalah tumbuhan dengan diameter <2 cm antara lain seperti herba,
gulma, perdu, liana serta serasah yang merupakan daun, ranting, dan cabang
yang mati dengan diameter <10 cm. Dengan mengetahui biomassa tumbuhan
bawah dan serasah maka dapat diketahui total simpanan karbon tumbuhan
bawah dan serasa dimana perhitungannya dipengaruhi oleh berat kering dan
segar serta area pencuplikan dari vegetasi yang ada. Simpanan karbon bawah
permukaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

BT BSK 1
BTB = x x
A BSB 100
Dimana BTB =Biomassa tumbuhan bawah dan serasah (Ton/Ha), BT =Berat total
sampel segar (g), BSK =Berat kering subsample (g), BSB = Berat segar subsample
(g), dan A= Ukuran area yang dicuplik. Kemudian untuk mencari simpanan
karbon tumbuhan bawah dan serasah, nilai BTB yang didapat dikalikan
(konversi) menggunakan nilai IPCC 0,47.
Tabel 3.1 Simpanan Karbon Total Tumbuhan Bawah dan Serasah (Sumber: olah
data individu)
Berat segar Berat kering
Plot Berat segar subsampel subsampel
total (gram) (gram) (gram) Biomassa (Ton/Ha)
1 452,15 300,00 109,82 0,413792608
2 543,03 300,00 101,00 0,45705025
3 562,67 300,00 105,56 0,494962043
4 513,99 300,00 95,20 0,4077654
5 608,03 300,00 103,72 0,525540597
Jumlah 2,299110898
Konversi ke IPCC (0,47) 1,080582122

Berdasarkan Tabel 3.1 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah total biomassa dari datan tumbuhan dan serasah yang disajikan sebesar
2,29 Ton/Ha. Dari jumlah total biomassa yang ada, dengan mengkonversinya
dengan nilai IPCC 0,47 didapat jumlah total simpanan karbon tumbuhan dan
serasah sebesar 1,08 Ton/Ha. Dapat diperhatikan bahwa jumlah total simpanan
karbon tumbuhan bawah dan serasah memiliki nilai paling kecil dibanding
carbon pool lainnya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini disebabkan
karena komposisi vegetasi dari tumbuhan bawah dan serasah berukuran lebih
kecil sehingga ketersediaan simpanan organik menjadi jauh lebih sedikit
(Saputra, Syarif and Achnopha, 2020). Sudah jelas bahwa tumbuhan bawah dan
serasah berukuran jauh lebih kecil dibanding tumbuhan seperti pohon dari akar
hingga tajuknya. Disisi lain serasah sudah tidak memiliki fungsi fisiologi
sehingga kemampuan menyerap karbonnya terhenti dan hanya menyisakan
karbon pada keadaan sebelumnya.

4. Simpanan karbon pohon mati


Menurut Argasetiawan et al. (2018) biomassa pohon mati merupakan
keseluruhan biomassa dari pohon dalam keadaan sudah mati baik masih tegak
ataupun tumbang. Dengan mengetahui biomassa pohon mati maka dapat
diketahui total simpanan karbon pohon. Simpanan karbon pohon mati dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Bkm = Vkm x BJkm


Dimana Bkm =Biomassa kayu/pohon mati (Kg), Vkm =Volume kayu/pohon mati
(m3), BJkm =Berat jenis kayu/pohon mati (Kg/m3), dimana Vkm dapat ditentukan
melalui persamaan:

1 𝑑𝑏ℎ 2
Vkm = 𝜋( ) x𝑡x𝑓
4 100
Dimana 𝑑𝑏ℎ= diameter setinggi dada (1,3 m) pohon mati (cm), t= Tinggi total
pohon mati (m), dan f= Faktor koreksi. Faktor koreksi berbeda-beda pada tiap
kondisi. Pohon mati tanpa daun (f=0,9), pohon mati tanpa daun dan ranting
(f=0,8), serta pohon mati tanpa, daun, dan ranting (f=0,7). Kemudian untuk
mencari simpanan karbon pohon mati, nilai Bkm yang didapat dikalikan
(konversi) menggunakan nilai IPCC 0,47.

Tabel 4.1 Simpanan Karbon Total Pohon Mati (Sumber: olah data individu)
Jumlah Total Biomassa (Kg/2000m2) 1967,1728
Jumlah Total Biomassa (Kg/m2) 0,9835864
Jumlah Total Biomassa (Ton/Ha) 9,8358638
Jumlah Total Karbon Stock (Ton/Ha) (Konversi IPCC = 0,47 ) 4,622856

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah total biomassa dari data nekromassa yang disajikan sebesar 0,98 Kg/m2
atau sama dengan 9,83 Ton/Ha. Dari jumlah total biomassa yang ada, dengan
mengkonversinya dengan nilai IPCC 0,47 didapat jumlah total simpanan karbon
pohon sebesar 4,62 Ton/Ha. Jika dibandingkan dengan simpanan total
tumbuhan bawah dan serasah, total simpanan pohon mati bernilai lebih besar.
Walaupun kedua carbon pool sama-sama sudah tidak berfungsi secara fisiologis
(kecuali tumbuhan bawah) namun secara komposisi pohon mati lebih besar dari
segi ukuran, kerimbunan, dan ketebalan diameter dibanding tumbuhan bawah
dan serasah. Semakin besar komposisi suatu vegetasi maka biomassanya
semakin besar sehingga kapasitas simpanan karbonnya juga lebih besar
(Saputra, Syarif and Achnopha, 2020). Hal ini yang menjadi alasan kenapa
simpanan karbon pohon mati lebih banyak dibanding simpanan karbon
tumbuhan bawah dan serasah.

5. Simpanan karbon organik tanah


Menurut Argasetiawan et al. (2018) biomassa organik tanah merupakan
keseluruhan biomassa pada tanah mineral dan tanah organik termasuk gambut
ditinjau dari karakteristik tanah tersebut. Dengan mengetahui biomassa organik
tanah maka dapat diketahui total simpanan karbon organik. Simpanan karbon
organik tanah dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

SOC = BD x d x %C x 100
Dimana SOC=Karbon organik tanah (Ton/Ha), BD=Bulk density (g/cm3),
d=Kedalaman pencuplikan tanah (cm), dan %C= konsentrasi karbon (58%
SOM) dimana BD dapat ditentukan melalui persamaan:

Berat kering tanah (g)


BD =
Volume core sampler (m3 )

Dan SOM dapat ditentukan melalui persamaan:


Berat kering subsampel (g) − Berat abu tanah (g)
SOM = x 100%
Berat kering subsampel (g)
Tabel 5.1 Simpanan Karbon Organik Tanah/SOC (Sumber: olah data individu)
P Volume Berat
Kedala Berat kering Berat Bulk SO Karbon Organik
l core kering
man subsampel abu Density M %C Tanah/SOC
o sampler tanah
(cm) (gram) (gram) (g/cm3) (%) (Ton/Ha)
t (cm3) (gram)
0,93146 29,
1 98,125 5,00 91,40 5,00 3,51
4968 8
0,94522 21,
2 98,125 5,00 92,75 5,00 3,94
293 2
0,91108 19,
3 98,125 5,00 89,40 5,00 4,03
2803 4
58,89522564
0,97691
4 98,125 5,00 95,86 5,00 3,80 24
7197
0,86777 15,
5 98,125 5,00 85,15 5,00 4,24
0701 2 0,1
0,92649 21, 271
Rata-rata
172 92 36
Jumlah Total Karbon Stock (Ton/Ha) 58,89522564

Berdasarkan Tabel 5.1 hasil pengolahan data sekunder, didapat hasil


jumlah total simpanan karbon organic tanah/SOC adalah sebesar 58,89 Ton/Ha
dari hasil perhitungan menggunakan rumus yang ada dimana bulk density,
%SOM, dan %C yang digunakan merupakan nilai rata-ratanya. Dapat
diperhatikan bahwa nilai jumlah total simpanan karbon organik tanah lebih
besar dibanding simpanan karbon tumbuhan bawah dan serasah serta pohon
mati. Hal ini dikarenakan parameter kapasitas simpanan karbonnya lebih besar
dan beragam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saputra et al. (2020),
diungkapkan bahwa bulk density tanah mempengaruhi kapasitas simpanan
karbon dimana semakin tinggi bulk density maka semakin besar simpanan
karbon yang tersedia. Selain bulk density, konsentrasi karbon organik menjadi
faktor penting dalam ketersediaan karbon dimana semakin besar nilai
konsentrasinya maka semakin besar pula simpanan karbon yang ada. Tuah et
al. (2011) menambahkan dari penelitiannya bahwa bahan organik pada tanah
berasal dari bagian tumbuhan (serasah) yang jatuh dan terdekomposisi.
Mengingat bagian tumbuhan memiliki simpanan karbon yang relatif lebih besar,
kandungan karbon tersebut dapat diserap dan dimanfaat kembali oleh tanah.
Dapat dianalisis bahwa input-an simpanan karbon organik tanah beragam
dengan banyak faktor yang berbanding lurus.

B. Simpanan Karbon Total


Setelah mendapatkan total simpanan karbon pada masing-masing carbon pool
maka simpanan karbon total dari data sekunder dapat ditentukan. Telah dijelaskan
sebelumnya dimana menurut Argasetiawan et al. (2018) Biomassa merupakan total
massa atau volume seluruh organisme yang terdapat pada luasan area tertentu. Lebih
lengkap lagi biomassa termasuk materi-materi organik baik yang masih hidup ataupun
sudah dalam keadaan mati disekitar lingungan yang ada termasuk di atas maupun di
bawahnya. Dapat disimpulkan bahwa simpanan karbon total merupakan jumlah total
simpanan karbon dari seluruh organisme, dalam hal ini vegetasi yang terdapat pada
luasan area tertentu. Simpanan karbon total dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
CT = CP + CTB + CA + CN + SOC
Dimana CT =Simpanan karbon total (Ton/Ha), CTB =Karbon tumbuhan bawah dan
serasah (Ton/Ha), CA =Karbon akar (Ton/Ha), CN =Karbon pohon mati/nekromassa
(Ton/Ha), dan SOC=Karbon organik tanah (Ton/Ha), dengan keterangan CP , CTB , CA ,
dan CN dikonversi dari biomassa dengan faktor IPCC 0,47.
Berdasarkan pengolahan data total simpanan karbon pada masing-masing
carbon pool didapati hasil simpanan karbon total yaitu sebesar 386,55 (Ton/Ha) seperti
yang disajikan pada Tabel 6.1 di bawah ini. Berdasarkan Gambar 1 dapat diamati
perbandingan besar total simpanan karbon dair masing-masing carbon pool. Simpanan
karbon atas permukaan (pohon, tiang, pancang) memiliki nilai simpanan karbon paling
besar yaitu 234,93 Ton/Ha. Pada urutan kedua dan ketiga terdapat nilai total simpanan
karbon bawah permukaan/akar sebesar 86,92 Ton/Ha dan total simpanan karbon
organik tanah sebesar 58,90 Ton/Ha. Nilai total simpanan karbon nekromassa dan
tumbuhan bawah dan serasah memiliki nilai yang jauh lebih kecil dari carbon pool
lainnya yaitu sebesar 4,62 Ton/Ha dan 1,08 Ton/Ha. Dapat disimpulkan pula bahwa
nilai total simpanan karbon tumbuhan bawah dan serasah adalah yang paling kecil.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa CP >CA >SOC>CN >CTB .

Tabel 6.1 Simpanan Karbon Total (Sumber: olah data individu)


Carbon poll Jumlah (Ton/Ha)
Simpanan karbon pohon, tiang, pancang (CP) 234,93
Simpanan karbon tumbuhan bawah dan serasah (CTB) 1,08
Simpanan karbon bawah permukaan/akar (CA) 86,92
Simpanan karbon nekromassa (CN) 4,62
Simpanan karbon organic tanah (SOC) 58,90
Simpanan karbon total (CT) 386,45

Simpanan Karbon masing -masing Carbon pool


& Simpanan Karbon Total
JUMLAH SIMPANAN KARBON (TON/HA)

450,00
386,45
400,00
350,00
300,00
234,93
250,00
200,00
150,00
86,92
100,00 58,90
50,00 4,62
1,08
0,00
Cp Ctb Ca Cn SOC CT
CARBON POOL

Gambar 1. Grafik Perbandingan Simpanan Karbon masing-masing Carbon Pool


(Sumber: olah data individu)

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat hidup pohon mempunyai daya


serap karbon lebih tinggi dari tingkatan hidup lainnya. Hal ini dikarenakan ukuran
diameter cabang, ranting, tajuk, terutama batang dari pohon lebih besar dibanding
ukuran diameter tingkatan hidup lainnya. Jika diperhatikan melalui persmaan allometri
sebelumnya, nilai biomassa berbanding lurus dengan diameter pohon yanag artinya
semakin besar diameter maka biomassa yang dihasilkan semakin besar dan
menyebabkan ketersediaan karbon semakin banyak (Farmen et al., 2014). Widyasari
(2010) juga menambahkan bahwa semakin banyak jumlah daun maka proses dan hasil
fotosintesis akan lebih banyak tersebar ke bagian tubuh tumbuhan lainnya sehingga
biomassa yang terkandung semakin banyak. Tentu saja dapat dipastikan bahwa jumlah
daun dan ketersediaan nutrisi tumbuhan atas permukaan (pohon, tiang, pancang) lebih
banyak dibanding vegetasi atau bahan organik pada carbon pool lainnya. Hal ini juga
menjadi alasan mengapa total simpanan karbon bawah permukaan/akar lebih besar
dibanding total simpanan tumbuhan bawah dan serasah. Hal ini dikarenakan pada
simpanan bawah karbon hanya terdapat sedikit bagian tumbuhan yaitu hanya akar
namun komposisinya masih lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan bawah dan
serasah. Pada penelitian yang dilakukan Saputra et al. (2020), diungkapkan bahwa bulk
density tanah mempengaruhi kapasitas simpanan karbon dimana semakin tinggi bulk
density maka semakin besar simpanan karbon yang tersedia. Karena alasan tersebut
pula nilai jumlah total simpanan karbon bawah permukaan relatif tidak terlalu kecil
karena tidak hanya mengandalkan akar namun juga tanah sebagai simpanan karbon.
Nilai jumlah total simpanan karbon organik tanah lebih besar dibanding simpanan
karbon tumbuhan bawah dan serasah serta pohon mati. Hal ini dikarenakan parameter
kapasitas simpanan karbonnya lebih besar dan beragam. Telah disinggung sebelumnya
bahwa bulk density tanah mempengaruhi kapasitas simpanan karbon dimana semakin
tinggi bulk density maka semakin besar simpanan karbon yang tersedia. Selain bulk
density, konsentrasi karbon organik menjadi faktor penting dalam ketersediaan karbon
dimana semakin besar nilai konsentrasinya maka semakin besar pula simpanan karbon
yang ada. Tuah et al. (2011) menambahkan dari penelitiannya bahwa bahan organik
pada tanah berasal dari bagian tumbuhan (serasah) yang jatuh dan terdekomposisi.
Mengingat bagian tumbuhan memiliki simpanan karbon yang relatif lebih besar,
kandungan karbon tersebut dapat diserap dan dimanfaat kembali oleh tanah. Dapat
dianalisis bahwa input-an simpanan karbon organik tanah lebih beragam dengan banyak
faktor yang berbanding lurus. Sedangkan tumbuhan bawah dan serasah serta pohon
mati input-an nya jauh lebih sedikit dengan mempertimbangkan pula komposisi
tumbuhan bawah dan serasah jauh lebih kecil dibanding tumbuhan seperti pohon dari
akar hingga tajuknya dalam keadaan hidup ataupun mati (nekromassa). Disisi lain
serasah sudah tidak memiliki fungsi fisiologi sehingga kemampuan menyerap
karbonnya terhenti dan hanya menyisakan karbon pada keadaan sebelumnya. Walaupun
nekromassa juga tidak memiliki fungsi fisiologis namun komposisinya berukuran lebih
besar mengakibatkan simpanan karbon lebih banyak dibanding tumbuhan bawah dan
serasah.
C. Kesimpulan
Diketahui bahwa jumlah simpanan karbon total dari hasil olah data sekunder
adalah sebesar 386,45 Ton/Ha yang merupakan akumulasi dari masing-masing carbon
pool dengan jumlah total simpanan karbon atas permukaan sebesar 234,93 Ton/Ha
(paling besar), simpanan karbon bawah permukaan/akar sebesar 86,92 Ton/Ha,
simpanan karbon tumbuhan bawah dan serasah sebesar 1,08 Ton/Ha (paling kecil),
simpanan karbon nekromassa sebesar 4,62 Ton/Ha, dan simpanan karbon organic
tanah/SOC sebesar 58,90 Ton/Ha.
DAFTAR PUSTAKA

Argasetiawan et al. (2018) ‘Menilai Penggunaan Data Penginderaan Jauh untuk Memetakan
Mangrove’, TOPIK TERPILIH dalam SISTEM KEKUATAN dan PENGinderaan JAUH,
12(2), pp. 210–215. Available at:
http://jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/view/1652%0Ainternal-
pdf://100.60.239.168/217-415-1-SM.pdf.
Farmen, H. et al. (2014) ‘Estimating Absorbed Carbon in the Soil Surface at Nusa Bangsa
University’s Area’, Journal Nusa Sylva, 14(1), pp. 10–19.
Saputra, Syarif, M. and Achnopha, Y. (2020) ‘Kajian Pendugaan Cadangan Karbon Bawah
Permukaan Pada Lahan Bekas Terbakar Di Areal Hutan Lindung Gambut Londerang
Kabupaten Tanjab Timur’, Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya
Pertanian, 2(2), pp. 43–54. doi: 10.22437/agroecotania.v2i2.8740.
Silas, R. F. (2020) ‘POTENSI SIMPANAN KARBON PADA TEGAKAN HUTAN RAKYAT
BERBASIS URU (Elmerrillia ovalis) DI KABUPATEN TORAJA UTARA’. Available
at: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/1388/.
Tuah, N., Rudianda, S. and Defri, Y. (2011) ‘Penghitungan Biomassa Dan Karbon Di Atas
Permukaan Tanah di Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar’, 4(1), pp. 1–10.
Widyasari, N.A. Eka. 2010. Pendugaan Biomassa dan Potensi Karbon terikat di atas
permukaan tanah pada hutan Gambut Merang bekas terbakar di Sumatra selatan.
(tesis)Bogor: Institut PertanianBogor.

Anda mungkin juga menyukai