MODUL I
PENGUKURAN DAN TEKNIK PENCUPLIKAN DATA
(Fardan Muhammad Rizqin Januar Fadhilah – 11520026 – Kelompok
B4)
A. Pengukuran Mikroklimat
1. Suhu Udara di Tapak Ternaung VS Tapak Terbuka
Tanaman memiliki prasyarat khusus yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh
dengan baik. Suhu menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman memiliki kriteria suhu yang berbeda-beda
agar dapat tumbuh. Terdapat suhu minimum, optimum, dan maksimum bagi suatu
tanaman dapat tumbuh dan bertahan. Pada tanaman, suhu sangat berpengaruh pada
proses metabolisme. Metabolisme tanaman yang berada pada area dengan suhu
lebih tinggi akan berlangsung lebih cepat begitupun sebaliknya. Hal ini tentu akan
berpengaruh pada efektifitas proses pertumbuhan tanaman. Perlu diketahui bahwa
proses metabolisme yang maksimum dan paling efektif terjadi pada suhu optimum
(Karyati, 2019).
30,5
30
29,5
29,5
29
28,5
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 1.1 Perbandingan Suhu Udara antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
Pengukuran suhu udara dilakukan di tapak terbuka dan tapak ternaung
menggunakan alat bantu sling psychrometer dan didapat hasilnya seperti yang
tertera pada Diagram 1.1. pada tapak terbuka besar suhu udara yang didapat adalah
31 °C sedangkan pada tapak ternaung besar suhu udara yang didapat adalah 29,5
°C. Suhu udara pada tapak terbuka lebih besar dibandingkan dengan suhu udara
pada tapak ternaung dan berdasarkan literatur yang tertera, hal tersebut dipengaruhi
karena tapak terbuka lebih banyak menerima paparan cahaya dibanding tapak
ternaung. Paparan cahaya yang lebih banyak menyebabkan suhu semakin tinggi.
Seperti penjelasan yang diberikan oleh Karyati (2019), tingginya suhu akan
menyebabkan proses metabolisme pada tanaman meningkat sehingga dapat
diketahui aktivitas metabolism tanaman di tapak terbuka lebih cepat dibanding
tanaman pada tapak ternaung, namun belum dapat diketahui apakah suhu tersebut
merupakan suhu optimum yang membuat metabolisme tanaman maksimal.
53
52,5
52
51,5
51
51
50,5
50
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 1.2 Perbandingan Kelembapan Udara antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
Pengukuran kelembaban udara dilakukan di tapak terbuka dan tapak
ternaung menggunakan alat bantu sling psychrometer dan didapat hasilnya seperti
yang tertera pada Diagram 1.2. pada tapak terbuka besar kelembaban udara yang
didapat adalah 51% sedangkan pada tapak ternaung besar kelembaban udara yang
didapat adalah 53%. Kelembaban udara pada tapak ternaung lebih besar
dibandingkan dengan kelembaban udara pada tapak terbuka dan berdasarkan
literatur yang tertera, hal tersebut dipengaruhi karena tapak ternaung lebih sedikit
menerima paparan cahaya dibanding tapak terbuka. Paparan cahaya yang lebih
sedikit menyebabkan kelembaban semakin tinggi. Selain cahaya, kadar air
berpengaruh pada tingkat kelembaban udara karena seperti penjelasan yang
diberikan oleh Karyati (2019), kelembapan udara merepresentasikan besar uap air
yang terkandung pada udara disekitar area tempat tanaman tumbuh. Hal ini
menandakan ketersediaan air pada area tersebut sehingga dapat diketahui
ketersediaan air pada area tanaman di tapak ternaung lebih banyak dibanding
tanaman pada tapak terbuka, namun perlu diketahui tanaman pada tapak ternaung
lebih berpotensi terkena penyakit dari organisme lain karena lebih lembab.
400
300
200
100
10
0
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 1.3 Perbandingan Intensitas Cahaya antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
B. Faktor Edafik
1. pH Tanah di Tapak Ternaung VS Tapak Terbuka
Selain beberapa faktor klimat yang dapat mempengaruhi cepat lambat
proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, pH sebagai salah satu faktor
edafik tanah dapat mempengaruhi cepat lambat proses tumbuh dan kembang
tanaman. Sama seperti suhu, setiap jenis tanaman memiliki syarat kebutuhan pH
yang berbeda-beda oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian agar tanaman dapat
tumbuh dengan optimal. pH memiliki pengaruh pada tanaman berupa penentuan
seberapa mudah ion-ion dan zat hara diserap oleh tanaman. Ion-ion dan zat hara
merupakan bahan dasar pembentuk energi yang akan digunakan oleh tanaman
dalam proses pertumbuhan. Pada umumnya, tanaman mudah menyerap bahan-
bahan tersebut pada kondisi pH 6-7. Pada kondisi tersebut, sebagian besar ion dan
zat hara mudah larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman. Selain itu, pH
dapat berperan sebagai indikator tingkat kesuburan tanaman dan zat-zat beracun
atau merusak yang ada di dalam tanah. pH tanah juga berpengaruh pada tinggi
rendahnya suhu tanah sehingga berpengaruh pada efektifitas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. (Karamina, Fikrinda and Murti, 2018).
5
4
3
2
1
0
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.1 Perbandingan pH Tanah antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
Pengukuran pH tanah dilakukan di tapak terbuka dan tapak ternaung
menggunakan alat bantu soil tester dan didapat hasilnya seperti yang tertera pada
Diagram 2.1. pada tapak terbuka besar suhu udara yang didapat adalah 8 dan pada
tapak ternaung besar pH tanah yang didapat adalah 8. pH tanah pada tapak terbuka
besarnya sama dengan pH tanah pada tapak ternaung dan berdasarkan literatur yang
tertera dan data yang diperoleh sebelumnya suhu dan kelembaban udara yang
mempengaruhi kelembaban tanah nilainya tidak berbeda jauh sehingg
memungkinkan pH yang ada hasilnya sama. Seperti penjelasan yang diberikan oleh
Karamina, Fikrinda dan Murti (2018), pH memiliki pengaruh pada tanaman berupa
penentuan seberapa mudah ion-ion dan zat hara diserap oleh tanaman. Ion-ion dan
zat hara merupakan bahan dasar pembentuk energi yang akan digunakan oleh
tanaman dalam proses pertumbuhan sehingga dapat diketahui aktivitas kemampuan
menyerap ion dan zat hara tanaman di tapak terbuka sama dengan tanaman pada
tapak ternaung.
70
60
50 43
40
30
20
10
0
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.2 Perbandingan Kelembapan Tanah antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
25
20
15
10
5
0
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.3 Perbandingan Suhu Tanah antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
50,00
40,00
30,00 23,69
20,00
10,00
0,00
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.4 Perbandingan Kadar Air antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
Pengukuran kadar air dilakukan untuk tapak terbuka dan tapak ternaung
menggunakan data yang didapat di lapangan seperti berat kering, berat basah, dan
berat abu tanah kemudian dihitung menggunakan rumus yang ditetapkan dan
didapat hasilnya seperti yang tertera pada Diagram 2.4. Pada tapak terbuka besar
kadar air yang didapat adalah 23,69% sedangkan pada tapak ternaung besar suhu
udara yang didapat adalah 48,19%. kadar air pada tapak ternaung lebih besar
dibandingkan dengan kadar air pada tapak terbuka dan berdasarkan literatur yang
tertera, hal tersebut dipengaruhi karena tapak ternaung lebih sedikit melakukan
penguapan air dibanding tapak ternaung. Seperti penjelasan yang diberikan oleh
Mugniesya (2010) Kadar air yang tinggi pada suatu tanah akan memudahkan akar
tanaman menyerap lebih banyak air sehingga proses fotosintesis lebih banyak
menghasilkan energi untuk digunakan dalam proses pertumbuhan sehingga
pertumbuhan dapat berjalan lebih optimal. Kadar air yang tinggi juga akan
meningkatkan tekanan turgor sehingga stomata dapat terbuka dengan optimal dan
proses transpirasi berjalan lancar sehingga dapat diketahui aktivitas fotosintesis dan
transpirasi tanaman di tapak ternaung berpotensi lebih cepat dibanding tanaman
pada tapak terbuka.
94,50
94,00
93,50
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.5 Perbandingan Kandungan Organik antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
3,50
3,40
3,30
3,20
3,07
3,10
3,00
2,90
2,80
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.6 Perbandingan Kandungan Mineral antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung
0,70 0,62
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
Tapak Terbuka Tapak Ternaung
Diagram 2.7 Perbandingan Bobot Isi antara Tapak Terbuka dan Tapak Ternaung