MIKROBIOLOGI KEHUTANAN
BW-3205
Oleh:
Reza Jamiathul Alam | 11519021
Kelompok 7
Asisten:
Putri Kania| 11418050
III. HIPOTESIS
1. Bakteri yang tergolong gram positif akan mengeluarkan warna ungu ketika
pewarnaan gram karena dinding sel yang tersusun sebagian besar dari
peptidoglikan, sedagkan bakteri gram negatif akan mengeluarkan warna merah
karena dinding sel yang tersusun sebagian besar dari lipopolisakarida.
• Bacillus cereus merupakan bakteri Gram positif
• Enterobacter aerogenes merupakan bakteri gram negatif
• Escherchia coli merupakan bakteri Gram negatif
• Proteus vulgaris merupakan bakteri Gram negatif
• Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif
• Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif
Bakteri yang menghasilkan endospora akan terwarnai hijau pada membran spora
dan merah pada sel vegetatifnya.
• Bacillus cereus dapat membentuk spora
• Enterobacter aerogenes tidak membentuk spora
• Escherchia coli tidak membentuk spora
• Proteus vulgaris tidak membentuk spora
• Pseudomonas aeruginosa tidak membentuk spora
• Staphylococcus aureus tidak membentuk spora
2. Melalui pengamatan makroskopis, karakteristik koloni bakteri dapat terlihat dari
bentuk koloni, warna koloni dan tepiannya. Sel-sel koloni dapat berbentuk basil
atau kokus dengan warna tepian yang dipengaruhi oleh reagen ataupun media
serta berflagel atau tidak berflagel
3. Beberapa bakteri mampu menghidrolisis pati, lemak, kasein dan gelatin. Bakteri
yang mampu menghidrolisis pati akan menunjukan zona bening di sekitar
inokulum, bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan tampak gumpalan putih
disekitar koloni, hasil uji gelatin ditunjukan dengan gelatin tetap cair setelah
disimpan dalam kulkas selama beberapa menit, uji kasein ditandai dengan adanya
zona bening disekitar koloni bakteri.
4. Uji indol positif menunjukan terbentuknya cincin merah yang tidak larut di
permukaan media.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negative
Uji motilitas/H2S bernilai motil atau positif apabila ada pergerakan bakteri yang
melibatkan flagel.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negative
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negative
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil uji reaksi susu litmus ditandai dengan adanya perubahan warna pada
lakmus.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang positif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Uji fermentasi karbohidrat bernilai positif ditandai dengan perubahan warna
kuning.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif untuk substrat
glukosa, hasil reaksi yang negatif untuk substrat laktosa dan sukrosa.
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif untuk
substrat glukosa, hasil reaksi yang positif untuk substrat laktosa dan
sukrosa.
• Escherchia coli memberikan hasil yang negatif untuk substrat glukosa,
hasil yang positif untuk substrat laktosa dan sukrosa.
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif untuk substrat
glukosa, laktosa, dan sukrosa.
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil yang positif untuk substrat
glukosa dan sukrosa, hasil reaksi yang negatif untuk substrat laktosa.
Hasil Uji Triple-sugar Iron positif ditandai dengan perubahan warna pada
medium menjadi kuning dan merah.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil Uji MR-VP membentuk warna merah jika positif.
• Bacillus cereus memberikan hasil raeksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang positif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
• Staphylococcus aureus memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil Uji sitrat simmons bernilai positif ketika warna hijau menjadi warna biru.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil Uji enzim katalase bernilai positif ketika terbentuk gelembung udara.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negative
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil uji nitrat membentuk warna merah atau merah muda ketika positif.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil uji urease positif ketika terbentuk warna merah.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
5. Berdasarkan hasil uji biokimia dan uji mikroskopis, bakteri yang teridentifikasi
terdiri dari spesies :
• Bacillus cereus
• Enterobacter aerogenes
• Escherchia coli
• Proteus vulgaris
• Pseudomonas aeruginosa
• Staphylococcus aureus
3. Hidrolisis Pati
Pertama, bakteri diinokulasi dengan metode streak pada medium pati. Lalu
diinkubasi selama 48 jam. Kemudian diteteskan 3-4 tetes lugol dan diamkan kurang lebih
5 menit. Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
4. Hidrolisis Lemak
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode streak pada medium lemak yang
telah disiapkan. Kemudian, bakteri yang telah diinokulasi diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 30oC. Lalu, pada bakteri yang telah diinkubasi diteteskan 3 – 4 tetes CuSO4
dan didiamkan selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu, perubahan warna yang terjadi
diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
5. Hidrolisis Protein
5.1 Hidrolisis Kasein
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode streak pada medium kasein dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Setelah itu, zona bening pada medium yang
telah diinkubasi diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
5.2 Hidrolisis Gelatin
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium gelatin dan
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi, medium dimasukkan pada
inkubator es dengan suhu 0 – 4 oC selama 30 menit. Setelah itu, perubahan tekstur
medium diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
6. Produksi Indol
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium triptofan 1% dan
diinkubasi selama 48 – 72 jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi, mobilitas serta
pembetukan warna pada medium diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
9. Fermentasi Karbohidrat
Pertama, bakteri uji diinokulasikan secara hati-hati dengan oose pada tiap medium
glukosa, laktosa, dan sukrosa dengan catatan jangan sampai tabung Durham terbalik.
Kemudian bakteri uji tersebut diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam. Setelah itu,
perubahan warna dan keberadaan gas pada tabung Durham diamati dan dibandingkan
dengan kontrol.
VII. PEMBAHASAN
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang diterapkan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi menempuh sifat-sifat fisiologinya (Petzar, 2010). Bagian biokimia dekat
kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang diterapkan
oleh sel yang memproduksi energi maupun yang mempergunakan energi untuk
sintesis komponen-komponen sel dan untuk cara selular, seperti pergerakan.
Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya sesuai sifat-sifat morfologinya saja,
sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhannya.
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal sebab secara morfologis
biakan ataupun sel bakteri yang selisih dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fisiologis yang memadai tentang kandungan organik yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidak mungkin diterapkan Karakterisasi dan
klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri sesuai pada reaksi enzimatik
maupun biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang
memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi selang
mikroorganisme dengan reagen test yang dapat memproduksi perubahan warna
reagen (Murray, 2005).
Pada praktikum kali ini, uji biokimia yang dilakukanterbagi menjadi 2
pendekatan, yaitu secara ekstraseluler dan intraseluler. Ujisecara ekstraseluler
terdiri dari uji hidrolisis pati, hirolisis lemak, hidrolisiskasein, dan hirolisis
gelatin. Sedangkan uji secara intraseluler meliputi ujimotilitas/H2S, uji produksi
indol, reaksi susu litmus, uji fermentasi karbohidrat, ujiTriple-Sugar Iron, uji MR-
VP, uji penggunaan sitrat, uji katalase, uji nitratdan uji urease. Identifikasi bakteri
secara morfologi dapat meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran
sel, dan pewarnaan bakteri.
Uji hidrolisis pati merupakan salah satu karakteristik sifat bikokimia BAL
(Bakteri asam laktat). Uji hidrolisis pati ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu isolat BAL dalam menghasilkan enzim amilase. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan media MRS agar yang ditambahkan dengan pati
sebanyak 1% sebagai sumber karbohidrat. Hal ini dilakukan dengan tujuan
memperoleh isolat yang bersifat amilolitik. Pada metode ini, digunakan larutan
Iodine sebagai indikator adanya pemecahan pati menjadi glukosa yang dihasilkan
dari proses hidrolisis substrat oleh enzim α-amilase dari BAL (Kusumaningrum
et al., 2015). Strain dengan kemampuan amilolitik akan menghidrolisis pati pada
media di sekeliling tempat tumbuhnya dan dalam zona degradasi tidak terbentuk
warna biru gelap, yang merupakan dasar deteksi dan seleksi strain amilolitik. Zona
bening akan tampak setelah beberapa saat ditambahkan larutan iodine (Putri et al.,
2012).
Pada hasil uji postif terlihat area bening pada sekitar pertumbuhan bakteri,
sementara pada hasil uji negative tidak teramati adanya perubahan warna (Aryal,
2018). Pada uji yang dilakukan didapatkan hasil positif, yaitu teramatinya area
bening di sekitar pertumbuhan kultur, hal ini sesuai dengan literatur diatas.
Uji indol dilakukan untuk melihat apakah bakteri dapat memecah asam
amino triptopan dan menghasilkan senyawa yang berbau busuk yang disebut
sebagai indol. Pada uji ini, digunakan pereaksi Kovacz atau Ehrilich yang
mengandung amil alkohol, sehingga bakteri uji yang mengandung indol dapat
diidentifikasi dengan melihat kandungan amil alkohol yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi merah (Abdullah, 2010). Berikut ini merupakan reaksi
yang terjadi dalam uji produksi indol.
Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) terdiri atas sukrosa, laktosa, dan
glukosa. Prinsip kerja dari uji ini adalah mendeteksi bakteri yang dapat
memfermentasi laktosa, sukrosa, dan glukosa. Hasil yang didapatkan terbetuk
warna kuning di bagian slant dan merah di bagian butt. Mutmainnah dkk. (2008),
menyatakan apabila bagian slant dan butt berwarna kuning membuktikan bakteri
mampu memfermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa. Pembentukan gas ditandai
dengan adanya media retak dan terangkat, dan pembentukan H2S ditandai dengan
terbentuknya cincin hitam pada media.
Uji Methyl Red (MR) digunakan untuk menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjaid produk asam seperti asam laktat, asam asetat, atau asam format. Uji ini dilakukan
dengan cara menginokulasikan masing-masing isolat bakteri kedalam MR-VP broth lalu
diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan 3-5 tetes methyl red
pada masing masing tabung reaksi lalu dihomogenkan. Hasil positif menunjukan warna
merah muda pada broth. Hasil negatif menunjukan warna kuning (Cappuccino &
Sherman, 2005). Dalam Uji Voges-Proskauer (VP) medium yang digunakan adalah
medium MR-VP broth. Uji ini digunakan untuk menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjadi asetil metil karbinol. Uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi masing
masing isolat bakteri kedalam medium MR-VP broth lalu diinkubasi selama 24 jam.
Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan 5 tetes reagen VP A (yang mengandung
naphtol) dan ditambahkan pula 5 tetes reagen VP B (yang mengandung KOH), kemudian
dikocok hingga homogen. Sebelum memastikan hasilnya, ddibiarkan dulu selama 15-20
menit agar bereaksi. Reaksi positif ditunjukan dengan adanya perubahan warna menjadi
pink aau merah yang mengindikasikan adanya kehadiran aseton. Sedangkan reaksi negatif
pada broth adalah tidak berubahnya warna medium atau menjadi warna tembaga
(Cappuccino & Sherman, 2005)
Uji sitrat simmons dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media Simmon’s
Citrate (SC). Pengujian ini bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Uji Simmon’s
Citrate merupakan salah satu komponen utama dalam siklus Krebs yang merupakan hasil
reaksi antara asetil koenzim A (CoA) dengan asam oksaloasetat (4C). Jika hasil uji positif,
maka medium akan berubah warna dari hijau menjadi biru tua, jika negatif maka tidak
terjadi perubahan warna (Putri et al., 2020). Sitrat dibuat oleh enzim sitrase yang
menghasilkan asam oksaloasetat dan asetat kemudian melalui proses enzimatis diubah
menjadi asam piruvat dan karbon dioksida. Selama reaksi tersebut medium menjadi
bersifat alkali (basa) karena karbondioksida yang berikatan dengan sodium (Na) dan air
(H2O) membentuk sodium carbonat (Na2CO3). Adanya sodium karbonat inilah yang
akan mengubah indikator bromthymol blue pada medium menyebabkan medium berubah
warna dari hijau menjadi biru tua (Cappuccino & Sherman, 2005).
Berdasarkan hasil uji pada praktikum ini, Proteus vulgaris bernilai negatif
karena masih memproduksi gelembung.