Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI KEHUTANAN
BW-3205

Modul 6: Uji Biokimia dan Identifikasi Bakteri

Oleh:
Reza Jamiathul Alam | 11519021
Kelompok 7
Asisten:
Putri Kania| 11418050

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
I. LATAR BELAKANG
Uji biokimia dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisiologis koloni
bakteri hasil isolasi. Biokimia bakteri berkaitan dengan proses metabolisme sel
bakteri. Identifikasi bakteri tidak dapat dilakukan dengan mengetahui sifat
mofologinya saja, namun harus mengetahui sifat fisiologis bakteri juga. Sifat
fisiologis bakteri sangat penting diketahui apabila melakukan identifikasi bakteri
karena sifat moroflogis bakteri dapat tampak serupa bahkan tidak dikenal
sehingga dengan melakukan uji biokimia terhadap koloni bakteri dapat
mengetahui sifat dan menentukan spesies bakteri. Uji biokimia yang dilakukan
menggunakan reagen test (Handayani, Ekowati, & Pakpahan, 2013).
Karakterisasi dan klasikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme dapat
tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat
dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004). Pengamatan aktivitas
biokimia atau metabolisme mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan
mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula
pengamatan pada molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan
monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan
identifikasi mikroorganisme. Dengan melakukan uji biokimia, dapat dilihat
kemampuan mikroba dalam mengekspresikan enzim untuk mengkatalis reaksi
disekitarnya sehingga menghasilkan suatu metabolit, karena spesifik menurut
mikroorganisme maka kemampuan mikroba menghasilkan respons atau metabolit
tertentu dapat dijadikan parameter untuk mengidentifikasi mikroba.
II. TUJUAN
1. Menentukan morfologi sel bakteri melalui pengamatan mikroskopis
dengan pewarnaan Gram dan pewarnaan endospora.
2. Menentukan morfologi koloni bakteri melalui pengamatan makroskopis koloni.
3. Menentukan kemampuan enzimatik ekstraseluler bakteri sampel
berdasarkan hasil uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis kasein,
dan hidrolisis gelatin.
4. Menentukan kemampuan enzimatik intraseluler bakteri sampel
berdasarkan hasil uji produksi indol, uji motilitas/H2S, reaksi susu
litmus, uji fermentasi karbohidrat, uji TripleSugar Iron, uji MR-VP, uji
penggunaan sitrat, uji katalase, uji nitrat dan uji urease.
5. Menentukan genus dan spesies bakteri uji berdasarkan identifikasi
uji biokimia dan pengamatan mikroskopis.

III. HIPOTESIS
1. Bakteri yang tergolong gram positif akan mengeluarkan warna ungu ketika
pewarnaan gram karena dinding sel yang tersusun sebagian besar dari
peptidoglikan, sedagkan bakteri gram negatif akan mengeluarkan warna merah
karena dinding sel yang tersusun sebagian besar dari lipopolisakarida.
• Bacillus cereus merupakan bakteri Gram positif
• Enterobacter aerogenes merupakan bakteri gram negatif
• Escherchia coli merupakan bakteri Gram negatif
• Proteus vulgaris merupakan bakteri Gram negatif
• Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif
• Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif
Bakteri yang menghasilkan endospora akan terwarnai hijau pada membran spora
dan merah pada sel vegetatifnya.
• Bacillus cereus dapat membentuk spora
• Enterobacter aerogenes tidak membentuk spora
• Escherchia coli tidak membentuk spora
• Proteus vulgaris tidak membentuk spora
• Pseudomonas aeruginosa tidak membentuk spora
• Staphylococcus aureus tidak membentuk spora
2. Melalui pengamatan makroskopis, karakteristik koloni bakteri dapat terlihat dari
bentuk koloni, warna koloni dan tepiannya. Sel-sel koloni dapat berbentuk basil
atau kokus dengan warna tepian yang dipengaruhi oleh reagen ataupun media
serta berflagel atau tidak berflagel
3. Beberapa bakteri mampu menghidrolisis pati, lemak, kasein dan gelatin. Bakteri
yang mampu menghidrolisis pati akan menunjukan zona bening di sekitar
inokulum, bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan tampak gumpalan putih
disekitar koloni, hasil uji gelatin ditunjukan dengan gelatin tetap cair setelah
disimpan dalam kulkas selama beberapa menit, uji kasein ditandai dengan adanya
zona bening disekitar koloni bakteri.
4. Uji indol positif menunjukan terbentuknya cincin merah yang tidak larut di
permukaan media.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negative
Uji motilitas/H2S bernilai motil atau positif apabila ada pergerakan bakteri yang
melibatkan flagel.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negative
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negative
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil uji reaksi susu litmus ditandai dengan adanya perubahan warna pada
lakmus.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang positif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Uji fermentasi karbohidrat bernilai positif ditandai dengan perubahan warna
kuning.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif untuk substrat
glukosa, hasil reaksi yang negatif untuk substrat laktosa dan sukrosa.
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif untuk
substrat glukosa, hasil reaksi yang positif untuk substrat laktosa dan
sukrosa.
• Escherchia coli memberikan hasil yang negatif untuk substrat glukosa,
hasil yang positif untuk substrat laktosa dan sukrosa.
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif untuk substrat
glukosa, laktosa, dan sukrosa.
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil yang positif untuk substrat
glukosa dan sukrosa, hasil reaksi yang negatif untuk substrat laktosa.
Hasil Uji Triple-sugar Iron positif ditandai dengan perubahan warna pada
medium menjadi kuning dan merah.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil Uji MR-VP membentuk warna merah jika positif.
• Bacillus cereus memberikan hasil raeksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang positif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
• Staphylococcus aureus memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil Uji sitrat simmons bernilai positif ketika warna hijau menjadi warna biru.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil Uji enzim katalase bernilai positif ketika terbentuk gelembung udara.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negative
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
Hasil uji nitrat membentuk warna merah atau merah muda ketika positif.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang positif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang positif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang negatif
Hasil uji urease positif ketika terbentuk warna merah.
• Bacillus cereus memberikan hasil reaksi yang negatif
• Enterobacter aerogenes memberikan hasil reaksi yang negatif
• Escherchia coli memberikan hasil reaksi yang negatif
• Proteus vulgaris memberikan hasil reaksi yang positif
• Pseudomonas aeruginosa memberikan hasil reaksi yang positif
5. Berdasarkan hasil uji biokimia dan uji mikroskopis, bakteri yang teridentifikasi
terdiri dari spesies :
• Bacillus cereus
• Enterobacter aerogenes
• Escherchia coli
• Proteus vulgaris
• Pseudomonas aeruginosa
• Staphylococcus aureus

IV. CARA KERJA


1. Pewarnaan Gram Bakteri Uji
Dibuat apusan kering dari bakteri uji kemudian diteteskan kristal violet dan
didiamkan selama 1 menit, lalu bilas dengan akuades. Kemudian diteteskan lugol dan
didiamkan selama satu menit, lugol dibilas dengan alkohol 96%, diibilas lagi dengan
akuades. Diteteskan safranin dan didiamkan selama 5 detik, dibilas dengan akuades.
Kemudian dikeringkan menggunakan tisu dengan hari hati. Lalu diamati dengan
mikroskop cahaya hingga perbesaran 1000x dengan minyak imersi.

2. Pengamatan Endospora Bakteri Uji


Pertama, apusan kering dari bakteri uji dibuat dan ditutup dengan kertas hisap.
Kemudian, apusan dijepit dengan penjepit kayu dan ditempatkan di atas penangas. Lalu,
diteteskan malakit hijau selama 5 menit di atas penangas air. Kertas hisap dibuang dengan
hati-hati lalu dibilas dengan akuades. Kemudian, safranin diteteskan selama 15 detik dan
dibilas dengan akuades. Setelah itu, apusan diamati dengan mikroskop cahaya hingga
perbesaran 1000x dengan minyak imersi.

3. Hidrolisis Pati
Pertama, bakteri diinokulasi dengan metode streak pada medium pati. Lalu
diinkubasi selama 48 jam. Kemudian diteteskan 3-4 tetes lugol dan diamkan kurang lebih
5 menit. Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.

4. Hidrolisis Lemak
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode streak pada medium lemak yang
telah disiapkan. Kemudian, bakteri yang telah diinokulasi diinkubasi selama 48 jam
dengan suhu 30oC. Lalu, pada bakteri yang telah diinkubasi diteteskan 3 – 4 tetes CuSO4
dan didiamkan selama kurang lebih 5 menit. Setelah itu, perubahan warna yang terjadi
diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

5. Hidrolisis Protein
5.1 Hidrolisis Kasein
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode streak pada medium kasein dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Setelah itu, zona bening pada medium yang
telah diinkubasi diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
5.2 Hidrolisis Gelatin
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium gelatin dan
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi, medium dimasukkan pada
inkubator es dengan suhu 0 – 4 oC selama 30 menit. Setelah itu, perubahan tekstur
medium diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

6. Produksi Indol
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium triptofan 1% dan
diinkubasi selama 48 – 72 jam pada suhu 37oC. Setelah diinkubasi, mobilitas serta
pembetukan warna pada medium diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

7. Uji Motilitas/H2S (SIM Agar)


Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode stab pada medium SIM Agar dan
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Kemudian, motilitas serta pembentukan warna
pada medium diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

8. Reaksi Susu Litmus


Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium susu litmus dan
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Setelah itu, perubahan warna dan tekstur
diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

9. Fermentasi Karbohidrat
Pertama, bakteri uji diinokulasikan secara hati-hati dengan oose pada tiap medium
glukosa, laktosa, dan sukrosa dengan catatan jangan sampai tabung Durham terbalik.
Kemudian bakteri uji tersebut diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam. Setelah itu,
perubahan warna dan keberadaan gas pada tabung Durham diamati dan dibandingkan
dengan kontrol.

10. Uji Triple-Sugar Iron (TSI)


Pertama, bakteri uji diinokulasi pada medium TSI dengan metode streak untuk
daerah permukaan, kemudian metode stab untuk daerah dasar. Setelah diinokulasi, bakteri
medium diinkubasi selama 48 jam. Setelah itu, perubahan warna pada bagian permukaan
dan dasar diamati dan dibandingkan dengan kontrol.
11. Uji Methyl Red-Voges Proskauser (MR-VP)
11.1 Uji Methyl Red
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium MR dan diinkubasi
selama 48 jam pada suhu 35oC. Kemudian, 3 – 5 tetes methyl red diteteskan dan dilakukan
homogenisasi dengan tangan. Setelah itu, perubahan warna diamati dan dibandingkan
dengan kontrol.
11.2 Uji Voges Proskauser
Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium VP dan dinkubasi pada
suhu 35oC selama 48 jam. Kemudian, ditambahkan 10 tetes KOH 40% dan 5 tetes α-
naphtol, lalu dilakukan homogenisasi dengan tangan. Setelah itu, perubahan warna
diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

12. Uji Sitrat Simmons


Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan metode streak pada medium sitrat
Simmons miring dan diinkubasi pada suhu 35oC selama 48 jam. Setelah itu, perubahan
warna diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

13. Uji Katalase


Pertama, bakteri uji diinokulasi pada medium NA miring dan diinkubasi selama
24 – 48 jam. Kemudian, diteteskan 5 – 10 tetes H2O2 3% pada koloni yang terbentuk.
Setelah itu, pembentukan gelembung gas diamati dan dibandingkan dengan kontrol.

14. Uji Urease


Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium kaldu urea dan
diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Setelah itu, perubahan warna diamati dan
dibandingkan dengan kontrol.

15. Uji Nitrat


Pertama, bakteri uji diinokulasi dengan oose pada medium kaldu nitrat dan
diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Kemudian, diteteskan 5 – 7 tetes asam
sulfanilat dan 5 – 7 tetes α-naphthylamine. Setelah itu, perubahan warna diamati dan
dibandingkan dengan kontrol, jika tidak terdapat perubahan warna maka ditambahkan Zn.
Apabila setelah penambahan Zn menjadi warna merah, maka penambahan Zn
menandakan hasil uji negatif.

V. MSDS DAN PSDS


MSDS dan PSDS dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. MSDS dan PSDS pada Modul 6
MSDS PSDS
1. Nama: α-naphthol 1. Nama: Bacillus cereus
Sifat: Iritan, korosif Sifat: gram positif,
Potensi Bahaya: Dapat Potensi bahaya: iritan
menyebabkan iritasi apabila Handling: Bilas dengan air
terkena kulit, mata, terhirup dan mengalir dan hirup udara segar
tertelan. (PHA Canada,2011)
Handling: Gunakan sarung
tangan, cuci tangan
menggunakan air mengalir
apabila terkena mata dan kulit.
Hubungi petugas medis apabila
tertelan dam terhirup.
(PubChem, 2021)

2. Nama: α- naphthylamine 2. Nama: Enterobacter aerogenes


Sifat : Karsinogen, iritan.
Sifat: Berbentuk batang, gram
Potensi Bahaya : Menyebabkan
negatif, fakultatif anaerob,
iritasi apabila terkena kulit,
motil.
mata, dan terhirup.
Potensi bahaya: iritan, dapat
Handling : Gunakan sarung
menyebabkan infeksi paru,
tangan, cuci tangan
meningitis, septicemia.
menggunakan air mengalir
Handling: Gunakan sarung
apabila terkena mata dan kulit.
tangan, Bilas dengan air
(SigmaAldrich, 2013).
mengalir dan hirup udara segar
(PHA Canada,2011)
3. Nama: Asam Sulfanilat 3. Nama: Escherichia coli
Sifat : Karsinogen, iritan.
Sifat: Berbentuk batang, gram
Potensi Bahaya : Menyebabkan
negatif, fakultatif anaerob.
iritasi apabila terkena kulit,
Potensi bahaya: Dapat
mata, dan terhirup.
menyebabkan infeksi
Handling : Gunakan sarung
pencernaan seperti disentri dan
tangan, cuci tangan
diare.
menggunakan air mengalir
Handling: Gunakan sarung
apabila terkena mata dan kulit.
tangan, Bilas dengan air
(SigmaAldrich, 2013).
mengalir dan hirup udara segar
(PHA Canada,2011)
4. Nama: Crystal Violet 4. Nama: Pseudomonas aeruginosa
Sifat: iritan
Sifat: gram negaitf
Potensi Bahaya: Dapat
Potensi bahaya: iritan, dapat
menyebabkan iritasi kulit
menyebabkan infeksi kulit,
Handling: Bilas dengan air
mata
mengalir (ProLab, 2017)
Handling: Gunakan sarung
tangan, Bilas dengan air
mengalir dan hirup udara segar
(PHA Canada,2011)
5. Nama: CuSO4 5. Nama: Proteus vulgaris
Sifat: Iritan
Sifat: Gram negatif, motil,
Potensi Bahaya: Dapat
anaerobik.
menyebabkan iritasi apabila
Potensi bahaya: iritan, dapat
terkena kulit, mata, terhirup dan
menyebabkan ginjal dan
tertelan.
saluran urin
Handling: Gunakan sarung
Handling: Gunakan sarung
tangan, cuci tangan menggunakan
tangan, Bilas dengan air
air mengalir apabila terkena mata
mengalir dan hirup udara segar
dan kulit. Hubungi petugas medis
(PHA Canada,2011)
apabila tertelan dam terhirup.
(Thermofisher, 2018)
6. Nama: H2O2 6. Nama: Staphylococcus aureus
Sifat: Iritan, korosif, mudah
Sifat: Gram positif, katalase
terbakar
positif, nonmotil
Potensi Bahaya: Mudah terbakar,
Potensi bahaya: Dapat
dapat menyebabkan iritasi apabila
menyebabkan keracunan
terkena kulit, mata, dan terhirup.
dengn gejala seperti diare,
Handling: Gunakan sarung tangan,
sakit perut.
cuci tangan menggunakan air
Handling: Gunakan sarung
mengalir apabila terkena mata dan
tangan, Bilas dengan air
kulit. Hubungi petugas medis
mengalir dan hirup udara segar
apabila tertelan dam terhirup.
(PHA Canada,2011)
(Peroxychem, 2015)
7. Nama: Iodine
Sifat: Iritan, korosif, mudah
terbakar, berbau
Potensi Bahaya: Dapat
menyebabkan infeksi pada kulit,
mata, tertelan, ataupun terhirup.
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(Fishersci, 2019)
8. Nama: KOH 40%
Sifat: Iritan, korosif.
Potensi Bahaya : Dapat
menyebabkan infeksi pada kulit,
mata, tertelan, ataupun terhirup
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(Thermofisher, 2018)
9. Nama: Larutan Kovac
Sifat: Iritan, mudah terbakar
Potensi Bahaya : Dapat
menyebabkan infeksi pada kulit,
mata, tertelan, ataupun terhirup
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(BioVu, 2012)
10. Nama: Malakit Hijau
Sifat: Tidak berbahaya
Potensi Bahaya : -
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(ProLab, 2016)
11. Nama: Methyl Red
Sifat: Mudah terbakar,
karsinogenik
Potensi Bahaya : Dapat
menyebabkan infeksi pada kulit,
mata, tertelan, ataupun terhirup
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(Labchem, 2017)
12. Nama: Safranin
Sifat: Berbahaya, iritan
Potensi Bahaya : Dapat
meyebabkan iritasi pada kulit dan
mata
Handling: Gunakan sarung tangan,
cuci tangan menggunakan air
mengalir apabila terkena mata dan
kulit. Hubungi petugas medis
apabila tertelan dam terhirup.
(ProLab,2016)
Keterangan: urut berdasarkan abjad

VI. HASIL PENGAMATAN


1. Hasil Pengamatan Mikroskopis Sel bakteri dan Jamur
FOTO KETERANGAN
PEWARNAAN GRAM
Kultur/sampel : Bakteri
Reagen : Kristal violet, lugol, safranin
Perbesaran : 1000x
Keterangan : Teramati gram negatif
PEWARNAAN ENDOSPORE
Kultur/sampel : Bakteri
Reagen : Malakit Hijau
Perbesaran : 1000x
Keterangan : Tidak membentuk
endospora

2. Hasil Pengamatan Makroskopis Bakteri


Foto Keterangan
PENGAMATAN BAKTERI
Kultur/sampel : Bakteri
Reagen : -
Perbesaran : 1000x
Keterangan : Teramati koloni berbentuk bulat,
berwarna bening

3. Hasil Uji Biokimia


Pengujian Hasil Uji Kontrol Positif Hasil Bakteri Uji
Hidrolisis Tanggal Tanggal
Pati pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Lugol Lugol
Keterangan : Keterangan :
Terdapat area Positif,
bening terbentuk area
disekitar bening
bakteri disekitar
bakteri
Hidrolisis Tanggal Tanggal
Lemak pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
CuSO4 CuSO4
Keterangan : Keterangan :
Media Positif, media
berwarna sedikit
kehijauan berwarna
kehijauan /
biru tosca
Hidrolisis Tanggal Tanggal
Kasein pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : NA+ Reagen : NA+
Keterangan : Keterangan :
Terdapat area Positif,
bening terdapat zona
disekitar bening
bakteri disekitar
bakteri
Hidrolisis Tanggal Tanggal
Gelatin pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Keterangan : Keterangan :
Positif, Positif, media
berwujud cair berwujud cair

Produksi Tanggal Tanggal


Indol pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Larutan Kovac Larutan Kovac
Keterangan : Keterangan :
Terdapat Negatif, tidak
cincin merah ditemukan
pada cincin merah
permukaan di permukaan.
medium uji
kontrol positif
Motilitas/ Tanggal Tanggal
H2S pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Fe Reagen : Fe
Keterangan : Keterangan :
Medium Negatif, tidak
berwarna terbentuk
kehitaman jika endapan hitam
positif.
Reaksi Tanggal Tanggal
Susu pengamatan : pengamatan :
Litmus 1 April 2022 1 April 2022
Reagen : - Reagen :-
Keterangan : Keterangan :
Medium Negatif, tidak
berwarna putih terdapat
(litmus perubahan
tereduksi) warna

Fermentas Tanggal Tanggal


i Glukosa pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Bromocresol Bromocresol
Keterangan : Keterangan :
Positif jika Warna tetap
terdapat ungu, negatif
perubahan
warna menjadi
kuning
Fermentas Tanggal Tanggal
i Laktosa pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Bromocresol Bromocresol
Keterangan : Keterangan :
Positif jika Negatif, warna
terdapat larutan tetap
perubahan ungu
warna menjadi
kuning-coklat
Fermentas Tanggal Tanggal
i Sukrosa pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen :
Bromocresol Bromocresol
Keterangan : Keterangan :
Perubahan Negatif,
menjadi warna larutan tetap
kuning berwarna ungu
Triple Tanggal Tanggal
Sugar pengamatan : pengamatan :
Iron 1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Fenol Reagen : Fenol
Merah Merah
Keterangan : Keterangan :
Berwarna Negatif,
kuning semua berwarna
dengan rongga merah , tidak
kosong pada ada gas
bagian bawah
karena
terdapat gas
pada uji
kontrol positif.
Methyl Tanggal Tanggal
Red pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Metil Reagen : Metil
merah merah
Keterangan : Keterangan :
Berwarna Negatif, tidak
merah pada ditemukan
medium warna merah.
Voges- Tanggal Tanggal
Proskause pengamatan : pengamatan :
r 1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen : KOH
KOH 40% dan 40% dan α-
α-naphthol naphthol
Keterangan : Keterangan :
Medium Negatif,
berwarna Medium
bening dengan berwarna
cincin pink bening, tidak
pada uji positif ada pink di
permukaan

Sitrat Tanggal Tanggal


Simmons pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : - Reagen :-
Keterangan : Keterangan :
Medium Positif,
berwarna biru Berwarna
pada uji positif kebiruan
dengan dasar
hijau
Katalase Tanggal Tanggal
pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Reagen : -
Keterangan : Keterangan :
Positif, Tidak Negatif,
teramati Teramati
pembentukan gelembung
gelembung

Urease Tanggal Tanggal


pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : Fenol Reagen : Fenol
merah emrah
Keterangan : Keterangan :
Positif, Negatif, warna
terdapat larutan tidak
perubahan merah muda
menjadi pink

Reduksi Tanggal Tanggal


Nitrat pengamatan : pengamatan :
1 April 2022 1 April 2022
Reagen : asam Reagen : asam
sulfanilat dan sulfanilat dan
α- α-
naphthylamine naphthylamine
Keterangan : Keterangan :
Positif, Medium
Medium
berwarna
kuning dan
terbentuk
gelembung
gas.

4. Tabel hasil uji biokimia bakteri

No. Uji Reagen Bakteri Kontrol Hasil


Positif Uji

1. Hidrolisis Pati Iodin B. cereus Positif


2. Hidrolisis Lemak CuSO4 B. cereus Positif

3. Hidrolisis Kasein - - Positif

4. Hidrolisis Gelatin - B. cereus Positif

5. Produksi Indol Larutan Proteus vulga Negatif


Kovac

6. Motilitas / H2s Fe A. hydroph Negatif

7. Reaksi Susu Litmus - E. aerogenes Negatif

8. Fermentasi Glukosa - E. aerogenes Negatif

9. Fermentasi Sukrosa - E. aerogenes Negatif

10. Fermentasi Laktosa - E. aerogenes Negatif

11. Triple-Sugar Iron - E. aerogenes Negatif

12. Methyl Red Metil merah S. aureus Negatif

13. Voges-Proskauser KOH 40% E. aerogenes Negatif


α-naphthol

14. Sitrat Simmons - E. aerogenes Positif

15. Katalase H2O2 Proteus vulgaris Negatif

16. Urease - Proteus vulgaris Negatif

17. Reduksi Nitrat asam B. subtilis Negatif


sulfanilat
dan α-
naphthylami
ne

VII. PEMBAHASAN
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang diterapkan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi menempuh sifat-sifat fisiologinya (Petzar, 2010). Bagian biokimia dekat
kaitannya dengan metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang diterapkan
oleh sel yang memproduksi energi maupun yang mempergunakan energi untuk
sintesis komponen-komponen sel dan untuk cara selular, seperti pergerakan.
Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi hanya sesuai sifat-sifat morfologinya saja,
sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhannya.
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal sebab secara morfologis
biakan ataupun sel bakteri yang selisih dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fisiologis yang memadai tentang kandungan organik yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidak mungkin diterapkan Karakterisasi dan
klasifikasi sebagian mikroorganisme seperti bakteri sesuai pada reaksi enzimatik
maupun biokimia. Mikroorganisme dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang
memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi selang
mikroorganisme dengan reagen test yang dapat memproduksi perubahan warna
reagen (Murray, 2005).
Pada praktikum kali ini, uji biokimia yang dilakukanterbagi menjadi 2
pendekatan, yaitu secara ekstraseluler dan intraseluler. Ujisecara ekstraseluler
terdiri dari uji hidrolisis pati, hirolisis lemak, hidrolisiskasein, dan hirolisis
gelatin. Sedangkan uji secara intraseluler meliputi ujimotilitas/H2S, uji produksi
indol, reaksi susu litmus, uji fermentasi karbohidrat, ujiTriple-Sugar Iron, uji MR-
VP, uji penggunaan sitrat, uji katalase, uji nitratdan uji urease. Identifikasi bakteri
secara morfologi dapat meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk sel, ukuran
sel, dan pewarnaan bakteri.
Uji hidrolisis pati merupakan salah satu karakteristik sifat bikokimia BAL
(Bakteri asam laktat). Uji hidrolisis pati ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu isolat BAL dalam menghasilkan enzim amilase. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan media MRS agar yang ditambahkan dengan pati
sebanyak 1% sebagai sumber karbohidrat. Hal ini dilakukan dengan tujuan
memperoleh isolat yang bersifat amilolitik. Pada metode ini, digunakan larutan
Iodine sebagai indikator adanya pemecahan pati menjadi glukosa yang dihasilkan
dari proses hidrolisis substrat oleh enzim α-amilase dari BAL (Kusumaningrum
et al., 2015). Strain dengan kemampuan amilolitik akan menghidrolisis pati pada
media di sekeliling tempat tumbuhnya dan dalam zona degradasi tidak terbentuk
warna biru gelap, yang merupakan dasar deteksi dan seleksi strain amilolitik. Zona
bening akan tampak setelah beberapa saat ditambahkan larutan iodine (Putri et al.,
2012).

Gambar 1. Reaksi hidrolisis Glukosa

Gambar 2. Uji hidrolisis pati positif (kanan)

Berdasarkan pengamatan pada praktikum ini, diperoleh hasil bahwa


Bacillus Cereus positif/mampu menghidrolisis pati karena ada lingkungan yang
bening disekitar koloni pada media. Bacillus cereus dapat menghidrolisis pati, hal
iini menunjukan bahwa bakteri ini mampu menghasilkan enzim amilase yang
berfungsi untuk menghidrolisis pati menjadi molekul yang lebih sederhana agar
lebih mudah masuk kedalam sel (Cappuccino & Sherman, 2005).

Uji hidrolisis lemak dilakukan untuk menentukan kemampuan organisme


dalam menghidrolisis lemak dan kemampuannya dalam memproduksi exoenzim
lipase. Pada uji ini bakteri diinokulasikan pada media agar yang mengandung
tributirin sebagai substrat lipid nya. Apabila organisme mampu menghidrolisis
lemak maka tributyrin di sekitar bakteri akan terhidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi transparan
pada area yang terhidrolisis.

Gambar 3. Uji Hidrolisis Lemak dan Reaksinya

Pada hasil uji postif terlihat area bening pada sekitar pertumbuhan bakteri,
sementara pada hasil uji negative tidak teramati adanya perubahan warna (Aryal,
2018). Pada uji yang dilakukan didapatkan hasil positif, yaitu teramatinya area
bening di sekitar pertumbuhan kultur, hal ini sesuai dengan literatur diatas.

Uji hidrolisis kasein merupakan salah satu karakteristik sifat bikokimia


BAL. Uji hidrolisis kasein ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu
isolat BAL dalam menghasilkan enzim protease. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan media padat yang ditambahkan dengan casein sebagai sumber
protease. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh isolat yang bersifat
proteolitik. Pada metode ini, digunakan casein untuk hidrolisis substrat protein
yang terkandung dalam media padat oleh enzim protease yang dihasilkan oleh
isolat BAL. Kasein merupakan protein susu yang terdiri dari fosfoprotein yang
berikatan dengan kalsium membentuk garam kalsium yang disebut kalsium
kalsenat. Molekul ini sangat besar dan tidak larut dalam air serta membentuk
koloid. Suspensi ini berwarna putih serta mampu diamati secara langsung saat
disuspensikan dalam kultur media padat (Yuniati et al., 2014)

Gambar 4. Reaksi Hidrolisis Kasein


Berdasarkan hasil uji pada praktikum ini, teramati bakteri mampu
menghidrolisis kasein karena terdapat zona bening disekitar koloni. Zona bening
yang terbentuk di sekitar koloni bakteri merupakan tanda hilangnya partikel
kasein di media susu skim. Adanya enzim proteolitik ekstraseluler bakteri, kasein
akan terhidrolisis menjadi peptidapeptida dan asam amino yang larut.

Hidrolisis gelatin oleh mikroba dikatalisis oleh eksoenzim yang disebut


gelatinase. Gelatin yang dicerna tidak mampu membentuk gel dan bersifat cair.
Bila mikroorganisme dapat mencerna gelatin maka mmedia semi padat gelatin
tetap bersifat cair setelah dikeluarkan dari lemari es. Sebaliknya bila
mikroorganisme tidak mampu mencerna gelatin maka media semipadat gelatin
membeku kembali setelah dikeluarkan dari lemari es.

Gambar 5. Reaksi Hidrolisis gelatin dan Hasil Uji


Berdasarkan hasil uji, diperoleh Bacillus cereus dapat menghidrolisis
gelatin.

Uji indol dilakukan untuk melihat apakah bakteri dapat memecah asam
amino triptopan dan menghasilkan senyawa yang berbau busuk yang disebut
sebagai indol. Pada uji ini, digunakan pereaksi Kovacz atau Ehrilich yang
mengandung amil alkohol, sehingga bakteri uji yang mengandung indol dapat
diidentifikasi dengan melihat kandungan amil alkohol yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi merah (Abdullah, 2010). Berikut ini merupakan reaksi
yang terjadi dalam uji produksi indol.

Gambar 6. Reaksi Indol

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh Proteus vulgaris tidak dapat


memproduksi indol.
Uji motilitas digunakan untuk melihat pergerakan bakteri. Dilakukan
dengan cara satu ose jarum bakteri ditanam secara tegak lurus di tengah Medium
SIM (Sulfit Indol Motility) dengan cara ditusukkan, diinkubasi pada suhu 37⁰C
selama 24 jam. Bila pertumbuhan koloni menyebar dan timbul kekeruhan seperti
kabut menandakan bakteri bergerak.

Gambar 7. Uji motilitas beberapa bakteri


Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh uji motilitas bakteri bernilai
negatif, karena tidak menyebar dan tidak terbentuk warna hitam. Bakteri
menunjukkan hasil positif bila bakteri menunjukkan pertumbuhanmenyebar
disekitar tempat penusukan, dan menunjukkan hasil negatif
bila pertumbuhan bakteri tidak menyebar dan hanya tumbuh lurus di sekitar pen
usukan (Ulfa Atika, 2016).
Bakteri non-motil hanya akan tumbuh di dalamtabung soft agar dan hanya
di area tempat mereka diinokulasi (Candra et al.,2016). Uji ini digunakan juga
untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan asam amino
yang mengandung sulfur. Asam amino inidihasilkan saat protein dihidrolisis
untuk memenuhi kebutuhan zat haramikroorganisme.

Fermentasi adalah proses anaerobic yang meliputi biooksidasi yang terjadi


karena tidak ada molekul oksigen. Oksidasi ini mungkin akan terlihat sebagai
perpindahan hydrogen (dehydrogenation) dari substrat. Karena ion hidrogen tidak
dapat dalam bentuk bebas/melayang-layang,hydrogen memerlukan akseptor
elektron yang dapat mengikat ion hydrogen jika hal tersebut tidak terjadi maka
reaksi reduksi-oksidasi tidak akan berjalan dan produksi energy tidak dapat
dihasilkan. Pada tes litmus milk, litmus berperan sebagai akseptor. Saat berada
dalam kondisi oksidasi, litmus berwarna ungu; ketika litmus menerima hydrogen
dari substrat, litmus akan tereduksi dan berubah menjadi putih atau warna putih
susu. Oksidasi laktosa ini memproduksi asam laktat, asam butirat, gas CO2 dan
gas H2.

Gambar 8. Reaksi uji litmus


Gas hydrogen dikenal sebagai hydrogen litmus acceptor, yang menyebabkan
perubahan menjadi putih dan menandakan bahwa laktosa tereduksi. Pada hasil
pengamatan ini, diperoleh bernilai negatif.

Uji fermentasi karbohidrat dapat menunjukkan apakah bakteri uji dapat


melakukan fermentasi atau tidak yang dapat ditandai dengan ada atau tidaknya
produksi asam organik seperti asam asetat, asam laktat, asam formiat, dan asam
suksinat. Hasil uji positif akan ditandai dengan terbentuknya zona bening pada
sekitar daerah pertumbuhan bakteri setelah diberi beberapa tetes lugol iodin
(Abdullah, 2010). Berikut ini merupakan reaksi yang terjadi dalam uji fermentasi
karbohidrat.

Gambar 9. Reaksi uji fermentasi karbohidrat

Karbohidrat yang tersedia difermentasi menjadi macam-macam zat seperti


alkohol, asam dan gas, tergantung dari macam nya karbohidrat dan spesies
bakteri. Uji positif ditandai dengan berubahnya medium menjadi warna kuning.
Adanya perubahan media dari merah menjadi kuning merupakan deteksi produksi
asam dari fermentasi glukosa. Jika dalam proses fermentasi itu terbentuk gas,
maka sebagian gas itu akan berkumpul dalam tabung Durham, sehingga tampak
seperti rongga kosong (Ratna, 2012). Berdasarkan hasil uji, diperoleh bakteri uji
tidak mampu memfermentasi karbohidrat.

Uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar) terdiri atas sukrosa, laktosa, dan
glukosa. Prinsip kerja dari uji ini adalah mendeteksi bakteri yang dapat
memfermentasi laktosa, sukrosa, dan glukosa. Hasil yang didapatkan terbetuk
warna kuning di bagian slant dan merah di bagian butt. Mutmainnah dkk. (2008),
menyatakan apabila bagian slant dan butt berwarna kuning membuktikan bakteri
mampu memfermentasi glukosa, laktosa, dan sukrosa. Pembentukan gas ditandai
dengan adanya media retak dan terangkat, dan pembentukan H2S ditandai dengan
terbentuknya cincin hitam pada media.

Gambar 10. Hasil Uji TSIA

Uji Methyl Red (MR) digunakan untuk menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjaid produk asam seperti asam laktat, asam asetat, atau asam format. Uji ini dilakukan
dengan cara menginokulasikan masing-masing isolat bakteri kedalam MR-VP broth lalu
diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan 3-5 tetes methyl red
pada masing masing tabung reaksi lalu dihomogenkan. Hasil positif menunjukan warna
merah muda pada broth. Hasil negatif menunjukan warna kuning (Cappuccino &
Sherman, 2005). Dalam Uji Voges-Proskauer (VP) medium yang digunakan adalah
medium MR-VP broth. Uji ini digunakan untuk menentukan apakah glukosa dapat diubah
menjadi asetil metil karbinol. Uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi masing
masing isolat bakteri kedalam medium MR-VP broth lalu diinkubasi selama 24 jam.
Setelah diinkubasi kemudian ditambahkan 5 tetes reagen VP A (yang mengandung
naphtol) dan ditambahkan pula 5 tetes reagen VP B (yang mengandung KOH), kemudian
dikocok hingga homogen. Sebelum memastikan hasilnya, ddibiarkan dulu selama 15-20
menit agar bereaksi. Reaksi positif ditunjukan dengan adanya perubahan warna menjadi
pink aau merah yang mengindikasikan adanya kehadiran aseton. Sedangkan reaksi negatif
pada broth adalah tidak berubahnya warna medium atau menjadi warna tembaga
(Cappuccino & Sherman, 2005)

Gambar 11. Reaksi Uji Methyl Red

Gambar 12. Reaksi Uji VP

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil uji MR-VP keduanya menunjukan hasil


yang negatif.

Uji sitrat simmons dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media Simmon’s
Citrate (SC). Pengujian ini bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Uji Simmon’s
Citrate merupakan salah satu komponen utama dalam siklus Krebs yang merupakan hasil
reaksi antara asetil koenzim A (CoA) dengan asam oksaloasetat (4C). Jika hasil uji positif,
maka medium akan berubah warna dari hijau menjadi biru tua, jika negatif maka tidak
terjadi perubahan warna (Putri et al., 2020). Sitrat dibuat oleh enzim sitrase yang
menghasilkan asam oksaloasetat dan asetat kemudian melalui proses enzimatis diubah
menjadi asam piruvat dan karbon dioksida. Selama reaksi tersebut medium menjadi
bersifat alkali (basa) karena karbondioksida yang berikatan dengan sodium (Na) dan air
(H2O) membentuk sodium carbonat (Na2CO3). Adanya sodium karbonat inilah yang
akan mengubah indikator bromthymol blue pada medium menyebabkan medium berubah
warna dari hijau menjadi biru tua (Cappuccino & Sherman, 2005).

Gambar 13. Hasil Uji dan Reaksi Uji Sitrat

Berdasarkan hasil pengujian pada praktikum ini, didapatkan bahwa Enterobacter


aerogenes memiliki nilai uji positif. Uji hasil positif akan menujukkan pertumbuhan
bakteri dan perubahan warna dari hijau menjadi biru, sementara hasil negatif tidak akan
ada pertumbuhan bakter dan tidak ada perubahan warna.

Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang dapat


menghasilkan enzim katalase. Dilakukan dengan cara di atas kaca objek ditetesi satu tetes
H2O2 3%, ditambahkan koloni bakteri dan langsung diamati terjadinya penguraian
hidrogen peroksida. Dinyatakan positif bila menghasilkan enzim katalase yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung udara dan negatif bila tidak ada gelembung udara. Ini
terjadi karena bakteri tersebut apabila ditambahkan hidrogen peroksida menghasilkan
peroksida.

Gambar 14. Reaksi dan Hasil Uji Katalase

Berdasarkan hasil uji pada praktikum ini, Proteus vulgaris bernilai negatif
karena masih memproduksi gelembung.

Uji Urease bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengubah urea


menjadi amoniak. Media untuk uji urease menggunakan Urea Base Agar. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna media dari warna kuning menjadi merah
muda.

Gambar 15. Reaksi Uji Urease


Dari pengamatan secara morfologis didapatkan bahwa koloni berbentuk
circular dengan tepian yang entire. Selain itu pada pengamatan mikroskopis
dilakukan dua jenis yaitu pewarnaan gram dan pewarnaan endospore. Pada
pewarnaan gram didapatkan bahwa bakteri merupakan bakteri gram negatif, dan
pada pewarnaan endospore didapatkan bahwa bakteri tidak membentuk
endospora. Perkiraan genus dari bakteir ini adalah Bacillus cereus.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


8.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan mikroskopis bakteri, diperoleh bakteri berbentuk
basil, tidak memiliki alat gerak, dan tidak memiliki endospora.
2. Dari hasil pengamatan makroskopis morfologi bakteri, diperoleh koloni
berwarna putih berbentuk circular dengan tepian yang entire.
3. Bakteri yang diuji mempunyai kemampuan enzimatik ekstraseluler untuk
dapat menghidrolisis kasein, lemak, gelatin dan pati.
4. Bakteri yang diuji memiliki hasil negatif pada uji reaksi susu litmus, triple
sugar iron, methyl red, vp, nitrat dan indol bernilai negatif
5. Genus atau spesies bakteri identifikasi berdasarkan hasil uji biokimia dan
pengamatan morfologi adalah Streptococcus pneumoniae.
8.2 Saran
Ada gambar yang masih kurang jelas dan perlu lebih dijelaskan secara
kalimat karena sulit jika hanya divisualisasikan dalam bentuk gambar.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, M. (2010). Isolasi dan Karakterisasi Mikroba Penghasil Antibiotika
dari Air Laut Perairan Pantai Solor (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar).
Aryal, Sagar. (2019, 14 Juni). Gelatin Hydrolysis Test – Principle, Procedure,
Uses and Interpretation Microbiology Info.
https://microbiologyinfo.com/gelatinhydrolysistest/#:~:text=This%20test
%20is%20used%20to,component%20of%20verte
brate%20connective%20tissue.&text=When%20an%20organism%20pro
duc es%20gelatinase,gelatin%20present%20in%20the%20medium.
Beck, Z. Q., Aldrich, C. C., Magarvey, N. A., Georg, G. I., & Sherman, D. H.
(2005). Chemoenzymatic synthesis of cryptophycin/arenastatin natural
products. Biochemistry, 44(41), 13457-13466.
Kong, W., Chen, H., Wu, J., Zhou, T., Jia, H., Yue, L., ... & Zhu, Y. G. (2022).
Grazing decouples the plant-soil microbe linkage in fragile
grasslands. Authorea Preprints.
Kusumaningrum, K., Yusmarini, Y., & Ali, A. (2015). Isolasi dan identifikasi
bakteri asam laktat amilolitik dari industri pengolahan pati
sagu (Doctoral dissertation, Riau University).
Murray, G. L., Attridge, S. R., & Morona, R. (2005). Inducible serum resistance
in Salmonella typhimurium is dependent on wzzfepE-regulated very long
O antigen chains. Microbes and infection, 7(13), 1296-1304.
Pakpahan, M., Ekowati, C. N., & Handayani, K. (2013, November). Karakterisasi
fisiologi dan pertumbuhan isolat bakteri Bacillus thuringiensis dari tanah
naungan di lingkungan Universitas Lampung. In Seminar Nasional Sains
& Teknologi V (pp. 19-20).
Pelczar, M. J., Chan, E. C. S., & Krieg, N. R. (2010). Microbiology-An
Application Based Approach. Book Tata McGraw-Hill, 656.
Putri, O. K., Setyahadi, S., & Churiyah, C. (2020). Aktivitas sitotoksik,
antioksidan dan adipogenesis hidrolisat kolagen dari ceker ayam. Jurnal
Farmasetis, 9(2), 113-130.
Putri, W. D. R., Haryadi, M. D., & Cahyanto, M. N. (2012). Isolasi dan
karakterisasi bakteri asam laktat amilolitik selama fermentasi growol,
makanan tradisional indonesia. Jurnal Teknologi Pertanian, 13(1), 52-60.
Ratna, Siri. (2012). Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur
dasar laboratorium. PT. Gramedia
Susanty, A., Fitriani, F., & Candra, K. P. (2016). Isolasi bakteri penghasil lipase
dengan kemampuan esterase untuk produksi metil ester. Jurnal Riset
Teknologi Industri, 7(14), 134-142.
Yuniati, R., Nugroho, T. T., & Puspita, F. (2015). Uji Aktivitas Enzim Protease
dari Isolat Bacillus sp. Galur Lokal Riau (Doctoral dissertation, Riau
University).

Anda mungkin juga menyukai