Komposisi
• Prancreatic digest of gelatin ………………………………………………..4,00 g
• Prancreatic digest of casein ………………………………………………..4,00 g
• Beef extract ………………………………………………..3,00 g
• Lactose ………………………………………………..10,00 g
• L-Cystine ………………………………………………..0.128 g
• Bromthymol blue ………………………………………………..0.020 g
• Agar ………………………………………………..0.150 g
CLED Agar (Cystine lactose Electrolyte Deficient)
• berfungsi dalam enumerasi bakteri dalam urin.
• pertumbuhan bacteri patogen dan kontaminan dalam urin, tetapi
mencegah timbulnya terlalu banyak spesies Proteus yang disesebabkan
oleh larutan urin yang kaya akan elektrolit.
• Laktosa berperan sebagai sumber energi yang akan digunakan organisme
melalui mekanisme fermentasi.
• Sistein membiarkan tumbuhnya sejumlah kecil koloni coliform dengan
pengurangan sukrosa.
• Bromtimol biru digunakan sebagai indikator PH untuk membedakan
laktosa terfermentasi dari laktosa tak terfermentasi.
• Organisme yang menfermentasi laktosa akan mempunyai PH yang lebih
rendah dan mengubah warna medium dari hijau menjadi kuning.
Mac Conkey
• Pepton : untuk menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam
amino esensial untuk pertumbuhan bakteri.
• Laktosa : untuk menyediakan karbon dan energi serta untuk
membedakan bakteri yang bisa memfermentasi laktosa
dengan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa.
• Bile salts (garam empedu): sebagai agen selektif yang berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif.
• Kristal Violet : sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif.
• Natrium Klorida : untuk menyediakan elektrolit dan keseimbangan
osmotik.
• Neutral red : sebagai indikator pH, akan berwarna merah jika pH di
bawah ini 6,8.
• Agar : untuk memadatkan media.
Mac Conkey
• membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa (berkoloni
merah muda) dengan yang nonfermentasi (tidak berwarna).
• Bakteri yg memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH,
sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah
koloni menjadi merah bata/merah jambu menyala.
• Bakteri bisa menfermentasi laktosa secara cepet karena terdapat
enzim Beta Galaktosidase dan enzim Perniase
• Koloni lain (S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh
tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi
laktosa.
• Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain
Enterobacter;Proteus; Salmonella; Shigella, Aerobacter;
Enterococcus.
• bakteri yang dapat memfermentasi laktosa (contoh : Escherichia coli, Klebsiella sp.) koloni dan media akan
berwarna merah atau merah muda, karena adanya produksi asam dari hasil fermentasi laktosa, dengan adanya
indikator neutral red media akan berwarna merah atau merah muda.
• bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa (contoh : Salmonella sp., Shigella sp.) koloni dan media akan
berwarna transparan atau tidak berwarna karena bakteri tidak memfermentasi laktosa menjadi asam.
2. Uji Sensitivitas Antibiotik
• Salah satu faktor yang menentukan pemilihan
antimikroba untuk pengobatan infeksi adalah
sensitivitas bakteri secara in vitro terhadap antibiotik.
• Uji kepekaan antimikroba dilakukan terhadap isolat
klinik dari spesimen.
• Pengujian dilakukan di bawah kondisi standar yang
berpedoman pada Clinical and Laboratory Standard
Institute (CLSI).
• Standar yang harus dipenuhi adalah konsentrasi bakteri
(kepekatan inokulum), suhu dan waktu inkubasi, serta
media yang digunakan (Mueller Hinton).
Kemampuan antibiotik dalam melawan bakteri dapat
diukur menggunakan metode berikut:
• Metode dilusi
Metode dilusi dapat dilakukan menggunakan kaldu (broth dilusi)
atau menggunakan agar (agar dilusi). Konsentrasi tertinggi dimana media
terlihat jernih/tidak ada bakteri ditetapkan sebagai nilai kadar hambat
minimal (KHM). Untuk menentukan nilai kadar bunuh minimal (KBM),
makan sampel dari media yang terlihat jernih ditanam ke media agar dan
diinkubasi. Konsentrasi tertinggi dimana tidak terdapat pertumbuhan
bakteri dinyatakan sebagai nilai KBM.
• Metode difusi
Cakram kertas yang telah diberi antibiotik sejumlah tertentu
diletakkan pada media agar yang mengandung sejumlah bakteri uji. Nilai
hambatan diukur dalam satuan milimeter (mm) hambatan. Bakteri dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu resisten, intermediat, dan
sensitif terhadap antibiotik.
Cara Kerja :
1. Cara pengambilan sampel urin
• Urin yang diambil adalah urin midstream clean catch dari
urin pagi atau urin sewaktu dengan minimal 4 jam
pengumpulan kandung kemih.
• Caranya: bersihkan daerah orifisium uretra eksterna
dengan kapas yang dibasahi antiseptik sebelum
pengambilan sampel urin. Kemudian untuk
menghilangkan antiseptik, daerah orifisium uretra
eksterna dibasuh dengan air steril. Kemudian mulailah
berkemih, tampung urin pada saat tengah berkemih,
masukkan ke dalam wadah steril, lakukan uji maksimal 30
menit setelah pengambilan sampel. Apabila uji tidak
dapat langsung dilakukan, sampel dapat disimpan pada
suhu 4C selama maksimal 48 jam.
2. Kultur urin metode agar plate
• Sampel urin yang didapat diambil dengan menggunakan
ose steril yang telah disediakan. Ose tersebut dapat
menampung sejumlah urin tertentu dalam satu kali
ambilan (1ul). Ambil 1 Ose sampel urin (pastikan lubang
ose berisi cairan/urin) kemudian goreskan pada tengah
media membentuk garis dengan arah dari atas ke bawah.
Kemudian dengan ose yang sama, segera goreskan
dengan arah horizontal bersilangan dengan arah goresan
pertama (lihat gambar). Media yang digunakan adalah
Agar McConkey. Inkubasi pada suhu 37 oC selama 24
jam. Hitung koloni yang terbentuk menggunakan colony
counter.
Cara menggoreskan pada media
Interprestasi hasil
• Adanya bulatan pada arah goresan menunjukkan
adanya pertumbuhan kuman dari sampel urin.
Bakteriuria dinyatakan jika terdapat hitungan bakteri
per mL >100.000 colony forming unit (cfu).
• Cara menghitung jumlah koloni adalah dengan
mengkalikan jumlah koloni yang ditemukan (dari
perhitungan pada colony counter) dengan 1000
(konversi sampel urin yang digunakan).
Mikroba dapat dihitung jumlahnya dengan metode:
• penghitungan langsung (direct count) dan
• penghitungan tidak langsung (indirect count).
B. Zona irradical: daerah di sekitar disc menunjukkan pertumbuhan bakteri dihambat oleh
antibiotik tersebut, tetapi tidak dimatikan. Disini akan terlihat pertumbuhan yang kurang
subur/lebih jarang dibandingkan dengan daerah diluar pengaruh antibiotik tersebut