Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

“Anak Laki – Laki Usia 10 Bulan Dengan Hernia


Inguinalis Lateralis Dextra Reponible”

Diajukan Kepada :
dr. Jonsinar Silalahi, M.Si.Med, Sp.B, Sp.BA

Disusun Oleh :
Indra Kunto Prayogo
H3A020120

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RSUD TUGUREJO SEMARANG
2022
Identitas Pasien
• Nama : An.S
• Usia : 10 bulan 6 hari
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Kaliombo, Kaliyoso
• Nomor Rekam Medis : 63-XX-XX
• Tanggal Masuk RS : 24 Oktober 2022
• Ruang Perawatan : Melati RS Tugurejo
• Jaminan Kesehatan : Umum

2
Anamnesis
Alloanamnesis dilakukan pada pasien pada tanggal 24 Oktober 2022 di ruang Melati RSUD
Tugurejo Semarang
Keluhan Utama : Terdapat benjolan di perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
• Anak laki-laki berusia 10 bulan datang ke poli bedah anak RSUD Tugurejo dengan keluhan
benjolan di bagian perut kanan bawah, benjolan sering muncul sejak pasien berusia 3 bulan,
menurut orang tua pasien, benjolan keluar saat pasien menangis, batuk, dan mengejan,
kemudian benjolan akan masuk sendiri setelah beberapa saat. Kemudian pasien di bawa ke
RSUD Tugurejo dan disarankan oleh dokter untuk operasi. Keluhan demam disangkal, tidak
ada gangguan BAB dan BAK, riwayat trauma pada alat kelamin (-), riwayat dipijit (-).

3
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwatat penyakit yang sama (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat operasi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit yang sama (-)
Riwayat Pemberian Obat
• disangkal

4
Anamnesis
Riwayat Kehamilan Ibu (prenatal)
• Pasien merupakan anak pertama. Ibu pasien setiap bulan selalu memeriksakan kehamilan di
bidan. Ibu pasien tidak memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit gula selama kehamilan.
Ibu pasien tidak mengkonsumsi alcohol maupun rokok selama kehamilan. Usia kehamilan 37
minggu.
Riwayat Kelahiran
• Anak laki – laki lahir dengan usia kehamilan 37 minggu lahir secara normal di RS dibantu oleh
dokter, menangis kuat, gerak aktif, warna kulit telapak tangan dan kaki kemerahan. Berat
badan lahir 2480 gr, Panjang badan 49cm.
Riwayat Postnatal
Ibu pasien tidak mengalami perdarahan post partum.
5
Anamnesis
Riwayat Nutrisi
• Sesuai usia, ASI Ekslusif 6 bulan
Riwayat Imunisasi
• Imunisasi kurang campak
Riwayat Tumbuh Kembang
• Sesuai usia
Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi
• Pasien adalah anak pertama, ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu pasien
seorang ibu rumah tangga, kesan ekonomi cukup

6
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2022 di bangsal Melati RSUD Tugurejo
Semarang.
Kondisi Umum : bayi tampak rewel
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – tanda vital : Status Gizi
• • BB : 7kg
Frekuensi Napas: 20x/menit
• PB : 69 cm
• Nadi : 98x/menit • Kesan : gizi baik

• Suhu : 36,7 oC
• SPO2 : 99%

7
Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesosefal, jejas (-) Paru
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), pupil • Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
bulat isokor, refleks
cahaya(+/+), sklera ikterik(-/-). Cor : S1 S2 tunggal
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-),
sekret (-), bleeding (-/-), jejas (-/-).
Telinga : Deformitas(-/-), sekret(-/-),
bleeding (-/-), jejas (-/-).
Mulut : Mukosa mulut kering (-),
Sianosis (-/-), sekret (-/-), bleeding (-/-),
jejas (-/-).
8
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
● Inspeksi : terlihat massa di regio inguinal dextra
● Auskultasi : bising usus (+), normal
● Perkusi : timpani
● Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomgeali (-)
teraba massa di regio inguinal dextra, konsistensi padat kenyal, permukaan rata,
nyeri tekan (-), bising usus (+)

9
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas : Extremitas
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
Capillary refill time <2”/<2” <2”/<2”
Jejas -/- -/-
Turgor Kulit menurun menurun

10
Status Lokalis

 Benjolan (+) lonjong


 Konsistensi padat kenyal
 Mobile
 Warna sesuai kulit
 Nyeri tekan (+)
 Dapat di masukkan ke dalam rongga
abdomen
 Finger test (+ ujung jari)

11
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 13.79 10ᶺ3/ul 3.8-10.6

Pemeriksaan Eritrosit
Hemoglobin
4.98
12.8
10ᶺ6/ul
g/dl
4.4 – 5.9
13.2 – 17.3

Penunjang
Hematokrit 38.5 % 40 – 52
MCV 77.3 fL 80 – 100
MCH 25.7 Pg 26 – 34
MCHC H 33.2 g/dl 32 – 36
Trombosit 224 10ᶺ3/ul 150 – 440
Darah Lengkap RDW 13.4 % 11.5 – 14.5
MPV 9.5 fL  
24 – 10 – 2022 PLCR 22.3 %  
Diff count      
- Eosinophil absolute 0.36 10ᶺ3/ul 0.045 – 0.44

- Basophil absolute 0.02 10ᶺ3/ul 0 – 0.2


- Neutrophil absolute L 1.72 10ᶺ3/ul 1.8 – 8

- Limfosit absolute H 10.98 10ᶺ3/ul 0.9 – 5.2


- Monosit absolute 0.71 10ᶺ3/ul 0.16 – 1
- Eosinophil 2.6 % 2–4
- Basophil 0.1 % 0–1
- Neutrophil L 12.6 % 50 – 70
- Limfosit H 79.6 % 25 – 40
- Monosit 5.1 % 2–8
- Neutrofil Limfosit Ratio 0.16   < 3.13
12
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
24 – 10 – 2022
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
normal
PT 11.1 Detik 10.0 –
12.7
APTT L 25.4 detik 28.9 –
45.6
HBsAg Non Non
reaktif reaktif

13
Pemeriksaan Penunjang
• Cor : Ukuran,letak dan bentuk normal
• Pulmo : coracan vascular kasar, gambaran infiltrate
kedua perihilar dan periradial
• Hilus : tak menebal
• Diafragma : baik
• Sinus costophrenicus : lancip

Kesan:
• Cor : normal
• Gambaran bronkopneumonia

Foto Thorax
24 – 10 – 2022 14
Diagnosis
 Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Reponible

Diagnosis Banding
 Hernia femoralis
 Hidrokel

15
Initial Plan
Infus RL 10 tpm

Monitoring:
● Keadaan Umum
● TTV

Program
● Pro Herniotomy Inguinal Dextra

16
Laporan Operasi
Herniotomy
• Telah dilakukan Hrniotomi pada tanggal 25 oktober pukul 12.30 – 13.00 WIB
• Pasien terlentang dalam GA
• Desinfeksi area operasi dan persempit dengan duk steril
• Insisi lipat paha kanan, perdalam insisi dan identifikasi kantong hernia
• Bebaskan kantong hernia
• Ikat dan potong seproximal mungkin
• Rawat perdarahan
• Jahit luka lapis demi lapis
• Selesai 17
Follow Up 25 dan 26 Oktober 2022
Tanggal S O A P
25 Oktober Benjolan di regio - KU cukup Hernia Inguinalis Infus RL 10 tpm
2022 inguinal dextra, - Kesadaran Lateralis Dextra  
dapat keluar compos mentis Reponible
masuk - TD: - mmHg
- HR: 98 x/ menit
- RR: 20 x/menit
- Suhu: 36,7oC
- SpO2 99%

26 Oktober Post Herniotomi, - KU cukup Hernia Inguinalis Obat pulang :


2022 pasien tidak ada - Kesadaran lateralis Cefadroxil caps 2 x ½
keluhan compos mentis Paracetamol tab 3 x 1/2
-
Dextrareponible
TD: - mmHg
- HR: 96 x/ menit post Herniotomi
- RR: 24 x/menit
- Suhu: 36,5oC
- SpO2 99%
18
TINJAUAN
PUSTAKA
19
Kanalis inguinalis
Anatomi  saluran yang melalui dinding perut bagian
bawah berbentuk tabung yang merupakan
tempat turunnya testis ke dalam skrotum.
 dibatasi oleh anulus inguinalis internus yang
merupakan bagian terbuka dari fasia
transversalis dan aponeurosis muskulus
transversus abdominalis.
 merupakan suatu saluran intermuscularis dengan
panjang + 4 cm.

 Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi


oleh lateral rektus abdominis, bagian lateral
dibatasi oleh pembuluh darah vena dan arteri
epigastrika inferior, pada bagian basis dibatasi
oleh ligamentum inguinal. 20
Definisi
hernia berarti penonjolan suatu kantong peritoneum, suatu organ atau
lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita. Hernia paling
sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang fasianya
tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal,
femoral, umbilical, linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris.

21
Klasifikasi
Menurut sifatnya dibagi 4:
1. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan
masuk lagi ketika jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri
atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia Irreponibel/hernia akreta
Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga asalnya.
Biasanya disebabkan karena perlengketan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Tidak ada keluhan nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
22
Klasifikasi
3. Hernia Inkaserata
Isi hernia tidak dapat dikembalikan dan terjepit oleh cincin hernia, terdapat
gangguan pasase usus (sama dengan ireponibilis)
4. Hernia Strangulate
Isi hernia tidak dapat dikembalikan dan terjepit oleh cincin hernia, terdapat
gangguan vaskularisasi dan nyeri hebat.

23
Klasifikasi
Menurut lokasinya :
1. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi di
lipatan paha. Jenis ini merupakan yang
tersering dan dikenal dengan istilah turun berok
atau burut.
2. Hernia umbilikus adalah di pusat.
3. Hernia femoralis adalah di paha.
4. Hernia Scrotalis
Menurut isinya :
5.Hernia usus halus
6.Hernia omentum
Menurut penyebabnya:
7. Hernia kongenital atau bawaan
8. Hernia Aquisita
Menurut terlihat dan tidaknya :
1. Hernia externa, misalnya hernia inguinalis,
hernia scrotalis, dan sebagainya.
2. Hernia interna misalnya hernia diafragmatica,
hernia foramen winslowi, hernia obturaforia. 24
Etiologi dan Faktor Risiko
• Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis antara
lain :
1. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis
2. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat
3. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi, dan asites
4. Kelemahan otot dinding perut karena usia
5. Defisiensi otot

• Pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya


prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke
skrotum.

25
Patofisiologi
Faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu
kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis
inguinalis.
Faktor yang didapat adalah seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal
inguinalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus.
Akibat salah satu dari paparan tersebut dapat menyebabkan tekanan
intraabdomen meningkat dan menyebabkan fasia abdomen terkoyak, sehingga
terjadilah hernia inguinalis. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan
timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan
26
keluar melalui defek tersebut.
Diagnosis
Anamnesa :
• Benjolan dipelipatan paha atau skrotum yang timbul bila berdiri,
mengejan atau batuk.
• Benjolan menghilang bila berbaring.
• Kadang benjolan tidak bisa kembali (hilang).
• Kadang kadang nyeri (kemeng).
• Pekerjaan penderita,dan penyakit lain yang dapat menyebabkan
tekanan intraperitoneal meningkat : batuk,gangguan miksi,defekasi.
• Pada bayi atau anak timbul saat menangis atau bermain.
27
Pemeriksaan Status
Lokalis
Finger Test
• Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
• Dimasukkan lewat skrotum melalui
anulus eksternus ke kanal inguinal
• Penderita disuruh batuk:
• Bila impuls diujung jari  Hernia ing.
lateral
• Bila impuls disamping jari  Hernia
ing. medialis 28
Pemeriksaan Status
Lokalis
Zieman Test
• Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada :
• jari ke 2 : Hernia ing. lat.
• jari ke 3 : hernia ing. med.
• jari ke 4 : hernia femoralis.

29
Pemeriksaan Status
Lokalis
Thumb Test
• Anulus internus ditekan dengan ibujari
dan penderita disuruh mengejan
• Bila keluar benjolan  Hernia
ing. medialis
• Bila tidak keluar benjolan 
Hernia ing. lateralis
30
Scoring NYHUS
Diagnosis dapat dinilai berdasarkan skoring dari NYHUS classification
untuk menentukan level dari hernia.

31
Diagnosis Banding

Hernia Inguinalis Hernia Inguinalis Hernia


 
Lateralis Medialis Femoralis
Usia Semua umur Orang tua Dewasa/tua
Jenis
Terutama pria Pria dan Wanita Terutama Wanita
kelamin
Lokasi Diatas lig. Inguinal Diatas lig. Inguinal Dibawah lig.
Thumb test Tonjolan - Tonjolan + Tonjolan +
Finger test Ujung jari + Sisi jari +  
Zieman test Jari II + Jari III + Jari IV +

32
Penatalaksanaan
Tindakan Operatif
• Hernioplasty yaitu memperkecil anulus inguinal internus dan memperkuat dinding posterior abdomen.
• Herniotomy yaitu melakuan pembebasan pada kantung hernia kemudian dilakukan reposisi.
• Hernioraphy yaitu mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka
dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus oblikus internus abdominus ke ligamen
inguinal

33
Komplikasi
1. Strangulata
2. Inkaserata
3. Abses
4. peritonitis

34
Prognosis
Ad bonam bila ditatalaksana dengan segera. Prognosis dan angka mortalitas secara
keseluruhan dipengaruhi oleh apakah pembedahan itu darurat atau elektif. Untuk
perbaikan bedah elektif dari hernia scrotalis, risiko kematian rendah yaitu 0,1%.
Kematian meningkat hingga 3% dengan operasi darurat untuk usus tercekik terutama
saat reseksi usus dilakukan.

35
Terima
Kasih
Mohon Bimbingan dan Arahannya

36

Anda mungkin juga menyukai