Anda di halaman 1dari 14

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences Vol.14 No. 2 Desember 2017 : 137 – 150

ESTIMASI SAHAM KARBON VEGETASI MANGROVE


MENGGUNAKAN PENGinderaan Jauh DI MUARA PERANCAK,
KABUPATEN JEMBRANA BALI

Amandangi Wahyuning Hastuti1*, Komang Iwan Suniada, Fikrul Islamy


1Balai Penelitian dan Pengamatan Kelautan – Perancak, Bali
* email: amandangi.wahyuning@gmail.com
Diterima: 7 November 2017; Revisi: 20 November 2017; Disetujui: 22 Desember 2017

Abstrak.Vegetasi mangrove merupakan salah satu ekosistem hutan yang mempunyai potensi mitigasi emisi gas
rumah kaca (GRK) yang cukup besar, karena kemampuannya dalam meredam jumlah CO.2di atmosfer melalui
proses fotosintesis. Mangrove telah memberikan banyak manfaat baik sebagai sumber makanan, habitat satwa
liar, pelindung garis pantai serta CO.2
penyerap, lebih tinggi dibandingkan tipe hutan lainnya. Untuk mengetahui peran vegetasi mangrove dalam
menyerap cadangan karbon, dilakukan kajian penggunaan data penginderaan jauh dalam memperkirakan
cadangan karbon. Tulisan ini menjelaskan kajian pemanfaatan data penginderaan jauh khususnya data Landsat
dengan tujuan utama untuk memperkirakan cadangan karbon vegetasi mangrove di Muara Perancak, Jembrana,
Bali. Pendugaan stok karbon dilakukan dengan menganalisis hubungan antara NDVI, Above Ground Biomass
(AGB) dan Below Ground Biomass (BGB). Total stok karbon diperoleh dengan mengalikan total biomassa dengan
nilai karbon organik sebesar 0,47. Hasil kajian menunjukkan total akumulasi biomassa yang diperoleh dari data
penginderaan jauh di Muara Perancak pada tahun 2015 adalah sekitar 47,20±25,03 ton ha.-1dengan total stok
karbon sekitar 22,18±11,76 tonC ha-1dan CO2sekuestrasi
81,41±43,18 tonC ha-1.

Kata kunci:Muara Perancak, estimasi stok karbon, mangrove, CO2sekuestrasi, NDVI

1 PERKENALAN Al.2011).
Pemanasan global merupakan salah satu Sutaryo (2009) menggambarkan
isu strategis di dunia saat ini, ditandai dengan biomassa hutan sangat relevan dengan isu
terjadinya peningkatan suhu bumi yang perubahan iklim. Biomassa hutan mempunyai
berkaitan dengan gas rumah kaca. Beberapa peranan penting dalam siklus biogeokimia,
peneliti mencatat bahwa kontributor utama khususnya siklus karbon. Dari total karbon
pemanasan global, seperti karbon dioksida (CO hutan, sekitar 50% adalah karbon
2), dan gas metana (CH) bersifat antropogenik, disimpan hutan
di dalam vegetasi. A Sebagai

terutama dihasilkan dari aktivitas manusia Konsekuensinya, jika terjadi kerusakan hutan,
seperti pembakaran bahan bakar fosil, kebakaran hutan, penebangan kayu dan
industri, penggundulan hutan, degradasi sebagainya, maka akan meningkatkan
hutan dan konversi hutan lainnya melalui kemungkinan terjadinya karbon dalam jumlah
pembakaran (Giri dan Mandla 2017; lebih besar di atmosfer. Dinamika karbon di alam
Vicharnakorndkk.2014). Akumulasi gas-gas dapat dijelaskan secara sederhana melalui siklus
tersebut menyebabkan suhu bumi meningkat karbon. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia
sehingga memicu terjadinya perubahan iklim yang mencakup pertukaran/pemindahan
di bumi (Manuriet karbon di antara itu lingkungan, itu

@Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia (LAPAN) 137


Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

pedosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer mengenai kompartemen ini (Komiyamadkk.


bumi. Siklus karbon sebenarnya merupakan 2008).
suatu proses yang kompleks dan setiap proses Menurut Lu (2006), bidang atau
berkaitan dengan proses lainnya. Karbon pengukuran terestrial adalah yang paling banyak
global menggambarkan pertukaran karbon cara yang akurat untuk mengumpulkan data
antara atmosfer bumi, lautan, daratan, dan biomassa, namun metode ini umumnya sangat
bahan bakar fosil, yang merupakan sumber mahal, memakan waktu, padat karya dan sulit
emisi sekaligus penyerap yang mengandung diterapkan di wilayah terpencil dan luas.
karbon. Salah satu fungsi penting dari siklus Oleh karena itu ada alternatif solusi lain dalam
karbon adalah pengaturan iklim bumi mengetahui potensi tersebut
(Bennington 2009). informasi biomassa yaitu dengan
Ekosistem mangrove, seperti halnya menggunakan pendekatan udara melalui
ekosistem hutan lainnya, mempunyai potensi teknologi penginderaan jauh. Keunggulan
kemampuan menyerap karbon dioksida yang teknologi penginderaan jauh adalah dapat
lebih baik dibandingkan ekosistem hutan lainnya menyediakan informasi yang dibutuhkan
karena kemampuannya tumbuh lebih cepat secara cepat dan lengkap dengan biaya yang
dibandingkan vegetasi hutan lainnya. Hutan relatif lebih murah. Selain itu, pemanfaatan
bakau diketahui memiliki peran penting dalam teknologi penginderaan jauh dalam mencari
mengurangi konsentrasi karbon dioksida di informasi estimasi potensi biomassa mangrove
udara. Hutan bakau merupakan salah satu hutan sebagai CO2 penyerap dapat dipantau
dengan penyimpan karbon tertinggi di daerah secara efektif dan efisien setiap tahunnya. Salah
tropis dan sangat tinggi dibandingkan dengan satu data penginderaan jauh yang dapat
rata-rata penyimpanan karbon jenis hutan dimanfaatkan adalah data satelit Landsat.
lainnya di dunia (Donatodkk.2012). Padahal Situmorangdkk.(2016) menemukan adanya
mangrove diketahui mempunyai kemampuan korelasi yang tinggi (R²=0,729) antara indeks
asimilasi yang baik lingkungan
dengan vegetasi hasil data satelit dengan estimasi stok
komponen dan memiliki tingkat penyerapan karbon yang dihitung menggunakan persamaan
karbon yang tinggi, data dan informasi alometrik. Koefisien determinasi yang tinggi ini
penyimpanan karbon untuk beberapa menunjukkan bahwa data satelit layak digunakan
komponen khususnya biomassa pohon sangat untuk memperkirakan cadangan karbon. Banyak
terbatas (Komiyamadkk.2008), sehingga penelitian mengenai cadangan karbon pada
penting untuk mengetahui informasi biomassa vegetasi mangrove yang dilakukan oleh
pada mangrove untuk pengelolaan hutan menggunakan teknik penginderaan jauh telah
lestari. Dalam inventarisasi karbon hutan, dilakukan. Stok karbon di hutan mangrove
sumber karbon dicatat oleh setidaknya 4 (Marianadkk.2015;
kantong karbon: biomassa permukaan, Alemayehudkk.2014; Sitoedkk.2014; Hamdan
biomassa bawah permukaan, bahan organik dkk.2013; Murdiyarsodkk. 2009) penyerapan
mati, dan karbon organik tanah. Menurut karbon (misalnya Bouillon dkk.2008; Khandkk.
Donatodkk.(2011), sebagian besar karbon 2007) dan dinamika karbon organik (Kristensen
tersimpan di sedimen, biomassa tumbuhan di dkk.2008; Machiwa dan Hallberg 2002) telah
udara, dan biomassa di bawah tanah dengan banyak dipelajari. Stok karbon di ekosistem
urutan menurun. Namun penelitian terbaru mangrove bervariasi menurut spesies (Fu dan
menunjukkan pentingnya stok karbon dalam Wu 2011; Laffoley dan Grimsditch 2009), tipe
biomassa hutan bakau di bawah permukaan vegetasi (Sahudkk.2016; Cerón-Bretóndkk.
tanah (Abohassan dkk.2012), ada beberapa 2011; Mitradkk.2011; Sapit
perkiraan

138 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

dkk.2011) dan Al. salinitas (Adamet nilai digital ke dalam Radian dengan menggunakan itu
2013). rumus sebagai berikut:
Muara Perancak merupakan salah satu dari
empat ekosistem mangrove utama di Pulau Bali ρλ' =MρQkal + Aρ (2-1)
selain Taman Nasional Bali Barat, Teluk Benoa dan
Nusa Lembongan. Selain tempat mencari makan,
bertelur dan berkembang biak, informasi mengenai
kemampuan hutan mangrove di Muara Perancak
dalam menyimpan karbon dengan memanfaatkan
teknologi penginderaan jauh masih sangat rendah
sehingga penelitian ini menjadi sangat penting
untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi biomassa dan potensi cadangan
karbon vegetasi mangrove di Muara Perancak
dengan menggunakan pendekatan penginderaan
jauh. Informasi ini sangat berguna bagi pemerintah
kabupaten Jembrana untuk mendukung
perencanaan pembangunan berkelanjutan berbasis
rendah karbon, khususnya untuk wilayah pesisir.

Gambar 2-1: Lokasi daerah penelitian


2 BAHAN DAN METODOLOGI
2.1 Lokasi dan Data ρλ'=nilai reflektansi tanpa koreksi
Lokasi penelitian berada di Muara ketinggian matahari,Mρ= faktor penskalaan
Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali seperti perkalian spesifik pita (di manaXadalahPita(
terlihat pada Gambar 2-1. Secara geografis, REFLECTANCE_MULT_ BAND_x),Aρ=Faktor
Muara Perancak terletak antara 8°22'30"S penskalaan aditif khusus pita dari metadata (di
sampai 8°24'18"Pasir 114°36'18"Eto mana XadalahPita(REFLECTANCE_ADD_BAND_x
114°38'31.2"BT. Muara Perancak memiliki luas ,), Qkal=nilai piksel produk standar (DN) yang
2.512,69 ha, dengan penggunaan lahan dikuantisasi dan dikalibrasi.
berupa tambak dan mangrove.
Data yang digunakan dalam penelitian Konversi nilai reflektansi terhadap
ini adalah Landsat 8 OLI/TIRS dengan tanggal ketinggian matahari mengikuti persamaan (2-2).
akuisisi 13 September 2015 dan jalur/baris
117/66 yang diperoleh dari United States (2-2)
Geological Survey (USGS) melalui website
https://earthexplorer.usgs.gov. '=reflektansi,θSE=ketinggian matahari
setempat. Ketinggian matahari pusat pemandangan
2.2 Analisis Data dalam derajat (SUN_ELEVATION);θSZ=lokal
2.2.1 Mengubah nilai digital menjadisudut puncak matahari,θSZ=90°-θSE.
reflektansi
Sensor Landsat diubah menjadi nilai 2.2.2 Indeks vegetasi
reflektansi dengan menggunakan faktor Perhitungan tutupan lahan vegetasi
variabel yang disediakan dalam metadata. indeks menggunakan Perbedaan Normalisasi
Landsat menyarankan untuk mengkonversi Indeks Vegetasi (NDVI). NDVI adalah a

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 139
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

perhitungan cahaya tampak dan inframerah tertutup awan dan tidak tersedianya data lain
dekat yang dipantulkan oleh vegetasi. sebagai data penutup atau pengisian grafik
Klasifikasi nilai piksel untuk NDVI berkisar sehingga tepi batasan digit untuk diklasifikasi
antara -1 hingga 1. Nilai NDVI yang rendah menggunakan pendekatan pita komposit 563
(negatif) mengidentifikasi area badan air, dengan tampak bakau
bebatuan, pasir, dan salju. Nilai NDVI yang kondisi seperti terlihat pada Gambar 2-2.
tinggi (positif) mengidentifikasi kawasan
vegetasi berupa sabana, semak, dan hutan,
sedangkan nilai NDVI yang mendekati 0
umumnya mengidentifikasi lahan kosong
(Saputra 2007). Nilai NDVI ini dapat dihitung
menggunakan persamaan 2-3.

(2-3)

Di manaNIR=pita inframerah dekat,MERAH= pita


merah.
Gambar 2-2: Vegetasi bakau yang ditunjukkan pada
Reflektansi NIR dipengaruhi oleh gambar komposit 5-6-3 (NIR-WSIR 1-
struktur internal daun dan kandungan bahan Hijau)
kering daun. MERAH adalah reflektansi atau
pancaran dalam saluran panjang gelombang Kelas piksel ditentukan oleh tingkat
tampak (0,63 - 0,69 μm) dan sesuai dengan probabilitas tertinggi. Hasil data terbimbing
pita 3 untuk gambar ETM+. dan analisis visual manual kemudian dapat
Dalam makalah ini, gambar NDVI dihasilkan dikonversikan untuk mengukur luas tutupan
untuk menyempurnakan hutan bakau yang lahan.
memiliki reflektansi NIR lebih tinggi, dan reflektansi
lampu merah lebih rendah. Selain itu, gambar NDVI 2.2.4 Biomassa Di Atas Tanah (AGB)
diproduksi untuk menghilangkan badan air, yang perkiraan
memiliki reflektansi cahaya merah rendah, dan Pendugaan nilai biomassa di atas
reflektansi NIR yang sangat rendah. permukaan tanah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan NDVI hasil
2.2.3 Gambar klasifikasi lahan mangrove persamaan korelasi dengan Above Ground
Biomass (AGB) mangrove yaitu sebesar 0,787
Klasifikasi citra dilakukan untuk oleh Jhadkk.(2015) sebagai berikut:
memisahkan nilai spektral yang terdapat pada
satuan piksel citra. Satuan nilai piksel tersebut (2-4)
dijelaskan ke dalam beberapa kelas tutupan
lahan. Metode klasifikasi citra satelit dipandu NDVI=nilai Indeks Vegetasi,
menggunakan metode klasifikasi citra untuk AGB=Nilai Biomassa Di Atas Tanah
membedakan kawasan mangrove dan (ton ha-1).
kawasan non mangrove. Klasifikasi terpandu
menggunakan metode kemungkinan 2.2.5 Biomassa Bawah Tanah (BGB)
maksimum yang mengasumsikan bahwa perkiraan
statistik kelas di setiap pita terdistribusi Perkiraannya nilai dari Di bawah
normal. Klasifikasi analisis visual manual Biomassa Tanah (BGB) diperoleh dari
dilakukan saat data estimasi dari AGB yang adalah

140 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

dirumuskan menggunakan persamaan yang disusun Satuan biomassa atau stok karbon dapat
oleh Cairns, dkk(1997) sebagai berikut: dikonversi dari satuan ton ha-1menjadi kg/
(2-5) Landsat Pixel (kg/900m2) dengan menggunakan
persamaan (9).
AGB=nilai Biomassa Di Atas Tanah (ton ha-1),
BGB=nilai Biomassa Bawah Tanah (ton ha-1). (2-9)

2.2.9 Estimasi biomassa, stok karbon dan CO


2.2.6 Perhitungan Total Akumulasi 2sekuestrasi Biomassa, cadangan
Biomassa (TAC). karbon, dan sekuestrasi karbon dihitung
Total Akumulasi Biomassa (TAB) diformulasikan dengan menyusun persamaan di atas
dengan menggunakan: menggunakan aplikasi ArcGIS Geoprocessing
toolbox untuk Citra Landsat 7 dan 8.
TAB = AGB + BGB (2-6)

TAB=Total Akumulasi Biomassa (ton ha-1).


3 HASIL DAN DISKUSI
Dari analisis citra, kami menemukan
bahwa luas vegetasi mangrove di wilayah
2.2.7 Perhitungan Total Stok Karbon (TCS). penelitian adalah sekitar 101,16 ha. Hijau, dkk(
1998) melakukan penilaian kawasan mangrove
Perhitungan total stok karbon menggunakan NDVI
berdasarkan Westlake (1963) menggunakan untuk memperkirakan persentase kanopi, the
rumus sebagai berikut: akurasi gambar persen penutupan kanopi
adalah 80%. Akurasi tinggi untuk menilai
(2-7) mangrove menggunakan NDVI juga
dilaporkan oleh Otero, dkk(2016) dengan
TCS=nilai Total Stok Karbon (ton C ha-1),TAB= akurasi keseluruhan 87% ± 2%. Kemampuan
nilai Total Akumulasi Biomassa (ton ha-1),%C NDVI metode ke mendeteksi bakau
organik=nilai persentase stok karbon (0,47) vegetasi yang dilakukan oleh Guha (2016) memiliki
atau menggunakan nilai karbon yang akurasi keseluruhan sebesar 88,75% untuk citra tahun
diemisikan dari hasil pengukuran di 1989 dan 86,25% untuk citra tahun 2010, serta
laboratorium. koefisien Kappa secara keseluruhan sebesar 0,81 dan
0,76.
Berdasarkan luas mangrove
2.2.8 Jumlah CO2Sekuestrasihutan, kisaran vegetasi mangrove
(ACS) perhitungan indeks di Muara Perancak adalah 0,0025 –
IPCC (2001) menyarankan konversi 0,78 (Tabel 3-1). Kisaran stok karbon NDVI mulai dari
biomassa hingga nilai karbon berbeda dengan Prameswaridkk. serapan dioksida menggunakan
berikut (2015), dimana nilai minimum konversi NDVI:
yang diperoleh dari pengukuran
(2-8) menggunakan data gambar ALOS AVNIR-2
adalah -0,723 dan maksimum sebesar 0,530
ACS=Jumlah CO2Sekuestrasi (ton C ha-1),TCS= dengan standar deviasi 0,127.
nilai Total Stok Karbon (ton C ha-1). Berbagai indeks vegetasi telah
dikembangkan dengan mengambil vegetasi

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 141
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

kepadatan dari penginderaan jauh optik. Lidkk. Subang, Jawa Barat 1,65 ton ha-1; Cilacap, Jawa
(2007) salah satu metode yang paling umum Tengah 4,62 ton ha-1; Badung, Bali 12,87 ton ha
digunakan adalah NDVI untuk memprediksi -1; dan Merauke, Papua 3,97 ton ha-1.
biomassa pohon. NDVI didasarkan pada
karakteristik bahwa vegetasi memiliki serapan AGB akan memberikan estimasi terbaik
nyata dalam spektrum inframerah dekat. dengan menggunakan diameter payudara
Selain NDVI, terdapat pula beberapa tinggi (DBH) sebagai parameter (Alemayehu
metode pengolahan data citra untuk dkk.2014). Penentuan nilai AGB merupakan
menentukan indeks vegetasi seperti Simple langkah penting dalam perencanaan
Ratio (SR), Triangular Vegetation Index (TVI), perlindungan dan pemanfaatan sumber daya
Enhanced Vegetation Index (EVI), Ratio alam mangrove (Meideros dan Sampaio 2008).
Vegetation Index (RVI), dan Soil Adjusted Perbedaan nilai AGB dan BGB juga terlihat di
Vegetation. Indeks (SAVI) (Franandadkk.2015). antaranya
Selanjutnya nilai indeks vegetasi tersebut bakau jenis, tergantung pada
digunakan untuk penentuan nilai AGB, BGB, lokasi geografis, kepadatan pohon dan ekologi
TAB, TCS dan ACS dengan menggunakan (Sahudkk.2016; Sepanjang 2012).
persamaan (4) sampai (9) di atas. Total akumulasi biomassa (TAB) adalah
jumlah total biomassa di atas dan di bawah
Berdasarkan Tabel 3-1 terlihat nilai AGB permukaan tanah. Nilai TAB di Muara Perancak
sebesar 38,60±20,79 ton ha- sebesar 18,67 ton ha-1. Jika perbandingan BGB dan
1dan nilai BGB sebesar 8,60±4,24 ton ha-1. AGB semakin besar, maka tanaman mengalami
Berdasarkan nilai AGB dan BGB dapat pertumbuhan akar yang cukup besar (di bawah
dikatakan AGB lebih besar dibandingkan BGB. tanah) yang cukup dominan dibandingkan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang pertumbuhan batang (di atas tanah). Biomassa
dilakukan oleh (BPOL 2015) yang menyatakan tanaman erat kaitannya dengan fotosintesis,
bahwa dengan melakukan pengukuran biomassa meningkat seiring dengan penyerapan
lapangan di Muara Perancak diperoleh nilai CO oleh tanaman2dari udara dan
rata-rata AGB lebih tinggi dari mengubah dia ke dalam organik senyawa
BGB. melalui fotosintesis. Biomassa pada setiap bagian
Nilai AGB dan BGB pada penelitian ini tanaman meningkat sebanding dengan semakin
masih representatif dengan penelitian besarnya diameter pohon. Tingginya kemampuan
penilaian pemantauan stok karbon hutan pohon dalam menyimpan karbon bebas
mangrove di Indonesia yang dilakukan oleh dari udara tergantung pada diameter pohon
Yenni, dkk (2014), dimana rata-rata AGB di (Imanidkk.2017) dan tinggi pohon (Fu dan Wu
2011).

Tabel 3-1: Nilai rata-rata AGB, BGB, TAB, ACS dan ACS di Muara Perancak

Statistik (t ha-1)
Nilai Rata-Rata
Berarti±SD Maks Minimal

NDVI 0,63±0,11 0,78 0,0025


AGB 38,60±20,79 93.43 0
BGB 8,60±4,24 19.11 0
TAB 47.20±25.03 112.54 0
TCS 22,18±11,76 52.89 0
ACS 81,41±43,18 194.12 0

142 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

Estimasi total stok karbon Variasi nilai stok karbon bergantung


nilai di Muara Perancak adalah pada beberapa faktor fisik
22,18±11,76 tonC ha-1dan jumlah CO2estimasi kimia lingkungan, keanekaragaman dan
sekuestrasi sebesar 81,41±43,18 tonC ha-1. kepadatan tanaman yang ada, jenis tanah dan
Perkiraan nilai stok karbon total yang cara pengelolaannya. Selain karena faktor-
diperoleh dari pengukuran penginderaan jauh faktor tersebut, mangrove di Muara Perancak
jauh lebih tinggi dibandingkan pengukuran berasal dari mangrove yang telah direhabilitasi
lapangan yang dilakukan oleh (Sidikdkk.2014) pada tahun 2001 dan 2009. Yang dominan
di Muara Perancak. mangrove yang terdapat di Muara Perancak adalah
Rhizopora mucronata,Rhizopora apiculata,
Mengenai (Sidikdkk.2014), terdapat Sonneratia alba,Avicennia albaDan
perbedaan nilai stok karbon antara hutan Avicennia marina(Proisydkk.2015).
mangrove alami dan replantasi mangrove di eks Mangrove di kawasan Muara Perancak
tambak. Stok karbon yang dihasilkan oleh tumbuh pada substrat berjenis tanah lumpur
mangrove alami lebih tinggi dibandingkan yang bercampur dengan bahan organik
dengan penanaman kembali mangrove di bekas (Kartikasari dan Sukojo 2015). Besar kecilnya
tambak. Nilai stok karbon pada hutan mangrove karbon yang tersimpan pada vegetasi
alami sebesar 171±43 MgC ha-1sedangkan tergantung pada jumlah biomassa yang
cadangan karbon dari mangrove yang tumbuh di terkandung dalam pohon, kesuburan tanah,
bekas tambak adalah 52±15 MgC ha-1. dan daya serap vegetasi (Atidkk.2014).
Pendugaan nilai cadangan karbon di Gambar 3-1 menunjukkan lokasi alami
Muara Perancak dapat dilakukan dengan dan rehabilitasi (penanaman kembali)
pendekatan penginderaan jauh dengan hasil mangrove di Muara Perancak. Di alam bakau
yang baik, bahkan nilainya masih rendah didominasi oleh Avicenniasp. DanSonneratia
dibandingkan dengan penelitian lain (Tabel 3-2). alba.Sedangkan mangrove yang dominan
Rata-rata biomassa pohon hidup yang ditemukan tumbuh di
dari (Sitoedkk.2014) berada di bawah batas bekas lokasi tambak (rehabilitasi
bawah 58,38±19,1Mg ha-1dan karbon rata-rata mangrove) diperkirakan berumur sekitar 8-10
28,02±9,2 Mg ha-1. tahunRhizoporasp. (BPOL 2015). Berdasarkan
Tabel 3-2 menunjukkan, estimasi cadangan hasil penelitian ini, maka
karbon menggunakan data penginderaan jauh di Variasi nilai stok karbon di Muara Perancak
muara Perancak masih masuk akal. Hutan bakau disebabkan oleh umur pohon mangrove yang
yang sudah ada biasanya menghasilkan nilai stok relatif muda. Hampir 70% variabilitas stok
karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbon adalah
hutan bakau yang ditanam kembali. dijelaskan berdasarkan umur (Estrada dan
Soares 2017), spesies, cara pengelolaan, serta
Tabel 3-2: Estimasi stok karbon mangrove iklim (Kairodkk.2008). Dilaporkan bahwa
vegetasi yang ditemukan dalam literatur
cadangan karbon tertinggi pada umur > 80
Stok Karbon tahunR. apiculata - hutan bakau yang
Referensi
(tonC ha-1)
mendominasi adalah 230,0 t C ha-1(Putz dan
Pelajaran ini 22,18±11,76
Chan 1986) sedangkan mereka yang berusia
Estrada dan Soares (2016) 78,0±64,5
20 dan 28 tahunRhizoporahutan adalah 114
Hutchinsondkk.(2014) 74,5±54,6
dan 105,9 t C ha-1masing-masing (Ongdkk.
Hamdandkk.(2013) 1,01 – 259,68
1995). Biomassa yang berdiri
Komiyamadkk.(2008) 78,3±51,0

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 143
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

untuk anak berusia 12 tahunRhizopora mucronata tahun) (Kairodkk.2008). Kondisi vegetasi


perkebunan adalah 106,7±24,0 t/ha, memberikan mangrove di Muara Perancak ditunjukkan
tingkat akumulasi biomassa sebesar 8,9 t/(ha pada Gambar 3-2.

Gambar 3-1: Peta perubahan tutupan mangrove skala kecil antara tahun 2001 (kiri) dan 2014 (kanan) sepanjang tahun
seluruh Muara Perancak (Rahmaniadkk.2014)

Gambar 3-2: Kondisi vegetasi mangrove di Muara Perancak yang dikelilingi sungai dan kolam
(A)tidaksp. yang tumbuh di bekas kolam (b) kolam aktif (c)avicenniasp. (D)sonneratia sP.
(e)rhizoporasp. (F)rhizoporasp. penanaman kembali di bekas tambak (g) vegetasi mangrove alami
yang tumbuh di sepanjang sungai (h) vegetasi mangrove alami

Gambar 3-3: Peta nilai dan sebaran NDVI, AGB, BGB, TAB, TCS dan (ACS) di Perancak
Muara pada tahun 2015

144 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

Gambar 3-3 menunjukkan nilai dan biomassa ditentukan tidak hanya oleh
sebaran NDVI, AGB, BGB, TAB, TCD dan ACS di parameter kanopi tetapi juga oleh faktor-
Muara Perancak. Dilihat secara spasial sebaran faktor lain seperti kepadatan kayu, lancip
nilai NDVI, rentang nilai AGB, BGB, TAB, TCD batang dan tinggi pohon (Komiyama 2008;
dan ACS berbeda-beda. Variasi sebaran nilai Chavedkk.2006; Niklas 1995) yang
tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan sangat relevan dengan bunga
jenis mangrove, yaitu mangrove yang tumbuh karakteristik spesies.
secara alami dan mangrove yang direhabilitasi. Hasil penelitian pendugaan stok karbon
Nilai NDVI, rata-rata nilai AGB, BGB, TAB, TCD dengan menggunakan penginderaan jauh
dan ACS pada mangrove alami lebih tinggi Metode ini masih memerlukan ketelitian dan ketelitian
dibandingkan mangrove yang tumbuh pada pengujian jenis dan kepadatan mangrove.
bekas lokasi eks tambak dan mangrove Metode NDVI bukanlah metode terbaik dalam
rehabilitasi (Gambar 3-3). pendugaan stok karbon, namun metode
tersebut mempunyai akurasi yang relatif
konsisten pada berbagai tingkat koreksi
radiometrik (Wicaksonodkk.2011). Menurut
Nilai NDVI yang dihasilkan untuk setiap Frananda (2015), pengukuran indeks vegetasi
piksel pada citra yang dikonversi menjadi stok menggunakan TVI mempunyai akurasi yang
karbon akan memberikan hasil yang berbeda- paling baik. Selain itu, penggunaan data citra
beda. Semakin tinggi NDVI maka akan resolusi tinggi perlu diterapkan dalam menilai
menghasilkan nilai biomassa yang tinggi pula. kondisi dan dinamika mangrove dengan baik
Hubungan antara NDVI dan biomassa juga (Rodriguez dan Feller 2004), klasifikasi jenis
dilaporkan (Hamdandkk.2013), yang menyatakan pohon berdasarkan nilai reflektansinya (Wang
bahwa terdapat perbedaan hubungan antara dkk.2004; Dahdouh-Guebas dkk.2005) dan
AGB dan NDVI. Regresi linier menghasilkan kebutuhan lainnya.
koefisien korelasi yang lebih tinggi namun belum
mewakili distribusi sebenarnya, terutama jika
nilai NDVI mendekati 0. 4 KESIMPULAN
Pendekatan data optik umumnya Diperkirakan karbon saham di dalam

menggunakan indeks vegetasi untuk estimasi Muara Perancak dapat dilakukan dengan
biomassa mangrove (Sahudkk.2016; Hamdan menggunakan data penginderaan jauh dengan
dkk.2013; Wicaksonodkk. 2011; Lidkk. 2007) hasil yang cukup baik yaitu sebesar 22,18±11,76
dan untuk hutan umum (Laurin dkk.2016; Jha tonC ha-1. Penggunaan NDVI masih relevan untuk
dkk.2015). Indeks vegetasi sangat berkaitan estimasi biomassa dan stok karbon di a
dengan produktivitas primer bersih (Lidkk. bakau ekosistem. Lebih-lebih lagi, itu
2007). kesulitan dari membedakan bakau
Mengingat bahwa citra optik tidak dapat Vegetasi ini disebabkan karena luas wilayah
memperoleh tinggi pohon sebagai parameter penelitian yang relatif kecil.Pengukuran lapangan
penting dalam pendugaan biomassa, dan data satelit resolusi tinggi dalam pendugaan
pendugaan AGB hutan bakau secara detail dan stok karbon khususnya di Muara Perancak masih
akurat masih menimbulkan tantangan ketika memerlukan kajian lebih lanjut untuk
parameter yang berasal dari citra optik meningkatkan akurasi pendugaan stok karbon
diterapkan pada pendugaan biomassa. Studi hasil.
alometri tumbuhan menunjukkan hal itu

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 145
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

UCAPAN TERIMA KASIH Cerón-Bretón RM, Cerón-Bretón JG, Sánchez-


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Junco RC,dkk(2011), Evaluasi Potensi
Balai Penelitian dan Pengamatan Kelautan. Penyerapan Karbon pada Hutan Mangrove di
Terima kasih kepada I Nyoman Radiarta, Nuryani Tiga Lokasi Muara di Campeche Meksiko.
Widagti dan Frida Sidik atas nasehat dan Lingkungan Energi Int J 5(4):487-494.
dukungannya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada reviewer, Prof. I Nengah Surati Jaya, Chave J., Muller-Landau HC, Baker TR,dkk.,
M.Agr. dan Dr. Indah Prasasti atas kritik dan (2006), Variasi Regional dan Filogenetik
sarannya yang membangun. Kepadatan Kayu pada 2.456 Spesies Pohon
Neotropis. ramah lingkungan. Aplikasi. 16,
REFERENSI 2356–2367.
Abohassan RAA, Okia CA, Agea JG,dkk., (2012), Dahdouh-Guebas F., Hiel EV, Chen JCW,dkk.,
Produksi Biomassa Abadi dalam Sistem (2005), Pembedaan Kualitatif Spesies Mangrove
Mangrove Kering di Pantai Laut Merah Arab Kongenerik dan Introgresif pada Kumpulan
Saudi. Res Lingkungan J 6(1): 22-31. Adame MF, Hutan Bercak Campuran dengan Menggunakan
Kauffman JB, Medina I.,dkk., Citra Penginderaan Jauh Resolusi Spasial Tinggi
(2013), Stok Karbon Lahan Basah Pesisir Tropis (IKONOS). Sistematika dan Keanekaragaman
di Lanskap Karstik Karibia Meksiko. PLoS Satu Hayati, 2, 113-119.
8(2):e56569. doi.10.1371/jurnal. pone.0056569. Deng S., Shi Y., Jin Y.,dkk., (2011), GIS-
Pendekatan Berbasis untuk Mengukur dan
Memetakan Nilai Penyerapan Karbon dan Stok
Alemayehu F., Richard O., James KM,dkk., Ekosistem Hutan: Sebuah studi kasus. prosedur
(2014), Penilaian Perubahan Tutupan Mangrove energi, 5:1535-1545.doi:10.1016/
dan Biomassa di Mida Creek, Kenya. Buka Jurnal j.egypro.2011.03.263.
Kehutanan, 4:398-413. Donato D., Kauffman JB, Murdiyarso D.,dkk.,
http://dx.doi.org/ (2012), Mangrove adalah Salah Satu Hutan
10.4236/ojf.2014.44045. Terkaya Karbon di Kawasan Tropis (No. CIFOR
Seiringi DM, (2012), Penyerapan Karbon di Infobrief no. 12, hal. 12p). Pusat Penelitian
Hutan Mangrove. Pengelolaan Karbon 3(3), Kehutanan Internasional (CIFOR), Bogor,
313-322. Indonesia.
Ati RNA, Rustam A., Kepel TL,dkk., (2014), Stok Donato DC, Kauffman JB, Murdiyarso D.,dkk.,
Karbon dan Stuktur Komunitas Mangrove (2011), Mangrove Termasuk Hutan Paling Kaya
Sebagai Blue Carbon di Tanjung Lesung, Karbon di Daerah Tropis. Geosci Alam 4 :
Banten. Jurnal Segara. Jil. 10 No.2, Desember 293-297.
2014: 119-127. Estrada GCD, dan Soares MLG, (2017), Global
Bennington JB., (2009), Siklus Karbon dan Pola Stok dan Penyerapan Karbon Di Atas Tanah
Perubahan iklim. Universitas Hofstra – AS. di Mangrove. Anais de Academia Brasileira de
Bouillon S., Borges AV, Eda-Moya EC,dkk., Ciencias 89(2): 973-989.
(2008), Produksi Mangrove dan Penyerapan
Karbon: Revisi Estimasi Anggaran Global. Siklus Frananda H., Hartono, Jatmiko, RH, (2015),
Biogeokimia Global 22:1- 12. doi:10.1029/ Komparasi Indeks Vegetasi untuk Estimasi Stok
2007GB003052. Karbon Hutan Mangrove Kawasan Segoro Anak
Cairns MA, Brown S., Helmer EH,dkk., (1997), pada Kawasan Taman Nasional Alas Purwo
Alokasi Biomassa Akar di Hutan Dataran Tinggi Banyuwangi, Jawa Timur. Majalah Ilmiah Globe.
Dunia. Oecologia (1997) 111:1 - 11. Jil. 17 No 2 Desember 2015 : 113 – 123.

146 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

Fu W., Wu Y., (2011), Estimasi Di Atas IPCC., (2001), Iklim Mengubah 2001.
Biomassa Tanah Berbagai Pohon Bakau Program Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Berdasarkan Diameter Kanopi dan Tinggi Nasional Panel Antarpemerintah tentang
Pohon. 3rdKonferensi Internasional Ilmu Perubahan Iklim diunduh pada 15 Juni 2017 dari
Lingkungan dan Teknologi Aplikasi Informasi http://www.ipcc.ch/
(ESIAT 2011). Procedia Ilmu Lingkungan, 10 ipccreports/tar/wg3/index.php?idp=477S.
(2011) 2189 - 2194. Jha CS, Fararoda R., Rajashekar,dkk., (2015),
Distribusi Spasial Biomassa di Hutan India
Giri RKKV, Madla VR., (2017), Kajian dan menggunakan Pemodelan Spektral (Tren No.
Evaluasi Penyerapan Karbon menggunakan Teknologi: Penginderaan Jauh Multiskala
Pengiriman Jarak Jauh dan GIS: Tinjauan Menggunakan Sensor Optikno. 3, 138p). Pusat
Berbagai Teknik. Jurnal Internasional Teknik Internasional untuk Pengembangan
Sipil dan Teknologi, 8(4), 287-300. Pegunungan Terpadu (ICIMOD), Nepal. Kairo JL,
Lang'at JKS, Dahdouh-Guebas F.,et
EP Hijau, Mumby PJ, Edwards AJ,dkk., (1998), Al., (2008), Perkembangan Struktural dan
Penilaian Kawasan Mangrove menggunakan Produktivitas Perkebunan Mangrove yang Ditanam
Citra Lintas Udara Multispektral Resolusi Tinggi. Kembali di Kenya. Untuk. ramah lingkungan.
Jurnal Penelitian Pesisir, 14(2), 433-443. Pantai Kelola. 255, 2670-2677.
Royal Palm (Florida), ISSN 0749-0208. Kartikasari AD, Sukojo BM, (2015), Analisis
Persebaran Ekosistem Hutan Mangrove
Guha S., (2016), Kemampuan Teknik NDVI pada Manggunakan Citra Landsat-8 di Estuari
Mendeteksi Vegetasi Mangrove. Jurnal Perancak Bali. GEOID. Jil. 11 No. 01. Khan MNI,
Internasional Penelitian Biologi Tingkat Lanjut. Suwa R., Hagihara A., (2007), Karbon
Jil. 6(2): 253-258. dan Kolam Nitrogen di Tegakan Bakau Kandelia
Hamdan O., Khairunnisa MR, Ammar AA,dkk., obovate (S., L.) Yong: distribusi vertikal dalam
(2013), Penilaian Stok Karbon Mangrove dengan sistem vegetasi tanah. Basah. ramah
Citra Satelit Optik. Jurnal Ilmu Hutan Tropis lingkungan. Kelola 15(2):141-153. doi:10. 1007/
25(4): 554-565. s11273-006-9020-8.
Komiyama A., Ong JE, Poungparn S., (2008),
Huete A., Didan K., Leeuwen WV,dkk., (2011), Alometri, Biomassa, dan Produktivitas Hutan
Indeks Vegetasi MODIS. Penginderaan Jauh Mangrove. Botani Perairan. Jil. 89: 128–137.
Daratan dan Perubahan Lingkungan Global.
Peloncat. New York. Kristensen E., Bouillon S., Dittmar T.,dkk.,
Hutchison J., Manica A., Setnam R.,dkk., (2008), Dinamika Karbon Organik di Ekosistem
(2014), Memprediksi Pola Global Biomassa Mangrove: tinjauan. Bot Akuatik 89:201-219.
Hutan Mangrove. Konservasi Biarkan 7:233-240.
doi:10.1016/j.aquabot.2007.12.005. Laffoley
Imani G., Boyemba F., Lewis S.,dkk., (2017), DDA, Grimsdicth G., (2009), Itu
Alometri Diameter Tinggi dan Biomassa Di Atas Pengelolaan Penyerap Karbon Alam Pesisir.
Tanah di Hutan Pegunungan Tropis: Wawasan Kelenjar IUCN, Swiss.
dari Albertine Rift di Afrika. PLOS SATU 12(6): Li XA, Yeh GO, Wang S.,dkk., (2007), Regresi
e0179653. https://doi.org/10.1371/ dan Model Analitik untuk Menduga Biomassa
Lahan Basah Mangrove di Tiongkok Selatan
jurnal.pone.0179653. Menggunakan Gambar Radarsat. Jurnal
Internasional Penginderaan Jauh 28:5567-5582.

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 147
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

Lu D., (2006), Potensi dan Tantangan Deteksi Dan Daerah Perkiraan dari
Estimasi Biomassa Berbasis Penginderaan Jauh. Hutan Bakau Sepanjang Pantai Gurun Sahara.
Jurnal Internasional Penginderaan Jauh. Jil. Penginderaan jauh. 8: 512; doi: 10.3390/
27(7), 1297-1328. rs8060512.
Machiwa JF, Hallberg RO., (2002), Sebuah Empiris Parmeswari AASG, Hariyanto T., Sidik F., (2014),
Model Nasib Karbon Organik di Hutan Analisis Indeks Vegetasi Mangrove
Mangrove yang Sebagian Dipengaruhi oleh Menggunakan Citra Satelit ALOS AVNIR-1 (Studi
Aktivitas Antropogenik. Model Ekol 147:69- Kasus: Estuari Perancak, Bali). Geiod Jil. 11, No. 1
83.Doi:10.1016/S0304-3800(01)00407-0. Agustus 2015.
Manuri S., Putra CAS, Saputra AD., (2011), Proisy C., Rahmania R., Viennois G.,dkk.,
Teknik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan. (2015), Pemantauan Perubahan Mantel
Proyek Percontohan REDD Merang, Kerjasama Mangrove Menggunakan Citra Satelit Resolusi
Internasional Jerman – GIZ. palembang. Tinggi. Studi Kasus di Muara Perancak, Bali. 12th
Konferensi Dua Tahunan Konferensi
Mariana, Felix F., Sukendi,dkk., (2015), Penginderaan Jauh Pan Ocean (PORSEC 2014).
Pendugaan Stok Karbon Hutan Mangrove di 04 - 07 November 2014. Bali - Indonesia.
Pesisir Kuala Indragiri Provinsi Riau – Indonesia.
Jurnal Internasional Kelautan dan Oseanografi. Putz F., Chan HT, (1986), Pertumbuhan Pohon,
9(2), 117-126.ISSN 0973-2667. Dinamika dan Produktivitas Hutan Mangrove
Dewasa di Malaysia. Ekologi dan Pengelolaan
Meideros TCC, Sampaio E., (2008), Alometri Hutan 17: 211-230. Rahmania R., Proisy C.,
Biomassa Di Atas Tanah pada Spesies Mangrove Viennois G.,dkk.,
di Itamaraca, Pernambuco, Brasil. Ekologi dan (2015), 13 Tahun Perubahan Luas dan
Pengelolaan Lahan Basah 16 (4): 323-330. Fisiognomi Mangrove Pasca Pengabaian
Budidaya Udang, Bali. 2015 8thLokakarya
Mitra A., Sengupta K., Banerjee K., (2011), Internasional Analisis Citra Penginderaan Jauh
Biomassa Berdiri dan Penyimpanan Karbon Multitemporal (Multi-Temporal).
pada Struktur Di Atas Tanah pada Pohon Bakau IEEE Mengeksplorasi.

Dominan di Sundarbans. Untuk Ekol doi:10.1109/Multi-Temp.2015. 7245801.


Kelola 261:1325-1335. Rodriguez W., Feller IC, (2004), Mangrove
doi:10.1016/j.foreco. 2011.01.012. Mudiyarso D., Karakterisasi Lanskap dan Perubahan di Twin
Donato D., Kauffman JBD,dkk., Cays, Belize Menggunakan Foto Udara dan Data
(2009), Penyimpanan Karbon di Ekosistem Satelit IKONOS. Buletin Penelitian Atol. 513:
Mangrove dan Lahan Gambut – Catatan Awal 1-22.
dari Plot di Indonesia. No. CIFOR-Pusat Sahu SC, Kumar M., Ravindranath NH, (2016),
Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR), Stok Karbon di Hutan Bakau Alami dan Tanam
Bogor, Indonesia. Kertas kerja 48. di Lahan Basah Mangrove Mahanadi, Pantai
Timur India. Sains Saat Ini, Vol. 110, No. 12, 25
Niklas KJ, (1995), Alometri Tergantung Ukuran Juni 2016. Sapit D., Damrong S., Ladawan P.,dkk
Tinggi Pohon, diameter dan batangnya lancip. Ann. ., (2011),
Bot. 75, 217–227. Penilaian Struktur Tegakan dan Penyimpanan
Ong JE, Gong WK, Clough BF, (1995), Struktur Karbon di Hutan Mangrove di Thailand. IUFRO
dan Produktivitas Stand Rhizopora Apiculata BI Dunia Ser 29:28-30. Saputra GR, (2007), Model
Berusia 20 Tahun. Hutan mangrove. Jurnal Penduga Potensi
Biogeografi 22: 417-424. Otero V., Quisthoudt Hutan Rakyat Menggunakan Citra Aster dan
K.. Koedam N.,dkk., Sistem Informasi Geografis di Beberapa Wilayah
(2016), Mangrove pada Batasannya: Kabupaten Bogor

148 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Estimasi Stok Karbon dengan Penginderaan Jauh .....

Bagian Barat. (Skripsi). bogor (PENGENAL): Lahan basah Internasional Indonesia


Departemen Manajemen Hutan Fakultas Program.
Kehutanan, IPB (Institut Pertanian Bogor), Vicharnakorn P., Shrestha RP, Nagai M.,dkk.,
Bogor. (2014), Penilaian Stok Karbon menggunakan
Sidik F., Widagti N., Kadarusman HP,dkk., Penginderaan Jauh dan Data Inventarisasi
(2015), Laporan Teknis Penelitian dan Hutan di Savannakhet, Laos. Penginderaan jauh.
Pengambangan: Aplikasi Sistem Observasi 6: 5452-5479. doi: 10.3390/ rs6065452.
Adaptasi Mangrove Terhadap Perubahan Iklim
(Laporan Teknis: Peningkatan Penelitian untuk Wang L., Sousa WP, Gong P., (2004), Integrasi
Adaptasi Lahan Basah di Indonesia terhadap Berbasis Objek Dan Berbasis Piksel

Proyeksi Dampak Kenaikan Permukaan Laut). Klasifikasi Pemetaan Mangrove dengan Citra
Balai Penelitian dan Observasi Laut. Pusat IKONOS. Int. J. Sensor Jarak Jauh 25: 5655-5668.
Pengkajian dan Perkeyasaan Teknologi Kelautan
dan Perikanan. Badan Penelitian dan Westlake DF, (1963), Perbandingan Tumbuhan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Produktifitas. Ulasan Biologis. 38(3): 385-425.
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Wicaksono P., Danoedoro P., Hartono H.,dkk.,
Sitoe AA, Mandalate LJC, Guedes BS, (2014), (2011), Pekerjaan Awal Pemetaan Stok Karbon
Biomassa dan Stok Karbon Hutan Mangrove Ekosistem Mangrove di Pulau-Pulau Kecil
Teluk Sofala. Hutan. 5 Tahun 1967-1981; dengan Penginderaan Jauh: Pemetaan Stok
10.3390/f5081967. ISSN 1999-4907. Karbon Di Atas dan Di Bawah Tanah pada Citra
Situmorang JP, Sugiatnto S., Darusman, (2016), Satelit Resolusi Menengah. Prosiding SPIE : Vol.
Pendugaan Tegakan Stok Karbon menggunakan 8174. Penginderaan Jauh untuk Pertanian,
Indeks Vegetasi EVI dan NDVI pada Hutan Ekosistem, dan Hidrologi XIII.Masyarakat
Produksi Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Internasional untuk Optik dan Fotonik.
Indonesia. Aceh Int. Sains. Teknologi,
5(3):126-139. doi: 10.13170/aijst. 5.3.5836. Yenni V., Parwati E., Winarso G.,dkk., (2014),
Kajian Pemantauan Stok Karbon Hutan
Sutaryo D., (2009), Perhitungan Biomassa, Sebuah Mangrove Indonesia Menggunakan Pendekatan
Pengantar Studi Karbon dan Perdagangan Penginderaan Jauh. Lokakarya AMAN. Tokyo. 1st
Karbon. Bogor (ID) : Desember 2014.

Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017 149
Amandangi Wahyuning Hastuti dkk.

150 Jurnal Internasional Penginderaan Jauh dan Ilmu Bumi Vol. 14 No. 2 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai